Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Lubang Hitam. Show all posts
Showing posts with label Lubang Hitam. Show all posts

Friday, January 24, 2014

Lubang Hitam Ultramasif Cegah Pembentukan Bintang di Cluster Galaksi RX J1532

Foto gas panas (berwarna ungu) di cluster galaksi RX J1532.9+3021 (RX J1532) dengan lubang hitam supermasif dengan massa seribu triliun kali lipat massa Matahari kita. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: X-ray: NASA/CXC/Stanford/J.Hlavacek-Larrondo et al, Optical: NASA/ESA/STScI/M.Postman & CLASH team
Para astronom dengan menggunakan teleskop Chandra berhasil mengungkap rahasia kekuatan salah satu lubang hitam yang dikenal sebagai lubang hitam dengan kekuatan super besar. Lubang hitam itu mampu menciptakan struktur yang bergitu besar didaerah yang dikelilingi oleh gas panas sehingga mencegah terbentuknya bintang dilingkungan ekstrim tersebut.

Lubang hitam tersebut berada dalam sebuah gugus galaksi bernama RX J1532.9+3021 (RX J1532) yang jaraknya 3,9 miliar tahun cahaya dari Bumi. Foto di atas adalah foto komposit yang dioleah dari data sinar X yang diperoleh teleskop Chandra. Dari foto tersebut tampak gas panas berwarna ungu di sekitar cluster galaksi yang berwarna kuning. Saking masifnya kekuatan dari lubang ini sehingga setara dengan satu kuadriliun atau seribu triliun kali lipat kekuatan Matahari kita, sangat..sangat..sangat luar biasa.

Jumlah gas panas yang luar biasa besar di pusat cluster galaksi menyimpan teka-teki. Gas panas memancarkan sinar X yang dingin sehingga kepadatan gas di pusat galaksi harusnya mendingin dengan cepat. Tekanan gas yang mendingin kemudian akan masuk lebih dalam ke dalam galaksi sehingga akan membentuk miliaran bintang. Tapi anehnya tidak ditemukan satu bukti pun adanya bintang yang terbentuk. Sangat aneh sekali.

Penemuan ini sangat mengejutkan. Mengapa bintang tidak terbentuk padahal bahan baku pembentukan bintang begitu melimpah di sana?? Citra dari teleskop Chandra dan NSF's Karl G. Jansky VLA (Very Large Array) memberikan petunjuk jawaban atas teka-teki ini. Foto Sinar X yang diperoleh memperlihatkan adanya dua rongga besar di dalam gas panas pada sisi lain pusat galaksi. Lubang hitam supermasih terletak diantara kedua rongga dan menciptakan pancaran jet supersonik yang menembus gas panas dan mendorongnya ke samping (ke luar). Rongga itu kemudian meluas dan melepaskan energi yang menimbulkan panas yang mencegah gas untuk mendingin. Dan itulah yang menyebabkan bintang tidak terbentuk.

Untuk menghasilkan jet supersonik yang sangat dahsyat, lubang hitam haruslah mengkonsumsi banyak massa. Tapi ternyata lubang hitam yang satu ini lebih efisien. Lubang hitam ini mampu menghasilkan energi super besar dengan konsumsi bahan yang sedikit. Hal itu terungkap setelah tidak ditemukannya emisi sinar X sebagai hasil dari materi yang "dimakan" lubang hitam. Bagaiamana cara lubang hitam itu menghasilkan energi besar dari konsumsi materi yang sedikit?? Lubang hitam dengan massa 10 miliar kali Matahari kita jika berputar dengan sangat cepat maka akan menghasilkan jet yang lebih besar dari lubang hitam yang berputar perlahan dengan konsumsi materi yang sama.

Selain ditemukan dua rongga tadi, ternyata ada pula satu rongga lain yang ternyata tidak selaras dengan jet lubang hitam. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, October 8, 2013

Penelitian Terbaru, Lubang Hitam Ternyata Punya Rambut

Model lubang hitam oleh fisikawan Roy Kerr yang tanpa "rambut". Image credit: physorg
Menurut teori yang diungkapkan oleh fisikawan Roy Kerr pada tahun 1963, ia menyatakan bahwa model / gambaran sebuah lubang hitam adalah bersih dan tidak ada fitur mencolok dari sebuah lubang hitam kecuali lubang hitam itu sendiri. Hal inilah yang saat ini menjadi teori yang banyak diyakini. Gambar di atas adalah model lubang hitam menurut Roy Kerr.

Teori yang berbeda diungkapkan oleh Thomas Sotiriou, fisikawan dari International School for Advanced Studies (SISSA) yang menyatakan bahwa lubang hitam tidak mungkin seperti itu. Lubang hitam haruslah lebih "kotor". Mengacu pada model lama yang ada (model Roy Kerr), lubang hitam didefinisikan dalam dua kuantitas, yakni massa dan momentum sudut (kecepatan rotasi lubang hitam). Setelah hal pemicunya runtuh atau musnah (seperti bintang bermassa besar) maka ia akan runtuh ke dalam dan menghilang selamanya. yang tersisa hanyalah lubang hitam yang diam dan terlihat tenang dengan bagian tepi yang hampir tidak ada fitur spesifik. Massa dan momentum sudut samping terlihat sama.

Itulah yang menyebabkan fisikawan Thomas Sotiriou menyatakan tidak mungkin lubang hitam seperti itu. "Lubang hitam menurut perhitungan kami memiliki fitur yang mirip seperti rambut di tepinya," ungkap Thomas. Selain Thomas Sotiriou, ada fisikawan lain yang menyatakan hal serupa. Diantaranya adalah John Wheeler yang menyatakan bahwa lubang hitam memiliki rambut. Menurutnya massa dan momentum sudut hanyalah salah satu cara yang diperlukan untuk menggambarkan lubang hitam. "Meskipun model yang dibuat oleh Kerr "botak" yang sesuai dengan Relativitas Umum, tapi tidak sesuai dengan teori Einstein lainnya seperti teori tensor-scalar," tambah Thomas.
Model lubang hitam yang diusulkan fisikawan Thomas Sotiriou dan John Wheeler . Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: sciencedaily
"Inilah sebabnya mengapa kami membuat perhitungan baru yang memungkinkan kita untuk memfokuskan diri pada apa yang sebenarnya terjadi di sekitar lubang hitam yang diamati astrofisikawan. Oleh sebab itu perlu ditambahkan 'rambut' pada model lubang hitam Kerr." ungkap Thomas kembali. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, February 2, 2013

Astronom Temukan Teknik Baru untuk Ukur Massa Lubang Hitam Supermasif

Ilustrasi lubang hitam supermasif. Image credit: NASA/JPL-Caltech
Dalam jurnal Nature tim astronomi internasional termasuk di dalamnya terdapat astronom Marc Sarzi dari University of Hertfordshire melaporkan bahwa mereka berhasil menemukan cara dan teknik baru untuk mengukur massa dari lubang hitam supermasif pada sebuah galaksi.

Dengan mengukur kecepatan dari molekul karbon monoksida yang mengorbit disekitar lubang hitam tersebut peneliti mampu mengukur massa dari galaksi.

Lubang hitam (black hole) merupakan sebuah obyek yang begitu padat sehingga gravitasinya dapat mencegah apapun termasuk cahaya untuk melarikan diri darinya. Lubang hitam masih bisa memiliki massa jutaan hingga miliar kali massa Matahari kita dan rata-rata semua galaksi termasuk Bima Sakti memiliki lubang hitam supermasif ditengahnya. Hal itu menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara evolusi lubang hitam dengan evolusi galaksi.

Marc Sarzi mengatakan bahwa "Ada hubungan menarik antara massa lubang hitam supermasih dengan massa galaksi inang mereka". Sampai sekarang hanya ada 3 metode untuk menentukan massa lubang hitam supermasif dan ini hanya bisa diterapkan pada galaksi dengan jarak yang relatif dekat. Namun dengan teknik baru yang dikembangkan, astronom dapat mengukur massa lubang hitam supermassif yang letaknya lebih jauh di alam semesta yang bisa membuktikan bahwa lubang hitam berperan dalam pembentukan galaksi.

Tim Davis yang merupakan salah satu penulis utama ESO berkomentar "Kami mengamati molekul karbon monoksida di galaksi kita (Bima Sakti) dan memantaunya dengan teleskop CARMA (Combined Array for Research in Millimeter-wave Astronomy).

"Dengan gambar super tajam, kami mampu mengamati pusat galaksi dan melihat gas berpijar disekitar lubang hitam. Gas ini bergerak dengan kecepatan yang ditentukan oleh massa lubang hitam dari jarak tertentu. Dengan mengukur kecepatan gas pada posisinya masing-masing, kita bisa mengukur massa lubang hitam," ungkap Tim Davis.

Teknik baru ini juga akan diterapkan pada teleskop Alma (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array) di Chili untuk mengukur massa lubang hitam di ratusan galaksi lainnya di alam semesta. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, November 8, 2012

Lubang Hitam Bima Sakti Pancarkan Sinar-X dengan Lumonitas Tinggi

Foto false color dari daerah di pusat galaksi Bima Sakti. Pada area tengah, terrdapat titik kecil yang memancarkan sinar-X dan itu adalah lubang hitam. Image credit: NASA/MIT/F. Baganoff dkk
Belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, Lubang hitam (black hole) di pusat galaksi Bima Sakti (milky way) mengeluarkan sinar-X dengan lumonitas tinggi, sekali dalam sehari. Memang biasanya ledakan yang menyebabkan munculnya sinar-X sering terjadi di lubang hitam Bima Sakti yang disebut dengan Sagitarius A tersebut. Namun akhir-akhir ini seperti yang pernah diamati oleh teleskop Chandra-X Ray Observatory pada bulan Februari 2012 lalu, ledakan sinar-X semaki kuat yaitu 150 kali lebih terang dari lumonitas normal lubang hitam.

Apa penyebabnya? para ilmuwan sendiri tidak begitu yakin dengan pendapatnya. Nampaknya ledakan tersebut tidak akan mengalami perlambatan meskipun secara keseluruhan usia lubang hita yang semakin lanjut akan diikuti dengan penurunan aktivitas.

Di awal tahun 2012 lalu ada peneliti yang mengatakan bahwa ledakan sinar-X di lubang hitam Bima Sakti mungkin berasal dari asteroid atau bahkan planet yang berkeliaran dan berjarak terlalu dekat dengan lubang hitam, sehingga mereka "dimakan". Sebab pada dasarnya jika lubang hitam selesai "memakan" asteroid atau planet maka ia akan mengeluarkan gas sinar-X.
Proses lubang hitam yang "memakan" asteroid dan merubahnya menjadi pancaran sinar-X. Image credit: NASA/CXC/M.Weiss
Nampaknya para astronom juga setuju dengan pendapat itu. "karena alasan apapun, Sagitarius A makan lebih banyak," kata Michael Nowak, ilmuwan dan peneliti dari IT dan penulis di jurnal astrofisika. "Satu teori yang makin dipercaya adalah jika asteroid begitu dekat dengan lubang hitam, lubang hitam akan meregang dan menghancurkan asteroid tersebut hingga berkeping-keping dan memakannya sampai akhirnya akan memancarkan radiasi sehingga akan timbul dedakan yang besar," tambahnya.

para astronom mendeteksi lubang hitam melalui energi cahaya yang dilepaskan saat lubang hitam menelan materi yang ada didekatnya . Pusat galaksi dan quasar yang baru lahir merupakan temat di mana terdapat lubang hitam yang sangat aktif. Dengan bertambahnya usia lubang hitam, mereka akan cenderung melambat dan mengkonsumsi materi lebih sedikit.

"Setiap orang bisa menggambarkan lubang hitam seperti vakum cleaner di mana ia bisa mnyedot debu yang dilaluinya," kata Frederick K. Beganoff dari MIT. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, October 4, 2012

Video, Seperti Inilah Jika Dua Lubang Hitam Raksasa Bergabung Menjadi Satu

Bergabungnya dua lubang hitam raksasa akan menyebakan munculnya radiasi gravitasi. Image credit: NASA/C. Henze
Seperti apa ya kalau dua lubang hitam (Black Hole) raksasa bergabung menjadi satu?? nah untuk mengetahui jawabannya, ilmuwan menggunakan super komputer Boulder di Colorado melakukan simulasi penggabungan dua lubang hitam raksasa. Mereka menemukan bahwa medan magnet yang ada pada awan gas di dekat lubang hitam menjadi kacau, terbalik, dan menimbulkan turbulensi yang membentuk pusaran memanjang dan menjulang tinggi di atas pusat bertambahnya energi.

Hasilnya berupa saluran-saluran yang terkadang bisa meletus dan mengeluarkan jet cahaya dari lubang hitam supermasif tersebut. Simulasi komputer ini dibuat untuk mempelajari "kilatan" yang mungkin terjadi akibat penggabungan dua lubang hitam tersebut. Astronom juga sedang "memburu" bukti adanya gelombang gravitasi dari hasil merger lubang hitam ini. Hipotesa ini pertama kali diajukan oleh Einstein ini pada tahun 1916. Gelombang gravitasi sering disebut sebagai "riak" dalam struktur ruang dan waktu.

"Lubang hitam yang akan bergabung akan mengorbit satu sama lain dan kemudian kehilangan energi orbital dengan memancarkan gelombang gravitasi yang kuat yang menyebabkan orbit mereka menjadi menyusut. Lubang hitam akan memilin satu sama lain kemudian bergabung," ucap John Baker, astrofisikawan dari NASA’s Goddard Space Flight Center. " Kita perlu meneliti gelombang gravitasi untuk menyatakan penggabungan lubang hitam telah terjadi, Namun jika kita bisa memahami tanda-tanda elektromagnetik dari penggabungan tersebut, diharapkan kita dapat mencari tahu seperti apa saat-saat lubang hitam tersebut akan bergabung sebelum kita memiliki observatorium khusus berbasis gelombang gravitasi," tambahnya.

Video di bawah ini akan menunjukkan kepada kita ekspansi dari struktur gelombang gravitasi  yang berasal dari penggabungan lubang hitam ini seperti yang disimulasikan oleh super komputer.








(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, September 30, 2012

Pertama Kalinya Astronom Berhasil Teliti "Mulut" Lubang Hitam

Jet cahaya tampak memutari tepi lubang hitam yang berada di pusat galaksi jauh bernama galaksi M87. Image credit: Avery E. Broderick (University of Waterloo/Perimeter Institute)
Untuk pertama kalinya para ilmuwan berhasil melihat daerah tepi lubang hitam raksasa di mana di situ terdapat titik tidak dapat kembali (point of no return) bagi materi. Sebuah lubang hitam memiliki batas yang disebut dengan cakrawala peristiwa (event horizon). Apapun yang jatuh dan berada pada daerah cakrawala peristiwa baik itu bintang, gas, atau bahkan cahaya maka tidak akan mampu lepas atau melarikan diri darinya.

"Setelah benda jatuh ke cakrawala peristiwa, mereka akan hilang selamanya," ucap Shep Doeleman, asisten direktur di MIT Haystack Observatory dan asosiasi peneliti di Smithsonian Astrophysical Observatory dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, 27 September 2012. "Ini adalah pintu keluar dari alam semesta kita. Anda berjalan melalui pintu itu, maka Anda tidak akan pernah kembali lagi," tambahnya.

Meskipun cakrawala horizon adalah garis khayal yang tidak mungkin untuk diamati, astronom telah dapatmencitrakan daerah disekitar sebuah lubang hitam yang letaknya di sebuah pusat dari suatu galaksi jauh yang bernama galaksi M87. Massa dari lubang hitam di pusat galaksi itu diperkirakan 7 miliar kali massa Matahari kita. Astronom meneliti dan mengukur orbit stabil terdekat di lubang hitam tersebut di mana materi dapat mengelilingi lubang hitam tersebut. Penemuan tersebut dilaporkan dalam jurnal Science pada hari Kamis, 27 September 2012.

Dengan menggunakan Observatorium baru yang bernama Event Horizon Telescope yang terhubung dengan saluran radio observatorium di Hawai, Arizona, dan California, astronom mengukur kemungkinan orbit terjauh untuk materi yang berada di sekitar lubang hitam yaitu sekitar 5.5 kali ukuran dari cakrawala horizon lubang hitam itu sendiri. "Orbit terdekat ini adalah sekitar 5 kali ukuran tata surya kita atau 750 kali jarak dari Bumi ke Matahari kita," ungkap Doeleman. Jarak Bumi dengan Matahari sendiri sekitar 150 juta kilometer.

Pengamatan ini memungkinkan astronom untuk meneliti bahwa massa yang berputar di sekitar lubang hitam merupakan sumber dari aliran jet cahaya yang terlihat memancar dari sebuah galaksi. Banyak galaksi di seluruh alam semesta menghasilkan jet cahaya di mana diperkirakan berasalah dari tempat yang sama. Diperkirakan jet cahaya tersebut dihasilkan dari materi yang jatuh ke lubang hitam di pusat galaksi. Sampai saat ini beleum ada teleskop yang memiliki kemampuan resolusi untuk meneliti hal tersebut.

Observatorium Event Horizon Telescope merupakan proyek baru yang bertujuan menghubungkan 50 saluran radio dari berbagai observatorium dan lembaga penelitian luar angkasa lainnya di seluruh dunia untuk meneliti alam semesta. Observatorium ini sudah dapat melihat benda-benda langit dengan kemampuan 2000 kali lebih detil dari teleskop Hubble. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, June 28, 2012

Video: Lubang Hitam Galaksi Bima Sakti Memakan Awan Gas

Galaksi Bima Sakti memiliki lubang hitam Supermasif di tengahnya dan lubang hitam itu memakan awan gas yang ada di sekitarnya dengan lahap. Ingin tahu seperti apa? berikut ini videonya.
(Adi Saputro/ astronomi.us)

Sunday, May 13, 2012

Lubang Hitam di Pusat Bima Sakti Bisa Bahayakan Bumi

Lubang hitam di pusat galaksi Bima Sakti. Image credit: dailymail.co.uk
Lubang hitam raksasa ini berada tepat di pusat Bima Sakti. Lubang hitam ini diduga melahap asteroid dan menciptakan api yang bahkan bisa tampak dari Bumi.

Para ilmuwan NASA mendeteksi api sinar-x itu dari lubang hitam di Sagitarius A. Output energi yang muncul 100 kali lebih terang dibanding lubang hitam biasa. Lubang hitam ini dikelilingi triliunan asteroid dan komet.

“Orang ragu apakah asteroid ini dapat terbentuk di lingkungan keras dekat lubang hitam raksasa yang asteroid ini digunakan lubang hitam sebagai bahan bakar membuat api,” kata kastytis Zubovas dari University of Leicester di Inggris.

Tak hanya itu, hasil riset ini juga memastikan teori menyatakan banyak asteroid berada di lingkungan dekat Bumi.

“Jika Bumi berada terlalu dekat Sagitarius A, ini bisa menjadi akhir kehidupan di planet ini,” tutupnya seperti dikutip DM.(inilah.com, astronomi.us)

Monday, May 7, 2012

Pengertian dan Sejarah Penemuan Lubang Hitam

Lubang hitam supermasif. Image credit: faktailmiah.com
Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang hitam" telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati.

Sejarah

Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom seperti charis yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.

Adalah John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama "Lubang Hitam" sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik favorit para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi kita bisa mendeteksi materi yang tertarik / tersedot ke arahnya. Dengan cara inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa dihiasi oleh jutaan lubang hitam.

Asal-mula lubang hitam

Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.

Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan terhisap. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menghisap apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menghisap material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya. Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak terhisap masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar. (wikipedia.org, astronomi.us)

Friday, April 27, 2012

Inilah yang Terjadi Jika Kita Masuk ke Lubang Hitam

Lubang hitam sedang memakan bintang. Image credit: inilah.com
Masih banyak misteri tentang alam semesta. Tentang bagaimana ia diciptakan, berapa persis umur, dan tentang begitu banyak planet yang belum diketahui apa isinya. Salah satu misteri yang juga membuat para ahli penasaran adalah black hole (lubang hitam). Lubang hitam itu dianggap sebagai tempat paling aneh di alam semesta ini.

Lubang hitam itu sangat besar. Lubang utamanya disebut "titik tidak terbatas". Lantaran begitu gelap, bahkan tidak ada cahaya dengan kekuatan berapapun yang sanggup menyusup. Jadi silahkan membayangkan seberapa gelap lubang rakasasa itu.

Para pakar astrofisika menjelaskan keadaan lubang hitam itu dengan memberi pengandaian. Charles Liu, misalnya, menjelaskan bahwa jika masuk ke sana, badan Anda akan menjadi seperti pasta gigi yang keluar dari dalam kemasan. Jadi, katanya, lubang itu tentu bukan tempat tujuan wisata.

Ilmuwan yang bekerja untuk Planetarium Hayden Amerika Serikat ini mengatakan ketika obyek melintasi lubang hitam itu, maka dia akan mengalami dampak gaya pasang surut seperti di bumi. Kekuatan gravitasi menurun sesuai jarak. Bulan akan ditarik lebih dekat ke sisi bumi dengan keras.

Hasilnya, bumi condong ke arah bulan. Bumi bergerak. Karena tanah begitu kokoh maka kita yang berpijak di atasnya tidak merasakan gerakan itu. Tapi air yang ada dipermukaan laut akan mengalir. "Itulah interaksi pasang surut air laut," ujar Liu.

Nah pasang surut air laut itu menjadi peristiwa biasa saja. Tapi, manusia masuk ke lubang hitam? Berbeda. Di sekitar lubang hitam yang seukuran bumi ini, skala gaya pasang surut akan berkali lipat. Bagian atas kepala Anda akan ditarik paksa hingga terus memanjang.

"Sir Martin Rees (ahli astrofisika Inggris) menyebutnya fenomena ini 'spaghettification'. Anda akan menjadi aliran partikel subatomik yang
berputar-putar ke dalam lubang hitam," urai Liu seperti dikutip dari laman Lifeslittlemysteries.com.

Otak Anda akan terpisah dari atom penyusunnya seketika. Tapi, Anda punya sedikit waktu untuk melihat isi lubang hitam raksasa itu.

Kematian di bagian lubang hitam yang terbesar justru tidak terlalu menyiksa karena permukaannya kurang ekstrim. Lubang seukuran tata surya ini memiliki gaya pasang surut yang tidak terlalu kuat.

"Pertama-tama, Anda mendekati kecepatan cahaya saat jatuh ke lubang hitam. Semakin cepat Anda bergerak di luar angkasa, semakin lambat Anda bergerak melalui ruang, semakin lambat Anda bergerak melalui waktu," terang Liu.

Ketika Anda jatuh, banyak benda yang jatuh di depan Anda yang mengalami "penundaan waktu". Apabila Anda menengok ke depan lubang hitam, obyek yang Anda lihat telah jatuh sebelumnya. Menengok ke depan, Anda menatap obyek yang akan jatuh di belakang Anda.

"Jadi, Anda akan melihat seluruh sejarah alam semesta secara bersamaan. Dari masa Big Bang hingga masa depan," ujar Liu. (vivanews.com, astronomi.us)

Tuesday, April 24, 2012

Kosmolog Rusia: Lubang Hitam Mungkin Miliki Kehidupan

Citra hasil simulasi yang bakal terlihat di sekitar lubang hitam saat cahaya dibelokkan akibat tersedot gravitasi sangat kuat. Image credit: Alain Riazuelo/IAP/UPMC/CNRS
Kosmolog asal Rusia, Vyacheslav Dokuchaev, berpendapat bahwa kehidupan bisa saja terdapat di lubang hitam supermasif. Menurutnya, dalam lubang hitam supermasif sebenarnya terdapat kondisi yang mendukung kehidupan. Makhluk yang hidup dalam lubang hitam akan berevolusi menjadi makhluk yang paling maju di semesta.

Tentu saja pendapat Dokuchaev ini mencengangkan. Pasalnya, hingga sejauh ini, ilmuwan hanya memprediksikan bahwa kehidupan terdapat di Mars dan planet ekstrasurya, dan itu pun belum terbukti. Di samping itu, diyakini bahwa lubang hitam memiliki gravitasi kuat yang mampu menyedot apa pun ke dalamnya. Rasanya tidak mungkin ada kehidupan di sana.

Namun, Dokuchaev menjelaskan bahwa ada bukti kemungkinan kehidupan di lubang hitam dalam jurnal arXiv Cornell University, AS. Ia mengatakan bahwa di dalam lubang hitam ada sebuah wilayah di mana foton bisa tetap ada dalam orbit periodik yang stabil. Menurutnya, jika ada foton yang bisa 'selamat', maka sangat mungkin ada planet yang juga eksis.

Orbit stabil itu hanya terdapat setelah melewati horizon peristiwa, mulut dari lubang hitam, di mana tak ada keteraturan ruang dan waktu. Melampaui horizon peristiwa, terdapat horizon Cauchy di mana ruang dan waktu kembali stabil. Di horizon itulah, menurut Dokuchaev, kehidupan terdapat.

Seperti dikutip Daily Mail, Jumat (7/10.2011), Dokuchaev mengatakan, "Ruang dalam lubang hitam supermasif dihuni oleh peradaban yang sangat maju, tak terlihat dari luar." Ia mengatakan bahwa kehidupan yang ada sudah tergolong Type III dalam skala Kardashev, jauh dari manusia yang ada pada Type I.

Skala Kardashev adalah sebuah skala yang dikembangkan oleh astronom Rusia, Nikolai Kardashev, untuk mengukur kemajuan sebuah peradaban secara astronomi. Type I ialah peradaban yang mampu memanfaatkan potensi planet yang dihuni, Type II adalah peradaban yang mampu memanfaatkan potensi tata suryanya, dan Type III bisa memanfaatkan potensi galaksinya.

Betapapun hebatnya argumen Dokuchaev, hal itu sulit untuk dibuktikan. Kita mungkin tak akan tahu apakah pendapat Dokuchaev benar atau salah sebab mengobservasi lubang hitam dan interiornya masih merupakan tantangan besar saat ini. Mungkin, pendapat Dokuchaev hanya akan bertahan sebagai teori. (kompas.com, astronomi.us)

Friday, April 20, 2012

Ilmuwan Selidiki Lubang Hitam Supermasif Tidak Lama Setelah Big Bang

Lubang hitam supermasif. Image credit: faktailmiah.com
Para peneliti dari Carnegie Mellon University telah menemukan apa yang menyebabkan lubang hitam supermasif awal bertumbuh sedemikian cepat – pola makan stabil konsumsi makanan dingin cepat saji.

Simulasi komputer, dengan menggunakan superkomputer di National Institute for Computational Sciences dan Pittsburgh Supercomputing Center, serta menggunakan teknologi GigaPan CMU, menunjukkan bahwa aliran tipis gas dingin yang tidak terkendali ke arah pusat lubang hitam pertama, menyebabkan mereka bertumbuh lebih cepat daripada apa pun di alam semesta. Temuan ini dipublikasikan dalam Astrophysical Journal Letters.

Pada masa-masa awal alam semesta, sekitar 700-800 juta tahun setelah Big Bang, sebagian besar objek adalah kecil. Bintang-bintang dan galaksi-galaksi pertama baru saja mulai terbentuk dan bertumbuh pada bagian yang terisolasi di alam semesta. Menurut teori astrofisika, lubang hitam yang ditemukan selama era ini juga seharusnya berbentuk kecil sesuai proporsinya dengan galaksi di mana mereka berada. Namun, pengamatan terakhir dari Sloan Digital Sky Survey (SDSS) telah menunjukkan bahwa itu tidak terjadi – lubang hitam supermasif besar sudah ada sekitar 700 juta tahun setelah Big Bang.

“Sloan Digital Sky Survey menemukan lubang-lubang hitam supermasif pada kurang dari 1 miliar tahun. Ukuran mereka sama dengan lubang hitam yang paling besar saat ini, yang berusia 13,6 miliar tahun,” kata Tiziana Di Matteo, profesor fisika di Carnegie Mellon. “Ini adalah teka-teki. Mengapa beberapa lubang hitam terbentuk begitu awal ketika dibutuhkan waktu seluruh usia alam semesta bagi lubang hitam lainnya untuk mencapai massa yang sama?”

Lubang hitam supermasif merupakan lubang hitam terbesar, dengan miliaran kali massa lebih besar dari matahari. Biasanya lubang hitam hanya memiliki massa sampai 30 kali lebih besar dari matahari. Astrofisikawan telah menentukan bahwa lubang hitam supermasif dapat terbentuk ketika dua galaksi bertabrakan dan dua lubang hitam mereka bergabung menjadi satu. Tabrakan-tabrakan galaksi ini terjadi di alam semesta pada tahun-tahun kemudian, namun tidak terjadi pada masa-masa awal. Dalam beberapa jutaan tahun pertama setelah Big Bang, galaksi terlalu sedikit dan terlalu terpisah jauh untuk bisa bergabung.

“Jika Anda menulis rumus pada bagaimana galaksi dan lubang hitam terbentuk, tampaknya tidak mungkin dapat membentuk massa yang besar pada waktu sedemikian awal,” kata Rupert Croft, seorang profesor fisika di Carnegie Mellon. “Tapi kita melihat ke luar angkasa dan mereka memang ada.”

Untuk mengetahui persis bagaimana lubang hitam supermasif bisa menjadi ada, Di Matteo, Croft dan Nishikanta Khandai menciptakan simulasi kosmologis terbesar hingga saat ini. Disebut MassiveBlack, simulasi ini difokuskan pada penciptaan kembali miliar tahun pertama setelah Big Bang.

“Simulasi ini benar-benar raksasa. Ini adalah yang terbesar dalam hal tingkat fisika dan volume yang sebenarnya. Kami melakukan ini karena tertarik untuk melihat hal-hal yang langka di alam semesta, seperti lubang hitam pertama. Karena mereka begitu langka, Anda perlu mencari lebih dari volume ruang yang besar,” kata Di Matteo.

Distribusi massal skala besar kosmologis dalam volume simulasi MassiveBlack. Kepadatan gas terproyeksi pada keseluruhan volume ('membuka' ke dalam 2D) ditampilkan dalam gambar skala besar (latar belakang). Kedua gambar di atas menunjukkan dua zoom-in peningkatan faktor 10, wilayah tempat lubang hitam yang paling besar - quasar pertama - terbentuk. Lubang hitam di tengah gambar dan sedang diberi makan oleh aliran gas dingin. (Kredit: Yu Feng)

Mereka mulai dengan menjalankan simulasi di bawah kondisi yang ditetapkan dalam standar model kosmologi – teori yang diterima serta hukum-hukum fisika modern yang mengatur pembentukan dan pertumbuhan alam semesta.

“Kami tidak memasukkan apa pun yang bersifat gila. Tak ada fisika yang ajaib, tidak ada hal-hal tambahan. Ini adalah fisika yang sama yang membentuk galaksi dalam simulasi pada alam semesta kemudian,” kata Croft. “Namun secara ajaib, quasar-quasar awal ini, seperti yang sudah diobervasi, memang muncul. Kami tidak tahu mereka akan menampakkan diri. Sungguh menakjubkan saat mengukur massa mereka dan menjadi ‘Wow! Terdapat ukuran yang tepat dan menunjukkan dengan tepat pada titik yang tepat pada waktunya.’ Ini adalah kisah sukses bagi teori kosmologi modern.”

Data simulasi mereka dimasukkan ke dalam sebuah teknologi baru yang dikembangkan oleh para ilmuwan komputer Carnegie Mellon, yang disebut Time Machine GigaPan. Teknologi ini memungkinkan para peneliti melihat simulasi mereka seolah-olah itu adalah video dengan resolusi yang sangat tinggi. Hal ini memungkinkan mereka untuk dengan mudah menggeser keseluruhan simulasi alam semesta sebagaimana alam semesta terbentuk dan bergerak maju mundur melalui waktu yang diperlukan. Mereka kemudian dapat memperbesar peristiwa yang tampaknya menarik, melihatnya secara lebih rinci daripada yang bisa dilihat dengan menggunakan teleskop.

Ketika mereka meluncur ke penciptaan lubang hitam supermasif pertama, mereka melihat sesuatu yang tidak terduga. Biasanya, saat gas dingin mengalir menuju lubang hitam, mereka bertabrakan dengan gas lainnya di galaksi sekitarnya. Hal ini menyebabkan gas dingin memanas dan kemudian mendingin kembali sebelum memasuki lubang hitam. Proses ini, yang disebut sebagai pemanasan kejutan, akan menghentikan pertumbuhan lubang hitam yang cukup cepat di alam semesta awal untuk mencapai massa yang bisa kita lihat. Sebaliknya, Di Matteo dan Croft melihat pada simulasi aliran tipis gas padat yang dingin mengalir di sepanjang filamen yang memberikan struktur alam semesta dan langsung ke pusat lubang hitam dengan kecepatan yang sangat tinggi, membuat makanan dingin cepat saji untuk lubang hitam. Konsumsi yang tidak terkendali ini menyebabkan lubang hitam secara eksponensial bertumbuh dengan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan galaksi di mana mereka berada.

Dan karena galaksi terbentuk ketika sebuah lubang hitam terbentuk, hasilnya juga bisa menjelaskan bagaimana galaksi pertama kali terbentuk, memberikan petunjuk yang lebih untuk bagaimana alam semesta menjadi ada. Di Matteo dan Croft berharap untuk sedikit mendorong batas-batas simulasi mereka, bahkan menciptakan simulasi yang lebih besar yang mencakup lebih banyak ruang dan waktu.(faktailmiah.com, astronomi.us)

Astronom Deteksi Debu dan Gas Lubang Hitam Pada Awal Alam Semesta

Galaksi J1120+0641 (titik merah dalam lingkaran hijau0 terlihat pada panjang gelombang terpendek, dan emisinya terdeteksi oleh IRAM (bawah). Image credit: Royal Astronomical Society (RAS)
Pengembangan terbaru terhadap IRAM memungkinkan para ilmuwan mendeteksi gas dan debu yang baru ditemukan, yang mencakup karbon dalam jumlah yang cukup signifikan.

Dengan menggunakan array IRAM teleskop gelombang-milimeter di Pegunungan Alpen Perancis, tim astronom Eropa dari Jerman, Inggris dan Perancis telah menemukan sebuah waduk besar gas dan debu dalam galaksi yang mengitari lubang hitam supermasif yang paling jauh yang pernah diketahui. Galaksi yang disebut J1120 0641 ini memiliki jarak tempuh cahaya yang mengindikasikan usia 740 juta tahun setelah Big Bang, ketika alam semesta ini hanya 1/18 usia saat ini.

Ketua tim riset, Dr. Bram Venemans dari Institut Astronomi Max-Planck di Heidelberg, Jerman, akan mempresentasikan penemuan baru ini pada Rabu, 28 Maret, dalam Pertemuan Astronomi Nasional di Manchester.

Array Institut de Radioastronomie Millimetrique (Iram) terdiri dari enam teleskop berukuran 15-m yang mendeteksi emisi pada panjang gelombang milimeter (sekitar sepuluh ribu kali selama cahaya terlihat), berlokasi di Dataran de Bure pada ketinggian 2550-m di Pegunungan Alpen Perancis. Teleskop IRAM bekerja bersamaan dalam mensimulasikan sebuah teleskop yang jauh lebih besar dalam interferometer, yang dapat mempelajari objek dalam detail yang sangat halus.

Pengembangan terbaru terhadap IRAM memungkinkan para ilmuwan mendeteksi gas dan debu yang baru ditemukan, yang mencakup karbon dalam jumlah yang cukup signifikan. Ini sungguh tidak terduga, karena unsur kimiawi karbon terbentuk melalui fusi nuklir helium di dalam pusat bintang besar dan dihempaskan ke dalam galaksi ketika bintang tersebut mengakhiri hidupnya dalam ledakan supernova yang dramatis.

“Sungguh membingungkan bahwa sejumlah besar karbon yang berlimpah gas dapat terbentuk pada saat-saat awal alam semesta. Keberadaan karbon yang sedemikian banyak itu menegaskan bahwa pembentukan bintang besar pasti terjadi dalam periode singkat antara Big Bang dan waktu di mana kita saat ini mengamati galaksi tersebut,” kata Dr. Venemans.

Berdasarkan emisi dari debu, Venemans beserta timnya mampu menunjukkan bahwa galaksi tersebut masih bekerja membentuk bintang-bintang dengan kecepatan 100 kali lebih tinggi daripada di Bima Sakti kita.

Mereka bersyukur atas dilakukannya pengembangan terhadap IRAM, yang membuat penemuan ini bisa terwujud. “Memang, beberapa tahun yang lalu kami tidak akan mampu mendeteksi emisi itu.” kata salah satu anggota tim riset, Dr. Pierre Cox, direktur IRAM.

Para astronom sangat antusias dengan fakta bahwa sumber ini juga terlihat dari belahan bumi selatan di mana Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), yang akan menjadi teleskop sub-milimeter/milimeter paling canggih di dunia, saat ini sedang dibangun di Chili. Pengamatan dengan ALMA akan memungkinkan studi yang mendetail terhadap struktur galaksi tersebut, termasuk bagaimana gas dan debu bergerak masuk ke dalamnya.

Dr. Richard McMahon, salah satu anggota tim riset dari Universitas Cambridge di Inggris membayangkan ke depan ketika ALMA sepenuhnya beroperasi pada akhir tahun ini. “Pengamatan saat ini hanya menyediakan sekilas tentang apa yang akan ALMA mampu lakukan saat kita menggunakannya untuk mempelajari pembentukan generasi galaksi-galaksi pertama.” (faktailmiah.com, astronomi.us)

Sunday, April 8, 2012

Ditemukan Piringan Bintang Biru Mengelilingi Lubang Hitam Raksasa

Astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA/ESA telah mengidentifikasi sumber sinar biru misterius mengelilingi sebuah lubang hitam yang superpadat di Galaksi Andromeda tetangga kita (M31). Walaupun cahaya ini telah membingungkan astronom lebih dari satu dekade, penemuan yang baru bahkan membuat cerita ini lebih misterius. Image credit: erabaru.net
Astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA/ESA telah mengidentifikasi sumber sinar biru misterius mengelilingi sebuah lubang hitam yang superpadat di Galaxy Andromeda tetangga kita (M31). Walaupun cahaya ini telah membingungkan astronom lebih dari satu dekade, penemuan yang baru bahkan membuat cerita ini lebih misterius. Sinar biru ini datang dari sebuah piringan bintang baru yang panas, yang mengitari lubang hitam dengan cara yang sama seperti planet dalam tata surya kita mengitari Matahari.

Astronom kebingungan bagaimana sebuah bintang berbentuk pancake bisa mengorbit begitu dekat pada sebuah lubang hitam raksasa? Di dalam lingkungan yang berlawanan seperti ini, tenaga pasang dari lubang hitam seharusnya menceraiberaikan materi, membuat gas dan debu sulit hancur dan membentuk bintang. Dari pengamatan, para astronom mengatakan, mungkin dapat memberikan petunjuk-petunjuk terhadap aktivitas di dalam inti dari galaksi yang lebih jauh.

Dengan ditemukannya piringan bintang, para astronom juga telah mengumpulkan apa yang mereka nyatakan sebagai bukti kuat dari keberadaan / eksistensi lubang hitam raksasa. Bukti tersebut membuat para astronom melahirkan teori alternatif mengenai massa hitam di dalam inti Galaksi Andromeda, yang mana sudah lama diduga sebagai lubang hitam oleh para ilmuwan.

“Melihat bintang-bintang ini bagaikan sedang menonton seorang pesulap mengeluarkan seekor kelinci dari topi. Anda tahu kejadiannya tetapi anda tidak tahu bagaimana terjadinya,” menurut Tod Lauer dari Observatorium Astronomi Optikal Nasional di Tucson, Arizona. Ia bersama tim astronom, dipimpin oleh Ralf Bender dari Institut Max Planck divisi Fisika Ekstraterestrial di Garching, Jerman dan John Kormendy dari Universitas Texas di Austin, melakukan pengamatan melalui Hubble. Hasil penelitian tim akan dipublikasikan pada 20 September 2005 pada Astrophysical Journal.

Astronom Ivan King dari Universitas Washington bersama koleganya pertama kali menemukan sinar biru aneh pada 1995 dengan Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Ia berpikir bahwa sinar itu mungkin berasal dari bintang biru tunggal yang terang atau mungkin berasal dari sebuah proses energi tertentu. Tiga tahun kemudian, Lauer dan Sandra Faber dari Universitas California di Santa Cruz, menggunakan Hubble lagi untuk mempelajari sinar biru tersebut. Pengamatan mereka menunjukkan bahwa sinar biru itu merupakan sekumpulan bintang-bintang biru.

Sekarang, observasi spektroskopic baru oleh Spektrograp Pencitraan Teleskop Ruang Angkasa Hubble (Hubble’s Space Telescope Imaging Spectrograph – STIS) mengungkapkan bahwa sinar biru tersebut mengandung lebih dari 400 bintang yang membentuk aktivitas ledakan kira-kira 200 juta tahun yang lalu. Bintang-bintang itu memadati didalam sebuah piringan yang hanya melewati satu tahun cahaya. Piringan itu bersarang didalam sebuah cincin berbentuk bulat panjang, lebih tua, lebih dingin, bintang-bintang yang lebih merah, yang terlihat sebelumnya didalam pengamatan Hubble. Para astronom juga menggunakan STIS untuk mengukur kecepatan bintang-bintang itu. Mereka mendapatkan kecepatan bintang dengan menghitung berapa besar gelombang cahaya mereka direntang dan dikompres saat melalui sekitar lubang hitam. Dibawah gaya gravitasi lubang hitam, bintang-bintang bergerak dengan sangat cepat: 3,6 juta kilometer per jam (1.000 kilometer per detik). Mereka bergerak sangat cepat yang membutuhkan 40 detik untuk mengelilingi Bumi dan enam menit mencapai Bulan. Bintang-bintang tercepat menyelesaikan orbitnya dalam 100 tahun. Inti aktif Andromeda mungkin membuat piringan-piringan bintang yang sama pada masa lalu dan mungkin terus membuatnya.

“Bintang-bintang biru di dalam piringan itu hidupnya sangat pendek, tidak seperti sejarah Andromeda yang berusia 12 miliar tahun yang mana piringan berumur pendek seperti ini akan muncul sekarang,” menurut Lauer. “Itulah sebabnya mengapa kami mengira bahwa mekanisme yang membentuk piringan bintang-bintang ini mungkin membentuk piringan bintang lain di masa lalu dan akan memicu lagi hal yang sama di masa yang akan datang. Namun kami masih tidak tahu, bagaimana pada awal mulanya sebuah piringan dapat terbentuk. Ini masih merupakan teka-teki.”

Para astronom memuji supervisi Hubble dalam menemukan piringan itu. “Hanya Hubble yang memiliki resolusi sinar biru untuk mengamati piringan ini,” menurut anggota tim Richard Green dari Observatorium Astronomi Optikal Nasional di Tucson. “Sangat kecil dan sangat jelas dari sekeliling bintang-bintang merah yang dapat kami gunakan untuk menyelidiki ke dalam jantung yang sangat dinamik dari Andromeda. Observasi ini dilakukan oleh anggota dari tim kami yang membuat STIS. Kami merancangnya dengan saluran yang dapat tampak, khususnya untuk menangkap kejadian-kejadian seperti ini – untuk mengukur cahaya bintang yang dekat dengan sebuah lubang hitam daripada semua galaksi lain yang berada di luar galaksi kita.”

Bukti Padat untuk Lubang Hitam Raksasa disamping penemuan piringan dari bintang-bintang, para astronom menggunakan cara penglihatan yang aneh ini pada Andromeda untuk membuktikan yang sudah jelas yakni galaksi sebagai tuan rumah di pusat lubang hitam. Pada 1988, pada studi independen, John Kormendy dan tim dari Alan Dressler dan Douglas Richstone menemukan pusat sebuah benda hitam pada Andromeda yang mereka yakini adalah sebuah lubang hitam super raksasa. Ini adalah kasus pertama bagi apa yang sekarang deteksi 40 lubang hitam, kebanyakan dari mereka diamati dengan Hubble. Observasi-observasi itu, bagaimanapun juga, pasti tidak mengabaikan lainnya, sangat aneh, dan sepertinya tidak jauh, alternatif. “Ini mendorong untuk mempercayai bahwa lubang hitam super raksasa ini, “ kata Kormendy. “Tetapi pernyataan ekstrim membutuhkan bukti yang sangat sangat kuat. Kami yakin bahwa inilah lubang hitam-lubang hitam itu dan bukan kumpulan hitam dari bintang-bintang mati.”

Observasi STIS Andromeda sangat akurat sehingga para astronom menghilangkan semua kemungkinan lain mengenai apa itu yang disebut pusat benda hitam. Mereka juga menilai bahwa massa lubang hitam adalah 140 juta Matahari, dimana tiga kali lebih besar dari yang diperkirakan semula.

Sejauh ini, kelompok hitam pasti telah dikesampingkan didalam hanya dua galaksi, NGC 4258 dan galaksi kita, Bima sakti. “Dua galaksi ini memberi kita bukti yang sangat jelas bahwa lubang hitam benar-benar ada,” Kormendy menambahkan. “Tetapi keduanya merupakan kasus yang khusus – NGC 4258 mengandung sebuah piringan massa air yang kami amati dengan teleskop radio, dan pusat galaktik kita sangat dekat sehingga kami dapat mengikuti orbit bintang individu. Andromeda adalah galaksi pertama yang dapat kami kesampingkan dari semua kemungkinan aneh sampai lubang hitam dengan menggunakan Hubble dan menggunakan teknik yang sama seperti pada waktu kami menemukan sebagian besar lubang hitam super raksasa.”

“Mempelajari lubang hitam selalu merupakan misi utama dari Hubble,” kata Kormendy. “Memaku lubang hitam di Andromeda adalah tanpa keraguan, adalah bagian penting dari legendanya. Ini membuat kami sangat yakin bahwa pusat benda hitam lainnya yang terdeteksi ada di dalam galaksi-galaksi adalah juga lubang hitam.”

“Sekarang kami telah membuktikan bahwa lubang hitam merupakan pusat dari piringan bintang-bintang biru, formasi bintang-bintang ini menjadi sulit dipahami,” Bender menambahkan. “Gas yang berasal dari bintang-bintang mestinya berputar sekeliling lubang hitang dengan sangat cepat – dan yang dekat dengan lubang hitam lebih cepat berputarnya dibandingkan dengan yang terletak jauh – formasi bintang-bintang itu terlihat hampir mustahil. Tetapi bintang-bintang itu nyata ada di sana.”

Lubang hitam inti aktif dari sebuah galaksi dan piringan bintang bukan hanya bagian dari arsitektur dari inti Andromeda. Tim yang dipimpin oleh Lauer dan Faber menggunakan Hubble pada 1993 menemukan bahwa galaksi muncul memiliki dua kumpulan bintang pada pusatnya. Penemuan ini mengejutkan, karena dua kumpulan harus bergabung menjadi satu hanya dalam beberapa ratus ribu tahun saja. Scott Tremaine dari Universtias Princeton memecahkan masalah ini dengan memperkirakan bahwa “nuklir ganda” sebetulnya adalah sebuah cincin lama, bintang merah. Cincin itu terlihat seperti dua kumpulan bintang karena para astronom hanya melihat bintang pada unjung berlawanan dari cincin itu. Cincin ini kira-kira lima tahun cahaya dari lubang hitam dan dikelilingi piringan bintang biru. Piringan dan cincin ini miring pada sudut yang sama jika dilihat dari Bumi, perkiraannya bahwa mereka mempunyai hubungan.

Walaupun astronom terkejut menemukan piringan bintang biru berputar di sekitar lubang hitam super raksasa, mereka juga mengatakan arsitektur yang membingungkan itu mungkin bukan hal yang luar biasa.

“Inti yang dinamis pada galaksi yang bertetangga ini mungkin hal yang biasa daripada yang kita kira,” Lauer menjelaskan. “Bima Sakti kita jelas memiliki bintang-bintang yang lebih muda dekat pada lubang hitamnya sendiri. Kelihatannya tidak seperti dua galaksi besar yang sangat dekat harus mempunyai aktivitas aneh ini. Maka itu, sifat ini bukan merupakan pengecualian tetapi merupakan aturan. Dan kita telah menemukan galaksi-galaksi lain yang memiliki nukleus ganda.”

[catatan redaksi:lubang hitam dikenal dalam dunia astronomi akan menyerap semua materi yang berada di sekitarnya, bahkan cahaya sekalipun tidak dapat meloloskan diri]

Monday, March 26, 2012

Astronom Temukan Lubang Hitam Super Besar

Ilustrasi bintang yang bergerak di pusat galaksi yang memiliki lubang hitam supermassif.. Image credit: Lynette Cook
Tim peneliti yang dipimpin oleh astronom Universitas California, Berkeley, menemukan dua lubang hitam super besar, mengalahkan ukuran lubang hitam terbesar yang ada sekarang.

"Mereka seperti monster. Kami tidak menyangka menemukannya karena mereka lebih masif dari yang bisa diperkirakan dari karakteristik galaksinya," kata Chung Phei Ma, astrofisikawan Berkeley yang terlibat penelitian, kepada AP, Senin (6/12/2011).

Satu lubang hitam berada di galaksi NGC 3842, di kluster Leo, berjarak 320 juta tahun cahaya dari Bumi. Ukuran lubang hitam itu sekitar 9,7 juta kali massa Matahari.

Lubang hitam kedua yang ditemukan berada di galaksi NGC 4889, di kluster Coma. Berjarak 335 juta tahun cahaya dari Bumi, ukuran lubang hitam ini sekitar 10 juta kali massa Matahari.

Begitu besarnya, dua lubang hitam tersebut mengalahkan lubang hitam di galaksi elips Messier 87 yang memiliki ukuran 6,3 juta kali massa Matahari.

Sementara, menurut Nicholas McDonnel, pemimpin peneliti, dua lubang hitam terbesar yang ditemukan berukuran 2.500 kali lubang hitam di galaksi Bimasakti.

Ma menjelaskan, "Dua lubang hitam supermasif ini memiliki massa yang sama dengan quasar muda, dan mungkin merupakan missing link antara quasar dan lubang hitam supermasif yang kita lihat sekarang."

Lubang hitam adalah obyek yang punya daya tarik kuat sehingga cahaya pun tak bisa lepas darinya. Hampir setiap galaksi memiliki lubang hitam. Kuasar adalah obyek paling jauh dan paling terang di semesta.

Penemuan lubang hitam ini memberikan pertanyaan baru bagi para ilmuwan, bagaimana lubang hitam tumbuh. Ilmuwan mengatakan bahwa pertumbuhan lubang hitam mungkin dipengaruhi oleh ukuran galaksi. "Kita tahu bahwa galaksi yang besar adalah gabungan dari galaksi yang lebih kecil. Lubang hitam di pusat galaksi bisa bergabung menjadi yang lebih besar," kata ma, seperti dikutip Space.

"Tapi, lubang hitam juga bisa tumbuh besar dengan mengisap gas. Ini seperti menyatakan apakah anak tumbuh tinggi karena orangtua yang tinggi atau karena makan banyak bayam," ujar Ma.

Penelitian ini akan dipublikasikan di jurnal Nature, Kamis (8/12/2011). Ma mengatakan, penemuan lubang hitam yang lebih besar lagi masih dimungkinkan.(kompas.com, astronomi.us)

Gravitasi Lubang Hitam Bisa Melemparkan Planet

Citra hasil simulasi yang bakal terlihat di sekitar lubang hitam saat cahaya dibelokkan akibat tersedot gravitasi sangat kuat. Image credit: Alain Riazuelo/IAP/UPMC/CNRS
Simulasi komputer menunjukkan bahwa gravitasi lubang hitam bisa melemparkan planet keluar dari orbitnya.

Planet yang terlempar lumrahnya akan bergerak dengan kecepatan 11-16 juta km per jam. Namun, bisa saja kecepatan mencapai 48 juta km per jam.

"Planet-planet itu akan menjadi benda tercepat yang bergerak di galaksi kita," kata Avi Loeb, peneliti di Harvard Smithsonian Center for Astrophysics di Massachusets, Amerika Serikat, seperti dikutip BBC, Jumat (23/3/2012).

Perlu diketahui, dengan kecepatan itu, planet bergerak 450 kali lebih cepat daripada kecepatan revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dengan kecepatan itu, manusia bisa pergi dari London ke New York hanya dalam waktu kurang dari 1/2 detik, atau bisa pergi ke Bulan dalam waktu hanya 30 detik.

Bagaimana planet bisa terlempar?

Peristiwa ini bisa dialami oleh planet yang ada dalam sistem bintang ganda atau tata surya yang memiliki dua bintang.

Jika tata surya tersebut ada di dekat lubang hitam, maka lubang hitam akan memakan salah satu bintang. Sementara itu, bintang lain akan terlempar jauh dengan kecepatan super-tinggi.

Planet-planet pengorbit bintang yang dimakan itulah yang bisa terlempar.

Menurut para astronom, terlemparnya planet ini pernah diobservasi tujuh tahun lalu. Astronom mendeteksi adanya benda angkasa yang bergerak keluar dari Bimasakti dengan kecepatan 2,4 juta km per jam.(kompas.com, astronomi.us)

Saturday, September 17, 2011

Astronom Temukan Lubang Hitam Raksasa Pada Galaksi Kerdil

Astronom mendeteksi keberadaan lubang hitam raksasa pada galaksi bermassa rendah. Credit: A. Koekemoer, Space Telescope Science Institute.
Teleskop Hubble mengejutkan para astronom dengan membuat penemuan baru. Teleskop Hubble menemukan lubang hitam raksasa pada galaksi yang sangat kecil.

"Ini seperti masalah ayam atau telur: yang mana yang ada lebih dulu, lubang hitam raksasa atau galaksi? Studi ini menunjukkan bahwa setiap galaksi dengan massa rendah bisa memiliki lubang hitam raksasa", ujar Jonathan Trump, peneliti postdoctoral di University of California. Trump adalah pembuat studi ini yang juga mempublikasikannya pada jurnal Astrophysical.

Dikutip dari universetoday.com, Sabtu (17/09/2011), bahwa hal ini sekaligus merupakan teka-teki kosmik. Seperti yang telah diketahui  bahwa galaksi besar merupakan tempat lubang hitam raksasa dan banyak diantaranya yang termasuk kelompok AGN (Active galactic nucleus). Tapi teka-teki sesungguhnya adalah mengapa beberapa galaksi kecil ada yang memiliki lubang hitam raksasa dan ada yang tidak? dengan melihat lebih dekat pada galaksi kerdil yang berjarak sekira 10 miliar tahun cahaya, astronom mencoba kembali ke masa lalu saat alam semesta berada pada seperempat usianya dari usia saat ini.

"Saat melihat 10 miliar tahun yang lalu, kami melihat galaksi berada pada usia remaja. Jadi ini sangat kecil, galaksi muda", ungkap Trump.

Informasi yang lebih lengkap diperoleh dari Cosmic Assembly Near-infrared Deep Extragalactic Legacy Survey (CANDELS) yang memberikan data tentang panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk memisahkan spektrum dari setiap sektor dari galaksi dan mengidentifikasi emisi dari lubang hitam tersebut.

"Ini adalah syudi pertama yang mampu menyelidiki hal yang kecil, Tingkat keterangan cahaya yang rendah, awal lubang hitam dimasa lalu", ungkap Sandra Faber, profesor astronomi dan astrifisika pada UC Santa Cruz dan CANDELS principal investigator. "Sampai sekarang observasi jarak galaksi memiliki kesamaan dan memperkuat temuan bahwa lubang hitam yang jauh hanya terdapat pada galaksi besar. Apa yang terjadi pada galaksi kerdil ini?, tambahnya.

Kemungkinan mereka adalah cikal bakal dari galaksi besar yang kita lihat sekarang. "Beberapa mungkin tetap kecil, dan beberapa tumbuh  menjadi besar seperti Bima Sakti", kata Trump. Namun teori ini memiliki beberapa penjelasan. Menurut Faber, "Untuk menjadi galaksi yang besar, galaksi kerdil akan tumbuh pada tingkat yang jauh lebih cepat daripada prediksi standar. Jika mereka tetap kecil, maka galaksi kerdil di dekatnya juka harus memiliki pusat lubang hitam. Disana mungkin ada kumpulan lubang hitam kecil pada galaksi kerdil yag belum kita ketahui sebelumnya".

Galaksi kerdil dengan lubang hitam raksasa ini bukanlah galaksi yang tenang akan tetapi tetap aktif membentuk bintang baru yang juga sekaligus sebagai bahan "makanan" lubang hitam. Baca disini.

Teleskop Hubble tidak hanya meneliti galaksi-galaksi kecil tapi juga mengumpulkan informasi tentang objek lain, dengan dipadukan dengan data yang didapat dari X-ray Chandra Observatory NASA. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Wednesday, September 7, 2011

Risiko Lubang Hitam Kian Menakutkan

Lubang hitam memakan bintang. Credit: inilah.com
Lubang hitam mampu menelan berbagai benda angkasa. Semakin banyak yang ia telan, semakin besar daya hisapnya. Namun risikonya tidak hanya itu.

Lubang hitam merupakan wilayah luar angkasa yang dapat menelan gas, debu, bintang, planet, maupun benda angkasa lain yang ada dalam suatu galaksi. Gaya tarik gravitasinya sangat kuat. Sebuah planet yang melintas di sekitarnya tidak akan selamat dari hisapan lubang itu.

Banyak astronom khawatir aktivitasnya yang semakin liar akan mampu menelan planet Bumi. Lantas apa yang membuat sebuah lubang hitam mampu menyedot benda-benda angkasa di sekitarnya?

Sebenarnya ada teori yang menyebutkan, daya hisap sebuah lubang hitam bisa melemah lalu ia akan masuk ke fase tidur, berhenti memakan benda angkasa. Menurut George Helou, dari Spitzer Science Center NASA di Institut Teknologi California, lubang hitam di galaksi kita saat ini sedang dalam fase tidur itu.

Lubang hitam yang disebut Sagittarius A itu letaknya berada di tengah galaksi Bima Sakti. Scherbakov, astronom dari Pusat Astrofisika Harvard mengatakan, lubang hitam di galaksi Bima Sakti hanya memakan 0,01% bintang di sekelilingnya.

Namun selanjutnya peneliti juga menemukan fakta, lubang hitam senantiasa berevolusi, sehingga bisa jadi akan aktif lagi suatu hari nanti. Semakin banyak ia menelan bintang, semakin cepat pula proses evolusinya.

Menurut data yang didapat dari teleskop luar angkasa, selama beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak lubang hitam menelan benda angkasa. Selain itu, dikatakan bahwa semakin banyak ia menghisap benda angkasa, semakin besar pula daya sedotnya. Ini dikarenakan peningkatan unsur ion di dalamnya.

Namun tidak hanya berevolusi, belakangan juga diketahui lubang-lubang hitam yang ada di berbagai galaksi juga saling bergabung. Berbagai benda angkasa yang masuk ke dalam lubang hitam mengandung banyak energi dalam jumlah besar.

Sehingga gabungan antarlubang hitam tentunya juga meningkatkan jumlah energi yang dimilikinya. Energi ini dapat mengendalikan alur keluar masuk gas dan debu ke luar lubang.

Tidak hanya debu dan gas, para astronom meyakini bahwa hisapan sebuah lubang hitam juga banyak melepaskan sinar-X dan gelombang radioaktif. Namun jumlah radiasi sinar X yang mereka amati belum dapat dijelaskan. Yang jelas, semuanya itu memengaruhi perkembangan galaksi yang tempat lubang hitam itu berada.

Memahami proses dan cara kerja dan evolusi lubang hitam adalah penting untuk menjelaskan formasi galaksi bima sakti dan keutuhan bumi di masa depan. Mempelajariradiasi dan interaksi antargalaksi dapat membuat kita paham akan besarnya medan gravitasi,gaya magnet, dan proses radiasi lubang hitam.

“Kami telah mempelajari data dari teleskop ruang angkasa selama beberapa tahun terakhir, dan menemukan bahwa semakin cepat lubang hitam melahap material angkasa, maka semakin tinggi daya ionisasinya,” ujar David Ballantyne, asisten profesor fisika Georgia Institute of Technology.

Ahli fisika angkasa saat ini belum memiliki penjelasan yang cukup mengenai daya sedot lubang hitam dan bagaimana pertumbuhannya atau apa yang membuat lubang hitam tertentu berhenti berkembang. Tapi yang jelas, lubang hitam dan cakram di sekitarnya akan memengaruhi benda-benda langit.

“Penghisapan lubang hitam atas benda angkasa melepaskan banyak energi. Tidak hanya radiasi, tapi juga gas yang dilepaskan sampai jauh ke luar galaksi. Gas ini dapat mengubah susunan letak bintang, dan menghentikan perkembangan galaksi,” ujar Ballantyne.

“Daya hisap lubang hitam masih terus dipelajari. Ada yang berkembang dan ada juga yang mati. Mempelajari ini penting untuk mengetahui bentuk dan perubahan susunan galaksi kita,” tambah Ballantyne.

Lubang hitam memang menyedot benda angkasa. Bumi berrisiko ditelan olehnya. Namun risikonya ternyata tidak hanya itu. Gas yang disemburkan dari dalamnya pun dapat membuat benda angkasa bergeser, dan bahkan mungkin bertabrakan.

Bagaimana kalau itu terjadi pada bumi? (Sumber: inilah.com)

Friday, August 26, 2011

Lubang Hitam yang Lama Tidur Kini Bangkit Kembali

Ilustrasi aktifnya kembali Lubang Hitam yang dinamai Swift J1644 57. Credit: universetoday.com
PENNYSYLVANIA - Sejak Maret lalu, Astronom mengamati sumber baru yang ada di langit pada malam hari dengan menggunakan sinar-X. Mereka melihat kemunculan kembali sebuah lubang hitam yang memakan bintang kecil di sekelilingnya.

Ketika menemukan tanda-tanda awal dari aktivitas lubang hitam tersebut, para astronom berpikir jika itu merupakan salah satu dari banyaknya peristiwa kosmik. Namun data dari satelit Swift milik NASA menunjukan bahwa ada pembakaran dengan intensitas dan kecerahannya yang bertambah.

Para ahli menyatakan jika sumber baru yang terletak di gugus bintang Draco diharapkan dapat terlihat melalui pancaran sinar-X yang mampu bersinar dengan baik hingga tahun depan. Sebagai sumber radiasi standar jelas ini jarang terjadi, biasanya hanya berkedip sejenak lalu menghilang beberapa hari. Demikian seperti dikutip Softpedia, Jumat (26/8/2011).

Rincian makalah baru mengenai kemunculan kembali sebuah lubang hitam sudah dipublikasi dalam jurnal Nature edisi 25 Agustus. Para peneliti juga memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana fungsi sumber radiasi baru yang diberi nama Swift J1644 57.

"Luar biasa, Swift masih memproduksi sinar-X dan akan memancarkan cahaya yang cukup terang, sehingga dapat diamati hingga tahun depan. Perilaku seperti ini jarang kami temukan sebelumnya," jelas David Burrows, profesor astronomi dari Pennsylvania State University.

Burrows menentukan sumber sinar-X di lubang hitam yang terletak pada sebuah galaksi yang sangat jauh. Objek ini terletak sekira 3,9 miliar tahun cahaya jauhnya.

Para astronom sekarang percaya bahwa lubang hitam di inti galaksi kembali aktif ketika bintang-bintang kecil melintas dekatnya dan akan dimakan.

"Dengan pengembangan penemuan ini, kami mampu melakukan pelacakan mundur ke waktu sebelumnya, guna memastikan bahwa ada aliran yang terbentuk pada saat yang sama di mana Swift akan menjadi sumber sinar-X," simpul ahli. (Sumber: okezone.com)

Wednesday, August 17, 2011

VIDEO: Menguak Misteri Black Hole

Prof. Andrew J.S. Hamilton, pakar astrofisika dari Universitas Colorado membuat video simulasi yang menggambarkan bagaimana isi di dalam black hole atau lubang hitam. Sumber: www.nytimes.com/Andrew J. S. Hamilton


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto