Untuk kali pertamanya, pesawat ruang angkasa yang jauh dari Bumi, STEREO-A, menjadi saksi saat terjadinya badai Matahari melanda planet Bumi. Sebuah video yang dirilis NASA telah membuat para fisikawan tercengang.
Posisi pesawat STEREO-A saat mengamati badai matahari (Credit: NASA/Goddard Space Flight Center/Scientific Visualization Studio ) |
CME adalah ledakan besar yang melontarkan miliaran ton awan plasma korona. Ketika menyapu Bumi, ia dapat menyebabkan aurora, badai radiasi, dan dalam kasus yang ekstrem adalah terputusnya jaringan listrik dan mematikan sistem satelit. Melacak awan ini dan prediksi kedatangannya adalah bagian penting terkait cuaca luar angkasa.
"Kami pernah melihat CME sebelumnya, namun tak pernah seperti ini," kata Lika Guhathakurta, ilmuwan misi STEREO di kantor pusat NASA. "STEREO-A telah memberi kita pandangan baru tentang badai matahari."
STEREO-A adalah satu dari dua pesawat luar angkasa yang diluncurkan pada 2006 untuk mengobservasi aktivitas Matahari. Saat badai itu terjadi, STEREO-A berjarak lebih dari 65 juta mil dari Bumi.
CME pertama yang meninggalkan Matahari terlihat terang dan mudah dilihat. Namun, visibilitasnya secara cepat menurun saat awan plasma berekspansi ke ruang hampa udara. Saat melintasi orbit Venus, cahayanya jutaan kali lebih pucat dari bulan purnama, dan ribuan kali lebih pucar dari Bima Sakti. CME yang mencapai Bumi hampir sama tipis dengan ruang hampa, nyaris transparan.
"Membedakan CME dengan cahaya bintang atau debu angkasa selama ini menjadi tantangan besar," kata Craig DeForest.
Butuh tiga tahun, sejak 2008, bagi tim ilmuwan untuk belajar mengenali CME. Kabar baiknya, kini teknik tersebut telah disempurnakan. Ini sangat penting artinya dalam prediksi cuaca ruang angkasa. Dengan mengkalkulasi kecepatan CME, kita bisa mengestimasi kapan ia akan mencapai Bumi.
"Di masa lalu, prediksi terbaik kami soal kedatangan CME, penuh ketidakpastian, plus atau minus 4 jam," kata Alysha Reinard dari Space Weather Prediction Center NOAA. "Video ini secara signifikan akan mengurangi tingkat kesalahan. (sumber: NASA)
0 comments:
Post a Comment