Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Astronomi. Show all posts
Showing posts with label Astronomi. Show all posts

Monday, May 5, 2014

Kekuatan Dahsyat yang Tak Kasat Mata

Citra sinar X yang diambil oleh teleskop XMM-Newton. Image credit: ESA
Saat kita memandang langit khususnya di malam hari, apa yang kita lihat?? kemungkinan yang bisa kita lihat hanyalah bulan, planet lain dan bintang-bintang saja. Tapi sebenarnya ada kekuatan super dahsyat yang tidak bisa kita lihat dengan mata kita yakni kekuatan alam semesta yang dipancarkan melalui gelombang sinar X. Dengan menggunakan teleskop luar angkasa ESA XMM-Newton, kita bisa melihat dahsyatnya spektrum energi alam semesta melalui pendaran sinar X yang tidak kasat mata.

Gambar di atas merupakan foto citra spektrum sinar X yang diambil oleh teleskop XMM-Newton dan terlihat bahwa banyaknya titik-titik kecil putih yang berarti itu adalah lubang hitam supermasif yang sedang aktif melahap apapun yang ada disekitarnya. Aktifitas itu memancarkan sinar X yang sangat kuat sehingga bisa diterima teleksop. Pada obyek yang lebih besar berwarna merah merupakan sinar X yang berasal dari gugusan galaksi atau cluster galaksi yang terdiri dari ribuan galaksi di dalamnya. Galaksi-galaksi di dalam cluster ini melepaskan sinar X sebagai hasil dari proses difusi mereka.

Kuat tidaknya sinar X yang diterima bergantung pada jarak dan kekuatan dari pancaran sinar X yang dihasilkan oleh obyek dan rata-rata obyek di atas berjarak jutaan tahun cahaya dari Bumi. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, September 30, 2013

Mengenal Apa Itu Bintang Sirkumpolar ??

Bintang Sirkumpolar. Image credit: elfindingpolaris
Bintang-bintang hampir selalu menghiasi langit malam, asalkan langitnya tidak mendung dan tidak berpolusi. Nah, temen-temen tau nggak kalau bintang itu terbit dan terbenam seperti Matahari? Tapi ada juga lho bintang yang tidak pernah terbit maupun tenggelam, bintang ini disebut bintang Sirkumpolar. Lah, kok bisa?

Orang Indonesia yang hidup di daerah sekitar khatulistiwa (Kisaran 1 LU - 1 LS) biasanya tidak bisa melihat bintang sirkumpolar, tetapi bagi kawan-kawan kita yang hidup di lintang utara maupun selatan, mereka bisa melihat bahwa ada bintang-bintang tertentu yang tidak pernah tenggelam maupun tidak pernah terbit.

Polaris (Bintang Utara) adalah salah satu bintang sirkumpolar karena posisinya hampir segaris dengan sumbu rotasi Bumi (Deklinasi +89° 15′ 51″), sehingga apabila dilihat di negara-negara lintang utara, bintang itu tidak pernah tenggelam. Sebaliknya, apabila dilihat di negara-negara lintang selatan, bintang itu tidak pernah terbit.

Bagaimana cara mengetahui apakah suatu bintang itu bintang sirkumpolar atau bukan? ternyata ada rumusnya.

Awalnya, kita harus mengetahui sistem tata koordinat ekuatorial yang berdasarkan lintang pengamat. Dalam takor (Tata Koordinat) ekuatorial ada 4 komponen yang berpengaruh:
- Lintang pengamat (Utara plus, Selatan minus)
- Ekuator langit (Tegak lurus dengan lintang pengamat)
- Deklinasi (Jarak bintang dari ekuator langit)
- HA/RA (Sudut jam bintang atau asensiorekta bintang)

Dalam penentuan bintang sirkumpolar atau bukan, kita hanya butuh 3 komponennya, yaitu Lintang, Ekuator langit, dan Deklinasi.

Cara menentukannya? Gampang, begini saja:
90 - deklinasi <= lintang
90 derajat dikurangi deklinasi bintang harus kurang dari atau sama dengan lintang pengamat

Misalkan:
Saya tinggal di Jakarta dengan lintang -6 derajat atau 6 derajat LS, bintang Betelgeuse (Deklinasi +07 derajat), apakah bintang Betelgeuse itu bintang sirkumpolar di Jakarta?

Perhitungannya:
90 - 7 <= -6
83 <= -6 (Tidak valid)
Berarti, Betelgeuse bukan bintang sirkumpolar di Jakarta

Kesimpulannya, bukan hanya Bintang Utara (Polaris) yang tidak pernah tenggelam, tapi sebenarnya ada banyak bintang yang tidak pernah tenggelam/tidak pernah terbit tergantung lintang pengamatnya. (FAAI, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, May 14, 2013

Keberadaan Debu Kosmik di Alam Semesta

Debu kosmik tampak sangat jelas berwarna hitam di galaksi NGC 1316. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: hubble
Jika kita bicara tentang obyek langit, pasti kebanyakan dari kita akan membayangkan obyek-obyek yang berukuran sangat besar seperti asteroid, bulan, planet, matahari, dan sebagainya. Padahal ada juga obyek langit yang berukuran mikro..Apa itu?? ia adalah debu kosmik. Alam semesta sendiri merupakan tempat yang sangat berdebu. Debu yang banyak tersebut tersamarkan oleh gelapnya ruang. Debu antariksa atau yang sering disebut juga dengan debu kosmik / cosmic dust adalah partikel berukuran mikro yang melayang di luar angkasa. Hanya sedikit dari debu kosmik yang berukuran 0.1 mm sehingga debu kosmik ini mirip seperti asap. Debu kosmik banyak dijumpai di sekitar Bintang-bintang muda yang baru lahir karena debu kosmik merupakan salah satu materi penyusun terbentuknya bintang dan planet.
Wujud debu kosmik dilihat dengan mikroskop elektron. Image credit: herschel
Skema daur ulang debu kosmik di alam semesta. Image credit: herschel
Debu kosmik ternyata juga didaur ulang oleh alam semesta. Debu kosmik yang dihasilkan bintang kemudian tertiup oleh angin surya dari ledakan bintang. Debu itu kemudian didaur ulang di ruang antar bintang dan membentuk awan gas / nebula yang kemudian bisa terbentuk lagi menjadi bintang. Debu kosmik bagi para astronom merupakan partikel yang sangat menggangu, sebab sifatnya yang menyerap cahaya dapat mengaburkan pandangan dalam proses pengamatan obyek langit. Karena sifatnya yang menyerap cahaya, ia kemudian memancarkan gelombang sinar inframerah yang dengan teleskop tertentu dapat ditangkap dan dianalisa. Salah satu teleskop canggih yang bisa melihat pancaran gelombang inframerah debu kosmik adalah teleskop Herschel. Teleskop tersebut mampu melihat debu kosmik yang bersuhu antara -173 s/d -265 derajat Celcius. (HSC, Adi saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, January 3, 2013

Kalender Astronomi 2013

Ingin tahu apa saja yang akan terjadi dalam dunia astronomi di tahun 2013 ini, berikut ini adalah kalender astronomi 2013 yang dikutip dari situs www.seasky.org
  • January 3, 4 - Quadrantids Meteor Shower. The Quadrantids are an above average shower, with up to 40 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on January 3 & 4, but some meteors can be visible from January 1 - 5. The near last quarter moon will hide many of the fainter meteors with its glare. Best viewing will be from a dark location after midnight. Look for meteors radiating from the constellation Bootes.
  • January 11 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 19:44 UTC.
  • January 27 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 04:38 UTC.
  • February 10 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 07:20 UTC.
  • February 25 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 20:26 UTC.
  • March 11 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 19:51 UTC.
  • March 20 - March Equinox. The March equinox occurs at 11:02 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of spring (vernal equinox) in the northern hemisphere and the first day of fall (autumnal equinox) in the southern hemisphere.
  • March 27 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 09:27 UTC.
  • April 10 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 09:35 UTC.
  • April 20 - Astronomy Day Part 1. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.
  • April 21, 22 - Lyrids Meteor Shower. The Lyrids are an average shower, usually producing about 20 meteors per hour at their peak. These meteors can produce bright dust trails that last for several seconds. The shower usually peaks on April 21 & 22, although some meteors can be visible from April 16 - 25. The gibbous moon could be a problem this year, hiding many of the fainter meteors in its glare. It will set before sunrise, providing a short window of dark skies. Look for meteors radiating from the constellation of Lyra after midnight.
  • April 25 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 19:57 UTC.
  • April 25 - Partial Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of Africa, Europe, Asia, and Australia.
    (NASA Map and Eclipse Information)
  • April 28 - Saturn at Opposition. The ringed planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Saturn and its moons.
  • May 5, 6 - Eta Aquarids Meteor Shower. The Eta Aquarids are a light shower, usually producing about 10 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on May 5 & 6, however viewing should be good on any morning from May 4 - 7. The crescent moon will hang around for the show, but should not cause too many problems. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. Best viewing is usually to the east after midnight, far from city lights.
  • May 10 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 00:28 UTC.
  • May 10 - Annular Solar Eclipse. The path of annularity will begin in western Australia and move east across the central Pacific Ocean. (NASA Map and Eclipse Information)
  • May 25 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 04:25 UTC.
  • May 28 - Conjunction of Venus and Jupiter. The two bright planets will be within 1 degree of each other in the evening sky. The planet Mercury will also will also be visible nearby. Look to the west near sunset.
  • May 25 - Penumbral Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of North America, South America, western Europe, and western Africa. (NASA Map and Eclipse Information)
  • June 8 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 15:56 UTC.
  • June 21 - June Solstice. The June solstice occurs at 05:04 UTC. The North Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its northernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Cancer at 23.44 degrees north latitude. This is the first day of summer (summer solstice) in the northern hemisphere and the first day of winter (winter solstice) in the southern hemisphere.
  • June 8 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 15:56 UTC.
  • June 23 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 11:32 UTC.
  • July 8 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 07:14 UTC.
  • July 22 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 18:15 UTC.
  • July 28, 29 - Southern Delta Aquarids Meteor Shower. The Delta Aquarids can produce about 20 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on July 28 & 29, but some meteors can also be seen from July 18 - August 18. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. The last quarter moon will be around for the show and may hide some of the fainter meteors. Best viewing is usually to the east after midnight.
  • August 6 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 21:51 UTC.
  • August 12, 13 - Perseids Meteor Shower. The Perseids is one of the best meteor showers to observe, producing up to 60 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on August 13 & 14, but you may be able to see some meteors any time from July 23 - August 22. The radiant point for this shower will be in the constellation Perseus. The near first quarter moon will set before midnight, leaving optimal conditions and dark skies for what should be an awesome show. Find a location far from city lights and look to the northeast after midnight.
  • August 21 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 01:45 UTC.
  • August 27 - Neptune at Opposition. The blue planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Neptune. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue dot in all but the most powerful telescopes.
  • September 5 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 11:36 UTC.
  • September 19 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 11:13 UTC.
  • September 22 - September Equinox. The September equinox occurs at 20:44 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of fall (autumnal equinox) in the northern hemisphere and the first day of spring (vernal equinox) in the southern hemisphere.
  • October 3 - Uranus at Opposition. The blue-green planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Uranus. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue-green dot in all but the most powerful telescopes.
  • October 12 - Astronomy Day Part 2. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.
  • October 5 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 00:34 UTC.
  • October 18 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 23:38 UTC.
  • October 18 - Penumbral Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of the world except for Australia and extreme eastern Siberia. (NASA Map and Eclipse Information)
  • October 21, 22 - Orionids Meteor Shower. The Orionids is an average shower producing about 20 meteors per hour at their peak. This shower usually peaks on the 21st, but it is highly irregular. A good show could be experienced on any morning from October 20 - 24, and some meteors may be seen any time from October 17 - 25. The gibbous moon will be a problem this year, hiding all but the brightest meteors with its glare. Best viewing will be to the east after midnight. Be sure to find a dark location far from city lights.
  • November 3 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 12:50 UTC.
  • November 3 - Hybrid Solar Eclipse. The eclipse path will begin in the Atlantic Ocean off the eastern coast of the United States and move east across the Atlantic and across central Africa. (NASA Map and Eclipse Information)
  • November 17 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 15:16 UTC.
  • November 17, 18 - Leonids Meteor Shower. The Leonids is one of the better meteor showers to observe, producing an average of 40 meteors per hour at their peak. The shower itself has a cyclic peak year every 33 years where hundreds of meteors can be seen each hour. The last of these occurred in 2001. The shower usually peaks on November 17 & 18, but you may see some meteors from November 13 - 20. The full moon will prevent this from being a great show this year, but with up to 40 meteors per hour possible, this could still be a good show. Look for the shower radiating from the constellation Leo after midnight.
  • December 3 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 00:22 UTC.
  • December 13, 15 - Geminids Meteor Shower. Considered by many to be the best meteor shower in the heavens, the Geminids are known for producing up to 60 multicolored meteors per hour at their peak. The peak of the shower usually occurs around December 13 & 14, although some meteors should be visible from December 6 - 19. The radiant point for this shower will be in the constellation Gemini. The gibbous moon could be a problem this year, hiding man of the fainter meteors. But with up to 60 meteors per hour predicted, this should still be a good show. Best viewing is usually to the east after midnight from a dark location.
  • December 17 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 09:28 UTC.
  • December 21 - December Solstice. The December solstice occurs at 17:11 UTC. The South Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its southernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Capricorn at 23.44 degrees south latitude. This is the first day of winter (winter solstice) in the northern hemisphere and the first day of summer (summer solstice) in the southern hemisphere.
(SK, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, September 15, 2012

Ternyata Planet Bisa Terbentuk di Pusat Galaksi Bima Sakti

Ilustrasi gas hidrogen dan debu (berwarna merah) ditarik oleh gaya gravitasi menuju lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti. Image credit: David A. Aguilar (CfA)
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh astronom di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics menunjukkan bahwa planet dapat terbentuk di dekat pusat galaksi Bima Sakti. Awalnya hal ini dianggap mustahil, sebab pusat galaksi Bima Sakti dipenuhi oleh Bintang-bintang yang setiap saat diantara mereka meledak dan menghasilkan ledakan Supernova. Belum lagi lubang hitam raksasa di pusat galaksi Bima Sakti, radiasi dan gaya gravitasi yang tinggi di sekitarnya. Hal itu membuat terbentuknya planet di daerah tersebut terdengar mustahil dan tidak mungkin.

Bukti baru yang ditemukan para astronom mengatakan hal yang berbeda. mereka menemukan awan hidrogen dan helium berjalan menuju pusat galaksi. Mereka berpendapat bahwa awan tersebut merupakan sisa-sisa disk (piringan) pembentuk planet yang mengorbit sebuah bintang.

Awan hidrogen tersebut ditemukan tahun 2011 lalu oleh tim astronom dengan menggunakan Very Large Telescope di Chile. Mereka berpendapat bahwa awan tersebut terbentuk ketika dua bintang yang letaknya berdekatan bertabrakan.Murray-Clay dan Avi Loeb memiliki pendapat yang berbeda tentang hal ini. Bintang baru mempertahankan piringan gas dan debu disekitarnya selama jutaan tahun. Jika sebuah bintang menuju lubang hitam di pusat galaksi kita, maka radiasi dan gravitasi pasang surut akan memesah piringan tersebut dalam hitungan tahun.

Selain itu mereka mengidentifikasi adanya kemungkinan interaksi antar bintang bisa melemparkan bintang tersebut beserta piringan awan hidrogen dan debu ke pusat galaksi.

Meskipun begitu ada bintang yang tetap dapat mempertahankan piringan tersebut meskipun kondisi disekitarnya sangat ekstrem. Semakin dekat ke pusat galaksi, maka semakin banyak material pada piringan yang terkoyak dan hanya menyisakan inti padat Selanjutnya gas akan terlepas dan menuju lubang hitam. Gesekan akan menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan menghasilkan sinar-x.

"Menarik untuk berfikir bahwa planet dapat terbentuk dekat dengan lubang hitam," kata Loeb. "Jika peradaban kita berada di planet tersebut, kita akan akan terlempar ke dalam lubang hitam." tambahnya. (SD, Adi Saputro/ astronomi.us)

Tuesday, May 22, 2012

Dimanakah Letak Posisi Bumi di Galaksi Bima Sakti?

Letak Bumi di galaksi Bima Sakti. Image credit: universetoday.com
Bumi dan tata surya kita terletak di galaksi Bima Sakti, tapi dimanakah persisnya?.
Untuk diketahui bahwa galaksi Bima Sakti luar biasa besarnya. Diameternya mencapai 100 ribu tahun cahaya, berisi kurang lebih 100-400 miliar bintang, dan Bumi kita berada sekitar 25 ribu tahun cahaya dari pusat galaksi.

Para ahli astronomi sepakat bahwa galaksi Bima Sakti berbentuk spiral dan memiliki 2 lengan utama yaitu lengan Perseus dan lengan Scutum-Centaurus dan beberapa lengan kecil lainnya. Tata surya kita berada di daerah diantara dua lengan yang disebut Orion-Cygnus. Lengan ini diameternya 3500 tahun cahaya dan panjangnya 10.000 tahun cahaya dan berakhir pada lengan Sagitarius.

Untuk sekali mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti, Matahari kita butuh waktu 250 juta tahun, dan terakhir kali Matahari menyelesaikan putarannya pada jaman Dinosaurus. (universetoday.com, astronomi.us)

Thursday, April 19, 2012

Misteri Kehidupan Ekstraterestrial

Kehidupan ekstraterestrial didefinisikan sebagai kehidupan yang tidak berasal dari planet bumi. Keberadaan kehidupan di luar planet ini masih sebatas teori dan perkiraan-perkiraan mengenai kehidupan tersebut masih terus dicetuskan. Stephen Hawking dan Carl Sagan berpendapat bahwa tidak mungkin kehidupan hanya ada di bumi saja.

Hipotesis-hipotesis mengenai asal muasal kehidupan ekstraterestrial, jika ada, adalah sebagai berikut: ada yang mengusulkan bahwa kehidupan mungkin muncul secara mandiri dari berbagai tempat di alam semesta. Hipotesis alternatif adalah panspermia, yang menyatakan bahwa kehidupan muncul dari satu lokasi, kemudian menyebar antara planet-planet berpenghuni. Kedua hipotesis ini tidak saling eksklusif. Studi dan teori dari kehidupan ekstraterestrial dikenal sebagai astrobiologi, eksobiologi atau xenobiologi. Bentuk-bentuk kehidupan ekstraterestrial berkisar dari kehidupan berskala bakteri sampai pada mahluk cerdas.

Gagasan mengenai tempat tinggal kehidupan ekstraterestrial terus berkembang, seperti di Venus dan Mars; bulan-bulan Yupiter dan Saturnus seperti Europa, nceladus dan Titan; dan planet luar surya seperti Gliese 581 c dan d yang dikatakan berada di zona layak huni

Kepercayaan bahwa benda terbang aneh (BETA) berasal dari kehidupan ekstraterestrial dan klaim penculikan oleh alien dianggap palsu oleh para ilmuwan. Kebanyakan penampakan BETA merupakan pesawat buatan bumi, objek astronomik atau hanya berupa hoax, namun beberapa penampakan tidak dapat dijelaskan. (Wikipedia.org, astronomi.us)

Syarat Kelayakhunian Suatu Planet



Kelayakhunian planet (Inggris: planetary habitability) adalah ukuran potensi dari planet atau satelit alami untuk mendukung kehidupan. Kehidupan mungkin berkembang dengan sendirinya pada suatu planet atau satelit alami, atau mungkin juga ditransfer dari planet lain, suatu proses teoretis yang dikenal sebagai panspermia. Karena eksistensi kehidupan luar bumi masih belum pasti adanya, sebagian besar kelayakhunian planet adalah perhitungan dari kondisi di Bumi dan karakteristik Matahari dan tata surya yang tampaknya menguntungkan makhluk hidup untuk berkembang–khususnya faktor-faktor yang menopang makhluk hidup yang kompleks, organisme multiselular, tidak hanya yang sederhana, organisme uniselular. Penelitian dan teori dalam hal ini adalah komponen dari ilmu planet dan disiplin yang muncul dari astrobiologi.

Syarat mutlak untuk adanya kehidupan adalah sumber energi, dan gagasan kelayakhunian planet menunjukkan bahwa kriteria lain dari geofisika, geokimia, dan astrofisika harus dipenuhi sebelum suatu badan astronomi dapat mendukung kehidupan. Dalam rencana astrobiologi NASA, telah didefinisikan kriteria kelayakhunian utama sebagai "daerah luas untuk air, kondisi yang baik untuk terhubungnya molekul-molekul organik kompleks, dan sumber energi untuk menyokong metabolisme."

Dalam menentukan potensi kelayakhunian suatu planet atau satelit, studi terfokus kepada komposisi, sifat orbit, atmosfer, dan interaksi kimia yang potensial. Karakteristik bintangnya yang penting mencakup massa dan luminositas, variabilitas yang stabil, tingkat logam yang tinggi. Planet dan satelit terestrial atau bebatuan dengan potensi kimiawi mirip Bumi adalah fokus utama dalam penelitian astrobiologi, meskipun teori kelayakhunian yang lebih spekulatif kadang mempertimbangkan biokimia alternatif dan jenis lain dari badan astronomi.

Tuesday, April 10, 2012

Astronom Temukan Objek dengan Cincin Seperti Saturnus

Ilustrasi struktur cincin yang ditemukan di sekeliling sebuah objek yang berjarak 420 juta tahun cahaya dari Bumi. Image credit: University of Rochester
Benda angkasa menakjubkan ditemukan lima tahun lalu. Benda itu memiliki cincin sehingga menyerupai planet Saturnus. Ini adalah benda serupa Saturnus pertama di luar Tata Surya.

Penemuan dipresentasikan di ajang American Astronomical Society ke 219 yang berlangsung Rabu (11/1/2012). Ilmuwan menemukannya lewat pengamatan kedipan cahaya bintang yang diakibatkan oleh adanya benda di sekitarnya.

Pengamatan dilakukan dalam proyek SuperWASP (Wide Angle Search for Planets) and All Sky Automated Survey (ASAS). Peneliti mengamati bintang-bintang serupa Matahari di wilayah antara rasi Scorpius-Centaurus.

Penemuan bermula ketika astronom mengetahui adanya bintang bernama 1SWASP J140747.93-394542.6. Bintang itu berusia 1/300 usia Matahari dan berada di jarak 420 tahun cahaya dari Bumi.

Bintang itu terlihat aneh. Ilmuwan menemukan bahwa pada awal tahun 2007, bintang itu mengalami gerhana selama periode 54 hari. Menurut para astronom, ini menunjukkan adanya benda yang mengelilingi bintang itu.

Biasanya, jika ada sebuah objek bulat sederhana seperti planet tanpa cincin, cahaya bintang akan meredup dan terang lagi dalam satu periode singkat. Tapi, ilmuwan menemukan bahwa cahaya bintang meredup dan terang lagi beberapa kali.

Berdasarkan hasil penemuan itu, ilmuwan mengungkapkan bahwa objek yang mengelilingi 1SWASP J140747.93-394542.6 adalah objek yang memiliki struktur cincin.

Eric Mamajek, astronom yang terlibat penelitian, mengatakan bahwa sampai saat ini ada satu struktur cincin tebal dan tiga struktur cincin tipis yang ditemukan. Secara berurutan, masing - masing bernama Rochester, Sutherland, Campanas and Tololo.

Pertanyaannya sekarang, apa benda langit bercincin serupa Saturnus yang ditemukan? Apakah bintang juga, planet atau benda langit lainnya? Belum ada jawaban pasti hingga kini.

Jika benda itu bermassa kurang dari 13 kali Jupiter, maka mungkin benda itu adalah planet serupa Saturnus. Sementara jika massanya 13-75 kali Jupiter, maka benda itu mungkin adalah bintang katai coklat. Dan, jika massanya jauh lebih besar, maka mungkin akan terjadi reaksi inti membentuk bintang.

Ada dugaan pula bahwa ada benda langit di antara struktur cincin. Jika benda inti yang dikelilingi cincin adalah planet, mungkin saja benda yang ada di antara struktur cincin adalah Bulan. Jika benda inti adalah bintang, maka bisa jadi benda yang ada di antara struktur cincin adalah bayi-bayi planet.

"Kita bisa mengimajinasikan struktur cincin di sekeliling bintang seperti yang dilihat di Saturnus. Bagian dalam tata Surya kita mungkin pernah memiliki struktur cincin ini di masa lalu, dalam usia sepuluh miliar tahun pertama," papar Mamajek.

Hasil penemuan Mamajek dan rekannya akan dipublikasikan di Astronomical Journal. Penemuan ini bisa memicu penelitian selanjutnya tentang pembentukan bulan-bulan planet gas raksasa.(kompas.com, astronomi.us)

Astronom Temukan Tata Surya Tertua di Alam Semesta

Ilsutrasi tata surya tertua dengan bintang induk bernama HIP 11952 atau "Sannatana" dan dua planet gas raksasa. Image credit: Timotheos Samartzidis
Johny Setiawan, astronom Indonesia, beserta astronom Eropa berhasil menemukan tata surya tertua. Dunia baru tersebut terdiri atas satu bintang yang dikelilingi oleh dua planet.

Tata surya tersebut dikatakan tertua karena berumur 12,8 miliar tahun, hanya 900 juta tahun lebih muda dari semesta yang tercipta lewat Big Bang pada 13,7 miliar tahun lalu.

Bintang induk pada tata surya tersebut diberi nama HIP 11952 sesuai penamaan obyek dari katalog Hipparcos. Sementara kedua planet yang mengorbit bintang tersebut diberi nama HIP 11952 b dan HIP 11952 c.

HIP 11952 juga dijuluki "Sannatana". Dalam bahasa Sansekerta, kata tersebut berarti abadi atau purba, sesuai dengan keunikan tata surya baru ini.

Sistem keplanetan yang baru saja ditemukan ini diperkirakan terbentuk saat galaksi Bimasakti masih bayi atau bahkan belum terbentuk. Jarak tata surya ini bahkan tak jauh, hanya 375 tahun cahaya dari Bumi.

"Ini sama perumpamaannya dengan menemukan benda arkeologi di pekarangan rumah sendiri," ungkap Johny lewat e-mail yang diterima Kompas.com, Jumat (23/3/2012) lalu.

Dua planet yang mengitari HIP 11952 ditemukan dengan metode kecepatan radial. Teknik ini didasarkan pada observasi gerakan bintang induk akibat planet-planet yang mengelilinginya.

Penelitian dilakukan pada tahun 2009-2011 menggunakan spektrometer FEROS (Fibre-fed Extended Range Optical Range Spectograph) pada teleskop 2,2 meter di Observatorium La Silla, Cile.

Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa dua planet di tata surya baru ini ialah planet gas raksasa berukuran 0,8 dan 2,9 kali Jupiter. Masing-masing berevolusi dengan periode 7 dan 290 hari.

Anomali

Tata surya baru ini bisa dikatakan anomali. Pasalnya, bintang induk pada sistem keplanetan ini miskin logam, diperkirakan hanya 1 persen dari kandungan logam Matahari.

Teori saat ini menyatakan bahwa bintang-bintang dengan kandungan logam tinggi cenderung memiliki peluang lebih besar untuk memiliki planet, dan sebaliknya.

Sejauh ini, HIP 11952b dan HIP 11952c adalah temuan planet kedua yang mengelilingi bintang miskin logam. Tahun 2010, ditemukan planet yang mengelilingi HIP 13044 yang juga miskin logam.

Berdasarkan hasil penelitian, Johny mengatakan, "Kedua planet yang mengitari HIP 11952 membuktikan bahwa planet-planet ternyata memang dapat terbentuk di sekitar bintang yang kandungan logamnya sedikit."

Tak cuma itu, Johny yang bertahun-tahun bekerja di Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman, mengatakan bahwa planet di sekelilling bintang melarat logam mungkin umum.

Observasi pada bintang-bintang tua masih diperlukan untuk mengonfirmasi hal tersebut. Tim peneliti masih akan terus mencari jawabannya.

Secara lebih luas, secara teoritis diketahui bahwa lingkungan awal semesta hanya terdiri atas hidrogen dan helium. Unsur-unsur logam yang lebih berat terbentuk lewat proses lebih lanjut seperti supernova.

Penelitian ini menunjukkan bahwa manusia bisa berharap adanya planet-planet purba yang terbentuk pada awal semesta, walau kondisinya dipandang kurang memungkinkan.

Hasil penelitian Johny dipublikasikan di jurnal Astronomy and Astrophysics yang terbit minggu ini. Johny kini mengabdi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin. (kompas.com, astronomi.us)

Astronom Temukan Kembaran Tata Surya

Ilustrasi "kembaran" Tata Surya dengan bintang induk HD 10180. Image credit: ESO
Sistem dengan bintang induk HD 10180 menghebohkan dunia astronomi pada tahun 2010. Selain tata surya, sistem keplanetan itu menjadi yang terbesar karena memiliki tujuh planet.

Kini, sistem keplanetan berjarak 127 tahun cahaya itu kembali menjadi perhatian. Jumlah planet yang mengorbit HD 10180 ternyata bukan hanya tujuh, melainkan sembilan.

Miko Tuomi dari University of Hertfordshire adalah astronom di balik penemuan ini. Ia memublikasikan hasil risetnya di jurnal Astronomy and Astrophysics, Jumat (6/4/2012).

Tuomi menganalisis data hasil observasi instrumen High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher pada teleskop 3,6 meter di Observatorium La Silla, Cile.

Sebelumnya, pengamatan di European Southern Observatory menemukan enam planet ekstrasurya serta satu planet yang masih perlu dikonfirmasi keberadaannya.

Lima planet merupakan planet serupa Neptunus dengan massa 12-25 kali massa Bumi. Sementara satu lagi adalah planet serupa Saturnus bermassa 65 kali Bumi dengan waktu revolusi 2200 hari.

Selain meyakinkan adanya enam planet, penelitian Tuomi juga membuktikan adanya planet ketujuh yang bermassa 1,4 massa Bumi dan menemukan dua planet tambahan.

Dua planet tambahan diketahui merupakan planet Bumi Super. Ukuran dua planet tersebut masing-masing 1,9 kali massa Bumi dan 5,1 kali massa Bumi.

Planet ketujuh mengorbit HD 10180 dalam waktu hanya 1,2 hari Bumi. Dua planet tambahan yang ditemukan mengorbit dalam waktu 10 dan 68 hari Bumi.

Dengan waktu orbit yang begitu singkat, dua planet tambahan yang ditemukan berjarak sangat dekat dengan bintangnya. Kondisinya sangat panas sehingga air dan kehidupan sulit untuk didapati.

Dengan jumlah sembilan planet, sistem keplanetan dengan bintang induk HD 10180 bisa disebut "kembaran" tata surya. Jumlah planet sama dengan jumlah planet di tata surya ditambah Pluto.

Sistem keplanetan HD 10180 juga memiliki kesamaan lain dengan tata surya. Bintang HD 10180 sendiri merupakan bintang katai kuning, memiliki massa sebanding dengan Matahari. (kompas.com, astronomi.us)

Thursday, March 15, 2012

Kalender Astronomi 2012

Image credit: seasky.org
 Berikut adalah kalender astronomi tahun 2012 seperti yang dikutip dari www.seasky.org:
  • January 3, 4 - Quadrantids Meteor Shower. The Quadrantids are an above average shower, with up to 40 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on January 3 & 4, but some meteors can be visible from January 1 - 5. The near first quarter moon will set shortly after midnight, leaving dark skies for what should be a good show. Best viewing will be from a dark location after midnight. Look for meteors radiating from the constellation Bootes.
  • January 9 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 07:30 UTC.
  • January 23 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 07:39 UTC.
  • February 7 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 21:54 UTC.
  • February 20 - March 12 - Best Chance to see Mercury. The planet Mercury will be far enough from the Sun's glare to be visible shortly after sunset. Mercury will reach greatest elongation from the Sun on March 5, reaching a relatively bright magnitude of about -1. This will be your best chance to see the planet this year.
  • February 21 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 22:35 UTC.
  • March 3 - Mars at Opposition. The red planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Mars.
  • March 8 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 09:39 UTC.
  • March 14 - Conjunction of Venus and Jupiter. The two brightest planets in the sky will be within 3 degrees of each other in the evening sky. On March 25 and 25, the crescent Moon will be near the two planets, creating a dazzling evening spectacle.
  • March 20 - March Equinox. The March equinox occurs at 05:14 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of spring (vernal equinox) in the northern hemisphere and the first day of fall (autumnal equinox) in the southern hemisphere.
  • March 22 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 14:37 UTC.
  • April 6 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 19:19 UTC.
  • April 15 - Saturn at Opposition. The ringed planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Saturn and its moons.
  • April 21 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 07:18 UTC.
  • April 21, 22 - Lyrids Meteor Shower. The Lyrids are an average shower, usually producing about 20 meteors per hour at their peak. These meteors can produce bright dust trails that last for several seconds. The shower usually peaks on April 21 & 22, although some meteors can be visible from April 16 - 25. With no moon to get in the way this year, this really should be a good show. Look for meteors radiating from the constellation of Lyra after midnight.
  • April 28 - Astronomy Day Part 1. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.
  • May 5, 6 - Eta Aquarids Meteor Shower. The Eta Aquarids are a light shower, usually producing about 10 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on May 5 & 6, however viewing should be good on any morning from May 4 - 7. The full moon will probably ruin the show this year, washing out all but the brightest meteors with its glare. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. Best viewing is usually to the east after midnight, far from city lights.
  • May 6 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 03:35 UTC. The Moon will be at its closest point to the Earth, so this will be the largest full moon of the year.
  • May 20 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 23:47 UTC.
  • May 20 - Annular Solar Eclipse. The path of annularity will begin in southern China and move east through Japan, the northern Pacific Ocean, and into the western United States. A partial eclipse will be visible throughout parts of eastern Asia and most of North America. (NASA Map and Eclipse Information)
  • June 4 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 11:12 UTC.
  • June 4 - Partial Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of Asia, Australia, the Pacific Ocean, and the Americas. (NASA Map and Eclipse Information)
  • June 5, 6 - Transit of Venus Across the Sun. This extremely rare event will be entirely visible throughout most of eastern Asia, eastern Australia, and Alaska. A partial transit can be seen in progress at sunrise throughout Europe, western Asia, and eastern Africa. A partial transit can be seen in progress at sunset throughout most of North America, Central America, and western South America. The next transit will not take place until the year 2117. (NASA Transit Information | NASA Transit Map)
  • June 19 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 15:02 UTC.
  • June 20 - June Solstice. The June solstice occurs at 23:09 UTC. The North Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its northernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Cancer at 23.44 degrees north latitude. This is the first day of summer (summer solstice) in the northern hemisphere and the first day of winter (winter solstice) in the southern hemisphere.
  • July 3 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 18:52 UTC.
  • July 19 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 04:24 UTC.
  • July 28, 29 - Southern Delta Aquarids Meteor Shower. The Delta Aquarids can produce about 20 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on July 28 & 29, but some meteors can also be seen from July 18 - August 18. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. The near first quarter moon will set shortly after midnight, leaving dark skies for what should be a good show. Best viewing is usually to the east after midnight.
  • August 2 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 03:27 UTC.
  • August 6 - Curiosity Rover at Mars. NASA’s Mars Science Laboratory (MSL) is scheduled to land on the red planet between August 6 and August 20, 2012. Officially named Curiosity, it is an autonomous rover similar to the Spirit and Opportunity rovers that previously visited Mars. This much larger rover will carry many more instruments and experiments than its previous cousins. Curiosity’s high definition color cameras will photograph the Martian surface while a host of instruments will sample the soil and air and search for organic compounds.
  • August 12, 13 - Perseids Meteor Shower. The Perseids is one of the best meteor showers to observe, producing up to 60 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on August 13 & 14, but you may be able to see some meteors any time from July 23 - August 22. The radiant point for this shower will be in the constellation Perseus. The near last quarter moon will be hanging around for the show, but shouldn’t be too much of a problem for a shower with up to 60 meteors per hour. Find a location far from city lights and look to the northeast after midnight.
  • August 17 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 15:54 UTC.
  • August 24 - Neptune at Opposition. The blue planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Neptune. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue dot in all but the most powerful telescopes.
  • August 31 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 13:58 UTC. Since this is the second full moon in the same month, it is known as a blue moon. This rare calendar event only happens once every few years, giving rise to the term, “once in a blue moon.”
  • September 16 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 02:11 UTC.
  • September 22 - September Equinox. The September equinox occurs at 14:49 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of fall (autumnal equinox) in the northern hemisphere and the first day of spring (vernal equinox) in the southern hemisphere.
  • September 29 - Uranus at Opposition. The blue-green planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Uranus. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue-green dot in all but the most powerful telescopes.
  • September 30 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 03:19 UTC.
  • October 20 - Astronomy Day Part 2. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.
  • October 15 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 12:02 UTC.
  • October 21, 22 - Orionids Meteor Shower. The Orionids is an average shower producing about 20 meteors per hour at their peak. This shower usually peaks on the 21st, but it is highly irregular. A good show could be experienced on any morning from October 20 - 24, and some meteors may be seen any time from October 17 - 25. The first quarter moon will set by midnight, leaving a dark sky for what should be a good show. Best viewing will be to the east after midnight. Be sure to find a dark location far from city lights.
  • October 29 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 19:49 UTC.
  • November 13 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 22:08 UTC.
  • November 13 - Total Solar Eclipse. The path of totality will only be visible in parts of extreme northern Australia and the southern Pacific Ocean. A partial eclipse will be visible in most parts of eastern Australia and New Zealand.
    (NASA Map and Eclipse Information)
  • November 17, 18 - Leonids Meteor Shower. The Leonids is one of the better meteor showers to observe, producing an average of 40 meteors per hour at their peak. The shower itself has a cyclic peak year every 33 years where hundreds of meteors can be seen each hour. The last of these occurred in 2001. The shower usually peaks on November 17 & 18, but you may see some meteors from November 13 - 20. The crescent moon will set early in the evening leaving dark skies for what should be an excellent show. Look for the shower radiating from the constellation Leo after midnight, and be sure to find a dark location for viewing.
  • November 27 - Conjunction of Venus and Saturn. These two bright planets will be within 1 degree of each other in the morning sky. Look to the east around sunrise.
  • November 28 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 14:46 UTC.
  • November 28 - Penumbral Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of Europe, eastern Africa, Asia, Australia, the Pacific Ocean, and North America. (NASA Map and Eclipse Information)
  • December 3 - Jupiter at Opposition. The giant planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Jupiter and its moons.
  • December 13 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 08:42 UTC.
  • December 13, 14 - Geminids Meteor Shower. Considered by many to be the best meteor shower in the heavens, the Geminids are known for producing up to 60 multicolored meteors per hour at their peak. The peak of the shower usually occurs around December 13 & 14, although some meteors should be visible from December 6 - 19. The radiant point for this shower will be in the constellation Gemini. This year the new moon will guarantee a dark sky for what should be an awesome show. Best viewing is usually to the east after midnight from a dark location.
  • December 21 - December Solstice. The December solstice occurs at 11:12 UTC. The South Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its southernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Capricorn at 23.44 degrees south latitude. This is the first day of winter (winter solstice) in the northern hemisphere and the first day of summer (summer solstice) in the southern hemisphere.
  • December 28 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 10:21 UTC.

Sistem Tata Surya yang Mengorbit Dua Bintang

Tata surya yang mengorbit
dua bintang. Image credit: LYNETTE COOK
Penelitian yang dipresentasikan baru-baru ini pada pertemuan tahunan American Astronomical Society menunjukkan bahwa planet-planet sistem circumbinary, yaitu planet yang mengorbit dua bintang, bukanlah suatu hal yang jarang, bahkan mungkin juga terdapat dalam jumlah jutaan di Galaksi Bima Sakti sendiri.

Pada konferensi pers, William Welsh dari Universitas San Diego State menjelaskan bahwa Kepler 34b dan Kepler 35b, merupakan penambahan terbaru untuk kelas baru dari sistem planet. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 12 Januari.

“Gerhana-gerhana bintang memungkinkan kita untuk mengukur sifat-sifat bintang-bintang dengan presisi yang indah, yang pada gilirannya memungkinkan kita untuk mengukur sifat planet,” tutur Welsh.

Transit (gerhana kecil) yang disebabkan oleh planet memberikan bukti definitif mengenai keberadaan planet, sedangkan gerhana-gerhana bintang besar memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur sifat-sifat bintang dengan presisi. Hal ini, pada akhirnya, memungkinkan mereka untuk mengukur sifat planet.

Sekarang setelah ketiga sistem tersebut telah secara langsung diamati (Kepler 16b diumumkan pada September), para peneliti telah menemukan keragaman orbit bintang dan planet di kelas baru dari sistem planet, dan sangat ingin untuk menyelidiki bagaimana planet terbentuk di sekitar sepasang bintang.

Dengan dukungan dari National Science Foundation (NSF), tim peneliti Welsh akan terus mencari planet yang lebih banyak lagi, baik transit maupun non-transit. “Menemukan planet circumbinary jauh lebih sulit daripada menemukan planet yang mengorbit di sekitar bintang tunggal.” (erabaru.net, astronomi.us)

Wednesday, October 5, 2011

7 Hal Mengejutkan Tentang Alam Semesta

Credit: NASA/WMAP
Alam semesta selalu mengejutkan kita tentang hal-hal yang luar biasa yang terkadang di luar nalar manusia. Mulai dari asal usul alam semesta, luasnya, objek di dalamnya, lubang hitam, penemuan bintang dan planet-planet aneh dan masih banyak lagi. Nah berikut adalah beberapa hal mengejutkan di alam semesta tempat kita tinggal, seperti yang dikutip dari space.com, Rabu (05/10/2011).

1. Usia Alam Semesta Sangat Tua

Credit: NASA, ESA, E. Jullo (JPL/LAM), P. Natarajan (Yale) and J-P. Kneib (LAM)
Alam semesta dimulai dengan Big Bang dan diperkirakan terjadi sekira 13.7 miliar tahun yang lalu (plus atau minus 130 juta tahun)

Astronom mengkalkulasi hal ini dengan melakukan pengukuran pada komposisi materi dan kepadatan energi di alam semesta yang memberi petunjuk bagi mereka untuk memperkirakan sberapa cepat ekspansi alam semesta di masa lalu. Peneliti akan dibawa kembali ke masa lalu dan memperkirakan kapan Big Bang terjadi. Waktu diantara ledakan itu sampai waktu saat ini merupakan usia alam semesta kita.

2. Alam Semesta Semakin Membesar

Credit: ESA/Hubble
Pada tahun 1920, astronom Edwin Hubble membuat penemuan revolusioner yang mengungkapkan bahwa alam semesta tidak statik (tetap), tapi terus membesar / mengembang. Tapi apakah gravitasi dari materi akan memperlambatnya atau akan ada hal baru lainnya?

Pada 1998 teleskop Hubble mengamati keberadaan supernova yang letaknya sangat jauh dan ditemukan bahwa pada masa lalu alam semesta meluas lebih lambat daripada hari ini. Dari teka-teki ini, maka muncullah apa yang disebut dengan dark energy (energi gelap) yang mendorong percepatan ekspansi alam semesta.

3. Percepatan Alam Semesta Terus Meningkat

Credit: NASA, ESA, the Hubble Heritage (STScI/AURA)-ESA/Hubble Collaboration, and A. Evans (University of Virginia, Charlottesville/NRAO/Stony Brook University)
Energi gelap bukan hanya menyebabkan alam semesta mengembang, tapi menyebabkan obyek lainnya seperti galaksi bergerak menjauh semakin cepat. Percepatan alam semesta menegegaskan teori relativitas umum Einstein dan konstanta kosmologi Einstein untuk menjelaskan energi gelap yang tampaknya mampu menangkal gravitasi dan menyebabkan alam semesta meluas dalam tempo yang cepat.

4. Alam Semesta Bisa Berbentuk "Datar"

Credit: NASA, ESA, P. Simon (University of Bonn) and T. Schrabback (Leiden Observatory)
Bentuk alam semesta merupakan hasil interaksi antara tarikan gravitasi (berdasarkan kepadatan materi di alam semesta) dan percepatan. Jika kerapatan alam semesta melebihi nilai kritis tertentu, maka alam semesta adalah "tertutup," seperti permukaan sebuah bola. Ini menyiratkan bahwa alam semesta tidak terbatas tetapi juga tidak memiliki akhir. Dalam hal ini, alam semesta akhirnya akan berhenti berkembang dan mulai runtuh dengan sendirinya, dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Big Crunch."

Jika kerapatan alam semesta kurang dari nilai kerapatan kritis, maka bentuk alam semesta adalah "terbuka," seperti permukaan sebuah pelana. Dalam hal ini, alam semesta tidak memiliki batas dan akan terus berkembang selamanya.

Namun, jika kerapatan alam semesta sama persis dengan kerapatan kritis, maka geometri alam semesta adalah "datar," seperti selembar kertas. Di sini, alam semesta tidak memiliki batas-batas dan akan berkembang selamanya, tetapi tingkat ekspansi secara bertahap akan mendekati nol setelah jumlah tak terbatas waktu. Pengukuran terakhir menunjukkan bahwa alam semesta adalah datar dengan margin kesalahan sekitar 2 persen.

5. Alam Semesta Dipenuhi Oleh Hal yang Tidak Terlihat

Credit: ESA/Hubble
Alam semest memiliki banyak hal yang tidak dapat dilihat. Bahkan bintang-bintang, planet dan galaksi yang saat ini dapat dideteksi, itu hanya 4 persen bagian dari alam semesta, menurut para astronom. 96 persen lainnya merupkaan hal-hal yang tidak terlihat.

Hal-hal tidak terlihat yang aneh ini disebut dengan dark energy (energi gelap) dan dark matter (materi gelap). Memang keberadaannya tidak dapat dilihat, tapi bisa dideteksi dengan mengamati pengaruh energi gravitasinya terhadap objeyek-obyek normal alam semesta yang bisa terlihat.

6. Alam Semesta Memiliki Gema Kelahirannya

Credit: ESA/ LFI & HFI Consortia
Gelombang mikro kosmik yang terdiri dari gema cahaya merupakan sisa energi dari ledakan Big Bang 13.7 miliar tahun lalu.

Misi Plank oleh ESA (European Space Agency) memetakan seluruh langit dalam gelombang mikro cahaya untuk mengungkapkan petunjuk baru tentang bagaimana alam semesta bermula. Pengamatan alam semesta melalui gelombang mikro cahaya merupakan pengamatan paling tepat yang pernah diperoleh. Hal ini kemudian digunakan sebagai petunjuk oleh ilmuwan untuk menjawab pertanyaan apa yang terjadi setelah alam semesta terbentuk.

7. Alam Semesta Lain (Paralel)

Credit: Stephen Feeney/UCL
Gagasan bahwa kita hidup di multiuniverse, di mana alam semesta kita adalah salah satu dari banyak, berasal dari teori disebut inflasi kekal (eternal inflation), yang menunjukkan bahwa segera setelah Big Bang, ruang-waktu diperluas pada tingkat yang berbeda di tempat yang berbeda. Menurut teori ini, hal ini menimbulkan gelembung alam semesta yang dapat berfungsi dengan hukum mereka sendiri terpisah dari fisika.

Konsep ini kontroversial dan murni hipotetis sampai studi terbaru mencari tanda-tanda fisik dari teori multiverse di latar belakang gelombang mikro kosmis, yang merupakan peninggalan dari Big Bang yang meliputi alam semesta kita.

Para peneliti mencari pengamatan terbaik yang tersedia dari gelombang mikro kosmik tanda-tanda tabrakan gelembung alam semesta, tapi tidak menemukan hal yang konklusif. Jika dua alam semesta telah bertabrakan, para peneliti mengatakan, itu akan meninggalkan pola melingkar di belakang dalam latar belakang gelombang mikro kosmik. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Saturday, October 1, 2011

Astrometri, Cabang Astronomi yang Mempelajari Posisi dan Pergerakan Bintang


Bintang. Credit: science.nationalgeographic.com


Astrometri adalah cabang dari astronomi yang memusatkan perhatian pada posisi bintang dan benda langit lainnya, jarak dan pergerakan mereka. Sebagian astrometri melibatkan pembuatan tangga jarak kosmik.

Astrometri adalah salah satu sub-bidang ilmu yang paling tua, kembali ke zaman Hipparchus, yang menyusun katalog bintang yang pertama. Hipparchus juga menciptakan skala kecerahan yang masih dipergunakan sampai sekarang. Astrometri modern dirintis oleh Friedrich Bessel dengan 'Fundamenta astronomiae'nya, yang menghitung posisi rata-rata sebanyak 3222 bintang yang diteliti antara 1750 dan 1762 oleh James Bradley.

Selain fungsi pokok menyediakan astronom dengan bingkai referensi untuk melaporkan pengamatan mereka, astrometri juga penting bagi bidang seperti mekanika langit, dinamika bintang dan astronomi galaksi. Astrometri juga merupakan alat mendasar dalam menentukan waktu, yaitu bahwa UTC, yang pada dasarnya adalah waktu atomik, disinkronkan dengan rotasi Bumi yang ditentukan dari pengamatan yang sangat teliti.

Perkembangan-perkembangan dalam astrometri :
  • Sundial efektif dalam mengukur waktu.
  • Astrolabe diciptakan untuk mengukur sudut di langit.
  • Penerapan Astrometri menyebabkan berkembangnya ilmu geometri bola.
  • Pengukuran secara teliti dari gerakan planet oleh Tycho Brahe membuktikan asas Copernican, bahwa Bumi mengelilingi Matahari.
  • Sextant secara dramatis memperbaiki pengukuran sudut-sudut di langit.
Astronom mulai meningkatkan ketepatan setting lingkaran di teleskop mereka, yang mengizinkan mereka untuk melakukan metode paralaks secara lebih teliti lagi dalam menentukan jarak ke bintang dekat. Ini adalah astrometri tradisional.

Hal lainnya adalah penggunaan bintang variabel Cepheid untuk mengukur jarak ke galaksi lain. Dengan mengukur variabilitas kecemerlangan Cepheids di galaksi, Edwin Hubble dapat menentukan jarak mereka.

Hubble memakai Cepheid untuk mengetahui dan menyesuaikan jarak dengan pergeseran merah yang diperlihatkan oleh galaksi-galaksi jauh.

Dari 1989 sampai 1993, Badan Antariksa Eropa (ESA) menggunakan satelit Hipparcos dalam melakukan pengukuran astrometrik yang menghasilkan katalog posisi lebih dari satu juta bintang hingga ketepatan 20-30 milidetik busur. (Sumber: wikipedia.org)

Wednesday, August 17, 2011

Fakta-Fakta Menarik Seputar Astronomi


OBJEK TERBESAR DI TATA SURYA - Matahari adalah objek paling besar dalam tata surya kita dengan diameter (pada equator) sepanjang 1.392.140 km. Urutan kedua ditempati oleh planet Jupiter dengan diameter 142.984 km. Di urutan berikutnya berturut-turut adalah Saturnus (120.536 km), Uranus (51.118 km), dan Neptunus (49.600 km). Bumi kita menempati urutan ke-6 dalam daftar ini dengan diameter 12.756 km, disusul oleh Venus (12.103 km) dan Mars (6.794 km). Urutan ke-9 dan ke-10 diduduki oleh dua buah satelit alam masing masing Ganymede, satelit Jupiter (5.262 km) dan Titan, satelit Saturnus (5.150 km).

SATELIT ALAM TERBESAR - Ganymede dan Titan merupakan satelit alam (bulan) terbesar dalam tata surya kita. Berikutnya berturut-turut disusul oleh Callisto (Jupiter/4.820 km) dan Io (Jupiter/3.632 km). Bulan kita menempati peringkat kelima dengan diameter 3.475 km. Sementara itu, Europa (Jupiter/3.126 km), Triton (Neptunus/2750 km), dan Titania (Uranus/1.580 km) menyusul di urutan selanjutnya. Daftar ini ditutup dengan Rhea (Saturnus/1.530 km) dan Oberon (Uranus/1.516 km) masing-masing di urutan ke-9 dan 10. 

ANOMALI VENUS - Venus berotasi pada sumbunya sedemikian lambat, bahkan lebih lambat daripada periode orbitnya. Akibatnya satu tahun disana adalah lebih pendek daripada satu harinya (sehari di Venus setara dengan 243 hari di Bumi, sementara satu tahun Venus setara 225 hari Bumi). Disamping itu Venus diketahui berotasi dari arah timur ke barat, kebalikan dari planet-planet lain di tata surya kita yang berotasi dari barat ke timur, karena itu di Venus matahari terbit dari arah barat dan terbenam di timur.

SATELIT ALAM  - Diantara kesemua planet anggota tata surya, hanya Bumi yang mempuyai satu-satunya satelit alam. Sementara itu, dua planat diantaranya, yakni Merkurius dan Venus sama sekali tidak memiliki satelit. Planet-planet bagian luar di tata surya umumnya kaya akan satelit alam. Hingga kini, telah diketemukan puluhan satelit alam yang mengedari planet Jupiter, Saturnus dan Uranus. Tidak semua satelit alam berbentuk bundar, tipikal sebuah planet. Kedua satelit Mars, Phobos dan Deimos serta satelit-satelit kecil yang mengedari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus diketahui memiliki bentuk yang tidak beraturan

SUMBU ROTASI - Planet Uranus memiliki kemiringan sumbu rotasi sebesar 98º. Hal ini menyebabkan kutub utaranya menunjuk ke bawah bidang garis edarnya. Karenanya permukaan planet di kedua kutub memiliki malam yang lamanya setara dengan 21 tahun di Bumi.

SUHU PALING EKSTREM - Planet dengan temperatur paling ekstrem dalam tata surya kita ialah Merkurius. Temperatur siang hari disana mencapai hingga 427ºC, cukup panas untuk melelehkan logam seng. Di malam hari, temperatur turun hingga -183ºC, cukup dingin untuk membekukan krypton. Selain itu Merkurus tercatat sebagai planet yang letaknya paling dekat dengan Matahari

PLANET TERPANAS - Walaupun Merkurius adalah planet terdekat dari Matahari, namun rekor sebagai planet terpanas justeru dipegang oleh Venus dengan suhu mencapai 482°C. Hal ini ditengarai akibat efek "rumah kaca" dari atmosfir Venus yang kaya akan unsur Karbon Dioksida

PLANET PALING CEMERLANG - Apabila Jupiter dan Bumi dilihat dari jarak yang sama, maka Jupiter akan terlihat 164 kali lebih cemerlang. Dilihat dari Bumi, panet yang paling cemerlang adalah Venus dengan magnitudo -4,4.

BINTANG TERDEKAT - Bintang terdekat dari Bumi kita ialah Proxima Centauri. Bintang sejauh 4,23 tahun cahaya ini terlalu redup untuk bisa dilihat dengan mata telanjang. Bintang terdekat yang dapat dilihat dengan mata telanjang adalah Alpha Centauri (4,4 tahun cahaya) yang terlihat sebagai bintang paling terang pada rasi Centaurus di langit belahan selatan

BINTANG TERMUDA - 2 Protostar (calon bintang) yang dikenal sebagai IRAS-4 yang berada di dalam Nebula NGC 1333, 1.100 tahun cahaya dari Bumi adalah bitang termuda yang diketahui manusia. Keduanya baru akan mencapai fase stabil sebagai sebuah bintang setidaknya dalam 100.000 tahun mendatang.

BINTANG TERTUA - 70 bintang yang ditemukan oleh sebuah tim astronom yang dipimpin oleh Timothy Beers (Amerika Serikat) diyakini sebagai bintang paling tua di galaksi Bimasakti. Bintang-bintang tersebut diperkirakan telah terbentuk pada sekitar 1 milyar tahun setelah peristiwa big bang (ledakan besar yang mengawali terbentuknya alam semesta).

BINTANG TERBESAR - Betelgeuse (Alpha Orionis) adalah bintang terbesar yang diketahui hingga sejauh ini. Bintang sejauh 430 tahun cahaya ini memiliki diameter 980 juta km atau 700 kali diameter matahari. Bintang ini terlihat dengan mata telanjang sebagai sebuah bintang berwarna kemerahan di rasi Orion.

BINTANG PALING CEMERLANG - Sebuah bintang yang disebut Pistol yang ditemukan oleh teleskop antariksa Hubble pada Oktober 1997 adalah bintang paling cemerlang yang diketahui. Cahayanya sekitar 10 juta kali lebih cemerlang dari matahari. Perhitungan oleh para astronom menunjukkan bahwa energi yang dipancarkannya dalam 6 detik setara dengan energi yang dipancarkan oleh Matahari selama satu tahun.

METEORIT TERBESAR - Pecahan meteorit berukuran antara 2,4 - 2,7 m yang ditemukan di Hoba West, dekat Grossfontein, Namibia pada tahun 1920 diduga merupakan meteorid terbesar yang pernah jatuh ke Bumi dan tercatat oleh manusia. Pecahan meteorid tersebut berasal dari sebuah meteorit tunggal yang beratnya diperkirakan mencapai 59 ton.

HUJAN METEOR TERBESAR - Hujan Meteor Leonid yang terjadi tanggal 16-17 November 1966 dan terlihat di Amerika Utara bagian barat hingga Rusia bagian timur merupakan hujan meteorid terbesar yang pernah tercatat. Meteor yang melintas di wilayah Arizona tercatat mencapai 2.300 meteor per menit selama 20 menit.

KOMET TERBESAR - Komet Centaur 2060 Chiron yang ditemukan tahun 1977 merupakan komet terbesar yang diketahui dengan diameter 182 km.

ASTEROID TERBESAR - 1 Ceres dengan diameter 941 km merupakan asteroid terbesar. Selain itu, asteroid ini juga tercatat merupakan asteroid yang pertama kali ditemukan.

ASTEROID TERKECIL - Rekor sebagai asteroid terkecil dipegang oleh asteroid 1993KA2. Asteroid yang ditemukan tahun 1993 ini hanya berdiameter 5 m.

GERHANA MATAHARI TERLAMA - Secara teori, gerhana matahari dapat berlangsung maksimal selama 7 menit 31 detik. Gerhana matahari terlama yang pernah tercatat terjadi di Filipina dengan durasi 7 menit 8 detik. Gerhana matahari selama 7 menit 29 detik diperkirakan akan terjadi di tengah samudera Atlantik pada tanggal 17 Juli 2186.

KONSTELASI TERBESAR - Hydra (Naga Laut) merupakan konstelasi (rasi bintang) terbesar. Konstelasi ini menutupi area seluas 1.302,844º persegi atau mencakup 3,16% dari seluruh langit dan beranggotakan setidaknya 68 bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang.

KONSTELASI TERKECIL - Crux Australis (Salib Selatan) adalah konstelasi terkecil di langit. Ia hanya mencakup area seluas 68,477º persegi atau sekitar 0,16% dari seluruh langit.

OBJEK PALING CEMERLANG - Quasar HS1946+7658 adalah objek paling cemerlang di jagat raya. Objek ini setidaknya 1,5 x 1015 kali lebih cemerlang dari Matahari kita

OBJEK TERDINGIN - Nebula Boomerang, sebuah kabut debu dan gas yang terletak sejauh 5000 tahun cahaya dari Bumi dipercayai sebagai objek paling dingin. Temperaturnya diperkirakan berkisar pada -270ºC (-454ºF)

TELESKOP TERBESAR - Teleskop terbesar di dunia saat ini adalah sepasang teleskop kembar berdiameter 10 m yang digunakan di Observatorium W.M. Keck di Mauna Kea, Hawaii. Lensa masing-masing teleskop seberat 300 ton itu terdiri dari 36 buah cermin berbentuk segi enam yang digabungkan menjadi sebuah cermin pemantul (reflektor).


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto