Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, September 24, 2011

Gambar Rancangan Desain Roket Terbaru NASA

Belum lama, tepatnya tanggal 14 September 2011 yang lalu, NASA memperkenalkan rancangan roket baru yang akan digunakan untuk eksplorasi luar angkasa dengan tujuan untuk melakukan penyelidikan di orbit Bumi, asteroid, bulan, planet Mars, dan obyek luar angkasa jauh lainnya. Roket yang juga sebagai pembawa astronot tersebut merupakan pengganti dari pesawat ulang alik (Space Shuttle) yang lama. Hal itu diperlukan karena dengan menggunakan desain baru ini, NASA mengklaim peluncuran akan jauh lebih aman, lebih murah, dan mampu membawa lebih banyak muatan. Berikut adalah gambar tentang desain roket baru tersebut. (Adi Saputro/Astronomi.us).

Macam-macam Pergerakan Matahari

Gambar matahari yang berhasil ditangkap Soft X-Ray Telescope (SXT) yang dibawa satelit Yohkoh ketika sedang mengorbit. Credit: NASA
Matahari mempunyai dua macam pergerakan, yaitu sebagai berikut :

Ilustrasi rotasi matahari. Terdapat perubahan
posisi bintik matahari selama terjadi pergerakan.
Credit: NASA
  • Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali putaran. Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan posisi bintik matahari. Sumbu rotasi matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu orbit bumi sehingga kutub utara matahari akan lebih terlihat di bulan September sementara kutub selatan matahari lebih terlihat di bulan Maret. Matahari bukanlah bola padat, melainkan bola gas, sehingga matahari tidak berotasi dengan kecepatan yang seragam. Ahli astronomi mengemukakan bahwa rotasi bagian interior matahari tidak sama dengan bagian permukaannya. Bagian inti dan zona radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif dan fotosfer juga berotasi bersama namun dengan kecepatan yang berbeda. Bagian ekuatorial (tengah) memakan waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan bagian kutubnya berotasi selama sekitar 31 hari. Sumber perbedaan waktu rotasi matahari tersebut masih diteliti.
  • Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi galaksi Bimasakti. Matahari terletak sejauh 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti. Kecepatan rata-rata pergerakan ini adalah 828.000 km/jam sehingga diperkirakan akan membutuhkan waktu 230 juta tahun untuk mencapai satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.

Sumber: wikipedia.org

VIDEO: Proses Terbentuknya Alam Semesta

Video proses terbentuknya alam semesta
Video berikut menggambarkan proses terbentuknya alam semesta yang diawali dari ledakan besar Big Bang. 13.7 miliar tahun kemudian struktur alam semesta terbentuk yang merupakan hasil dari bertemunya energi dan gravitasi yang terus berlangsung. Proses terbentuknya bintang, planet, galaksi dan obyek-obyek alam semesta lainnya dapat Anda saksikan pada video berikut.

Friday, September 23, 2011

VIDEO: Meteor Jatuh Terekam dengan Kamera Dashboard Mobil

Video meteor jatuh
5 September 2011 lalu, Troy Stone tanpa sengaja merekam kejadian jatuhnya meteor dengan kamera di dashboard mobilnya. Pada video tersebut terlihat bola api yang melintas langit di Orlando, Florida. Berikut ini videonya:

China Akan Luncurkan Chang'e-3 Untuk Jelajahi Bulan

Chang'e-3. Credit: chinadaily.com.cn

Chang'e-3. Credit: lunarnetworks.blogspot.com

Chang'e-3. Credit: lunarnetworks.blogspot.com
China dikabarkan akan meluncurkan kendaraan khusus ke bulan, Chang'e-3 pada 2013 yang akan menjadi kendaraan China pertama yang mendarat di obyek luar angkasa. Kendaraan tersebut nantinya akan digunakan untuk menyelidiki bulan.

Dikutip dari spacedaily.com, Jum'at (23/09/2011), misi Chang'e-3 adalah untuk mendarat di bulan dengan aman dan melakukan berbagai percobaan, ungkap juru bicara Administration of Science, Technology and Industry for National Defence. Misi tersebut akan menjadi kunci dua dari tiga tahap program eksplorasi China ke bulan. (Adi Saputro/Astronomi.us)







FOTO: Penjemputan Kapsul TMA-21 Pengangkut Trio Astronot

Kendaraan di bawah tengah bersiap menjemput kapsul luar angkasa TMA-21, yang tampak dengan parasut. Credit:  NASA/Bill Ingalls
Gambar di atas memperlihatkan kendaraan yang akan menjemput kapsul ruang angkasa TMA-21 yang mengangkut trio astronot, Ron Garan (USA), Andrey Borisenko (Rusia), dan Alexander Samokutyaev (Rusia). Kapsul TMA-21 tersebut mendarat dengan selamat di Zhezkazgan, Kazakhstan pada Jum'at 16 September 2011. Para astronot tersebut berada di luar angkasa selama 5 bulan, di International Space Station (ISS). Detail tentang perjalanan mereka bisa dilihat disini (Adi Saputro/Astronomi.us)

Wednesday, September 21, 2011

China Akan Luncurkan Tiangong-1 Pada 30 September 2011

Tiangong-1. Credit: spacedaily.com
China akan meluncurkan modul pesawat luar angkasa tak berawak, Tiangong-1 pada 30 September 2011. Modul luar angaksa tersebut dan roket pendorongnya Long-March II-F dipindahkan ke tempat peluncuran di Jiuquan Satellite Launch Center di Utara China tepatnya di propinsi Gansu, kata salah satu sumber.

Dalam beberapa hari kedepan ilmuwan akan melakukan beberapa tes akhir pada semua peralatan. Setiap sistem utama sudah siap dan persiapan akhir sedang berjalan.

Dikutip dari spacedaily.com, Rabu (21/09/2011), modul seberat 8.5 metric ton yang dalam bahasa Indonesia berarti "Istana Surgawi-1" akan merupakan laboratorium luar angkasa pertama yang dikirim China.

Tiangong-1 akan bergabung dengan dengan pesawat luar angkasa tak berawak Shenzhou-8 yang juga akan diluncurkan setelah Tiangong-1. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Asteroid Penyebab Kepunahan Dinosaurus Masih Menjadi Misteri

Ilustrasi asteroid menabrak bumi menyebabkan kepunahan dinosaurus. Credit: NASA/Donald E. Davis
Asteroid yang menabrak bumi 65 juta tahun yang lalu masih menjadi misteri, menurut studi terbaru.

Beberapa peneliti mengatakan bahwa salah satu bagian terbesar dari asteroid Baptistina menabrak bumi dan menyebabkan kepunahan dinosaurus dan speseis lainnya. Menurut teori sebelumnya, asteroid Baptistina menabrak asteroid lainnya di sekitar sabuk utama diantara Mars dan Jupiter, kemudian salah satu bagian tersebsarya menuju dan menghantam bumi, namun saat ini teori tersebut nampaknya diragukan kebenarannya. Berdasarkan studi terbaru dengan teleskop WISE (Wide-field Infrared Survey Explorer) milik NASA, diyakini bahwa bagian asteroid tersebut tidak datang dari Baptistina.

Pecahan asteroid besar yang diduga menghantam bumi setelah bertabrakan dengan asteroid lainnya di sabuk utama antara Mars dan Jupiter. Credit: NASA/JPL-Caltech

Mempertanyakan Teori

Dikutip dari space.com, Rabu (21 September 2011), bahwa teori Baptistina pertama diungkapkan oleh beberapa astronom pada tahun 2007. Saat itu astronom menggunakan data dari teleskop untuk memperkirakan ukuran dan pecahan-pecahan asteroid. Dengan menggunakan hasil perkiraan itu, ahli menentukan bahwa bagian asteroid yang besar pecah akibat tabrakan pada 160 juta tahun yang lalu kemduain hasil pecahan lainnya menyebar ke orbit yang berbeda dan bagian terbesarnya jatuh menumpa bumi menyebabakan kepunahan dinosaurus.

Sejak penelitian itu, banyak peneliti yang meragukan bahwa asteroid Baptistina yang menabrak bumi. Dan studi terbaru memang meragukan hal itu.

Melihat Infarmerah

Teleskop WISE mengamati langit dalam cahaya inframerah mulai Januari 2010 sampai Februari 2011. Teleskop mengumpulkan data 157 ribu asteroid di sabuk utama antara Mars dan Jupiter dan menemukan lebih dari 33 ribu batuan di ruang angkasa.

WISE juga mengukur ukuran dan refleksitas 1056 keluarga dari asteroid Baptistina. Dan pengukuran ini lebih akurat dari usaha sebelumnya yang pada akhirnya membuat perkiraan lebih akurat tentang usia keluarga asteroid., kata para peneliti.

Observasi terbaru meyakinkan bagian Baptistina pecah hanya 80 juta tahun yang lalu, bukan 160 juta tahun yang lalu, seperti yang dipikirkan ilmuwan.

"Ini tidak memberikan sisa-sisa yang sangat banyak dari tabrakan untuk pindah ke tempat resonansi, dan melemparkannya ke Bumi 65 juta tahun lalu," kata Amy Mainzer, NASA's Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California.

Titik resonansi adalah area di sabuk asteroid utama dimana dorongan gravitasi dari Jupiter dan Saturnus bisa melemparkan asteroid keluar dari sabuk dan mengarahkannya ke jalur tabrakan dengan bumi.

Meskipun WISE melakukan pengamatan hingga Februari 2011, namun peneliti akan terus melanjutkan observasi itu untuk memetakan batuan di tata surya. Meraka ingin mendapatkan bukti dari mana asteroid berasal dan dimana mereka berada.

"Kami sedang bekerja membuat family tree tentang asteroid". Kata pemimpin studi Joseph Masiero dari JPL. "Kami mulai menyempurnakan gambaran kita bagaimana asteroid di sabuk utama hancur bersama dan bercampur aduk", tambahnya. (Adi Saputro/Astronomi.us)

VIDEO: Satelit UARS Tampak Masih di Orbit Sebelum Jatuh

Satelit UARS diperkirakan akan jatuh ke bumi pada tanggal 23 September 2011, dan sbelumnya pada 15 September, astrofotografer Thrierry Legault dengan menggunakan teleskop 14 inci berhasil mengambil gambar UARS di atas orbit bumi. Posisi dimana ia mengambil gambar yaitu di utara Perancis (Dunkerque) pada 15 September 2011 yang berarti hanya 8-9 hari sebelum satelit masuk ke atmosfer bumi yang saat itu jaraknya hanya 250 km dari permukaan bumi.

Beberapa bagian dari satelit sempat terlihat diantaranya bagian bodi satelit itusendiri dan panel surya. NASA sendiri memperkirakan bahwa satelit seukuran bis yang sudah tidak berfungsi hampir 20 tahun ini akan jatuh ke bumi pada 23 September 2011 pukul 20.36 UTC, lebih atau kurang 20 jam. Berikut ini videonya

WALLPAPER: Kapsul Orion

Kapsul Orion. Credit: NASA
Gambar di atas adalah ilustrasi Kapsul Orion pengangkut kru yang saat ini sedang dipersiapkan untuk misi di luar orbit Bumi seperti Bulan, asteroid, dan Mars. NASA memilih desain SLS (Space Launch System) baru dan roket yang akan digunakan menggunakan hidrogen dan oksigen cair sebagai sistem bahan bakar dengan menggunkaan mesin RS-25D/E sebagai pendorong utama.

Anda bisa menjadikan gambar diatas menjadi wallpaper komputer Anda dengan mengklik image di atas untuk mendownloadnya.

Tuesday, September 20, 2011

Lubang Hitam Sebagai Tungku Pemompa Panas Galaksi

Lubang hitam supermasif di pusat galaksi masif dan cluster galaksi berfungsi seperti tungku pemompa panas.

Namun astrofisikawan berjuang untuk memahami bagaimana suhu bisa stabil di seluruh galaksi ketika lubang hitam hanya berinteraksi dengan gas di dekatnya.

Sekarang, trio teoritikus percaya jawabannya karena umpan balik gravitasi yang menyebabkan gas menumpuk di sekitar lubang hitam sampai kerapatan mencapai titik kritis. Kemudian, gas bergegas ke dalam lubang hitam sementara memicu panas.

Galaksi memancarkan Sinar-X dan kehilangan energi harus mendinginkan mereka. Namun, para astrofisikawan hanya melihat sebagian kecil yang diprediksi oleh pembentukan bintang di galaksi elips besar dan cluster galaksi yang berarti harus ada sesuatu yang memanaskan gas.

Sumber panas utama adalah lubang hitam supermasif di pusat galaksi atau cluster juga dikenal sebagai active galactic nucleus (AGN). Tapi AGN tidak mendapatkan umpan balik dari sebagian besar gas galaksi sejauh 330.000 tahun cahaya dari AGN tersebut.

Jadi bagaimana AGN mempertahankan suhu keseluruhan galaksi?

Edward Pope, fisikawan teoritikus dari University of Victoria di British Columbia, dan rekannya berpikir terjadinya umpan balik ini. Gas di pusat galaksi masif mendingin dengan memancarkan Sinar-X dan kehilangan tekanan sehingga memungkinkan lebih banyak gas dari luar mengalir ke dalam cluster.

Gas menjadi begitu padat sehingga tidak mampu mendukung massanya sendiri dan runtuh tiba-tiba menuju lubang hitam. Lubang hitam menelan beberapa gas dan menggunakan energi ini untuk melontarkan keluar gas yang tersisa.

Para peneliti percaya ledakan bahkan bisa dikeluarkan dari sebuah galaksi elips tetapi tidak cukup energik untuk mengusir gas dari sebuah cluster galaksi. Ledakan mengandung pancaran partikel setara kecepatan cahaya.

"Meskipun hanya didorong oleh gas pusat, lubang hitam benar-benar dapat memanaskan semua gas di galaksi," kata Pope.

Ledakan AGN terus menerus selama 10-100 juta tahun sesuai gelembung raksasa gas yang tertiup oleh jet dari rentang waktu yang sama. Setelah AGN turun, gas mulai dingin lagi, mengalir menuju pusat galaksi lagi.

Tingkat rata-rata gas yang terbangun adalah korelasi utama antara ledakan AGN dan suhu galaksi pada umumnya. Gas terakumulasi lebih cepat ketika pendinginan mendominasi dan lebih lambat ketika pemanasan lebih kuat.

"Akibatnya, Anda dapat melihat bahwa loop mengatur diri sendiri seperti termostat," kata Pope.

Andrew Benson, astrofisikawan dari California Institute of Technology (Caltech) di Pasadena, mengatakan masuknya ledakan periodik AGN untuk menjelaskan bagaimana galaksi dan cluster mengatur suhu adalah masuk akal.

"Karena kita mengamati AGN 'on' hanya untuk waktu singkat diikuti dengan periode panjang 'off'," kata Benson.

Jumlah waktu 'on' AGN tergantung pada jumlah pendinginan yang harus dilawan dan para peneliti mengatakan berdasarkan cluster yang lebih terang dalam Sinar-X lebih cenderung mengandung AGN yang memproduksi jet daripada dimmer cluster.

David Rafferty, astrofisikawan dari Leiden Observatory di Belanda mengatakan analisis ini cukup menarik.

"Namun hanya dapat dinilai setelah diuji dengan hati-hati," kata Rafferty.

Benson tidak sepenuhnya yakin masuknya gas ke lubang hitam benar-benar periodik. Gas bisa mengalir satu arah dan keluar di tempat lain. Namun perhitungan bagaimana skala waktu AGN dengan massa lubang hitam membuat pengujian teori penting dilakukan. (Sumber: jurnal.kesimpulan.com)

Tipe, Klasifikasi, dan Penggolongan Bintang

Dalam astronomi, klasifikasi bintang adalah peng-klasifikasian bintang-bintang berdasarkan kuat beberapa garis serapan pada pola spektrum, dan besarnya luminositas. Kuat garis serapan, khususnya garis-garis serapan atom hidrogen, diperoleh dari analisis pola spektrum bintang yang didapatkan dari pengamatan spektroskopi. Garis-garis serapan tertentu hanya dapat diamati pada satu rentang temperatur tertentu karena hanya pada rentang temperatur tersebut terdapat populasi signifikan dari tingkat energi atom yang terkait. Pemeriksaan kuat garis-garis serapan ini pada akhirnya dapat memberikan informasi mengenai temperatur permukaan. Informasi luminositas dapat diperoleh dari pengamatan fotometri.

Giant Star (bintang raksasa)
Giant star mempunyai luminositas (luminositas: intensitas cahaya/energi yang dipancarkan bintang per detik) hingga 1000 kali luminositas Matahari dan bisa 200 kali lebih besar. Contoh giant star adalah Aldebaran, atau α Tauri, bintang tercerah di konstelasi Taurus.

Aldebaran, diambil dari pesawat Cassini, dengan background cincin Saturnus - Aldebaran dari google earth

Supergiant Star (bintang super-raksasa)
Supergiant merupakan bintang terbesar. Yang terbesar yang ditemukan sejauh ini luminositasnya 10 juta kali luminositas Matahari. Jika Matahari sebesar itu, tidak akan ada Bumi karena sudah ‘dilahap’ dan bintang ini masih lebih besar dari itu. Contoh supergiant adalah Betelgeuse (α Ori), Rigel (β Ori), dan μ Cephei.

Betelgeuse
Dwarf (bintang katai/cebol)
Matahari kita merupakan dwarf. Selama masa hidupnya, bintang mengalami banyak fase. Bila ukurannya seimbang dengan beratnya, bintang itu disebut ‘dwarf’.

Matahari

  • Dwarf coklat (brown dwarf) merupakan bintang gagal yang tidak cukup panas untuk menjadi bintang yang normal.
  • Dwarf putih (white dwarf) adalah bintang mati yang perlahan-lahan menghabiskan bahan bakarnya. Penamaan ‘putih’ sebenarnya tidak terlalu tepat, karena bintang ini berubah warna dari putih menjadi merah. Namun pada akhirnya, bintang ini akan menjadi dwarf hitam (black dwarf) – bintang mati yang sudah tidak punya luminositas.
  • Dwarf coklat dan putih diyakini merupakan bintang-bintang yang ‘menghuni’ dark matter (materi gelap) di alam semesta.

Brown dwarf - White dwarf
Bintang Neutron
Setelah meledak menjadi supernova, bintang yang massanya dua kali massa Matahari akan menjadi bintang neutron. Bintang ini meledak dan menghancurkan atom-atomnya, dan menyatukan proton dan elektron sehingga hanya menyisakan neutron hasil fusi tersebut. Hal ini membuat bintang neutron menjadi sangat mampat/padat. Bintang neutron yang diameternya sekitar 30 km massanya sama dengan massa Matahari. Jika kita bisa memindahkan materi sebanyak satu sendok teh ke Bumi, materi kecil itu akan seberat gunung. Bintang neutron berputar dengan kecepatan sangat tinggi. Beberapa bahkan berputar ratusan kali per detik.

Bintang Neutron

Pulsar
Pulsar, atau ‘pulsating star’, adalah bintang neutron yang memancarkan getaran radiasi yang teratur – biasanya gelombang radio – dari kutub magnetiknya. Contoh pulsar adalah PSR+121 (yang merupakan pulsar radio). Pulsar ini merupakan bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar. Radiasi lain yang dipancarkan adalah sinar X dan sinar Gamma.

PSR B1509-58 - Pulsar

Magnetar
Magnetar diyakini merupakan bintang neutron yang mempunyai medan magnet jauh lebih kuat.

SGR 1900+14 - Magnetar

Berdasarkan spektrum dan temperaturnya, bintang dibagi menjadi tujuh tipe:
1.      tipe O (bintang paling biru): 40.000-29.000 derajat C;
2.      tipe B: 28.000-9.700 derajat C;
3.      tipe A: 9.600-7.200 derajat C;
4.      tipe F: 7.100-5.800 derajat C;
5.      tipe G: 5.700-4.700 derajat C;
6.      tipe K: 4.600-3.300 derajat C;
7.      tipe M (bintang paling merah): 3.200-2.100 derajat C.

Matahari kita adalah bintang bertipe G2, sedangkan Sirius (α Canis Majoris) bertipe A0.
Supaya mudah mengingatnya, tipe-tipe tersebut sering dijadikan kalimat ‘Oh Be A Fine Girl Kiss Me’.

Sirius (tercerah di sebelah kiri), muncul bersama komet Hale-Bopp - Sirius dari google earth

Sumber: buku The Astronomy Handbook: Guide to The Night Sky, 2005, karya Clare Gibson, http://antares-astronomyfreak.blogspot.com/2011/01/tipe-tipe-bintang.html, http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_bintang

(Adi Saputro/Astronomi.us)

Peneliti Harvard Temukan Planet Tidak Terlihat / Invisible Planet

Ilustrasi planet yang tidak terlihat (invisble). credit: okezone.com
Baru-baru ini, peneliti dari Harvard University telah menemukan planet baru yang diberi julukan planet yang tidak terlihat atau invisible Planet.

Pimpinan peneliti Sarah A Ballard mengatakan, planet tersebut sebenarnya tidak benar-benar invisible, namun para ilmuwan Harvard menyimpulkan keberadaannya dengan dalih "Pengaruh Planet dapat mengerahkan planet lain".

"Planet Invisible ini ditemukan dekat gugusan konstelasi Lyra yang terletak 650 tahun cahaya dari Bumi. Kemudian kami menjulukinya Kepler 19c," ujar Ballard, seperti yang dinukil dari The Harvard Crimson, Sabtu (17/9/2011).

Kepler 19c, lanjut mahasiswa pascasarjana Astronomi Harvard tersebut, memiliki orbit yang tidak teratur, planet tersebut menyelesaikan rotasinya selama lima menit atu lebih dari lima menit.

"Hal tersebut menunjukkan, gravitasi planet lainlah yang bisa menarik Kepler 19c sehingga menyebabkan inkonsistensi dalam orbit panjang. Berarti Kepler 19c terintimidasi oleh planet lainnya," Ballard menyimpulkan.

Dia mengatakan, penemuan Kepler 19c merupakan contoh penemuan kuat pertama dari sebuah metode yang sebelumnya tampak masuk akal walau dianggap hanya berupa teori.

"Seperti yang sudah dijelaskan, metodenya yakni melihat masa orbit planet baru yang dibandingan dengan planet terdekat. Metode ini pernah digunakan oleh astronom Alexis Bouvard yang mengidentifikasi Neptunus 150 tahun yang lalu," papar Ballard.

Untuk diketahui, penemuan Kepler 19c merupakan bagian dari misi Kepler NASA yang diluncurkan pada 2009 dengan misi utama menemukan planet asing di seluruh galaksi. (Sumber: okezone.com)

Serba-serbi Planet Extrasolar / Exoplanet

Gambar exoplanet disekitar bintang HR8799 dengan menggunakan vector vortex coronagraph yang diambil oleh teleskop Hale
Planet Extrasolar atau exoplanet adalah planet yang berada di luar tata surya kita. Pada 19 September 2011, 685 planet extrasolar ditemukan pada 563 sistem tata surya yang telah teridentifikasi.

Bagian terpenting adalah sebuah bintang memiliki sistem keplanetan. Data dari misi HARPS mengindikasikan lebih dari setengah dari keseluruhan bintang seperti matahari kita. Data dari misi Kepler digunakan untuk memperkirakan bahwa disana ada lebih dari 50 miliar planet di galaksi kita (Bima Sakti/Mily way). Disana juga terdapat obyek dengan massa seperti planet yang mengorbit bintang kerdil cokelat dan ada yang langsung mengorbit galaksi itu sendiri seperti matahari, namun obyek tersebut belum jelas apakah bisa disebut sebagai planet juga.

Plaet extrasolar mulai menjadi obyek penelitian pada abad ke-19. Saat itu banyak yang berpendapat bahwa planet-planet tersebut ada namun belum ada cara untuk mengetahui apakah mereka mirip dengan planet pada tata surya kita.

Deteksi pertama diumumkan pada tahun 1992 dengan ditemukannya beberapa obyek terrestrial yang mengorbit bintang pulsar PSR B1257+12. Kemudian pada tahun 1995 diumumkan exoplanet pertama yaitu dengan ditemkannya planet raksasa 51 pegasi b yang mengorbit bintang 51 pegasi. Sejak itu deteksi keberadaan exoplanet semakin bertambah.

Banyak exoplanet yang ditemukan melalui pengamatan kecepatan radial dan sensor pencitraan. Kebanyakan planet raksasa mirip Jupiter, ada beberapa yang memiliki massa kecil, dan ada juga yang hanya beberapa kali lebih besar dari Bumi.

Penemuan planet extrasolar juga semakin meningkatkan kemungkinan adanya planet yang mendukung kehidupan diluar bumi. Pada bulan Sepetember 2011 kemungkinan tersebut ditemukan pada planet Gliese 581 d dan HD 85512 b.

Pada Ferbruari 2011 Misi Kepler NASA mengidentifikasi 1235 calon planet yang belum dikonformasi dengan 997 bintang yang didasarkan pada pengamatan teleskop selama empat bulan. Termasuk 54 planet yang kemungkinan mendukung kehidupan dan berada pada zona layak huni. 6 planet pada zona ini dua kali lebih kecil daripada Bumi, meskipun ada juga yang lebih besar dan lebih panas dibandingkan saat pertama kali dilaporkan. (Adi Saputro/Astronomi.us)

VIDEO: Keindahan Aurora Australis Dilihat dari ISS

Aurora Australis
Video keindahan aurora Australis yang diambil oleh kru ISS saat melitas di sebelah timur Australia pada 11 September 2011, badai geomagnetik diinduksi oleh badai matahari menghasilkan cahaya aurora ini. Berikut ini videonya
(Adi Saputro/Astronomi.us)

Bintang Sekarat Menyerupai Bintang laut

Bintang sekarat IRAS 19024+0044 menyerupai bintang laut. Credit: ESA/Hubble, NASA and R. Sahai
Di konstelasi Aquila (Elang), bintang yang hampir mati yang bernama IRAS 19024+0044 mengeluarkan awan menyerupai bintang laut yang terdiri dari gas dan debu. Dari situ secara perlahan bintang akan menjadi white dwarf (kerdil putih). Lima bayangan biru tampak memanjang dari pusat bintang dan proses pembentukannya hingga kini masih belum spenuhnya dipahami. (Adi Saputro/Astronomi.us)

China Luncurkan Satelit Militer Baru

Peluncuran satelit China, Minggu, 18 September 2011. Credit: China Academy of Launch Vehicle Technology
Satelit komunikasi terbaru China yang dirancang untuk militer China diluncurkan hari Minggu dari Xichang space base di provinsi Sichuan China.

China tidak mengumumkan secara resmi perihal peluncurannya, tetapi media melaporkan bahwa satelit itu akan mendukung "komunikasi suara dengan kualitas tinggi, penyiaran dan transmisi data yang melintasi China". seperti yang dikutip dari kantor berita Xinhua.

Dikutip dari space.com, Selasa (20/09/2011), Analis barat menganggap bahwa peluncuran satelit itu adalah untuk mendukung militer China. Satelit itu sendiri dibuat oleh China Aerospace Science and Technology Corp. Peluncuran itu tepat satu bulan setelah kegagalan peluncuran pada sebulan sebelumnya. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Kapsul Dragon SpaceX Tidak Akan Bergabung di ISS

Kapsul Dragon SpaceX. Credit: space-travel.com
Kapsul luar angkasa Amerika yang dikembangkan oleh SpaceX, "Dragon" tidak akan bergabung dengan stasiun luar angkasa internasional (ISS). Hal itu disampaikan oleh Vladimir Solovyov, kepala kontrol misi di ISS.

SpaceX, perusahaan eksplorasi luar angkasa swasta Amerika yang berpusat di Califoria mengumumkan rencana untuk meluncurkan kapsul Dragon ke orbit pada 30 November 2011 dan docking 9 hari kemudian.

"Beberapa bulan terakhir, SpaceX bekerja keras untuk menyiapkan penerbangan selanjutnya, misi akan menunjukkan bahwa sistem transportasi luar angkasa yang dikembangkan pihak swasta dapat mengirimkan kargo menuju dan dari stasiun luar angkasa internasional (ISS)" kata juru bicara SpaceX.

SpaceX dan perusahaan lainnya diberi dana oleh NASA untuk menyediakan sistem transportasi pemasok kargo dan pengangkut manusia ke luar angkasa. SpaceX dianggap sebagai salah satu pelopor dalam hal ini.

Dikutip dari space-travel.com, Selasa, (20/09/2011), sebelumnya Rusia mengatakan bahwa mereka tidak akan memberi ijin SpaceX untuk bergabung dengan ISS kecuali semua sistem keselamatan telah diuji dengan baik. "Kami tidak akan memberikan ijin, kecuali semua kehandalan dan keamanan telah terbukti," kata Alexei Krasov, human spaceflight department of Roscosmos. "Sejauh ini kami belum mengetahui bahwa pesawat luar angkasa tersebut seseuai dengan standar keselamatan penerbangan luar angkasa", tambahnya. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Monday, September 19, 2011

Apa Itu Active Galactic Nucleus (AGN)?

Galaksi M87 yang terletak 5000 tahun cahaya. Gambar diambil oleh teleskop Hubble. Pada gambar terlihat pancaran panjang keluar dari inti galaksi aktif (AGN). Credit: NASA
AGN (active galactic nucleus) adalah salah satu daerah dipusat galaksi yang memiliki luminositas spektrum elektromagnetik lebih tinggi, setidaknya pada beberapa bagian atau mungkin keseluruhannya. Hal itu seperti inframerah, ultra-violet, sinar-X, dan gelombang sinar gamma.

Sebuah galaksi tempat AGN berada disebut sebagai galaksi aktif. Radiasi dari AGN diyakini sebagai akibat dari pertambahan massa oleh lubang hitam supermasif di pusat galaksi tersebut. AGN merupakan sumber radiasi elektromagkentik di alam semesta dan dapat digunakan sebagai sarana untuk menemukan obyek alam semesta yang jauh. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Mengenal Nebula Orion


Foto Nebula Orion yang diamadikan oleh teleskop Hubble. Credit: NASA/ESA

Nebula Orion juga dikenal sebagai Messier 42, M42, NGC 1976 adalah awan (nebula) yang menyebar di selatan sabuk Orion. Nebula Orion merupakan salah satu nebula yang paling terang dan dapat terlihat dengan mata telanjang di langit malam. Jarak nebula tersebut diperkirakan 24 tahun cahaya.

Nebula ini juga menjadi nebula yang paling banyak difoto dan diteliti. Nebula Orion mengungkap banyak hal tentang bagaimana bintang dan sistem keplanetan tersusun dari awan yang terdiri dari gas dan debu. Astronom secara langsung dapat meneliti aktivitas yang ada pada nebula seperti pergerakan gas, bintang, dan sebagainya.

Pusat Nebula Orion, gambar diambil oleh teleskop Hubble. Credit: NASA/ESA
Sebelumnya tidak ada catatan pasti tentang keberadaan nebula Orion ini sampai ditemukannya teleskop pada abad ke 17. Ada pendapat bahwa suku Maya di Amerika tengah pernah melihat bagian dari "Tiga Batu hati" yang kemungkinan mengacu pada dua bintang pada Orion yaitu Rigel dan Saiph dan satu bintang pada ujung sabuk Orion yaitu Alnitak yang bila ketiganya dihubungkan akan membentuk segitiga dengan pedang Orion (termasuk Nebula Orion) berada ditengah sebagai asap dari bara penciptaan alam semesta. Itulah mitos suku Maya. Hingga kini Nebula Orion masih terus dipelajari dan diteliti. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Kelahiran Bintang Pada Suatu Galaksi Bergantung Pada Ketersediaan Gas

Gas yang dihisap oleh galaksi. Credit: ESA–AOES Medialab
ESA's Herschel infrared space observatory menemukan bahwa asal usul kelahiran bintang yang terang (kuat) pada suatu galaksi tidak selamanya disebabkan oleh tabrakan galaksi tersebut dengan galaksi lainnya. Hal ini sekaligus menggugurkan teori lama tentang perkembangan galaksi yang sebelumnya mengungkapkan bahwa di alam semesta banyak bintang baru yang lahir biasanya selalu dipicu oleh tabrakan antar galaksi.

Seperti dikutip dari space.com, Senin (19/09/2011), berdasarkan pengamatan observatorium Herschel terhadap galaksi yang sangat jauh, peneliti menyimpulkan bahwa kelahiran bintang tergantung pada jumlah gas yang ada pada galaksi dan bukan karena tabrakan galaksi. Gambar di atas menunjukkan gas yang dihisap dan menjadi makanan galaksi. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Pesawat Alien Ditemukan di Dasar Samudera?

Obyek bulat yang diyakini sebagai pesawat alien jatuh. Credit: oceanexplorer.se
Tim explorasi samudera yang dipimpin oleh peneliti asal Swedia, Peter Lindberg menemukan apa yang diyakininya sebagai "pesawat alien" yang jatuh di dasar samudera.

Dikutip dari space.com, Senin (19/09/2011), Lindberg menjelaskan ke media lokal bahwa objek yang ditemukannya berada pada kedalaman 300 kaki di dasar samudera diantara Finlandia dan Swedia. "Lingkaran besar dengan diameter mencapai 60 kaki. Anda bisa keanehan pada hal ini, tapi selama 18 tahun sebagai seorang professional aku belum menjumpai hal seperti ini sebelumnya. Obyek berbentuk lingkaran sempurna.", ungkap Lindberg.

Lindberg juga mengungkapkan bahwa ia juga melihat bekas-bekas aneh pada lingkungan di sekitar obyek aneh tersebut.

Sejauh ini memang terlihat bulat tapi resolusi gambar sonar tidak cukup tinggi untuk meliat detail bentuk obyek tersebut, sehingga belum diketahui pula apakah obyek itu memang piring terbang atau hanya formasi geologi yang terbentuk secara alami. (Adi Saputro/Astronomi.us)

FOTO: Nebula Orion

Nebula Orion juga dikenal sebagai Messier 42. Credit: Goku Abreu
Astrofotografer dari Republik Dominika, Goku Abreu berhasil mengabadikan foto dari Nebula Orion. Nebula Orion juga dikenal sebagai Messier 42 merupakan nebula yang terdapat di Sabuk Orion. Goku mengambil foto ini di Santo Domingo Republik Dominika pada bulan Maret 2011 menggunakan kamera Nikon D3000 DSLR tanpa modifikasi apapun, dengan attach Schmidt-Cassegrain 8 inci yang dipasangkan pada Equatorial Meade LXD75. Untuk foto dari Goku yang lain bisa anda jumpai disini

Sunday, September 18, 2011

VIDEO: Ilmuwan Gunakan Teknologi Mars Untuk Selidiki Air di Gurun Pasir Bumi

Gurun Pasir
Menggunakan teknologi dari misi pemetaan permukaan es yang dulu pernah ada di Planet Mars, peneliti telah mampu memetakan permukaan air jauh di bawah gurun di Bumi. Ini akan membantu kita untuk memahami mengapa lingkungan ini dulu begitu basah lalu berubah menjadi gurun.

21 Cermin Reflektor Berlapis Emas Dipasang di Teleskop James Webb

Pada September 2011, insinyur NASA berhasil melengkapi pemasangan 21 cermin berlapis emas pada bagian teleskop James Webb
NASA tengah menyiapkan teleskop baru sebagai penerus teleskop Hubble. Teleskop tersebut diberi nama James Webb yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2018.

Saat ini insinyur NASA telah memasang 21 cermin seperti cermin emas yang akan digunakan untuk memantulkan cahaya infra merah yang dikumpulkan dari objek alam semesta yang jauh. Setiap cermin yang berbentuk heksagonal tersebut memiliki tinggi sekira 1.5 meter dan terbuat dari beryllium, material tersebut dipilih karena ringan , kaku, dan tahan terhadap perubahan temperatur tanpa mengalami kebengkokan.

18 cermin akan dikombinasikan dengan cermi utama raksasa berukuran 6.5 meter kemudian yang lain akan digunakan dibagian lain teleskop seperti diungkap pejabat NASA.

Di lansir dari space.com, Minggu (18/09/2011), pada Juni 2010, insinyur memulai proses pelapisan cermin masing-masing dengan 0.12 ons emas yang diaplikasikan ke cermin menjadi 120 nanometer tebalnya atau lebih tips 200 kali dari rambut manusia.

"Menyelesaikan semua pelapisan cermin sesuai dengan jadwal adalah salah satu kesuksesan dari proyek cermin teleskop James Webb", ungkap Lee Feinberg, NASA Optical Telescope Element manager untuk proyek teleskop James Webb.

Keseluruhan biaya yang digunakan untuk membuat teleskop James Webb mencapai $8.7 miliar dan sebelumnya proyek teleskop ini hampir tertunda karena kesulitan dana, selengkapnya bisa dibaca disini. (Adi Saputro/Astronomi.us)

VIDEO: Perjalanan Tiga Astronot dari ISS ke Bumi


Trio astronot Ron Garan (Amerika), Andrey Borisenko (Rusia), dan Alexander Samokutyaev (Rusia) berada di International Space Station (ISS) sejak 6 April 2011 dan pada 16 September kemarin ketiganya berhasil mendarat dengan selamat di Bumi tepatnya di Kazakhstan. Sebelumnya perjalanan pulang mereka sempat tertunda lebih dari seminggu akibat kegagalan pesawat kargo mencapai ISS. Berikut adalah video perjelanan mulai dari pelepasan di ISS hingga mereka sampai di Bumi dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Soyuz TMA 21.

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto