Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, January 28, 2012

Apa Perbedaan Teori Planetesimal dengan Teori Pasang Surut?

Pertanyaan:
Apa bedanya teori planetisimal dan teori pasang surut?

Jawaban:
Teori Planetesimal dikembangkan oleh Thomas C. Chamberlin dan Fores R. Moulton pada tahun 1905. Menurut teori ini, matahari merupakan benda yang sudah ada di antara bintang-bintang yang lain. Pada suatu waktu, ada sebuah bintang yang mendekati matahari. Ketika bintang tersebut berpapasan dengan matahari, ada bagian dari matahari yang tertarik ke arah bintang tersebut karena adanya gaya tarik gravitasi yang bekerja di antara bintang dan matahari, sehingga terbentuk semacam sayap matahari. Ketika bintang tersebut menjauh dari matahari, gaya gravitasi yang bekerja semakin melemah sehingga bagian-bagian dari sayap matahari tersebut ada yang kembali ke matahari, tetapi ada yang membeku dan tidak kembali ke matahari. Bagian-bagian yang tidak kembali membentuk gumpalan yang disebut planetesimal. Setelah lama, beberapa gumpalan menyatu membentuk planet-planet yang bergerak mengelilingi matahari.
Kelemahan teori ini adalah bahwa semestinya, gas-gas yang tertarik ke arah bintang tidak berputar mengelilingi matahari, tetapi lebih mungkain melayang bebas di angkasa.

======================================…
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.[
Teori Pasang Surut pertama kali disampaikan oleh Buffon.Buffon menyatakan bahwa tata surya berasal dari materi Matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan sebuah komet.

Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian diperbaiki oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys.Mereka berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari.Gas-gas tersebut terlepas dan kemudian mengelilingi Matahari.Gas-gas panas tersebut kemudian berubah menjadi bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras menjadi planet-planet dan satelit.
======================================…

Kesimpulan

Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa tata surya kita pada dasarnya terbentuk dari bolakabut raksasa (nebula) yangberputar pada porosnya. Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian yang kecil dan ringan terlempar keluar dan bagian yang terbesar dan berat berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Putaran tersebut juga menyebabkan temperatur bola kabut raksasa semakin meningkat dan terbetuklah matahari. Sementara itu, bagian yang ringan terlempar ke luar mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Gumpalan-gumpalan tersebut membentuk planet-planet yang terjadi seperti sekarang ini

Catatan

Dari sekian banyak teori yang paling mendekati kebenaran adalah teori Big Bang atau sering disebut sebagai ledakan besar yang terkendali. Bukti kebenaran teori big bang adalah jagat raya dari tahun ketahun semakin mengembang dan semakin luas.

Dua atom yang paling penting dalam astronomi adalah helium dan hidrogen. Di angkasa, atom-atom hidrogen tersebar sebagai individu atau sebagai molekul. Sedangkan helium, tetap menjadi atom yang melayang-layang dengan bebas.

(http://id.answers.yahoo.com)

Note:
*kami mengumpulkan pertanyaan dan jawaban astronomi dari beberapa forum di internet dan kami tidak menjamin serta tidak melakukan evaluasi terhadap kebenaran dari jawaban pertanyaan tersebut.

Misteri Kilatan Cahaya di Permukaan Bulan


Selama ratusan tahun, banyak orang dikejutkan oleh adanya kilatan cahaya yang muncul di permukaan Bulan. Cahaya kilat tersebut sangat singkat tapi bisa terlihat dari Bumi, sebelumnya penyebab dan asal-usul kilatan cahaya tersebut masih misterius dan disebut sebagai Transient Lunar Phenomena (TLP). Anehnya meskipun sering diamati, kejadian ini jarang sekali di foto. Dari Bumi terbakarnya meteor di atmosfer bisa menghasilkan cahaya serupa, tapi bagaimana dengan di Bulan yang tidak memiliki atmosfer?

Di Bulan, cahaya kilat tidak dihasilkan dari proses pembakaran seperti di Bumi, tapi merupakan gumpalan materi panas akibat efek dari tumbukan meteorit itu sendiri. Dampaknya cukup kuat untuk melelehkan meteorit tersebut kemudian menghasilkan gelombang radiasi yang bercahaya sampai cairan tersebut membeku.

"Sylvain Bouley, seorang ilmuwan planet di observatorium Paris dan penulis dari studi ini menjelaskan "Anda hanya memiliki sepotong kecil materi komet atau meteorit sekira 10 cm, Anda bisa membuat flash yang cukup terang". Ungkapnya.

Rekan-rekan dari Johns Hopkins University menambahkan "Sesuatu telah mencair karena terlalu panas, dan memancarkan radiasi gelombang panjang yang terlihat sampai ia mendingin". Studi dan observasi yang dilakukan tahun 1999-2007, meneliti tingkat kecerahan, ukuran, dan kecepatan dari meteorit.

Dugaan sebelumnya, cahaya kilat dihasilkan oleh pantulan sinar oleh satelit jauh atau aktivitas gunung berapi, meskipun masih ada perdebatan tentang ini. Meskipun pada tahun 2007 ditemukan aktivitas gas dipermukaan Bulan. Makalah ini akan diterbitkan pada jurnal Icarus edisi Maret 2012.

Friday, January 27, 2012

Asteroid 2012 BX34 Dekati Bumi 27 Januari 2012


Asteroid berukuran 11 meter yang diberi nama 2012 BX34, diperkirakan akan melintas mendekati Bumi pada tanggal 27 Januari 2012 ini. Asteroid ini diobservasi oleh Catalina Sky Survey, Mt. Lemmon Survey di Arizona, dan Magdalena Ridge Observatory di New Mexico. Tidak ada efek berbahaya bagi Bumi akibat melintasnya asteroid ini.

Penyebab Terjadinya Aurora


Aurora merupakan fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).

Penyebab Terjadinya Aurora

Aurora terjadi akibat atom-atom yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari Matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dengan kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan terhisap medan magnet Bumi di sekitar kutub utara dan selatan. Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya aurora hijau terjadi akibat benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan partikel elektron dengan atom oksigen.

Bagian penting dari mekanisme aurora adalah "angin Matahari" yaitu suatu aliran partikel yang keluar dari matahari. Angin Matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (sabuk Van Allen). Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan bertabrakan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak. Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih yang mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukan antara partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan lampu berpendar atau lampu neon (tripod.lycod.com)

Wednesday, January 25, 2012

Melihat Warna Senja di Planet Osiris


Berwarna apakah senja di suatu planet asing yang jauh dari Bumi? Lewat data dari teleskop luar angkasa Hubble, ilmuwan eksoplanet Frederic Pont di university of exeter telah merekonstruksi warna senja planet Osiris.

Diwartakan Dailymail, Sabtu(14/01/2012), planet yang juga dikenal dengan nama HD209458 terabut berjarak 150 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan planet pertama yang terdeteksi memiliki uap air di atmosfernya.

"Saya takjub karena kita mengetahui seperti apa senja di HD209458 dengan cukup akurat. Ketika kami mengumpulkan transmisi spektrum atmosfer planet itu saat melintasi bintangnya, hal yang pasti diukur berwarna apakah senja di sana", kata Pont.

"Karena suhunya yang hampir sama dengan suhu matahari, bintang yang dikelilingi planet itu berwarna putih bila dilihat dari luar atmosfer, kemudian bintang tersebut akan memperoleh semburat biru seiring senja tenggelam lebih dalam," tambahnya.

Menurut Pont, penyerapan sodium yang terjadi di planet tersebut menghilangkan warna merah dan oranye lalu menyebarkan warna biru, sehingga senja tersebut jadi berwarna biru-kehijauan. (okezone.com, astronomi.us)

Monday, January 23, 2012

Rusia Akan Bangun Stasiun Luar Angkasa Permanen di Bulan


Badan antariksa Rusia Roscosmos, saat ini sedang membicarakan pembangunan stasiun luar angkasa permanen di Bulan. Seperti dikutip dari spacedaily.com, Senin (23/01/2012), pembicaraan itu melibatkan mitra di Eropa dan Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan oleh kepala Roscosmos, Vladimir Popovkin pada hari kamis.

"Kami tidak ingin manusia hanya berjalan di Bulan", kata Popovkin dalam wawancara dengan radio Vesti FM.

"Hari ini kita cukup tahu bahwa ada air di daerah kutub Bulan", kata dia menambahkan "kita sekarang membahas bagaimana memulai eksplorasi (Bulan) dengan NASA dan badan antariksa eropa.

Ia menambahkan "ada dua pilihan, baik untuk mendirikan stasiun permanen di Bulan atau untuk meluncurkan stasiun untuk mengorbit daerah disekitarnya".

Proyek "sistem transportasi berawak untuk ke Bulan saat ini sedang dikembangkan", tambahnya lagi.

Mirip era perang dingin, proyek ini seolah ingin menghidupkan kembali persaingan Uni Soviet dan Amerika pada tahun 50-an.

Rusia berencana mengirim misi berawak ke Bulan pada 2020 mendatang. (adi saputro/astronomi.us)

Sunday, January 22, 2012

Astronom Temukan Galaksi Kerdil Berjarak Miliaran Tahun Cahaya dari Bumi


Para ilmuwan telah lama berusaha untuk mendeteksi galaksi kerdil yang mengorbit galaksi Bima Sakti. Kejutan datang pada tanggal 18 Januari kemarin. Dengan menggunakan teleskop Keck II optik adaptif, astronom menemukan sebuah galaksi kerdil di tengah alam semesta.

Seperti yang dilansir oleh spacedaily.com, Sabtu(21/01/2012) Galaksi kerdil tersebut ditemukan oleh Dr Simona Vegetti dan tim dari MIT. Galaksi tersebut berjarak 10 miliar tahun cahaya dari Bumi. Tim menemukan galaksi tersebut dengan mempelajari bagaimana galaksi elips besar disebut JVAS B1938 666 yang berfungsi sebagai lensa gravitasi untuk cahaya bagi galaksi yang letaknya jauh dibelakanya. Penemuan ini diterbitkan dalam Jurnal Nature Online edisi 18 Januari.

Gravitasi JVAS B1938 666 mampu menangkis dan melalui cahaya sehingga cahaya menjadi terdeformasi menjadi busur disekitar galaksi lensa dan inilah yang sering disebut dengan "Cincin Einstein". Ukuran, bentuk, dan kecerahan cincin Einstein tergantung pada distribusi massa dari seluruh galaksi di depannya.

Vegetti dan timnya mendapat gambar citra inframerah dari JVAS B1938 666 yang tajam dengan menggunakan teleskop Keck II dan sistem optik adaptif yang mengoreksi efek kabur/blur dari atmosfer bumi dan memberikan gambar yang tajam. Dengan data ini mereka dapat menentukan distribusi massa JVAS B1938 666 beserta bentuk dan kecerahan galaksi di belakangnya.

"Galaksi satelit ini menarik karena terdeteksi dalam peta massa berlebih, meskipun massa yang rendah", ungkap Robert Schmidt dari pusat astronomi universitas Heidelberg. (Adi Saputro/astronomi.us)

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto