Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, October 5, 2013

Meskipun Pemerintah AS Tutup, Wahana MAVEN Akan Tetap Diluncurkan 18 November 2013

Wahana MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile EvolutioN). Image credit: kenkremer
Setelah sempat diisukan peluncurannya akan ditunda, akhirnya pemerintah Amerika Serikat menyetujui wahana MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile EvolutioN) NASA akan tetap diluncurkan pada 18 November 2013 meskipun saat ini pemerintah AS sedang berhenti beroperasi. Wahana MAVEN yang akan diluncurkan ke planet Mars bertugas untuk meneliti dan menyelidiki segala hal tentang atmosfer planet merah itu. Baik itu komposisinya maupun sejarah bagaimana atmosfer planet itu ada hingga menghilangnya dan menjadi seperti yang sekarang ini.

Kepastian tentang peluncuran MAVEN disampaikan oleh Prof. Bruce Jakosky selaku ilmuwan dalam proyek MAVEN. "Manajer NASA menetapkan bahwa MAVEN memenuhi persyaratan yang memungkinkan untuk diberikan pengecualian darurat terhadap undang-undang Anti-Deficiency Act," ucap Prof. Bruce Jakosky.
Ilustrasi wahana MAVEN mengorbit Mars. Image credit: NASA
Wahana Maven akan diluncurkan tanggal 18 November 2013 dengan menumpang roket Atlas V dari Florida Space Coast. Selain berfungsi sebagai peneliti atmosfer, ternyata MAVEN punya fungsi lain yakni sebagai relay komunikasi data dari control room NASA di Bumi menuju wahana robot penjelajah NASA di Mars seperti Opportunity dan Curiosity. Sebab wahana relay yang saat ini mengorbit di sekitar Mars yakni Mars Odyssey (2001) dan Mars Reconnaissance Orbiter (2005) dirasa sudah terlalu tua dan sering mengalami gangguan sehingga sangat mengganggu kegiatan penelitian. Selain itu tanpa adanya MAVEN, rencana NASA untuk kembali mengirimkan robot penjelajah ke Mars tahun 2020 akan menjadi sia-sia sebab tidak ada cara untuk mengirimkan data penelitiannya ke Bumi. (SD, UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, October 4, 2013

Kenapa Pakaian Astronot Ada yang Berwarna Oranye dan Putih ? Ini Jawabannya

Pakaian berwarna oranye kru Atlantis pada misi STS-125. Image credit: NASA
Jika kita melihat pakaian para astronot saat mereka sedang menaiki pesawat ulang alik baik itu Atlantis, Challanger, Discovery dan sebagainya, maka kita akan melihat mereka memakai pakaian (space suits) berwarna oranye / orange dan mereka akan memakai baju yang berbeda lagi (berwarna putih) jika akan melakukan spacewalk di luar angkasa. Nah mengapa para kru tersebut menggunakan pakaian berwarna oranye saat berada di pesawat ulang alik dan berwarna putih saat melakukan spacewalk??

Menurut NASA pemilihan warna itu bukanlah tanpa alasan. Warna oranye cerah dipilih karena warna itu mudah untuk terlihat dan kontras dengan latar belakangnya. Terlebih jika mereka sedang berada di space shuttle (pesawat ulang alik). Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan baik pada saat pesawat itu terbang atau mendarat, maka proses pencarian dan penyelamatan akan menjadi lebih mudah. "Ini sangat terlihat untuk pencarian dan penyelamatan. Dan ini salah satu warna yang paling terlihat terutama untuk penyelamatan di laut," ungkap Brian Daniel dari NASA. Pakaian itu disebut dengan Advanced Crew Escape Suit (ACES) yang dilengkapi oksigen, air, parasut, radio, obat-obatan, pemancar, dan sebagainya

Nah terus kenapa pakaian astronot ada yang warnanya putih??
Astronot dengan dilengkapi Manned Maneuvering Unit (MMU). Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: airandspace
Pakaian putih Astronot. Image credit: buzzle
Warna putih ini dipilih karena dapat memantulkan panas dari Matahari dan warna itu kontras dengan warna hitam luar angkasa di belakangnya. Pakaian putih astronot dikenal dengan nama Extravehicular Mobility Units (EMUs). Pada pakaian itu terdapat beberapa perlengkapan seperti sistem komunikasi, pengatur temperatur, persediaan oksigen dan air minum, kantung peralatan, dan sebagaianya. Pakaian tersebut dapat melindungi astronot dari terpaan meteorit mikro (micrometeoroids), radiasi luar angkasa, dan tekanan rendah diluar angkasa yang membahayakan. Selain itu pakaian astronot juga dilengkapi dengan saluran pembuangan karbon dioksida, sebab karbondioksida dengan kadar tertentu bisa sangat membahayakan jiwa astronot itu sendiri.

Kedua pakaian yang sudah disebutkan di atas baik yang berwarna oranye ataupun putih, keduanya dilengkapi dengan helm yang terbuat dari polikarbonat, sebuah bahan yang sangat kuat yang biasa digunakan dalam pembuatan kaca antipeluru. Helm itu dilengkapi dengan kamera, lampu penerangan serta lapisan pelindung sinar ultraviolet (UV) dan radiasi inframerah.

Karena bobotnya yang berat, maka untuk mempercepat dan mempermudah astronot dalam mobilisasi, NASA membuat semacam roket mini dengan tenaga gas yang sekilas mirip lursi pelontar yang dikenal dengan sebuatan Manned Maneuvering Unit (MMU). Roket itu dikendalikan dengan menggunakan joystick. Selain itu ada juga roket ransel yang berbahan gas nitrogen yang disebut Simplified Aid for Extravehicular Activity Rescue (SAFER) tapi biasanya ini digunakan untuk keadaan darurat saja. Roket ini bisa bergerak dengan kecepatan tiga meter per detik. (Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, October 3, 2013

Komet ISON Terlihat dari Planet Mars

Komet ISON / C/2012 S1 yang kabarnya merupakan komet paling terang yang pernah diamati dalam 10 tahun terakhir, ternyata tidak hanya bisa dilihat dari Bumi saja, tapi juga bisa dilihat dari Mars. Seperti tampak pada foto yang diambil oleh wahana NASA’s Mars Reconnaissance Orbiter. Dengan Menggunakan kamera HiRISE, NASA’s Mars Reconnaissance Orbiter berhasil mengambil foto komet ISON yang saat ini posisinya sedang mendekati Matahari. Sayangnya foto yang ada tidak begitu jelas hanya titik-titik saja dengan beberapa bintang pada latar belakangnya. hal ini disebabkan karena jarak yang lebih jauh (dari Mars) dan juga memang instrumen HiRISE tidak dirancang untuk memotret obyek langit. Instrumen ini hanya digunakan untuk memotret permukaan planet Mars dengan resolusi tinggi.

Tanggal 28 November 2013 nanti, komet ISON akan berjarak 1,16 juta km dengan Matahari dan itu adalah pendekatan perihelionnya (jarak terdekat). (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, October 1, 2013

Akibat Government Shutdown, Beberapa Kegiatan NASA Dihentikan

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Image credit: AFP
Keputusan pemerintah Amerika Serikat di bawah presiden Barack Obama untuk menghentikan seluruh kegiatan yang ada di berbagai instansi pemerintah atau yang biasa disebut dengan istilah government shutdown nampaknya juga berimbas pada NASA. Akibat keadaan ekonomi negara adikuasa itu yang sedang dalam masa krisis yang menyebabkan tidak adanya anggaran operasional untuk berbagai kegiatan di instansi pemerintahan membuat NASA juga harus ikut menghentikan sebagian kegiatannya.

Dalam dokumen setebal lima halaman yang dirilis oleh NASA, disebutkan bahwa beberapa kegiatan akan tetap dilakukan namun hanya berlangsung setengah hari. Seperti yang diungkapkan oleh Elizabeth M. Robinson selaku manajer keuangan NASA bahwa pihaknya akan tetap melaksanakan beberapa pekerjaan seperti uji coba peralatan, penelitian dan sebagainya dalam beberapa waktu ke depan. Menurutnya hal ini bertujuan untuk menghilangkan resiko yang mungkin muncul dan demi mengamankan properti NASA yang ada.

Beberapa karyawan yang memang sangat diperlukan di tempat kerjanya juga akan tetap masuk. Khususnya mereka yang bertanggung jawab atas misi-misi penting seperti pengendali satelit, pengendali wahana antariksa, kru operasional ISS dan sebagainya. Tapi mereka tetap tidak akan digaji selama keputusan pemerintah untuk hiatus masih berlangsung.

Untuk diketahui, saat ini NASA mengoperasikan Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS dan disana ada enam orang astronot dan kosmonot. Nah untuk melindungi mereka dan memastikan semua hal berjalan dengan baik maka tim dalam ruang kontrol harus tetap bekerja. NASA juga akan meninjau ulang pengiriman awak dan kargo ke ISS selama hiatus.

Kegiatan operasional satelit akan tetap berjalan demi keamanan satelit itu sendiri dan data yang diterima darinya. Sedangkan satelit yang belum diluncurkan, NASA akan menunda jadwalnya.

Pihak swasta yang mendapat kontrak dari NASA akan tetap bekerja seperti biasa sampai ada instruksi dan pengumuman berikutnya dari NASA.

Kegiatan penghentian kegiatan pemerintahan AS ini adalah yang pertama kali sejak 17 tahun lalu mereka juga melakukan penghentian kegiatan di bawah pemerintahan presiden Bill Clinton. (RO, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wahana Cassini Temukan Bahan Pembuat Plastik di Atmosfer Titan

Atmosfer Titan. Image credit: NASA
Wahana Cassini yang mengorbit planet Saturnus berhasil menemukan propylene / propilena, bahan kimia yang biasa digunakan untuk pembuatan bahan pembuat plastik wadah makanan / minuman, bemper mobil dan produk plastik lainnya di bulan Saturnus, Titan.

Temuan ini menjadi temuan pertama adanya bahan pembuat plastik di obyek lain selain Bumi. Propylene/ propilena ditemukan di atmosfer Titan dengan menggunakan instrumen CIRS (Cassini's Composite Infrared Spectrometer) yang melekat pada Cassini. Instrumen tersebut mengukur cahaya inframerah atan panas radiasi yang dipancarkan oleh Saturnus dan Titan. Mirip dengan cara kulit kita merasakan hangatnya api begitu dekat dengannya.

Dengan membatasi sinyal yang sama pada berbagai ketinggian atmosfer, peneliti sangat yakin bahwa apa yang mereka temukan adalah propilena. Tulisan tentang hal ini dimuat dalam jurnal Astrofisika edisi 30 September 2013.

"Bahan kimia ini sangat erat hubungannya dalam kehidupan kita sehari-hari dan diolah menjadi plastik polypropylene (polipropilena)," ucap Conor Nixon ilmuwan planet dari NASA Goddard Space Flight Center.

Instrumen CIRS mampu mengidentifikasi gas tertentu yang terdapat di lapisan bawah atmosfer. Yang menjadi tantangan adalah bagaimana cara untuk membedakan dan mengidentifikasi antara gas satu dengan gas lainnya.

Pada tahun 1980 saat wahana Voyager 1 melintasi Saturnus, ia mengidentifikasi banyak gas di atmosfer Titan yang tampak kecoklatan dan kabur. Kala itu wahana Voyager 1 mengidentifikasinya sebagai hidrokarbon, bahan penyusun minyak Bumi dan bahan bakar fosil lainnya di Bumi. Di Titan, hidrokarbon terbentuk setelah sinar Matahari memanaskan metana. Saat itu Voyager juga berhasil menemukan propana, dan propina sedangkan propilena tidak. Akhirnya Cassini yang berhasil menemukannya. "Keberhasilan ini meningkatkan kepercayaan diri kita bahwa kita akan menemukan lebih banyak materi kimia yang tersembunyi di atmosfer Titan," ungkap ilmuwan NASA, Michael Flasar. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, September 30, 2013

Teori Baru, Bulan Adalah Satelit Venus yang Diambil Bumi

Bulan. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: dl-digital
Ilmu pengetahuan akan selalu berkembang termasuk ilmu astronomi. Baru-baru ini ilmuwan Dr Dave Stevenson dari Caltech University mengungkapkan asal-usul Bulan Bumi. Menurutnya Bulan adalah satelit Venus yang diambil oleh Bumi dengan menggunakan gaya gravitasinya. Teori ini bertentangan dengan teori terkenal tentang asal-usul terbentuknya Bulan yang menyatakan bahwa Bulan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu ketika sebuah obyek seukuran planet menabrak Bumi dengan kecepatan tinggi saat planet Bumi baru terbentuk. Teori ini dikenal sebagai teori Giant Impact. Klik di sini untuk info lebih lanjut.

Namun teori yang dipresentasikan oleh Dr Dave Stevenson ini bukan tanpa celah dan kelemahan. Batuan Bulan yang dibawa oleh misi Apollo ternyata memiliki komposisi isotop yang serupa dengan Bumi. Jika benar Bulan adalah milik Venus, mengapa isotopnya bisa begitu mirip dengan Bumi?. "Jika Bulan dan Bumi memiliki isotop yang sangat mirip, itu akan membuat teori Dr Dave akan sulit untuk dipertahankan," ucap Alex Halliday dari Oxford University. "Kesamaan isotop itu membuktikan bahwa materi pembentuk Bulan memang berasal dari Bumi atau memang materi Bulan bercampur dengan materi Bumi," tambahnya.

"Walau bagaimanapun, teori Dr Dave Stevenson sangat menarik. Venus dan Bumi memiliki banyak kemiripan termasuk massanya. Jika Bumi punya Bulan mengapa Venus tidak ??," imbuh Alex Halliday. Saat ini teori terkuat masih dipegang oleh teori Giant Impact. Tapi masih ada pertanyaan yang belum terjawab. Obyek apakah sebenarnya yang menabrak Bumi sehingga melahirkan Bulan??. (LS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Mengenal Apa Itu Bintang Sirkumpolar ??

Bintang Sirkumpolar. Image credit: elfindingpolaris
Bintang-bintang hampir selalu menghiasi langit malam, asalkan langitnya tidak mendung dan tidak berpolusi. Nah, temen-temen tau nggak kalau bintang itu terbit dan terbenam seperti Matahari? Tapi ada juga lho bintang yang tidak pernah terbit maupun tenggelam, bintang ini disebut bintang Sirkumpolar. Lah, kok bisa?

Orang Indonesia yang hidup di daerah sekitar khatulistiwa (Kisaran 1 LU - 1 LS) biasanya tidak bisa melihat bintang sirkumpolar, tetapi bagi kawan-kawan kita yang hidup di lintang utara maupun selatan, mereka bisa melihat bahwa ada bintang-bintang tertentu yang tidak pernah tenggelam maupun tidak pernah terbit.

Polaris (Bintang Utara) adalah salah satu bintang sirkumpolar karena posisinya hampir segaris dengan sumbu rotasi Bumi (Deklinasi +89° 15′ 51″), sehingga apabila dilihat di negara-negara lintang utara, bintang itu tidak pernah tenggelam. Sebaliknya, apabila dilihat di negara-negara lintang selatan, bintang itu tidak pernah terbit.

Bagaimana cara mengetahui apakah suatu bintang itu bintang sirkumpolar atau bukan? ternyata ada rumusnya.

Awalnya, kita harus mengetahui sistem tata koordinat ekuatorial yang berdasarkan lintang pengamat. Dalam takor (Tata Koordinat) ekuatorial ada 4 komponen yang berpengaruh:
- Lintang pengamat (Utara plus, Selatan minus)
- Ekuator langit (Tegak lurus dengan lintang pengamat)
- Deklinasi (Jarak bintang dari ekuator langit)
- HA/RA (Sudut jam bintang atau asensiorekta bintang)

Dalam penentuan bintang sirkumpolar atau bukan, kita hanya butuh 3 komponennya, yaitu Lintang, Ekuator langit, dan Deklinasi.

Cara menentukannya? Gampang, begini saja:
90 - deklinasi <= lintang
90 derajat dikurangi deklinasi bintang harus kurang dari atau sama dengan lintang pengamat

Misalkan:
Saya tinggal di Jakarta dengan lintang -6 derajat atau 6 derajat LS, bintang Betelgeuse (Deklinasi +07 derajat), apakah bintang Betelgeuse itu bintang sirkumpolar di Jakarta?

Perhitungannya:
90 - 7 <= -6
83 <= -6 (Tidak valid)
Berarti, Betelgeuse bukan bintang sirkumpolar di Jakarta

Kesimpulannya, bukan hanya Bintang Utara (Polaris) yang tidak pernah tenggelam, tapi sebenarnya ada banyak bintang yang tidak pernah tenggelam/tidak pernah terbit tergantung lintang pengamatnya. (FAAI, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, September 29, 2013

Akhirnya Kapsul Cygnus Orbital Sciences Tiba di ISS

Kapsul Cygnus "ditangkap" oleh lengan robot canadarm2 ISS. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Setelah mundur seminggu dari jadwal akhirnya kapsul / modul Cygnus Orbital Sciences Corp berhasil merapat (docking) dengan ISS (International Space Station). Kapsul Cygnus tiba dengan ISS pada pukul 19:00 WIB dengan "ditangkap" menggunakan lengan robot Canadarm2 yang dioperasikan oleh astronot Luca Parmitano dan Karen Nyberg.

Orbital Sciences Corp berhasil menambal celah yang ada pada software kontrol yang menyebabkan adanya ketidakcocokan data yang diterima antara kapsul Cygnus dengan ruang kontrol. Software patch (tambalan) tersebut kemudian diupload oleh tim ke komputer yang ada pada kapsul Cygnus untuk kemudian dilakukan serangkaian pengujian beberapa kali. Setelah dirasa baik dan memungkinkan, NASA memutuskan untuk melakukan proses tangkap dan docking pada hari Minggu ini.

Selama menunggu proses docking, kapsul Cygnus berada jauh dibelakang ISS dengan jarak 1.491 mil, kemudian dengan menggunakan roket pendorong yang ada padanya, perlahan mulai melakukan pendekatan dengan ISS pada hari kamis hingga pada hari Minggu mencapai jarak hanya 200 meter dari ISS. Kapsul Cygnus terus mendekat hingga pada jarak 10 meter untuk kemudian roket pendorong dimatikan. Sampai pada tahap ini lengan robot Canadarm2 yang dioperasikan astronot Luca Parmitano melakukan pendekatan dan akhirnya berhasil "menangkap" kapsul Cygnus. Kapsul Cygnus akan dibuka oleh kru ISS pada hari Senin setelah melalui uji kebocoran dan sambungan listrik. Welcome to ISS untuk kapsul Cygnus :-). (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto