Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, July 21, 2012

Foto Pertama yang Diambil Neil Armstrong di Bulan

Foto pertama yang diambil oleh Neil Armstrong sesaat setelah turun dari modul Eagle di Bulan. Image credit: NASA, Scans by Kipp Teague.
20 Juli 1969 merupakan hari yang bersejarah bagi umat manusia, sebab itu kali pertamanya manusia berhasil menginjakkan kaki di Bulan. Dan 20 Juli 2012 menandai 43 tahun keberhasilan misi Apollo 11 yang membawa astronot Neil Armstrong, Edwin "Buzz" Aldrin, dan Michael Collins.

Foto di atas merupakan foto pertama yang diambil oleh Neil Armstrong di Bulan, sesaat setelah ia keluar dari modul pendarat Eagle. Neil Armstrong dan rekan-rekannya dilatih menggunakan kamera Hasselblad 500 EL yang telah dimodifikasi sehingga dapat mengambil gambar yang sangat rinci. Koleksi gambar-gambar tersebut saat ini bisa dilihat secara online di Apollo Image Gallery. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Thursday, July 19, 2012

Cassini Berhasil Abadikan Foto Petir di Planet Saturnus

Badai disertai petir di planet Saturnus. Image credit: NASA / JPL-Caltech / Space Science Institute. Top composite by J. Major.
Petir pada badai tersebut terlihat berwarna biru. Image credit: NASA / JPL-Caltech / Space Science Institute. Top composite by J. Major. 
Cassini berhasil mengambil foto petir yang terjadi di planet Saturnus. Petir tersebut berasal dari badai dahsyat di planet tersebut. Badai yang disertai petir dahsyat tersebut terjadi pada 25 Februari 2011, beberapa bulan setelah itu terjadi, astronom di Bumi baru mengetahuinya. Lingkaran kecil di pojok kiri atas menggambarkan ukuran Bumi.

Pada foto itu tampak kilatan petir berwarna biru terang. Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Kamis (19/07/2012), Berdasarkan gambar yang beresolusi 20 km per piksel, ukuran petir diperkirakan sekitar 120 mil (200 km). Sama seperti di Bumi, petir Saturnus terjadi di dalam atmosfer dimana butiran air membeku. Ini bukan kali pertama Cassini mengambil foto petir di Saturnus, sebelumnya pada Agustus 2009 Cassini juga berhasil mengambil foto petir di planet tersebut. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Astronom Temukan Galaksi Spiral Pertama di Alam Semesta

Galaksi BX442 yang diklaim para astronom sebagai galaksi spiral pertama di alam semesta. Image credit: Dunlap Institute for Astronomy & Astrophysics/Joe Bergeron
Baru-baru ini astronom menemukan galaksi spiral tertua di alam semesta. Galaksi yang diklaim menjadi galaksi spiral pertama di alam semesta ini berusia sekitar 10,7 miliar tahun.

Galaksi spiral paling tua di jagat raya itu ditemukan astronom dengan menggunakan teleskop Hubble milik NASA. "Fakta bahwa galaksi ini ada merupakan hal yang sangat menakjubkan," ungkap David Law selaku pemimpin studi ini dari University of Toronto.

Melacak Galaksi Jauh

Dikutip astronomi.us dari space.com, Kamis (19/07/2012), David dan rekan-rekan menggunakan foto yang diambil teleskop Hubble untuk mempelajari sifat dari sekitar 300 galaksi jauh. Kemudian sebuah galaksi bernama BX442 ditemukan dan diketahui bahwa galaksi tersebut berbentuk spiral.

BX442 berada sekitar 10,7 miliar tahun cahaya dari Bumi yang berarti galaksi tersebut terbentuk sekitar 3 miliar tahun setelah ledakan Big Bang terjadi. "Hari ini galaksi spiral seperti Bima Sakti menjadi sebuah bentuk yang umum di alam semesta. Sebagian besar galaksi tua berbentuk seperti rongsokan kereta," ucap penulis Alice Shapley dari UCLA. "Pikiran kami berubah setelah melihat galaksi yang satu ini, begitu berbeda dan begitu indah," tambahnya.

Mempelajari Galaksi BX442

Untuk mempelajari galaksi BX442 secara lebih mendalam, tim astronom menggunakan teleskop yang berbeda. Astronom menggunakan teleskop di Observatorium Keck di Mauna Kea, Hawai. Mereka menggunakan spektograf teleskop tersebut untuk mempelajari cahaya yang terpancar dari 3,600 target di galaksi Bima Sakti.

Dari situ didapat data bahwa galaksi BX442 memang merupakan galaksi spiral yang berputar, dan bukan dua galaksi yang berbentuk cakram. "Awalnya kami pikir ini hanya ilusi gambar," kata Alice. "Apa yang kami temukan ketika kami mengambil gambar spektral galaksi ini yaitu sebuah lengan spiral yang menjadi bagian dari galaksi ini, dan itu bukan ilusi. Ia berputar bersamaan dengan lengan spiralnya, dan tidak hanya seperti rotasi galaksi cakram. Kami benar-benar terpesona," tambahnya.

Pengamatan yang dilakukan dengan teleskop Hubble dan teleskop di Observatorium Keck juga menemukan bahwa di dekat galaksi BX442, terdapat sebuah galaksi kerdil sebagai pendampingnya. Menurut astronom, kemungkinan interaksi galaksi kerdil itu dengan galaksi BX442 menyebabkan galaksi BX442 berbentuk spiral. Dulu galaksi Bima Sakti juga mempunyai galaksi kerdil (galaksi pendamping) di dekatnya yaitu galaksi Sagitarius yang kemudian membentuk lengan spiralnya.

Astronom memprediksi bahwa kemungkinan galaksi kerdil yang ditemukan tadi, akan bergabung dengan galaksi BX442. Galaksi BX442 sendiri diprediksi akan menghilang dalam waktu 100 juta tahun ke depan. Astronom akan terus mempelajari galaksi ini untuk dapat menjelaskan bagaimana galaksi kita Bima Sakti ini dapat terbentuk. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Wednesday, July 18, 2012

LRO Ambil Foto Jejak Batu Menggelinding di Permukaan Bulan

Foto jejak batu menggelinding di permukaan Bulan yang diambil oleh wahana Lunar Reconnaissance Orbiter NASA. Image credit: ASA/GSFC/Arizona State University
Kamera wahana pengorbit Bulan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) berhasil mengambil foto sebuah jejak batu yang menggelinding di permukaan Bulan. Batu yang berukuran 9 meter tersebut menggelinding di permukaan Bulan dan menghasilkan jejak di tanah berupa garis lurus bergelombang. Para astronom memperkirakan bahwa jejak batu menggelinding tersebut berusia 50-100 juta tahun. Itu artinya batu tersebut menggelinding dan membentuk jejak tersebut pada sekitar 50-100 juta tahun yang lalu.

Mungkin hal tersebut terdengar sangat lama bagi skala waktu manusia, namun tidak bagi Bulan. Jejak batu tersebut akan terus ada di sana dalam puluhan juta tahun ke depan sebelum akhirnya terhapus oleh efek mikrometeorit.

Apa yang menyebabkan batu itu menggelinding?. Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Rabu (18/07/2012), Ilmuwan dari LROC, James Ashley berpendapat bahwa kemungkinan batu ini terkena efek getaran tanah disekitarnya yang disebabkan oleh Meteorit kecil yang menabrak Bulan. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Tuesday, July 17, 2012

Informasi Gempa Bumi Terbaru Bisa Dilihat di Astronomi.us

Kabar gembira bagi Anda pembaca setia astronomi.us. Kini astronomi.us menyediakan informasi terbaru tentang gempa Bumi yang terjadi Indonesia. Informasi tersebut didapat secara realtime dari BMKG. Untuk melihatnya, silahkan menuju link berikut http://www.astronomi.us/p/info-gempa-bumi-terbaru.html

(Adi Saputro/ astronomi.us)

Video Ilustrasi Proses Terbentuknya Galaksi Bima Sakti

Galaksi Bima Sakti. Credit: thetechherald.com
Bagaimana galaksi Bima Sakti kita terbentuk? Untuk melihatnya kita akan menggunakan simulasi komputer yang dipercepat ber-miliar-miliar kali dari kejadian aslinya, sebab skala waktu astronomi beda dengan skala waktu manusia. 100 tahun dalam skala manusia sangat-sangat tidak berarti bagi alam semesta ini.

Warna hijau pada video simulasi ini mewakili gas hidrogen. Waktu (dalam miliar tahun), akan ditunjukkan di bagian kanan bawah. Dark matter berperan tapi tidak ditampilkan pada video ini. Simulasi dimulai dengan jatuhnya sejumlah gas dan terakumulasi di suatu daerah yang memiliki gravitasi yang sangat tinggi. Kemudian sejumlah proto-galaksi terbentuk, berputar, dan mulai bergabung. Setelah 4 miliar tahun, akan tampak materi yang terpusat dan membentang sekitar 100 ribu tahun cahaya. Selang beberapa miliar tahun kemudian, galaksi Bima Sakti muda bertabrakan dengan galaksi lainnya, kemudian akan membentuk sebuah piringan galaksi tunggal yang terus berkembang.

Diperkirakan dalam beberapa miliar tahun ke depan, galaksi Bima Sakti akan bertabrakan dengan galaksi Andromeda.



Video: credit: Fabio Governato et al. (U. Washington), N-Body Shop, NASA Advanced Supercomputing

(Adi Saputro/ astronomi.us)

NASA: Mars Rover Berikutnya Dibekali Parasut Lebih Besar dan Jam Atom

Mars rover Curiosity yang dijadwalkan akan mendarat di planet Mars pada 5 Agustus 2012. Image credit: NASA/JPL-Caltech
NASA's Mars exploration chief mengungkapkan dalam sebuah kesempatan bahwa kemungkinan Mars rover (kendaraan penjelajah Mars) di masa depan akan dibekali dengan parasut, jam atom, dan inflatable decelerator. Dengan parasut yang lebih besar dan inflatable decelerator, pesawat pembawa Mars rover akan dapat mengurangi kecepatannya dengan baik saat memasuki atmosfer Mars. Jam atom sendiri akan meningkatkan akurasi saat pendaratan, ungkap McCuistion saat mengumumkan hal tersebut pada 10 Juli 2012 lalu pada acara Farnborough International Airshow.

Dikutip astronomi.us dari space.com, Selasa (17/07/2012), NASA memperkirakan dana yang dihabiskan untuk Mars Rover tersebut mencapai $800 juta dan itu jauh lebih sedikit daripada Mars rover Curiosity yang dijadwalkan mendarat di Mars pada 5 Agustus 2012 mendatang yang biaya pembuatannya mencapai $2.5 miliar. Untuk itu NASA masih akan menggunakan desain parasut yang digunakan pada Mars rover Viking pada tahun 1970-an. Misi Mars rover berikutnya akan dikirim NASA pada tahun 2018 atau 2020 mendatang. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Monday, July 16, 2012

Rusia Berhasil Luncurkan Roket Soyuz TMA-05M Pembawa Tiga Astronot

Roket Soyuz TMA-05M berhasil meluncur. Image credit: NASA/Carla Cioffi
Peluncuran roket Soyuz TMA-05M dari Baikonur, Kazakhstan. Image credit: NASA/Carla Cioffi
Hari Kamis (15/07/2012) roket Soyuz TMA-05M yang membawa 3 astronot yaitu Yuri Malanchenko, Sunita "Suni" Williams, dan Akihiko Hoshide berhasil meluncur dari Baikonur, Kazakhstan pada pukul 9:40 p.m waktu setempat. Peluncuran tersebut berlangsung lancar dalam cuaca yang cerah. Diperkirakan mereka akan bergabung dengan ISS pada hari Senin ini. Ketiga astronot tersebut akan menjalankan salah satu misi yaitu memasang perisai pelindung ISS agar terlindung dari meteorit mikro, selengkapnya bisa dibaca di sini.

Berikut ini adalah video peluncuran roket Soyuz TMA-05M yang membawa ketiga astronot kemarin:



(Adi Saputro/ astronomi.us)

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto