Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, July 26, 2013

Peneliti NASA Mulai Buat Mesin Warp yang Lebih Cepat dari Kecepatan Cahaya

Ilustrasi pesawat bergerak dalam kecepatan warp. Image credit: ddmcdn
Para peneliti NASA di Johnson Space Center, Texas, saat ini sedang berusaha membuat mesin canggih yang mampu bergerak melebihi kecepatan cahaya yang sering disebut dengan kecepatan warp. Layaknya pesawat Enterprise dalam film Star Trek, dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya, maka kita akan dimungkinkan untuk melakukan perjalanan dari planet satu ke planet lain, atau menuju ke daerah lain di alam semesta dengan sangat cepat.

Insinyur dan fisikawan NASA, Dr Harold G. White percaya bahwa sangat mungkin untuk melanggar teori yang dibuat oleh Albert Einstein ketika ia mengungkapkan bahwa tidak ada yang mampu melebihi kecepatan cahaya.

Riset yang dilakukan peneliti NASA ini didasarkan pada teori fisika yang diungkap oleh fisikawan asal Meksiko, Miguel Alcubierre pada tahun 1994 yang mengatakan bahwa adalah mungkin untuk bergerak melebihi kecepatan cahaya jika ilmuan menemukan cara untuk memanfaatkan ekspansi dan kontraksi ruang.

Dengan menciptakan "gelembung warp" yang mampu memperluas ruang untuk kemudian terhubung dengan ruang lainnya, pesawat akan didorong menjauh dari Bumi dan tertarik ke arah bintang jauh oleh ruang waktu itu sendiri, ungkap Dr Alcubierre dalam hipotesisnya. Tampaknya hal ini akan sangat rumit, namun bukan berarti mustahil.

Dr White dan tim saat ini sedang melakukan penelitian di laboratorium  khusus dimana lintasan foton melengkung dibuat untuk akselerasi apakah foton dapat didorong untuk bergerak lebih cepat dari cahaya atau tidak. Lebih lanjut Dr White mengatakan bahwa meskipun untuk membuat pesawat atau teknologi seperti pada pesawat Enterprise Star Trek adalah suatu impian di masa depan, saat ini merupakan awal yang sangat baik.

Dengan menggunakan kecepatan warp, untuk menuju ke tata surya lain yang sebelumnya diperlukan waktu puluhan ribu tahun, akan bisa ditempuh hanya dalam waktu beberapa minggu atau beberapa bulan saja. Dan itu akan membuat kita sangat mungkin mempelajari dan mengeksplorasi tata surya lain. Berharap hal ini akan dapat terwujud di masa depan. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, July 25, 2013

Serunya Trailer Film "Gravity", Pertaruhan Nyawa Astronot Saat ISS Dihantam Benda Luar Angkasa

Cuplikan trailer film "Gravity"
Bagaimana rasanya menjadi astronot jika ISS (International Space Station) yang menjadi "rumah" mereka di luar angkasa harus hancur akibat bertabrakan dengan benda luar angkasa?? belum lagi persediaan oksigen yang menipis membuat harapan hidup menjadi semakin sempit sedangkan astronot tersebut terombang-ambing di orbit. Bagaimana menemukan cara untuk kembali ke Bumi padahal sistem komunikasi terputus ?? (wah gawat banget ya kelihatannya :-D)

Dikisahkan ISS dihantam oleh benda yang diduga adalah sampah luar angkasa (space debris). Seketika itu juga dua astronot Dr. Ryan Stone dan Matt Kowalsky mencoba untuk menyelamatkan diri. Namun apa mau dikata, Dr. Ryan Stone justru tersangkut sehingga tidak bisa menghidar dari tabrakan tersebut. Bagaimana cara mereka bertahan hidup dan menyelamatkan diri?? Hal itulah yang ingin digambarkan oleh film fiksi ilmiah yang berjudul "Gravity" yang disutradarai oleh Alfonso Cuaron. Aktor senior George Clooney berperan sebagai astronot Matt Kowalsky dan Sandra Bullock berperan sebagai Dr. Ryan Stone membuat adegan film menjadi semakin menegangkan.

Situsasi yang kacau dan pertaruhan hidup dan mati yang dihadapi oleh ke dua astronot tersebut tampaknya sangat seru dan menarik untuk disaksikan. Tapi nampaknya kita harus bersabar karena film ini baru akan ditayangkan di bioskop bulan Oktober mendatang. Tapi bagi yang penasaran berikut ini trailer filmnya..





(Adi Saputro/ www.astronomi.us)



Wednesday, July 24, 2013

Ajaib !!! Walau Punya Sungai dan Laut, Titan Tidak Punya Gelombang

Fitur daratan dan danau di Titan yang diambil oleh wahana Cassini. Image credit: NASA
Satu-satunya objek di tata surya kita yang paling mirip dengan Bumi adalah bulan planet Saturnus, Titan. Titan mempunyai danau, laut, sungai, pulau, awan, hujan, bahkan pelangi, sama seperti Bumi. Bedanya zat cair di sana bukanlah air seperti Bumi tapi metana, etana, hidrokarbon dan zat cair yang sulit beku lainnya. Air berwujud cair tidak dimungkinkan untuk ada di Titan sebab di sana suhu terlalu dingin. Hal itu di dapat dari pengamatan yang dilakukan oleh wahana Cassini yang mengorbit di sekitar planet Saturnus.

Namun ada sebuah teka-teki yang membuat para astronom dan ilmuwan bingung yaitu jika Titan punya sungai, danau, dan laut, kenapa di sana tidak ada gelombang atau riak, padahal bulan planet Saturnus tersebut terdapat angin yang seharusnya bisa membuat gelombang di permukaan sungai, danau, dan laut tersebut. Permukaan danau dan lautnya begitu tenang dan diam. Hal itu didapat dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan radar wahana Cassini.

"Kita tahu bahwa ada angin di Titan, hal itu dibuktikan dengan adanya bukit pasir di daratannya," ungkap Alex Hayes, ilmuwan planet dari Cornell University.
Para ilmuwan memiliki beberapa pendapat tentang hal ini. Diantaranya adalah dimungkinkan zat cair di laut Titan membeku. Namun hal ini diragukan oleh Alex Hayes. Menurutnya tidak mungkin, sebab di sana juga terjadi hujan dan suhu permukaannya juga jauh di atas titik leleh metana. Menurutnya mungkin laut Titan memiliki zat tertentu di permukaannya yang mampu meredam getaran gelombang Namun hal itu juga belum pasti.

Untuk memahami lebih jauh tentang fenomena ini, ilmuwan mempelajari kepadatan atmosfer, kecepatan angin, viskositas rendah dari hidrokarbon cair di Titan dan sebagainya. Setidaknya dibutuhkan angin dengan kecepatan 2 mil per jam agar bisa menggerakkan zat cair Titan dan membuat gelombang.

Berdasarkan model iklim yang telah dibuat ilmuwan, tahun 2017 mendatang angin yang lebih besar akan terjadi di Titan. Dan jika ada gelombang, wahana Cassini akan dapat menangkap refleksi dari permukaan laut yang bergelombang. Dengan begitu akan diketahui viskositas fluida dan komposisi kimianya serta berapa kecepatan angin yang dibutuhkan untuk terjadinya gelombang. Selanjutnya itu akan sangat membantu untuk menggambarkan model iklim Titan dengan lebih sempurna.

Ini menunjukkan bahwa Titan memang benar-benar amazing. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, July 23, 2013

Wahana Cassini Berhasil Ambil Foto Bumi dari Orbit Saturnus

Foto Bumi yang diambil oleh Cassini dari sekitar orbit planet Saturnus. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Pingin tahu seperti apa planet kita kalau dilihat dari planet Saturnus??. Nah baru-baru ini tepatnya tanggal 19 Juli 2013 lalu wahana Cassini milik NASA yang mengorbit di sekitar planet Saturnus berhasil mengambil foto Bumi. Cassini mengambil foto Bumi dari jarak 898 juta mil (1,44 miliar kilometer) dari planet Bumi tempat kita tinggal ini.

Dalam foto yang diambil Cassini tersebut, tampak sebagian dari planet Saturnus dan cincinnya. Dari kejauhan tampak planet Bumi yang hanya seperti sebuah titik bercahaya dalam kegelapan. Bumi tampak berwarna Biru pucat. Dan ternyata tidak hanya Bumi, Bulan sebagai satelit alami Bumi pun tampak pada foto itu. Bulan terlihat berwarna putih. Foto ini sendiri adalah hasil penggabungan dari 323 foto.

"Foto yang diambil Cassini itu mengingatkan kepada kita betapa kecilnya planet rumah kita ini dalam luasnya alam semesta," ungkap ilmuwan NASA, Linda Spilker.

Cassini mengambil foto Bumi saat Matahari sedang berada di belakang dari planet Saturnus. Sebab jika saatnya tidak tepat, cahaya matahari bisa merusak detektor sensitif yang terdapat pada kamera Cassini dan itu hampir sama dengan cahaya matahari dapat merusak retina mata manusia jika memandangnya secara langsung.

Sebelum foto ini, foto Bumi yang lain juga berhasil diambil oleh wahana MESSENGER pada jarak 61 juta mil (98 juta kilometer) dari Bumi. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto