Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Tokoh. Show all posts
Showing posts with label Tokoh. Show all posts

Tuesday, September 3, 2013

Guion Stewart Bluford, Astronot Kulit Hitam Pertama Amerika

Guion Stewart Bluford, Jr. Image credit: NASA
Siapa orang kulit hitam Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa?? jawabanya adalah Guion Stewart Bluford, Jr. Guion Stewart Bluford menjadi astronot kulit hitam Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa dengan menggunakan pesawat ulang alik Challanger pada 30 Agustus 1983.

Guion Stewart Bluford, Jr sudah lama berkecimpung dalam dunia penerbangan. Pada tahun 1964, ia menjadi pilot Angkatan Udara AS dan ditugaskan dalam misi perang Vietnam. Saat itu ia terbang dalam 144 misi tempur. Berdasarkan pengalamannya tersebut ia mendapatkan banyak penghargaan dari pemerintah Amerika seperti Air Force Commendation medal. Setelah kembali ke Amerika dirinya menjadi seorang instruktur penerbang untuk melatih calon pilot baru serta menguji perlatan tempur terbaru. Selain dalam bidang militer, Bluford ternyata juga mahir dibidang teknik. Itu dibuktikan dengan berhasilnya ia mendapatkan gelar master dan doktor dari Air Force Institute of Technology.

Blueford bukan menjadi pria kulit hitam pertama dunia yang pergi ke luar angkasa. Sebelumnya astronot asal Kuba telah terbang lebih dulu ke luar angkasa dalam program luar angkasa yang dilakukan Uni Soviet. meskipun begitu Bluford sukses menjadi pria kulit hitam Amerika pertama yang terpilih menjadi astronot dan NASA menunjuk dia dalam misi STS (Space Shuttle Mission) 8 pada 30 Agustus 1983. Misi luar angkasa yang digelar selama seminggu tersbeut berjalan sukses dan begitu pulang ia disambut dengan meriah oleh segenap warga Amerika.

"Aku datang untuk menghargai planet tempat tinggal kita. Ini bola kecil dalam alam semesta yang besar. Ini bola yang sangat rapuh tapi juga indah. Anda tidak akan menyadari ssssampai Anda melihatnya sendiri," ungkap Bluford dalam sebuah wawancara dengan reporter Los Angeles Daily News. 

Pada tahun 1993, Bluford memutuskan mengundurkan diri dari NASA untuk kemudian menjadi wakil presiden dan general manager dari perusahaan NYMA yang saat ini menjadi salah satu perusahaan rekanan NASA yang membantu menyediakan perangkat hardware dan software dalam menjalankan misinya. (YDC, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, June 14, 2013

Peringatan 50 Tahun Penerbangan Astronot Wanita Pertama Dunia, Valentina Tereshkova

Valentina Tereshkova, astronot wanita pertama di dunia. Image credit: historyofrussia
50 Tahun lalu tepatnya pada 16 Juni 1963, wanita asal Uni Soviet, Valentina Tereshkova menjadi wanita pertama dunia yang pergi ke luar angkasa. Dengan menggunakan pesawat Vostok-6 Tereshkova meluncur ke luar angkasa tepat 2 tahun setelah peluncuran Yuri Gagarin. Saat itu usia Tereshkova baru menginjak usia 26 tahun.

Sebelum melakukan penerbangan, Tereshkova menjalani serangkaian latihan dan pada saat itu Uni Soviet sempat merahasiakan hal tersebut dan melarang tereshkova untuk berbicara kepada siapapun termasuk kepada keluarganya sendiri yang merupakan keluarga petani.
Valentina Tereshkova. Image credit: kompasiana
Tereshkova diberangkatkan dari Kazakhstan, saat itu pesawat Vostok-5 sudah berada di orbit dan dikendalikan oleh kosmonot Valery Bykovsky. Selama menjalankan misinya selama 3 hari, Tereshkova mengelilingi Bumi sebanyak 48 kali dan pada hari pertama ia menyanyikan lagu untuk Bykovsky melalui komunikasi radio. Karena kesalahan teknis, kedua pesawat ruang angkasa tersebut diprogram tidak untuk mendarat kembali melainkan untuk menuju orbit yang lebih tinggi lagi yang berarti jaraknya dengan Bumi akan semakin jauh. Hal tiu diungkpkan oleh Tereshkova yang sebelumnya telah merahasiakan hal tersebut selama 30 tahun. Ia mengatakan bahwa selama penerbangan kakinya terasa sakit begitu pula dengan bahunya yang harus menyangga beban helm yang terlalu berat. Ia juga muntah-muntah selama penerbangan. Namun ia mengatakan bahwa hal ini dulu merupakan rahasia agar tidak merusak suasana kegembiraan atas keberhasilannya ke luar angkasa.

Pendaratan Tereshkova tampaknya juga tidak begitu mulus. Komunikasi dengan ruang kontrol sempat terputus dan akibatnya berdasarkan prosedur standar ia harus keluar dari kapsul yang membawanya dan akhirnya dengan parasut ia mendarat di Altai Siberia Selatan. Sampai saat itu ruang kendali misi masih belum mengetahui lokasi pendaratan Tereshkova dan tim penyelamat dikerahkan untuk mencarinya. Akhirnya ia ditemukan puluhan km jauhnya dari titik pendaratan yang ditentukan. Akibat dari hal tersebut, hidung Tereshkova terluka dan saat upacara resmi penyambutan, dirinya terpaksa harus menggunakan make up.

Setelah Tereshkova, wanita ke dua yang menyusul ke luar angkasa masih daih dari Uni Soviet yakni Svetlana Savitskaya pada tahun 1982 dan pada tahun 1983 menyusul wanita Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa, Sally Ride. Saat ini Tereshkova menjadi anggota parlemen Rusia untuk partai Rusia Bersatu dan ia mengatakan bahwa dirinya "siap" untuk terbang ke Mars walaupun perjalanan itu merupakan perjalanan satu arah, ungkapnya. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, August 26, 2012

Manusia Pertama yang Mendarat di Bulan, Neil Armstrong Meninggal Dunia

Neil Amrstrong. Image credit: nettavisen.no
Astronot yang sekaligus menjadi manusia pertama yang mendarat di Bulan, Neil Armstrong meninggal dunia pada hari Sabtu, 25 Agustus 2012 (waktu Amerika) atau Minggu, 26 Agustus 2012 (waktu Indonesia). Neil Armstrong meninggal pada usia 82 tahun setelah menderita komplikasi dan penyumbatan pembuluh darah koroner. Sebelumnya Neil Armstrong menjalani operasi bypass jantung pada awal bulan Agustus.

Sebagai orang pertama yang menjejakkan kaki di Bulan, Neil Armstrong dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Kata-katanya yang paling terkenal saat pertama kali mendarat di Bulan adalah "That's one small step for (a) man, one giant leap for mankind." yang artinya "Itu satu langkah kecil yang dilakukan oleh seseorang tapi lompatan besar bagi umat manusia."

Neil Armstrong lahir di Wapakoneta, Ohio pada 5 Agustus 1930. Sejak remaja ia bekerja di sebuah bandara kecil di kota tersebut. Armstrong kemudian mengambil lisensi terbang pada usia 15 tahun dan menerimanya pada usia 16 tahun. Sebagai penerbang Angkatan Laut AS, Ia terbang dalam 78 misi saat perang Korea berlangsung. Armstrong kemudian bergabung dengan NASA pada tahun 1955 dan mendapatkan lisensi sebagai astronot pada tahun 1962. Kemudian ia ditugaskan untuk menjadi pilot pada misi Gemini 8 dan sukses melakukan docking di luar angkasa.

Pada 20 Juli 1969, lebih kurang 500 juta pasang mata melalui siaran televisi berbahagia ketika Neil Armstrong mengatakan bahwa modul Eagle Apollo telah mendarat dengan selamat di permukaan Bulan.

Presiden Amerika Barack Obama mengatakan dalam pidatonya memuji Neil Armstrong dan menyebutnya sebagai "Pahlawan terbesar Amerika" sepanjang masa.

Dikutip astronomi.us dari space-travel.com, Minggu (26/08/2012), Setelah pensiun dari NASA pada tahun 1971, Neil Armstrong mengajar rekayasa kedirgantaraan di University of Cincinnati selama hampir 10 tahun dan menjadi dewan direksi di beberapa perusahaan seperti Lear Jet, United Airlines, dan Marathon Oil. Armstrong juga menjabat sebagai wakil administrator asosiasi aeronautika di NASA, yang mengkoordinasi dan mengelola riset aeronautika dan teknologi antariksa NASA. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Wednesday, July 25, 2012

Dr. Sally Ride, Astronot Wanita Pertama di Dunia Meninggal Dunia

Dr. Sally Ride, astronot wanita pertama di dunia. Image credit: NASA
Dr. Sally Ride, astronot wanita pertama di dunia, menghembuskan nafas terakhirnya pada 23 Juli 2012 pada usia 61 tahun. Dr. Sally meninggal setelah berjuang melawan kanker pankreas yang dideritanya selama 17 bulan. Dr. Sally berhasil mencetak sejarah dengan menjadi wanita pertama yang pergi ke luar angkasa.

Dr. Sally pertama kali bergabung dengan NASA pada tahun 1978. Pada tahun 1983, Dr. Sally Ride terbang ke luar angkasa pada usia 32 tahun dengan menggunakan pesawat ulang alik Challenger. Ia kembali pergi ke luar angkasa dengan Challenger pada tahun 1984. Setelah pensiun sebagai astronot, Dr. Sally aktif sebagai presiden dan CEO dari Sally Ride Science, perusahaan berbasis pendidikan sains yang membuat serangkaian program pembelajaran untuk para siswa sekolah mengengah dan guru dengan fokus kepada siswa perempuan. Dr. Sally juga menjalani aktifitas sebagai profesor fisika di University of California. Ia menerima gelar B.S dalam bidang fisika, B.A dalam bidang bahasa Inggris, dan M.S dan PhD dalam bidang fisika dari Stanford University.

"Sally Ride mampu memecahkan hambatan dengan sikap profesionalisme. Ia benar-benar mengubah wajah program luar angkasa Amerika. Bangsa ini kehilangan slaah satu yang terbaik, guru dan sekaligus penjelajah. Pikiran dan doa kami untuk Sally dan keluarga dimana kami banyak mendapat inspirasi darinya. Dia telah hilang, namun bintangnya akan selalu bersinar." ucap Charles Bolden, NASA Administrator.

Rekor Dr. Sally sebagai perempuan pertama yang ke luar angkasa pernah disangkal oleh Rusia. Menurut Rusia jauh sebelum itu, pada tahun 1963 ada astronot wanita bernama Valentina Tareshkova berhasil ke luar angkasa dengan menggunakan pesawat ulang alik Vostok 6 milik Uni Sovyet. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Sunday, July 8, 2012

Profil dan Biografi Haryo Sumowidagdo, Fisikawan Indonesia di CERN

Haryo Sumowidagdo. Image credit: indonesiaproud.wordpress.com
Baru-baru ini, ilmuwan CERN mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan apa yang disebut dengan "Partikel Tuhan (God Particle)" yang disebut juga dengan Higgs Bosson. CERN yang merupakan kependekan dari (Conseil Européene pour la Recherche Nucléaire) atau European Organization for Nuclear Research merupakan sebuah komplek laboratorium percepatan partikel terbesar di dunia yang terletak di perbatasan antara Perancis dan Swiss, persis di sebelah barat Jenewa, yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para peminat ilmu fisika. Di sanalah ribuan ilmuwan yang setengahnya adalah komunitas fisika partikel, melakukan eksperimen bersama.

Salah satu ilmuwan Indonesia yang terlibat langsung dalam penelitian, pencarian, dan penemuan Partikel Tuhan tersebut adalah Haryo Sumowidagdo. Lelaki yang menggondol Ph.D dari Florida State University dan S1 dan S2 di Universitas Indonesia

Aktivitas di CERN

Ada tiga kegiatan utamanya di CERN, yaitu sebagai teknisi, pembimbing, dan fisikawan. Sebagai teknisi, ia menulis program kendali dan kontrol untuk alat eksperimennya. Alat eksperimen fisika partikel tidak dijual di toko. Semua harus dibuat dan dikerjakan sendiri. Jadi tidak heran kalau fisikawan partikel eksperimen sering punya keahlian di luar fisika, itu semua karena panggilan tugas.

Sebagai pembimbing, ia membimbing dan menjadi tempat bertanya para mahasiswa program doktoral. Interaksinya dengan mahasiswa terjadi dua arah, karena ia juga kadang bertanya kepada mereka.

Sebagai fisikawan, Haryo menganalisis data untuk melakukan pengukuran besaran fisika atau mencari penemuan baru dalam bidang fisika. Kemudian tentunya menulis karangan ilmiah dan mempublikasikannya di jurnal ilmiah.

Ada kegiatan keempat yang belum banyak ia lakukan, yakni mempopulerkan iptek kepada masyarakat luas. Di CERN, kendala utama bagi Harya adalah belum fasih berbahasa Prancis. Ia memulai sebuah blog akhir-akhir ini dalam bahasa Indonesia untuk kegiatan ini, jadi jangan lupa untuk melihat blognya http://sumowidagdo.wordpress.com/ setelah membaca artikel ini.

Saat ini Haryo terlibat proyek Large Hadron Collider (LHC) secara tidak langsung. Ia menjadi anggota Compact Muon Solenois (CMS), sebuah eksperimen fisika partikel yang terletak di LHC. LHC sendiri merupakan bagian dari CERN.

LHC merupakan sebuah akselerator/pemercepat zarah. Akselerator adalah sebuah mesin yang bisa mempercepat sesuatu. Mirip dengan pedal gas di sebuah mobil yang bisa menaikkan kecepatan mobil dari diam ke kecepatan tinggi. Zarah (diadaptasi dari bahasa Arab) adalah sesuatu yang sangat kecil, tidak kasat mata, namun merupakan bahan baku yang menyusun semua benda yang kita lihat di sekitar kita. Di dalam LHC, zarah-zarah dipercepat sampai mendekati kecepatan cahaya. Zarah-zarah yang berkecepatan tinggi ini kemudian saling ditubrukkan. Dalam tubrukan tersebut bisa tercipta zarah-zarah lain yang kemudian dilihat oleh alat-alat eksperimen fisika partikel.

LHC merupakan sebuah terowongan di bawah tanah yang membentuk lintasan lingkaran dengan diameter delapan kilometer. Bandara Soekarno-Hatta bisa diletakkan di dalam lingkaran LHC. Letak LHC adalah dekat kota Jenewa di Swiss. Sebagian dari lingkaran LHC berada di wilayah negara Prancis, sebagian lagi berada di wilayah negara Swiss.
Peta udara & diagram keadaan LHC di bawah tanah
Akselerator sebenarnya bukan barang yang tidak umum.Kalau anda pernah melihat TV atau monitor komputer jaman dulu yang masih pakai layar kaca, itu sebenarnya akselerator juga. Di bagian belakang TV/layar monitor ada akselerator yang mempercepat zarah, dan zarah itu kemudian menumbuk layar kaca. Layar kacanya kemudian bersinar, dan kita bisa melihat gambar di layar. Cuma memang LHC ukurannya jauh lebih besar dari TV, dan juga lebih rumit dari TV.

Cita-cita Sewaktu Kecil

Profesinya saat ini sebenarnya tidak sesuai dengan cita-citanya sejak kecil. Sewaktu Haryo masih SD, ia sebenarnya ingin menjadi petani dan ingin masuk IPB. Alasannya karena ia terkesan dengan cerita Rumah Kecil (Little House) karangan Laura Ingalls Wilder yang menceritakan betapa petani bisa menjadi orang yang makmur, mandiri, dan hidup dari usaha dan tanahnya sendiri. Ketika di SMP kemudian berubah, ingin menjadi sarjana teknik komputer. Zaman itu komputer pribadi baru masuk di Indonesia dan ia termasuk orang yang beruntung bisa menggunakan komputer.

Terakhir ketika SMA, barulah Haryo mulai suka kepada fisika dengan serius. Di kelas III SMA, ia melamar untuk program penerimaan mahasiswa tanpa tes di Universitas Indonesia (UI). Ia memilih Fisika dan diterima. Ketika di Fisika UI, ia bertemu dengan mendiang Prof. Darmadi Kusno dan Dr. Terry Mart. Mereka berdua memberikan pengaruh besar padanya sehingga Haryo akhirnya mantap dengan cita-cita untuk menjadi fisikawan. Pak Darmadi ini adalah guru dan pembimbing Pak Terry Mart dan Pak Yohanes Surya. Pak Terry Mart kemudian menjadi pembimbing skripsinya. Haryo merasa bangga dan bersyukur diberi kesempatan menjadi murid beliau, dan hingga sekarang pun ia tetap hormat dan memiliki hubungan baik dengan beliau.

Selain Haryo, ada juga orang Indonesia lain yang tergabung di CERN, yaitu Rahmat dari University of Mississipi dan Romulus Godang dari University of South Alabama. Mereka berdua merupakan anggota CMS, sehingga mereka juga terlibat dengan CERN. Mereka saat ini masih di Amerika Serikat dan belum diberi kesempatan untuk berkunjung dan bekerja di CERN.

Awalnya Bergabung di CERN

Awal cerita Haryo bergabung di CERN dimulai dari sebuah artikel di Kompas tanggal 8 Juni 1994 yang berjudul Seorang Fisikawan Indonesia Terlibat Penemuan Top Quark. Artikel itu menceritakan tentang kisah seorang alumni Fisika UI yang tengah menempuh studi doktoral di Amerika Serikat (AS) dan bekerja di Fermilab (sebuah laboratorium fisika seperti CERN yang terletak dekat Chicago, Amerika Serikat). Alumni tersebut terlibat dalam eksperimen fisika partikel yang menemukan top quark, salah satu partikel elementer. Penemuan top quark merupakan salah satu penemuan sangat penting dalam bidang fisika, setara dengan penemuan-penemuan penting lain yang sudah dianugrahi Hadiah Nobel Fisika. Meski kemudian Haryo menyelesaikan sarjana fisika dengan topik skripsi fisika partikel teoretik, kesan yang ditinggalkan artikel itu sangat dalam.

Ketika ia diterima sebagai mahasiswa doktoral di AS, Haryo sebenarnya ingin melanjutkan kembali ke fisika nuklir/partikel teoretik. Namun, ternyata para profesor dalam bidang fisika nuklir/partikel teoretik sudah membimbing terlalu banyak mahasiswa doktoral sehingga mereka tidak lagi punya beasiswa untuk mahasiswa baru. Sebaliknya, profesor-profesor fisika partikel eksperimen memiliki beasiswa, dan mereka dengan senang hati mau menerimanya sebagai mahasiswa. Penelitian fisika partikel eksperimen mereka dilakukan di Fermilab. Disinilah ia teringat kembali kepada kisah dalam artikel tersebut dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan grup penelitian fisika partikel eksperimen. Jadi ia berpindah dari teori ke eksperimen, meski masih fisika partikel.

Setelah menamatkan studi, Haryo mendapat pekerjaan sebagai peneliti pascadoktoral di University of California, Riverside (UCR). Grup penelitian fisika partikel di UCR terlibat dalam eksperimen bernama CMS di CERN, dan ia akan ditempatkan di CERN. Awal tahun 2009, Haryo pindah dari Fermilab di Chicago ke CERN di Jenewa, dan semenjak itulah ia bekerja di sana.

Untuk masuk ke CERN ternyata tidak melalui seleksi khusus atau tertentu. Seseorang tidak perlu menjadi pegawai CERN untuk bekerja di CERN, melainkan bisa dengan menjadi mahasiswa doktoral atau peneliti di grup penelitian yang melakukan penelitian di CERN. Haryo bukan pegawai CERN namun ia ditempatkan di CERN. Mirip dengan pegawai Departemen Luar Negeri RI yang ditempatkan di kantor pusat PBB. Mereka bukan pegawai PBB, tetapi bekerja di kantor pusat PBB. Namun, tentunya harus menjadi mahasiswa doktoral atau peneliti terlebih dahulu.

Untuk kaum muda Indonesia yang tertarik untuk bekerja di CERN, mereka harus menyelesaikan pendidikan sarjana dahulu. Kemudian meneruskan ke pendidikan pascasarjana dan bergabung dengan universitas/grup penelitian yang memiliki kegiatan penelitian di CERN. Ada banyak perguruan tinggi/lembaga penelitian (PT/LP) yang melakukan penelitian di CERN (sekitar 500-600an) dari seluruh penjuru dunia (66 negara). Saat ini, beasiswa untuk pendidikan ke luar negeri sudah sangat banyak sehingga peluang terbuka lebar bagi siapa saja yang mau berusaha dan bekerja keras.

Menurut Haryo, penyebab sangat sedikitnya orang Indonesia yang bekerja di bidang fisika partikel eksperimen adalah karena ketidaktahuan, dan bukan karena ketidakmampuan. Ketiadaan penelitian fisika partikel eksperimen di Indonesia sama sekali bukan masalah: Pengalaman Haryo dan beberapa rekan dari Indonesia menunjukkan bahwa sarjana fisika lulusan perguruan tinggi di Indonesia bisa menyelesaikan pendidikan pascasarjana bidang fisika partikel eksperimen.

Ilmuwan di CERN berasal dari 66 negara yang memiliki institusi yang berpartisipasi dalam penelitian di CERN. Kemudian ada lagi orang dari luar 66 negara ini yang bekerja untuk salah satu PT/LP di 66 negara ini (seperti Haryo misalnya, ia berasal dari Indonesia yang tidak memiliki PT/LP yang melakukan penelitian di CERN, namun ia bekerja untuk UCR yang melakukan penelitian di CERN). Saat ini ada warga negara dari 97 negara yang berada di CERN.

CERN sendiri memiliki pegawai sekitar 2.500 orang, dan ada sekitar 10.000 orang yang berkunjung setiap tahun sebagai peneliti tamu. CERN merupakan salah satu organisasi internasional terbesar di Jenewa.

Pulang Kampung dan Rencana Masa Depan

Ketika Haryo ditanya apakah akan pulang ke Indonesia, ia menjawab bahwa pulang ke Indonesia belum menjadi prioritasnya dalam waktu dekat.Alasannya adalah karena ia belum yakin apakah di Indonesia sudah tersedia infrastruktur yang memadai untuk memulai aktivitas penelitian dalam fisika partikel eksperimen. Perlu dimengerti bahwa infrastruktur tidak berarti sebuah akselerator, seperti LHC atau laboratorium besar seperti CERN. Akselerator sama sekali tidak diperlukan di Indonesia, karena sudah ada banyak akselerator di tempat lain.

Demikian pula sudah ada banyak eksperimen fisika partikel yang sedang berjalan sehingga tidak perlu memulai sebuah eksperimen baru dari nol. Infrakstruktur yang dimaksud misalnya adalah jaringan internet kecepatan tinggi, industri elektronika dan manufaktur, dan dukungan politik untuk penelitian dalam jangka panjang (lebih dari 10 tahun). Meskipun infrastruktur yang diperlukan bukan sebuah proyek mercusuar, tetap diperlukan usaha luar biasa untuk menggabungkan berbagai infrastruktur tersebut untuk membentuk kegiatan penelitian fisika partikel eksperimen yang nyata. Bahkan di negara yang lebih maju dari Indonesia pun hal ini tidak mudah. Misalnya, baru-baru ini ia mendengar bahwa beberapa fisikawan dari National University of Singapore mengajukan proposal untuk bergabung dengan CMS. Namun kemudian mereka menarik kembali proposal ini, karena ada masalah dengan teknis dan pendanaan. Padahal di Singapore aktivitas penelitian dan infrastrukturnya lebih baik daripada Indonesia.

Adapun rencananya ke depan adalah, dalam jangka panjang, ia merencanakan untuk memiliki karier yang mapan dalam bidang fisika partikel eksperimen. Selain fisika partikel eksperimen, ia juga tertarik kepada beberapa bidang yang sangat erat kaitannya dengan fisika partikel, seperti instrumentasi, fisika medis, dan teknologi komputasi grid. Beberapa bulan terakhir Haryo juga banyak berdiskusi dengan para profesor senior tentang bagaimana meniti dan membina karir dalam bidang fisika. Jalannya ke depan masih panjang dan berat, namun Haryo optimis bahwa ia akan menemukan jalan untuk membuat rencananya menjadi kenyataan. Obsesi lain, ia juga ingin menjadi penulis.

Sumber: http://indonesiaproud.wordpress.com/2010/02/28/haryo-sumowidagdo-ilmuwan-indonesia-di-cern-jenewa-swiss/ 

(Adi Saputro/ astronomi.us)

Saturday, June 9, 2012

Nicolaus Copernicus dan Teori Heliosentris (Matahari Sebagai Pusat Tata Surya)

Nicolaus Copernicus. Image credit: wikipedia.org
Niklas Koppernigk (latin: Nicolaus Copernicus; bahasa Polandia MikoÅ‚aj Kopernik; lahir di ToruÅ„, 19 Februari 1473 – meninggal di Frombork, 24 Mei 1543 pada umur 70 tahun) adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari) Tata Surya dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia juga seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib. Teorinya tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Teorinya memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia lainnya. Universitas Nicolaus Copernicus di Torun, didirikan tahun 1945, dinamai untuk menghormatinya.
Ada beberapa 'pembual' yang berupaya mengkritik karya saya, padahal mereka sama sekali tidak tahu matematika, dan dengan tanpa malu menyimpangkan makna beberapa ayat dari Tulisan-Tulisan Kudus agar cocok dengan tujuan mereka, mereka berani mengecam dan menyerang karya saya; saya tidak khawatir sedikit pun terhadap mereka, bahkan saya akan mencemooh kecaman mereka sebagai tindakan yang gegabah
Nikolaus Kopernikus menulis kata-kata yang dikutip di atas kepada Paus Paulus III. Kopernikus mencantumkan kata-kata itu dalam karya terobosannya yang berjudul On the Revolutions of the Heavenly Spheres (mengenai perputaran bola-bola langit), yang diterbitkan pada tahun 1543. Mengenai pandangan yang dinyatakan dalam karyanya ini, Christoph Clavius, seorang imam Yesuit pada abad ke-16, mengatakan, "Teori Kopernikus memuat banyak pernyataan yang tidak masuk akal atau salah". Teolog Jerman, Martin Luther, menyayangkan, "Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi".

Haus Pengetahuan

Lahir pada tanggal 19 Februari 1473 di Toruń, yang pada waktu itu di bawah kekuasaan suatu ordo Kristen bernama Ordo Teutonicum, nama aslinya ialah Niklas Koppernigk (Mikołaj Kopernik, dalam bahasa Polandia yang merupakan bahasa sehari-hari pada waktu itu). Baru belakangan, sewaktu ia mulai menulis karya akademinya, ia menggunakan nama Latin, Nicolaus Copernicus. Ayahnya, seorang saudagar yang berdagang di Toruń, mempunyai empat anak; Nicolaus adalah si bungsu. Sewaktu Nicolaus berusia 11 tahun, ayahnya meninggal. Seorang paman, bernama Lucas Waczenrode, mengasuh Nicolaus dan saudara-saudara kandungnya. Ia membantu Nicolaus memperoleh pendidikan yang baik, menganjurkannya untuk menjadi imam.

Pendidikan Nicolaus dimulai di kampung halamannya, tetapi belakangan dilanjutkan di CheÅ‚mno yang tidak jauh dari situ. Di sana ia belajar bahasa Latin dan mempelajari karya para penulis kuno. Pada usia 18 tahun, ia pindah ke Kraków, ibukota Polandia saat itu. Di kota ini ia kuliah di universitas dan mengajar dan mengejar hasratnya akan astronomi. Setelah ia menyelesaikan pendidikannya di Kraków, paman dari Nikolaus — yang pada waktu itu telah menjadi uskup di Warmia — memintanya untuk pindah ke Frombork, sebuah kota di Laut Baltik. Waczenrode ingin kemenakannya menduduki jabatan staf katedral.

Akan tetapi, Nicolaus yang berusia 23 tahun ingin memuaskan dahaganya akan pengetahuan dan berhasil membujuk pamannya untuk mengizinkan dia mempelajari hukum gereja, kedokteran, dan matematika di berbagai universitas di Bologna dan Padua, Italia. Di sana, Nicolaus bergabung dengan astronom Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro Pomponazzi. Sejarawan Stanisław Brzostkiewicz mengatakan bahwa ajaran Pomponazzi telah "membebaskan pikiran astronom muda ini dari cengkraman ideologi abad pertengahan".

Di waktu senggangnya, Copernicus mempelajari karya para astronom zaman dahulu, menjadi begitu larut dalam karya tersebut sampai-sampai ketika ia mengetahui karya Latin itu tidak lengkap, ia mempelajari bahasa Yunani agar dapat meneliti naskah aslinya. Pada akhir pendidikannya, Nicolaus telah menjadi doktor hukum gereja, matematikawan, dan dokter. Ia juga pakar bahasa Yunani, menjadi orang pertama yang menerjemahkan sebuah dokumen dari bahasa Yunani langsung ke bahasa Polandia.

Teori Revolusioner

Sepulangnya ke Polandia, pamannya melantik dia sebagai sekretaris, penasihat, dan dokter pribadinya — suatu kedudukan yang bergengsi. Selama puluhan tahun berikutnya, Nicolaus menjabat berbagai kedudukan administratif, baik di bidang agama maupun sipil. Meski sangat sibuk, ia melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet, mengumpulkan bukti untuk mendukung suatu teori yang revolusioner bahwa bumi bukan pusat yang tidak bergerak dari alam semesta tetapi, sebenarnya, bergerak mengitari matahari.

Teori ini bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang, Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai "fakta" bahwa Matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak.

Copernicus bukanlah orang yang pertama yang menyimpulkan bahwa bumi berputar mengitari Matahari. Astronom Yunani Aristarkhus dari Samos telah mengemukakan teori ini pada abad ketiga Sebelum Masehi. Para pengikut Pythagoras telah mengajarkan bahwa bumi serta Matahari bergerak mengitari suatu api pusat. Akan tetapi, Ptolemeus menulis bahwa jika bumi bergerak, "binatang dan benda lainnya akan bergelantungan di udara, dan bumi akan jatuh dari langit dengan sangat cepat". Ia menambahkan, "sekadar memikirkan hal-hal itu saja terlihat konyol".

Ptolemeus mendukung gagasan Aristoteles bahwa bumi tidak bergerak di pusat alam semesta dan dikelilingi oleh serangkaian bola bening yang saling bertumpukan, dan bola-bola itu tertancap Matahari, planet-planet, dan bintang-bintang. Ia menganggap bahwa pergerakan bola-bola bening inilah yang menggerakan planet dan bintang. Rumus matematika Ptolemeus menjelaskan, dengan akurasi hingga taraf tertentu, pergerakan planet-planet di langit malam.

Namun, kelemahan teori Ptolemeus itulah yang mendorong Copernicus untuk mencari penjelasan alternatif atas pergerakan yang aneh dari planet-planet. Untuk menopang teorinya, Kopernikus merekonstruksi peralatan yang digunakan oleh para astronom zaman dahulu. Walaupun sederhana dibandingkan dengan standar modern, peralatan ini memungkinkan dia menghitung jarak relatif antara planet-planet dan Matahari. Selama bertahun-tahun, ia berupaya menetukan secara persis tanggal-tanggal manakala para pendahulunya telah membuat beberapa pengamatan penting di bidang astronomi. Diperlengkapi dengan data ini, Copernicus mulai mengerjakan dokumen kontroversial yang menyatakan bahwa bumi dan manusia di dalamnya bukanlah pusat alam semesta.

Perubahan yang dibuat Osiander pada mulanya meluputkan buku itu dari kecaman. Asronom dan fisikawan Italia, Galileo, belakangan menulis, "Sewaktu dicetak, buku itu diterima oleh Gereja suci dan telah dibaca dan dipelajari oleh setiap orang tanpa sedikit pun kecurigaan bahwa gagasan ini bertentangan dengan doktrin-doktrin gereja. Namun, mengingat sekarang ada berbagai pengalaman dan bukti penting yang memperlihatkan bahwa gagasan itu memiliki bukti yang kuat, muncullah orang-orang yang hendak mendiskreditkan pengarangnya tanpa membaca bukunya sedikit pun".

Kaum Lutheran merupakan yang pertama-tama menyebut buku itu "tidak masuk akal". Gereja Katolik, meski pada mulanya tidak menyatakan kecaman, memutuskan bahwa buku itu bertentangan dengan doktrin resminya dan pada tahun 1616 mencantumkan karya Copernicus ke dalam buku-buku terlarang. Buku itu baru dicabut dari daftar ini pada tahun 1828. Dalam kata pengantarnya untuk terjemahan bahasa Inggris dari buku itu, Charles Glenn Wallis menjelaskan, "Pertikaian antara Katolik dan Protestan membuat kedua sekte itu takut pada skandal apa pun yang tampaknya dapat merongrong respek terhadap Kegerejaan Alkitab, dan akibatnya mereka menjadi terlalu harfiah dalam membaca ayat Alkitab dan cenderung mengutuki setiap pernyataan yang dapat dianggap sebagai penyangkalan atas setiap penafsiran harfiah dari setiap ayat dalam Alkitab". Sebagai contoh, kisah yang dicatat di Yosua 10:13, yang menceritakan tentang Matahari yang dibuat tidak bergerak, digunakan untuk menegaskan bahwa Matahari, bukan bumi, yang biasanya bergerak. Mengenai anggapan bahwa teori Kopernikus bertentangan dengan ajaran Alkitab, Galileo menulis, " [Copernicus] tidak mengabaikan Alkitab, tetapi ia tahu betul bahwa jika doktrinnya terbukti, hal itu tidak akan bertentangan dengan Alkitab apabila ayat-ayatnya dipahami dengan benar".

Dewasa ini, Copernicus disanjung oleh banyak orang sebagai Bapak Astronomi Modern. Memang, uraiannya tentang alam semesta telah dimurnikan dan diperbaiki oleh ilmuwan yang tekemudian, seperti Galileo, Kepler, dan Newton. Akan tetapi, astofisikawan Owen Gingerich mengomentari, "Copernicuslah yang dengan karyanya memperlihatkan kepada kita bagaimana rapuhnya konsep ilmiah yang sudah diterima untuk waktu yang lama". Melalui penelitian, pengamatan, dan matematika, Kopernikus menjungkirkbalikkan konsep ilmiah dan agama yang berurat berakar tetapi keliru. Dalam pemikiran manusia, ia juga “menghentikan Matahari dan menggerakkan bumi”.


Kontroversi Manuskrip

Copernicus menggunakan tahun-tahun terakhir kehidupannya untuk memperbaiki dan melengkapi berbagai argumen dan rumus matematika yang menopang teorinya. Lebih dari 95 persen dokumen akhir itu memuat perincian teknis yang mendukung kesimpulannya. Dokumen tulisan tangan orisinal ini masih ada dan disimpan di Universitas Jagiellonian di Kraków, Polandia. Dokumen ini tidak berjudul. Oleh karena itu, astronom Fred Hoyle menulis, "Kita benar-benar tidak tahu bagaimana Copernicus ingin menamai bukunya itu".

Bahkan sebelum karya itu diterbitkan, isinya telah membangkitkan minat. Copernicus telah menerbitkan sebuah rangkuman singkat tentang gagasannya dalam sebuah karya yang disebut Commentariolus. Alhasil, laporan tentang penelitiannya sampai ke Jerman dan Roma. Pada awal tahun 1533, Paus Klemens VII mendengar tentang teori Copernicus. Dan, pada tahun 1536, Kardinal Schönberg menyurati Copernicus, mendesak dia untuk menerbitkan catatan lengkap gagasannya. Georg Joachim Rhäticus, seorang profesor di Universitas Wittenberg di Jerman, begitu penasaran oleh karya Copernicus sampai-sampai ia mengunjungi Copernicus dan akhirnya menghabiskan waktu bersamanya selama dua tahun. Pada tahun 1542, Rhäticus membawa pulang sebuah salinan manuskrip itu ke Jerman dan menyerahkannya kepada seorang tukang cetak bernama Petraeius dan seorang juru tulis sekaligus korektor tipografi bernama Andreas Osiander.

Osiander menjuduli karya itu De revolutionibus orbium coelestium (Mengenai Perputaran Bola-Bola Langit). Dengan mencantumkan frasa “bola-bola langit”, Osiander menyiratkan bahwa karya itu dipengaruhi oleh gagasan Aristoteles. Osiander juga menulis kata pengantar anonim, yang menyatakan bahwa hipotesis dalam buku itu bukanlah artikel tentang iman dan belum tentu benar. Copernicus tidak menerima salinan dari buku yang dicetak itu, yang diubah dan dikompromikan tanpa seizinnya, sampai hanya beberapa jam sebelum kematiannya pada tahun 1543.
Dalam pemikiran manusia, ia juga “menghentikan Matahari dan menggerakkan bumi”.

Kewarganegaraan

Kewarganegaraan Copernicus mulai abad ke-19 menjadi bahan perdebatan sengit. Namun sebenarnya ia bisa dikategorisasikan baik sebagai warga Jerman maupun Polandia. Dalam bahasa Jerman namanya secara umum dieja sebagai Kopernikus dan merupakan versi Latin dari nama Jerman Koppernigk. Dalam bahasa Polandia namanya dieja sebagai Mikołaj Kopernik. Ibu Kopernikus yang bernama Barbara Watzenrode merupakan seorang warga Jerman. Sedangkan kewarganegaraan ayahnya tidak diketahui. Kota kelahirannya Toruń tidak lama sebelum ia lahir dikuasai raja-raja Polandia, sehingga ia bisa dianggap sebagai warga Polandia. (wikipedia.org, astronomi.us)

Sunday, September 25, 2011

Siti Fatimah, Juara Astronomi yang Tinggal di Gubuk Sederhana

Siti Fatimah, juara astronomi tingkat nasional. Credit: yahoo.com
Gubuk itu sederhana dan berlantai tanah di tengah tegalan di Dusun Dualas, Pangongseyan, Sampang, Madura, Jawa Timur. Tidak akan ada yang menyangka jika gubuk itu dihuni seorang siswi yang baru-baru ini keluar sebagai juara nasional bidang astronomi dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2011 di Manado, Sulawesi Utara.

Kemiskinan agaknya membuat Siti Fatima terpacu untuk belajar dengan rajin. Kegigihannya tidak hanya dalam belajar. Untuk berangkat ke sekolah yang jauhnya delapan kilometer, siswi kelas tiga SMA Negeri 1 Sampang ini harus berjalan kaki satu kilometer dari rumahnya karena tidak bisa dilalui sepeda motor. Setelah itu baru diantar pamannya ke jalan raya untuk selanjutnya naik angkutan ke sekolah.

Sayang, prestasi yang diraihnya di tingkat nasional dan regional di bidang astronomi kurang mendapatkan perhatian banyak kalangan. Siti Fatima hanya berharap bisa masuk Institut Teknologi Bandung jika nanti lulus dari SMA. Semoga saja, Siti yang sudah yatim dan memiliki ibu sebagai penjual ikan keliling itu bisa mengharumkan bangsa di masa depan. (Sumber: yahoo.com)

Sunday, August 21, 2011

10 Tokoh Penting Yang Meyakini Keberadaan UFO dan Alien

Penelitian NASA telah menemukan bahwa separuh dari seluruh bintang di alam semesta ini memiliki planet mirip Bumi yang mengorbit di sekitarnya. Hal ini membangkitkan harapan untuk lebih menelusuri keberadaan makhluk asing.

Sejumlah tokoh penting dunia, mulai dari kalangan ilmuwan hingga politisi terkemuka telah menyatakan keyakinan mereka terhadap keberadaan alien dan UFO.

Beberapa pernyataan mereka tentang keberadaan UFO dan alien:

1. Professor Stephen Hawking

Tahun lalu, fisikawan dan kosmolog terkemuka ini menyatakan bahwa makhluk luar angkasa hampir dipastikan ada, namun manusia lebih menghindari dibandingkan dengan mencari mereka.

Ia mengatakan, “Untuk otak matematis saya, jumlah sendiri membuat pikiran tentang alien benar-benar secara rasional. Tantangan sebenarnya, apakah alien benar-benar seperti yang telah digambarkan.

“Kita harus memperhatikan diri kita sendiri untuk melihat bagaimana kehidupan cerdas mengembangkan sesuatu yang tidak ingin kita temui.”

“Saya membayangkan kemungkinan mereka berada pada sebuah kapal besar, dengan menggunakan semua sumber daya dari planet asal mereka. Alien telah menjadi pengembara, untuk mencari, menakhlukan dan menjajah apapun yang mereka jangkau.”

2. Lord Rees

Astronom ini tahun lalu mengatakan bahwa ia percaya akan keberadaan alien dan memperingatkan bahwa mereka akan membuktikan keberadaannya di luar sepengetahuan manusia.

“Saya memperkirakan kemungkinan di sana ada kehidupan dengan kecerdasan di luar pemahaman kita,” ujarnya. “Sama seperti simpanse yang tidak dapat dipahami dengan teori kuantum, bisa jadi terdapat aspek-aspek realitas yang berada di luar kapasitas otak kita,” imbuhnya.

3. Lachezar Filipov

Sejumlah ilmuwan dari Lembaga Riset Antariksa, Bulgaria, mengklaim bahwa dua tahun lalu mereka telah melakukan kontak dengan kehidupan asing.

Mereka mengklaim bahwa ilmuwan ini telah mencoba menterjemahkan satu set simbol sulit yang dikirim kepada mereka, setelah mengemukakan sebuah daftar dengan 30 pertanyaan.

Mr Filipo, wakli direktur Lembaga Riset Antariksa, Bulgaria, mengungkapkan bahwa para peneliti yang menganalisa 150 crop circle dari seluruh dunia, yang mereka yakini dapat menjawab pertanyaan tersebut.

“Alien saat ini mengawasi dan berada di sekitar kita,” ujar Mr. Filipov.

“Mereka tidak memusuhi kita, namun sebaliknya, mereka ingin membatu kita namun kita belum mampu menjalin kontak dengan mereka.”

4. Edgar Mitchell

Mantan astronot NASA ini pada 2009 silam menyatakan bahwa kehidupan makhluk asing memang ada namun pemerintah AS menutupi bukti ini.

Adalah Mr. Mitchel, salah satu orang yang ikut dalam misi Apollo 14 ke Bulan pada 1974, dan telah mengeluarkan sebuah pernyataan pada Konferensi-X tahunan ke lima—pertemuan untuk orang-orang yang meyakini keberadaan UFO dan alien.

Ia juga menyatakan bahwa ia telah berusaha untuk menyelidiki ‘Insiden Roswell’ yang oleh sebagian orang diyakini sebagai pendaratan-darurat UFO, namun telah disangkal oleh penguasa militer.

Ia mengatakan, “Kita tidak sendirian. Menurut pendapat saya, mungkin kita juga harus memulai dengan hal seperti itu, untuk menjadi bagian dari komunitas perplanetan. Kita juga harus siap manjangkau ke luar planet kita untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.”

“Saya menghimbau mereka yang merasa ragu: Untuk membaca buku, membaca pengetahuan dan mulai memahami apa yang benar-benar telah berlangsung. Karena disana bukanlah keraguan yang kita kunjungi.”

“Alam semesta tempat kita hidup jauh lebih menakhjubkan, menarik, kompleks dan luas dibandingkan dengan apa yang bisa kita ketahui hingga saatnya nanti.”

5. Jimmy Carter

Presiden AS (1976-1980) ini, pernah berjanji pada masa kampanyenya bahwa ia akan mempublikasikan semua dokumen tentang UFO jika terpilih. Ia mengatakan, “Saya tidak akan mentertawakan orang lagi ketika mereka mengatakan bahwa mereka telah melihat UFO.”

6. Jenderal Douglas MacArthur

Prajurit Perang Korea dan Perang Dunia Kedua ini pada 1955 mengatakan bahwa “perang berikutnya akan terjadi perang antar planet. Bangsa-bangsa di Bumi suatu hari harus siap menghadapi serangan dari planet lain. Politik pada masa mendatang akan terjadi antar kosmik dan planet.”

7. Monsignor Corrado Balducci

Teolog Vatikan ini mangatakan, “Kontak dengan makhluk asing merupakan sebuah fenomena nyata. Vatikan banyak menerima informasi tentang makhluk asing dan kontak mereka dengan manusia dari kedutaan besarnya di berbagai negara , seperti Meksiko, Chili dan Venezuela.”

8. Marshal Lord Dowding

Komandan RAF Fighter Perang Dunia Kedua, selama Pertempuran Inggris pernah mengatakan tentang UFO, “Saya yakin bahwa benda asing tersebut memang ada dan bukan produksi bangsa-bangsa di Bumi.”

9. Ronald Reagan

Presiden AS (1980-1988) ini mengklaim bahwa ia telah melihat sendiri UFO tersebut. Ia mengatakan, “Saya telah melihat cahaya putih lewat jendela. Benda itu berputar-putar. Saya bertanya kepada pilot, ‘Pernahkah anda melihat benda seperti ini?’ Ia terkejut dan berkata tidak pernah, seraya mengatakan, ‘Mari kita ikuti benda itu!’ Kami ikuti beberapa menit. Benda itu adalah cahaya putih terang. Kami mengikutinya hingga Bakersfield.”

10. Mikhail Gorbachev

Presiden Uni Soviet terakhir ini mengatakan, “Fenomena UFO memang ada dan harus diperhatikan dengan serius.”

sumber

Thursday, August 18, 2011

Astronom Dr. Nancy Grace Roman, Ibu Teleskop Antariksa Hubble

Dr. Nancy Grace Roman pada saat masih bekerja untuk badan antariksa AS (NASA) - (foto dok. tahun 1962).
Nancy Grace Roman lahir pada tanggal 16 Mei 1925 di Nashville, Tennessee, dan besar pada masa terjadinya Depresi Besar Amerika (The Great Depression). Salah satu astronom yang paling disegani di AS ini adalah anak tunggal pasangan suami-isteri, ahli geofisika Irwin Roman dan guru musik Georgia Smith Roman. Pada usianya 86 tahun, Dr. Roman tetap berada dalam keadaan sehat dan terus aktif berkiprah di kediamannya di Chevy Chase, Maryland.

Jika astronomi menarik perhatian anda, pelajarilah. Bahkan jika anda tidak tertarik mendalaminya sebagai suatu profesi, anda dapat menekuninya sebagai hobi.

Mengenai asal-usulnya tertarik pada ilmu astronomi, Nancy mengungkapkan “Minat saya itu didorong sewaktu berumur 9 atau 10 tahun, saya hidup di tempat yang sangat gelap, dan terbiasa menatap bintang-bintang di langit. Saya tidak pernah merasa bosan. Setelah belajar di sekolah menengah pertama, saya mengambil keputusan untuk menjadi ahli ilmu falaq, dan saya tidak pernah berubah pikiran.”

Banyak tantangan yang dihadapi Nancy Roman dalam mewujudkan cita-citanya ini. Banyak orang berusaha mengubah pikirannya, dengan mengatakan bahwa astronomi bukanlah bidang yang cocok bagi kaum perempuan. Tetapi dia keras kepala, dan tak pernah menyesal dengan pilihannya itu.

Gambar favorit Nancy Grace Roman, hasil dari bidikan Teleskop Antariksa Hubble dari Nebula 27 Juli 2009

Sewaktu Nancy kuliah di perguruan tinggi Swarthmore College di Pennsylvania, pada tahun-tahun 1940-an, bidang astronomi hanya memiliki 2 mahasiswa saja, keduanya wanita. "Sama sekali tidak ada mahasiswa pria. Hampir semua pria Amerika masa itu, berangkat ke medang Perang Dunia II", kenang Nancy. Nancy menerima gelar sarjana di bidang astronomi pada tahun 1946.

Saat kuliah di Universitas Chicago untuk program doktornya, Nancy mengatakan, jurusan astronomi memiliki 10 mahasiswa, termasuk diantaranya 2 mahasiswi. “Saya tidak menemukan masalah dengan teman sekelas pria. Saya pikir, kami bergaul dengan baik, tidak mengalami diskriminasi yang mencolok. Memang ada dosen yang mengatakan, tidak suka dengan gagasan mendidik mahasiswi, karena mereka acapkali putus kuliah untuk berumahtangga”, kenang Nancy.

Roman akhirnya menggondol gelar Doktor di bidang astronomi 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1949. Dr.Nancy Grace Roman segera bergabung di Laboratorium Riset Angkatan Laut AS. Sebagai seorang kutu buku, Roman merasa sangat senang dengan tugas melakukan penelitian.

Gambar planet Neptunus yang diambil dari Teleskop Antariksa Hubble (26/7)

Pada tahun 1959, dia pindah bekerja di Badan Antariksa Nasional AS (NASA) dan berkarir di sana selama 20 tahun. Salah satu tugasnya adalah menjadi konsultan dan memimpin program perancangan teleskop antariksa Hubble, yang kemudian memberinya julukan “The Mother of the Hubble Space Telescope” atau “Ibu Teleskop Hubble.”

Apakah astronomi itu sulit, sehingga hanya sedikit menarik kaum wanita yang mau menelaah bidang ini? Dr. Roman menjawab: “Saya pikir astronomi tidaklah lebih sulit daripada bidang-bidang lain. Memang memerlukan ketertarikan pada sains dan kemampuan tertentu di bidang matematika dan fisika. Selain itu, saya rasa, gadis-gadis, terutama pada tingkat sekolah menengah atas, agak khawatir mendalami bidang ini, sebagian alasan adalah karena pergaulan; mereka tidak ingin kelihatan pintar.”

Apa komentarnya secara umum tentang ilmu astronomi dan dorongannya kepada banyak orang? “Salah satu yang saya sukai tentang astronomi adalah ia merupakan bidang ilmu yang sangat kecil. Para astronom di seluruh dunia saling mengenal. Jika astronomi menarik perhatian anda, pelajarilah. Bahkan jika anda tidak tertarik mendalaminya sebagai suatu profesi, anda dapat menekuninya sebagai hobi,” demikian anjuran Roman kepada para pemerhati astronomi.

Nancy Grace Roman, 86 tahun, berpose dengan model teleskop Hubble yang dirancangnya (foto: dok.).


Apa kegiatannya kini? Penyandang gelar Doctor Honoris Causa dari empat perguruan tinggi ini menceritakan: “Berbicara dengan anak-anak di dalam kelas dan memberi ceramah dalam forum orang dewasa, serta merekam pelajaran untuk orang-orang buta dan anak-anak, yang mengalami gangguan belajar. Itulah sumbangan yang saya harap akan dapat terus saya lakukan. Tetapi saya tidak mau melewati tahap hidup di mana saya harus menyusahkan dan membebani orang lain.”

Dr. Nancy Grace Roman, dalam usia emasnya, terus menekuni hobinya antara lain membaca dan berkunjung ke museum. Nancy pun tetap aktif berkiprah dalam beberapa organisasi, antara lain American Association of University Women, American Astronomical Society, Association of Women in Science, and International Astronomical Union.

sumber

Wednesday, August 17, 2011

Biografi: Nicolaus Copernicus, Ahli Astronomi, Penemu Sistem Matahari

Nicolaus Copernicus
Nicolaus Copernicus (1473-1543) Astronom (ahli perbintangan), penumu Sistem Matahari atau Sistem Copernicus, Bapak Astronomi Modern, dokter, doctor, pengarang, kanunik, tidak pernah kawin berkebangsaan Polandia (nama Polandianya: Nicolaus Koppernik). Sistem Copernicus (matahari sebagai pusat tata surya) menyebabkan ditemukannya Hukum Kepler dan Hukum Gravitasi Newton. Copernicus dilahirkan pada tanggal 14 Februari 1473 di kota Torun di tepi sungai Vistula, Polandia dan meninggal pada tanggal 24 Mei 1543 di Frauenburg, Prusia Timur, Polandia dalam usia 70 tahun. Ayahnya bernama Nicholas Koppernigk, seorang pedagang kaya dan berpengaruh di Kota Torun, Polandia. Ibunya bernama Barbara Waczenrode juga berasal dari keluarga kaya.

Copernicus merupakan anak bungsu dan mempunya tiga kakak yaitu Barbara yang menjadi biara, Katherina, dan Andrew . Pada saat usia 2 tahun ibunya meninggal dunia dan delapan tahun kemudian bapaknya juga meninggal dunia pada saat Copernicus berusia 10 tahun. Copernicus dan kakak-kakaknya kemudian asuh oleh pamannya Lucas Waczenrode yang kemudian menjadi uskup di Ermeland.

Sebagai anak muda belia, Copernicus belajar di Universitas Cracow, selaku murid yang menaruh minat besar terhadap ihwal ilmu perbintangan atau astrologi, filsafat, geometri, dan geografi. Di Universitas inilah Nicholas Koppernik mengganti nama mejadi Nicolaus Copernicus karena bahasa pengantar yang dipakai di Universitas Cracow adalah bahasa latin. Pada usia dua puluhan dia pergi melawat ke Italia, belajar kedokteran dan hukum di Universitas Bologna dan Padua yang kemudian dapat gelar Doktor dalam hukum gerejani dari Universitas Ferrara. Copernicus menghabiskan sebagian besar waktunya tatkala dewasa selaku staf pegawai Katedral di Frauenburg (istilah Polandia: Frombork), selaku ahli hukum gerejani yang sesungguhnya Copernicus tak pernah jadi astronom profesional, kerja besarnya yang membikin namanya melangit hanyalah berkat kerja sambilan.

Selama berada di Italia, Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planet-planet lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin atas kebenaran hipotesa "heliocentris" ini, dan tatkala dia menginjak usia empat puluh tahun dia mulai mengedarkan buah tulisannya diantara teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas, mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri tentang masalah itu. Copernicus memerlukan waktu bertahun-tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan mengedepankan pembuktian-pembuktiannya.

Pada waktu itu pendapat Aristoteles tentang susunan tata surya sudah diterima mentah-mentah selama 1600 tahun dan juga pendapat Ptolemeus diterima mentah-mentah selama 1400 tahun padahal pendapat keduanya terbukti salah besar. Keduanya berpendapat bahwa bumi tak bergerak dan dikelilingi oleh matahari dan bintang-bintang. Pendapat ini membuat kalender kacau balau.

Untuk membuktikan bahwa bumi mengelilingi matahari harus ditemukan aberasi cahaya dan paralaks. Manusia membutuhkan waktu 185 tahun untuk menemukan aberasi cahaya. Pada tahun 1728 Bradley, ahli astronomi Inggris menemukan aberasi cahCopernican Solar Systemaya. Untuk menemukan paralaks manusia membutuhkan waktu 297 tahun. Bessel, ahli astronomi Jerman menemukan paralaks pada tahun 1840, hampir 30 tahun setelah Copernicus mengemukakan teorinya. Jadi Bradley dan Bessel yang membuktikan teorinya.

Di tahun 1533, tatkala usianya menginjak enam puluh tahun, Copernicus mengirim berkas catatan-catatan ceramahnya ke Roma. Di situ dia mengemukakan prinsip-prinsip pokok teorinya tanpa mengakibatkan ketidaksetujuan Paus. Baru tatkala umurnya sudah mendekati tujuh puluhan, Copernicus memutuskan penerbitan bukunya, dan baru tepat pada saat meninggalnya dia dikirimi buku cetakan pertamanya dari si penerbit. Ini tanggal 24 Mei 1543.
Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Tapi, seperti halnya para pendahulunya, dia membuat perhitungan yang serampangan mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari. Juga, dia membuat kekeliruan besar karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran-lingkaran. Jadi, bukan saja teori ini ruwet secara matematik, tapi juga tidak betul. Meski begitu, bukunya lekas mendapat perhatian besar. Para astronom lain pun tergugah, terutama astronom berkebangsaan Denmark, Tycho Brahe, yang melakukan pengamatan lebih teliti dan tepat terhadap gerakan-gerakan planet. Dari data-data hasil pengamatan inilah yang membuat Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang tepat.

Meski Aristarchus lebih dari tujuh belas abad lamanya sebelum Copernicus sudah mengemukakan persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah layak menganggap Copernicuslah orang yang memperoleh penghargaan besar. Sebab, betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung inspirasi, namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat digunakan untuk dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis, dapat bermanfaat di banding lain-lain teori yang terdahulu bahwa dunialah yang jadi sentral ruang angkasa.

Jelaslah dengan demikian, teori Copernicus telah merevolusionerkan konsep kita tentang angkasa luar dan sekaligus sudah merombak pandangan filosofis kita. Namun, dalam hal penilaian mengenai arti penting Copernicus, haruslah diingat bahwa astronomi tidaklah mempunyai jangkauan jauh dalam penggunaan praktis sehari-hari seperti halnya fisika kimia dan biologi. Sebab, hakekatnya orang bisa membikin peralatan televisi, mobil, atau pabrik kimia modern tanpa mesti saedikitpun pun menggunakan teori Copernicus. (Sebaliknya, orang tidak bakal bisa membikin benda-benda itu tanpa menggunakan buah pikiran Faraday, Maxwell, Lavosier atau Newton).

Tetapi, jika semata-mata kita mengarahkan perhatian hanya semata-mata kepada pengaruh langsung Copernicus di bidang teknologi, kita akan kehilangan arti penting Copernicus yang sesungguhnya. Buku Copernicus punya makna yang tampaknya tak memungkinkan baik Galileo maupun Kepler menyelesaikan kerja ilmiahnya. Kesemua mereka adalah pendahulu-pendahulu yang penting dan menentukan bagi Newton, dan penemuan merekalah yang membikin kemungkinan bagi Newton merumuskan hukum-hukum gerak dan gaya beratnya. Secara historis, penerbitan De Revolutionobus Orbium Coelestium merupakan titik tolak astronomi modern. Lebih dari itu, merupakan titik tolak pengetahuan modern.

Thursday, March 31, 2011

Empat Fisikawan Indonesia Diabadikan Sebagai Nama Asteroid

International Astronomical Union (IAU) menyetujui pemberian nama-nama dari Asteroid 12176,12177,12178,12179 dengan nama-nama mantan Kepala Observatorium Bosscha ITB yakni Bambang Hidayat, Moedji Rahardjo, Dhani Herdiwijaya, dan Taufiq Hidayat. Keempat Asteriod yang berada di Sabuk Utama Asteriod tersebut secara berurutan diabadikan dengan nama 12176 Hidayat, 12177 Raharto, 12178 Dhani, serta 12179 Taufiq.



Asteroid, saat ini lebih dikenal sebagai planet minor, adalah objek tatasurya yang mengorbit matahari yang bukan planet, planet kerdil, atau komet. Populasi terbanyak berada di antara planet Mars dan Jupiter. Namun banyak juga yang mengorbit dekat bumi. Planet minor pertama yang ditemukan adalah Ceres pada tahun 1801 yang kemudian dikenal juga sebagai planet katai setelah IAU melakukan redenefinisi terhadap klasifikasi planet di tahun 2006.

Penamaan ketika pertama kali ditemukan didasarkan pada tahun penemuan diikuti oleh kode huruf (dan bila perlu angka), misalnya 1989 AC dan 2002 LM60. Setelah orbitnya diketahui dengan pasti kemudian dikatalogkan dengan nomor urut di dalam basis data Pusat Planet Minor (Minor Planet Center). Penamaan spesifik kemudian diberikan berdasarkan ketentuan yang diatur oleh IAU. Nama-nama tersebut diusulkan oleh penemunya disertai dengan alasannya. Kemudian Gugus Kerja Penamaan Benda Kecil Tatasurya (asteorid dan komet) akan membahasnya dan menetapkannya.

November 2010 lalu Gugus Tugas tersebut mengumumkan 64 nama baru asteroid, 4 di antaranya adalah nama astronom Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan oleh IAU sebagai penghargaan kepada Observatorium Bosscha yang memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan astronomi di langit selatan.

Diantara keempat sosok tersebut adalah :

12176 Hidayat / 3468 T-3

Bambang Hidayat merupakan promotor astronomi di Indonesia. Akhir tahun 1960, dia tamat dari ITB dalam mata pelajaran Astronomi, Fisika dan Matematika. Pada 1961, Bambang mendapat kesempatan untuk studi lanjut. Melalui hibah (grant) dari USAID (United States of America Agency for International Developments), Bambang memulai studi pascasarjananya di Case Institute of Technology, sekarang dikenal sebagai Case Western Reserve University, di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat.

Pada tahun 1968, pria kelahiran Kudus, 18 September 1934 diberi kehormatan untuk dapat memimpin Observatorium Bosscha dan Departemen Astronomi ITB, menggantikan Prof. Dr. The Pik Sin. Pada akhir 1976, Bambang diangkat menjadi guru besar penuh di ITB dalam bidang astronomi. Jabatan ketua departemen astronomi dipegang hingga tahun 1978 dan direktur observatorium dipegang hingga tahun 1999. Pada September 2004, pada usia ke-70, Bambang resmi pensiun dari ITB dan menjadi Guru Besar Emeritus.

Peraih Habibie Awards 2003 ini dikenal dalam pekerjaannya di bidang bintang ganda tampak dan bintang dengan garis emisi H. Ia juga menjadi direktur Observatorium Bosscha di Lembang dari 1968 – 1999 dan menjadi Wakil Presiden IAU dari 1994 – 2000.

Di samping pekerjaan ilmiahnya, Bambang juga dikenal publik dari tulisan-tulisan ilmiah populernya di berbagai media massa. Masa pasca 1980an, Bambang mulai memperhatikan dan menulis dalam sejarah astronomi di Indonesia, pendidikan, bahkan sejarah nasional. Sampai kini Bambang masih dikenal sebagai salah seorang tokoh pemerhati kawasan Bandung Utara.

12177 Raharto / 4074 T-3

Diambil dari nama Moedji Raharto, seorang astronom Indonesia sekaligus dosen senior di Astronomi ITB. Ia pernah menjabat sebagai kepala Observatorium Bosscha dari tahun 1999 – 2004. Moedji bekerja dalam bidang Struktur Galaksi berdasarkan katalog Hipparcos dan IRAS-Point Source catalogue.

12178 Dhani / 4304 T-3

Diambil dari nama astronom dan ahli Fisika Matahari Indonesia Dhani Herdiwijaya yang juga pernah menjabat sebagai direktur Observatorium Bosscha pada tahun 2004- -2006. Dhani Herdiwijaya dilahirkan di Semarang, 26 Februari 1963. Ia menyelesaikan sarjananya di Jurusan Astronomi ITB tahun 1988, kemudian melanjutkan program S-2 di Kyoto University, Jepang dan meraih gelar doktor pada universitas yang sama tahun 1997. Disertasinya berjudul “Study of Individual Sunspot Proper Motion”, merupakan sebuah studi tentang gerak sunspot. Ia dikenal dengan pekerjaannya dalam hal bintang ganda, aktivitas magnetik Matahari dan kaitannya dengan cuaca dan iklim.

Ketertarikannya pada dunia astronomi mulai tumbuh saat masih sekolah di SMP di Salatiga dan Jepara pertengahan tahun 1970-an. Berawal dari seringnya membaca artikel tentang astronomi dan antariksa, baik di koran maupun majalah. “Artikel-artikel yang ditulis para astronom senior Indonesia itu lalu dikliping hingga beberapa bundel. Saat itu buku-buku tentang astronomi masih sangat jarang, kebanyakan berbahasa Inggris. Kalau pengamatan keadaan langit, setiap sore saya suka melihat sunset di Pantai Kartini, Jepara,” tutur Dhani mengenang masa lalunya, seperti yang dikutip dari Pikiran Rakyat (12 Januari 2006).

12179 Taufiq / 5030 T-3

Dinamakan berdasarkan nama Taufiq Hidayat yang pernah menjabat sebagai Kepala Observatorium Bosscha pada tahun 2006 – 2010. Ia dikenal untuk pekerjaannya dalam bidang Tata Surya dan transit Extrasolar serta aktif menentang efek urbanisasi di sekeliling Observatorium Bosscha yang mengancam keberadaan Bosscha sebagai observatorium penelitian.

Tags: Empat Fisikawan Indonesia Diabadikan Sebagai Nama Asteroid, Wow Empat Fisikawan Indonesia Diabadikan Sebagai Nama Asteroid

Source: itb.ac.id


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto