Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Monday, April 29, 2013

Bintang Betelguese, Bintang Raksasa Merah Terdekat dengan Bumi

Bintang Betelguese. Image credit:ESA/Herschel/PACS/L
Bintang Betelgeuse (Alpha Orionis) merupakan sebuah bintang raksasa merah yang berada di konstelasi Orion. Bintang tersebut merupakan bintang raksasa yang jaraknya paling dekat dengan Bumi yakni sekitar 640 tahun cahaya. Bintang ini berukuran 1000 kali lebih besar dan 100.000 kali lebih terang dari Matahari kita. Jika diibaratkan Matahari kita adalah Betelguese, maka permukaannya akan mencapai orbit di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Saking besarnya, kita bisa melihatnya di langit pada malam hari dengan mata telanjang. Bintang ini diklasifikasikan sebagai red supergiant dengan tipe M2lab yang merupakan klasifikasi bintang terbesar dan tingkat kecerahan cahaya yang tinggi.

Bintang ini sudah dikenal sejak jaman Ptolemy dan konon kabarnya tiga abad sebelum Ptolemy, bintang ini sudah dikenal oleh astronom China dan mereka melihat bintang tersebut berwarna kuning.

Bintang Betelgeuse termasuk bintang tua yang sudah mendekati masa akhir dari hidupnya. Tubuh yang semakin membesar dan suhu yang semakin menurun merupakan sebuah tanda sebuah bintang akan menuju kematian, termasuk Betelgeuse.

Tingkat kecerahan dan temperatur bintang. Image credit: ESO
Dalam foto bintang Betelguese terbaru yang didapat dari teleskop Herschel diperoleh gambar bahwa angin debu dari bintang tersebut bergerak menghantam ruang bintang lain di dekatnya sehingga membuatnya tampak seperti busur gelombang kejut yang bergerak dengan kecepatan 30 km per detik. Angin yang juga terdiri dari debu tersebut merupakan bukti bahwa massa dari bintang Betelguese yang semakin berkurang. Debu tersebut awalnya berasal dari tubuh bintang itu sendiri.

Lapisan dalam dari bintang Betelguese memperlihatkan struktur menonjol yang tidak simetris yang secara teknis mengeluarkan/ memancarkan serpihan debu bintang. Selain itu juga terdapat struktur lain yang linier yang letaknya lebih jauh di luar busur angin debu bintang yang menurut para astronom struktur tersebut merupakan hasil dari materi bintang Betelgeuse yang keluar saat bintang tersebut mengalami evolusi. Namun berdasarkan analisis terbaru menunjukkan bahwa struktur itu berhubungan dengan medan magnet galaksi atau juga tepi dari awan antarbintang yang ada di sekitar bintang Betelguese yang tersinari oleh cahaya bintang tersebut.

Jika ternyata struktur linier yang simetris itu merupakan obyek yang terpisah dari busur angin debu Betelgeuse, maka diperkirakan kedua struktur/ filamen tersebut akan bertabrakan sekitar 5000 tahun mendatang disusul oleh bintang Betelguese itu sendiri pada 12.500 tahun kemudian.

Kelak jika bintang Betelguese harus mengakhiri hidupnya dengan supernova, maka akan menjadi sesuatu yang indah jika dilihat dari Bumi. Bintang tersebut akan dapat dilihat pada siang bolong di langit selama berbulan-bulan. Namun diperkirakan hal itu baru akan terjadi jutaan tahun ke depan.(PS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, April 28, 2013

Tragedi Tunguska, Alien Pernah Selamatkan Bumi dari Kehancuran ?

Sampel kayu pohon yang tumbang akibat ledakan meteorit di Tunguska, Rusia. Image credit: gehkados
Seorang ilmuwan Rusia mengatakan bahwa Alien berusaha melindungi Bumi pada peristiwa jatuhnya meteorit raksasa di Tunguska, Rusia 101 tahun yang lalu. Ilmuwan bernama Yuri Lavbin tersebut mengungkapkan bahwa ia berhasil menemukan kristal kuarsa di lokasi ledakan meteorit. Ia menemukan 10 buah kristal yang berlubang dan diyakini bahwa lubang tersebut merupakan lubang yang berfungsi untuk menyatukan kristal-kristal tersebut ke dalam rantai. Uniknya beberapa kristal diantaranya memiliki gambar dengan corak yang aneh. "Kami tidak memiliki teknologi yang dapat mencetak gambar semacam ini pada kristal," ungkap Lavbin. Selain kristal kuarsa, kami juga menemukan zat besi silikat yang tidak ada di Bumi. Besi silikat tersebut hanya ada di luar angkasa.
Kristal Kuarsa yang ditemukan oleh Yuri Lavbin. Image credit: Mina
Ledakan besar di Tunguska terjadi pada 30 Juni 1908 dan sumber ledakannya sebenarnya masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Ledakan yang konon hampir setara dengan ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang tersebut meluluh lantakkan daerah seluas 2.150 kilometer persegi dan merubuhkan lebih kurang 60 juta pohon. Argumen yang paling kuat menyebutkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh jatuhnya meteorit raksasa berukuran beberapa puluh meter besarnya. Anehnya tidak ada kawah maupun serpihan meteorit yang ditemukan. Ilmuwan mengatakan bahwa meteorit tersebut meledak sebelum menyentuh tanah sekitar 5-10 km dan gelombang kejutnya menghancurkan daerah di sekitarnya.
Ledakan tersebut mengakibatkan puluhan ribu pohon hancur dan bertumbangan. Image credit: xquastdaily
Penemuan kristal kuarsa dalam sebuah ekspedisi pada tahun 2004 tersebut menurut Lavbin merupakan hal yang sangat luar biasa. Dan kabarnya batu kristal seberat 50 kg tersebut kini dibawa ke kota Krasnoyarsk untuk dipelajari dan dianalisis. Namun hingga saat ini belum ada publikasi tentang hasil dari analisis tersebut.

Berita lain mengatakan bahwa ledakan besar tersebut disebabkan oleh ledakan pesawat luar angkasa alien untuk melindungi Bumi dari ancaman. Hal itu diungkapkan oleh Insinyur asal Uni Soviet, Alexander Kazantsev pada tahun 1946. Lebih jelas ia mengatakan bahwa sebuah pesawat alien bertenaga nuklir sedang mencari air tawar di danau Tunguska namun kemudian meledak. Kemungkinan Kazantsev terinspirasi dari kunjungannya ke Hiroshima pda akhir tahun 1945.

Kembali ke kristal kuarsa tadi. Menurut Lavbin bila 10 batu kristal tadi disatukan maka akan membentuk sebuah peta yang menurutnya peta tersebut merupakan sistem navigasi dari sebuah pesawat luar angkasa. Hal yang mendukung teori Lavbin adalah ada gambar sosok alien pada batu tersebut. Adalah aneh jika ada foto seseorang pada batu tersebut, ungkap Lavbin

Satu hal yang masih menjadi misteri yaitu hasil analisi dari batu kristal tersebut yang hingga saat ini belum dipublikasikan...hemm kita tunggu saja. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto