Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, November 19, 2010

Ahli Astronomi Indonesia Temukan Planet Alien HIP 13044b

Para ahli astronomi telah mengkonfirmasi temuan planet alien (asing) di Galaksi Bima Sakti yang datang dari galaksi lain. Namanya, Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044.

Planet mirip Yupiter ini sebenarnya lahir di galaksi lain, namun kemudian ditangkap oleh Bima Sakti sekitar 6 sampai 9 miliar tahun yang lalu. Efek samping dari kanibalisme galaksi membawa sebuah planet yang dulunya jauh kini berada dalam jangkauan para astronom untuk kali pertamanya.

Planet ini ditemukan oleh tim astronom dari Max-Planck-Institut fur Astronomie (MPIA), Heidelberg, Jerman. Tim peneliti meneliti pergerakan HIP 13044 menggunakan teleskop di sebuah observatorium di selatan Eropa,  La Silla Observatory di Chile.

Setelah enam bulan pengamatan, mereka meneteksi gerakan-gerakan kecil yang melawan tarikan gravitasi planet yang mengorbit.

Yang membuat bangga, astronom asal Indonesia, Johny Setiawan didaulat jadi pemimpin proyeknya.

"Bagi saya, itu adalah kejutan besar," kata pemimpin tim, Johny Setiawan dari MPIA, speerti dimuat SPACE.com, 18 November 2010.  "Kami tidak mengharapkan itu pada awalnya."

Tim peneliti yang dipimpin Johny Setiawan membeberkan hasil observasinya secara online dalam situs Science  edisi 18 November.

[caption id="" align="alignnone" width="690" caption="Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044."][/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="694" caption="Gambaran Planet HIP 13044b"]http://www.universetoday.com/wp-content/uploads/2010/11/exoplanet-from-another-galaxy.jpg[/caption]

Ukuran planet ini  25 persen lebih besar dari Jupiter. Ia mengorbit bintang HIP 13044  yang jaraknya 2.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Fornax.

Planet HIP 13044b berada sangat dekat dengan bintangnya itu. Jarak terdekat dengan bintang induk sekitar 8 juta kilometer atau 5,5 persen jarak Bumi dan Matahari. Planet menyelesaikan orbit setiap 16,2 hari.

HIP 13044b selamat dari fase penuaan bintang -- yang juga akan dialami Matahari sekitar 5 miliar tahun lagi.

Penemuan ini memaksa para astronom memikirkan kembali ide-ide mereka tentang formasi planet dan kelangsungan hidupnya.  Apalagi, ini adalah planet pertama yang ditemukan mengelilingi bintang yang sangat tua dan miskin logam.

Johny setiawan memperkirakan, nanti, saat Matahari memasuki fase penuaan, menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.

"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan.

"Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat ke orbitnya, persis seperti yang kami deteksi."

Dalam kasus HIP 13044b, planet ini adalah korban yang selamat. Namun, ia tak akan hidup selamanya. Sebab, bintang induknya akan terus berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Planet ini akan tertelan.

Sekilas tentang Johny Setiawan

[caption id="" align="alignnone" width="416" caption="Johny Setiawan"][/caption]


Johny Setiawan
adalah astrofisikawan muda asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya sebagai ketua tim proyek.

Pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974 ini menamatkan S-1 dan S-3-nya di Freiburg, Jerman.

Sebelumnya, engan teleskop 2,2 meter di La Silla, Cile, Johny berhasil menemukan planet baru: HD 11977 B. Planet ini berjarak 200 tahun cahaya dari bumi . Planet berukuran 6,5 kali Jupiter ini mengitari bintang raksasa HD 11977A. Sebelum merilis temuannya, Mei lalu, Setiawan memelototi bintang itu sejak 1999.

Sebelumnya, pemuda kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1974, ini juga menemukan dua bintang raksasa baru, HD 47536B dan HD 122430B, pada 2003.

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/189504-astronom-ri-temukan-planet-alien-galaksi-lain

Thursday, November 18, 2010

NASA Temukan Lubang Hitam (Black Hole) Paling Dekat dengan Bumi

Teleskop Chandra milik NASA menemukan bukti bahwa ada lubang hitam (black hole) di kawasan jagat raya kita. Dari bukti yang didapat, diperkirakan lubang hitam tersebut baru berusia 30 tahun.

NASA menyatakan, penemuan ini memberi secercah harapan untuk mengetahui bagaimana sebuah bintang raksasa meledak dan meninggalkan lubang hitam di sejumlah galaksi, termasuk di Bimasakti.

Lubang hitam berusia 30 tahun yang diberi nama SN 1979C itu berjarak sekitar 50 juta tahun cahaya dari Bumi. “Jika interpretasi kami tepat, ini merupakan contoh kelahiran lubang hitam paling dekat yang pernah diamati,” kata Daniel Patnaude, astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics yang mengetuai penelitian.

Seperti dikutip dari TG Daily, 17 November 2010, data dari berbagai sumber menyatakan bahwa ada sumber sinar X terang yang stabil sejak 1995 sampai 2007. Kesimpulan NASA, sumber itu merupakan lubang hitam yang sedang memakan material yang ia hisap ke dalamnya.

[caption id="" align="alignnone" width="580" caption="Posisi black hole SN 1979C di galaksi Bimasakti (image credit: universetoday.com)"][/caption]

Tim peneliti yakin bahwa SN 1979C, yang pertamakali ditemukan oleh para astronom amatir pada tahun 1979 lalu, terbentuk saat sebuah bintang yang berukuran 20 kali lebih besar dari matahari hancur.

“Meski demikian, sangat sulit untuk mendeteksi kelahiran lubang hitam seperti ini karena membutuhkan pengamatan sinar X selama beberapa dekade,” ucap Abraham Loeb, peneliti lain dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

Walaupun NASA mengenali objek ini sebagai lubang hitam, ada kemungkinan pula bahwa objek yang memancarkan sinar X tersebut merupakan bintang neutron muda yang berputar sangat cepat dengan  angin kencang yang terdiri dari partikel energi tinggi.

Jika benar demikian, maka ini akan menjadikan SN 1979C sebagai contoh ‘angin pulsar nebula’ yang paling muda dan paling terang serta bintang neutron termuda yang pernah diketahui.

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/189229-chandra-temukan-black-hole-terdekat-dari-bumi, dengan berbagai tambahan

Sunday, November 14, 2010

Sisi Belakang Bulan Ternyata Lebih Tinggi daripada Sisi Depannya



Selama ini yang kita lihat dari bulan hanya satu sisi saja yaitu yang sisi yang menghadap ke bumi. Tapi tahukah Anda bagaimana sisi belakang bulan?. Ternyata sisi belakangnya jauh lebih tinggi dari pada sisi depannya (yang menghadap bumi). Apakah yang menyebabkan hal ini?. Gravitasi bumi menciptakan tonjolan pada garis khatulistiwa bulan, serta memberikan penjelasan mengapa sisi jauh Bulan lebih tinggi daripada sisi yang menghadap Bumi seperti saat ini. Rincian penelitian ini muncul di jurnal Science.

Sisi belakang bulan pada dasarnya merupakan misteri. Sisi depan bulan yang biasa dilihat manusia terdiri dari bermacam kawah dan dataran vulknaik. Namun, kawasan sisi belakang bulan ternyata jauh lebih tinggi.
Dan sekarang ilmuwan tahu mengenapa ini bisa terjadi, sebagian besar karena Bumi.



http://sos.noaa.gov/images/Solar_System/moon.jpg

Headline

Gambar diambil melalui misi Apollo NASA pada tahun 70-an



Selama lebih dari empat miliar tahun, setelah bulan terbentuk dan pemadatan inti, kerak bulan mengapung di lautan magma. Selama itu pula, gaya gravitasi Bumi menarik kerak yang mengambang dan menciptakan distorsi. Fenomena tersebut mirip dengan fenomena Bulan yang menciptakan pasang surut pada lautan bumi.

Tonjolan pasang surut bulan kemudian menyebabkan kerak mencair dan menipis di sisi kutub di mana lapisan ini kemudian membesar. Selanjutnya, kerak di tiap garis khatulistiwa bulan tetap tebal dan menggembung.

Profesor Ian Garrick-Bethell dari University of California Santa Cruz, yang memimpin studi ini percaya bahwa proses pasang surut dapat menjelaskan sekitar 25% hingga 40% topografi bulan.

Studi kami yang pertama mengukur struktur dan bentuk dari sisi jauh bulan dan alasan pembentukannya, kata Garrick Bethell. Kami mampu menjelaskan topografi berdasarkan proses pasang surut, ujarnya seperti dikutip dari BBC.

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/971902/terungkap-mengapa-permukaan-bulan-menggembung

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto