Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, September 10, 2011

Wah, Ternyata Emas Berasal Dari Luar Angkasa

LONDON - Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan bukti bahwa beberapa logam berharga, antara lain emas dan platinum, berasal dari angkasa luar miliaran tahun lalu.

Para peneliti dari Universitas Bristol, Inggris mengambil kesimpulan berdasarkan penelitian terhadap endapan berusia empat miliar tahun di Greenland. Mereka menemukan isotop yang berada di dalam endapan jelas berbeda dengan isotop yang berasal dari Bumi.

Menurut mereka, perbedaan ini memperkuat teori yang menyebutkan logam-logam berharga yang kita gunakan sekarang ini sampai ke bumi melalui pelepasan sebuah meteor besar ketika meteor baru berusia 200 juta tahun. Logam emas dan logam-logam berat lain kemudian tenggelam ke dalam inti bumi yang meleleh pada masa-masa awal.

”Namun asal-muasal pertama dari emas yang kini menjadi barang perhiasan dalam bentuk cincin, kalung dan lain-lain bahkan lebih eksotis,” lapor wartawan BBC, Risto Pyykkö.

Menurut ilmuwan, logam emas terbentuk akibat benturan antar bintang-bintang neutron, ledakan paling dasyat yang pernah terjadi di alam semesta. (Sumber: yahoo.co.id)

Friday, September 9, 2011

7 Skenario Astronom Menemukan Alien

Ilustrasi alien. Credit: bloggers.com
Ini masih jadi misteri besar: apakah selain manusia, ada mahluk cerdas lain di jagad raya ini. Pencarian mahluk ekstraterresterial (ET) bahkan dimulai sejak 50 tahun lalu, ketika ilmuwan Universitas Cornell, Frank Drake mengarahkan teleskop radio ke arah bintang, mengharap bisa menangkap transmisi dari alien.

Tak hanya itu, menurut astrofisikawan, Stephen Hawking, pada 4 Februari 2008, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah mengirimkan pesan ke luar angkasa. Isinya, lagu 'Across the Universe' milik The Beatles. Namun, tak pernah ada jawaban. Tak ada bukti sahih yang mendukung keberadaan manusia luar angkasa.

Namun, penemuan baru-baru ini membuat harapan menemukan ET kembali membuncah. Astronom, Univeristas Yale mengestimasi ada  300 sextillion bintang di angkasa, ini berarti tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya.

Sementara  Lisa Kaltenegger dari Harvard University mengatakan, para ilmuwan yakin, separuh bintang di galaksi memiliki planet yang ukurannya dua sampai 10 kali ukuran Bumi. 'Bumi super' atau 'super Earths' itu mungkin menopang kehidupan. Sementara peneliti lain menemukan mikroba yang hidup di arsenik.

"Bukti yang mengarah semakin kuat," kata Carl Pilcher, Direktur Institut Astrobiologi NASA.  "Saya berpikir siapapun melihat bukti ini akan berkata, pasti ada kehidupan di luar sana."

Alih-alih menemukan kembaran manusia, ilmuwan saat ini masih dalam tahap mendekat ke penemuan tanda-tanda kehidupan yang mikroskopis. Meski harapan itu masih ada.

Berikut ini skrenario penemuan mahluk alien yang dilakukan para astronom:

1. Mars. Planet merah ini memiliki air di bawah tanah yang merupakan salah satu kunci kehidupan. Para ilmuwan menduga, kemungkinan besar ada mikroba yang hidup di bawah tanah, meski robot pencari yang menyisir Mars belum menemukan satu pun.

2. Europa. Satelit Planet Yupiter ini memiliki radiasi di permukaannya yang bisa membunuh nyawa mahluk hidup. Namun di bawah lautan beku di sana ada kemungkinan beberapa jenis mikroba hidup di sana -- di bagian yang cair.

3. Enceladus (baca: en-sell-ah-dus). Satelit mini Planet Saturnus ini memiliki bulu supersonik gas dan debu yang ditembakkan dari permukaannya. Ini adalah indikasi, enceladus memiliki zat cair yang berfungsi menopang kehidupan.

4. Titan. Bulan terbesar Planet Saturnus ini memiliki cairan seluas samudera. Namun, ada dugaan itu adalah cairan methan.

5. Planet ekstrasolar atau di luar tata surya. Para astronot menggunakan teleskop yang bisa mendeteksi keberadaan atmosfer di permukaan planet-planet tersebut, dari sini bisa dicari tahu keberadaan proses fostosintesis atau proses biologis lainnya.

6. Di Bumi. Mencari alien di Bumi? Jangan salah, para ilmuwan juga menyisir Bumi untuk mencari keberadaan mahluk asing -- yang mungkin terbawa ke Bumi dari meteorit atau komet yang menyelonong masuk. Para ilmuwan menggali potensi temuan kehidupan asing di dasar laut atau di bawah es Antartika, yang tak biasa dan bisa jadi berasal dari luar angkasa.

7. Dari sinyal radio. Usaha Frank Drake masih berlanjut. Sejumlah ilmuwan masih setia menyisir langit, mencari transmisi alien dari luar angkasa. (Sumber: vivanews.com)

Pencemaran di Kennedy Space Center

Pesawat ulang alik. Credit: howstuffworks.com
Setelah misi pesawat ulang alik NASA berakhir, ditandai dengan pendaratan Atlantis 21 Juli yang lalu, rupanya masih tersisa masalah dalam rehabilitasi lingkungan di fasilitas area peluncuran pesawat Kennedy Space Center, Florida yang telah tercemari.

Berdasarkan laporan Florida Today, setelah lima dekade digunakan sebagai area peluncuran, tanah berpasir di lintasan Kennedy Space Center terkontaminasi oleh unsur-unsur kimia. Pembersihan sisa-sisa pencemaran tersebut butuh dana sebesar US$96 juta (sekitar Rp823 miliar) dalam waktu 30 tahun mendatang, termasuk US$6 juta untuk tahun ini.

Zat pencemar terbanyak yang ditemukan pada kandungan tanah adalah trikloroetilena (trichloroethylene/TCE), yaitu zat yang dipakai untuk membersihkan mesin roket. TCE menyapu bersih kelebihan hidrokarbon, yang tertinggal tatkala proses pembakaran bahan bakar roket. Praktiknya NASA baru berhenti membuang TCE ke tanah pada pertengahan 1970.

Secara keseluruhan, diperkirakan ada 267 jenis pencemar di area peluncuran itu, tapi 141 di antaranya telah dibersihkan, dan yang lain berada di berbagai tahap penilaian atau remediasi. Terdapat pelarut, arsenik, dan nikel dalam tanah di sekitar Landasan 39B. NASA kini sedang mengembangkan cara baru dalam upaya pembersihannya.

Selain pencemaran tanah, polusi udara di area tersebut juga tinggi. Bahkan dikatakan, peluncuran pesawat ke luar angkasa berpotensi mengubah keadaan atmosfer serta memperburuk pemanasan global. (Popsci.com, Nationalgeographic.co.id)

Siap-siap: Ribuan Bom Waktu di Bima Sakti

Galaksi Bima Sakti. Credit: NASA
Galaksi Bima Sakti mungkin menyimpan ribuan bom waktu. Setidaknya begitulah berdasarkan penelitian baru yang menyatakan bahwa setiap bintang tua akan melambat putarannya dan menciptakan supernova. Ledakan ini akan memecah galaksi kita di mana terdapat sistem tata surya kita di dalamnya.

"Akan tetapi kami belum menemukan satu bintang yang termasuk dalam kateogri bom waktu tersebut," ungkap astrofisika, Rosanne Di Stefano. Jenis supernova yang sedang diteliti oleh Rosanne adalah supernova la yang akan terjadi jika bintang kerdil tidak lagi stabil. Sebenarnya, massa dari bintang kerdil yang disebut massa Chandrasekhar, tidak cukup untuk menciptakan supernova, namun ada dua hal yang dapat membuat ledakan besar itu tercipta, yaitu sumbangan gas dari bintang lain dan fusi dari dua bintang kerdil.

Rosanne mengatakan bahwa putaran dari bintang kerdil mungkin dapat memcahkan teka-teki. Proses rotasi ke atas dan ke bawah akan menunda waktu peledakan. Akan tetapi, saat rotasi melambat, maka gravitasi akan mengakibatkan terciptanya ledakan tersebut. "Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rotasi sebuah bintang kerdil," kata Rosanne. Proses rotasi dapat menambah waktu untuk "bom" tersebut. Hal ini akan memungkinkan bintang lain berkembang menjadi bintang kerdil.

Di galaksi ini, peneliti memperkirakan supernova la terjadi tiga kali tiap seribu tahun. Jika bintang kerdil membutuhkan jutaan tahun untuk meledak, maka akan ada puluhan pra-ledakan dalam beberapa ribu tahun cahaya dari Bumi.

"Sampai sekarang kami hanya tahu bintang kerdil dengan massa Chandrasekhar dan kami belum menemukan massa super Chandrasekhar, akan tetapi kami akan memburu mereka," tambah Rasmus Voss dari Radboud University Nijmegen, Belanda. (Science Daily, Nationalgeographic.co.id)

Dahulu Bumi Pernah Punya Dua Bulan

Bulan. Credit: Luc Viatour
Bumi ini diperkirakan memiliki dua bulan miliaran tahun yang lalu. Bulan kedua itu hilang setelah menabrak bulan yang kita lihat saat ini. 

Pecahan-pecahannya mengganggu permukaan bulan yang saat itu masih mendingin. Teori ini menjelaskan perbedaan permukaan bulan yang menghadap Bumi dengan permukaan yang tidak menghadap Bumi. Permukaan bulan yang mengadap Bumi jauh lebih mulus daripada permukaan bulan di sisi lain.

"Kedua bulan terbentuk setelah puing-puing yang dilontarkan Mars menabrak Bumi di awal pembentukan," jelas para peneliti dari University of California, Santa Cruz. Bulan kedua lebih kecil daripada bulan saat ini. Ukurannya hanya sepertiga puluh bulan yang kita kenal. Posisinya, 60 derajat di depan atau belakang bulan.

Erik Asphaug, dari University of California, dan Martin Jutzi, dari University of Berne, menjelaskan bahwa kedua bulan berdampingan selama 10 juta tahun. "Waktu yang cukup lama untuk benar-benar jadi solid," kata Aspaug yang seorang ahli keplanetan. Gravitasi bumi secara perlahan menyebabkan lintasan kedua bulan berubah, ditambah lagi munculnya gravitasi matahari. Gangguan tersebut membuat lintasan bulan yang lebih kecil berubah.

Saat kedua bulan itu bertabrakan, bulan yang kecil hancur dan puing-puingnya menutupi setengah dari permukaan bulan yang besar. "Karena itulah salah satu permukaan bulan agak aneh," jelas kedua peneliti yang membuat simulasi komputer untuk mengetahui kejadian tabrakan.

Pada sisi yang tampak dari Bumi, permukaan bulan didominasi oleh dataran lava yang disebut "maria". Sisi mengantung potasium, berbagai unsur yang jarang ditemui di Bumi, dan fosfor--atau dikenal dengan istilah "KREEP". Sementara itu, permukaan bulan di sisi yang lain bergunung dengan kerak yang tebal.

Teori lain menyebutkan, maria merupakan hasil dari gravitasi Bumi. Asphaug dan Jutzi membantah teori tersebut dan mengatakan bahwa saat bulan kecil menabrak, mereka meluncurkan KREEP ke sisi bulan yang lain. "Tabrakan tidak menciptakan kawah yang besar, hanya sedikit lebih besar dari penabrak," papar Asphaug.

Kebetulan, dalam waktu dekat NASA akan mengirim sepasang satelit kembar untuk memetakan bulan dan mempelajari komposisi bagian dalam bulan. Teori Asphaug dan Jutzi akan dibuktikan. (Sumber: Nature, Popsci, Nationalgeographic.co.id)

Mengungkap Misteri Terbentuknya Alam Semesta / Jagat Raya

Oleh Amien Nugroho

Sebuah bola yang jatuh gedung bertingkat 20 ke tanah disebabkan oleh gaya gravitasi yang dibawa partikel graviton. Sementara itu, pesawat televisi bisa menerima siaran langsung dari studio yang berjarak ribuan mil disebabkan oleh gelombang elektromagnetik yang dibawa partikel foton.

Selain dua contoh gaya atau interaksi fundamental alami itu, dikenal pula dua gaya lain, yakni gaya (interaksi) kuat dan gaya lemah. Dengan memanfaatkan sekelompok partikel subatom yang disebut gluon, gaya kuat mengikat proton-proton dan neutron-neutron dalam inti atom. Adapun gaya lemah bertanggung jawab atas peluruhan zat radioaktif dan memegang kendali dalam penggabungan inti atom (fusi) yang memberi tenaga pada bintang dan matahari agar tetap bercahaya. Pembawa gaya lemah tak lain partikel W dan Z. Itulah empat gaya alam fundamental yang secara alami ada di sekitar, meski sering tak kita sadari.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivAndOw30LXp5WewiXSHOaZznFY1JiQr-yvPnI0sNxzNeJcSMw5N4zyWgetljtsWLa6ICMYR3cHNAH6VzJYY8NUr74Y4n1FPNYtWl-e7Q-MOraMJ8zCXVjX97R97XM8Q_8EoVUhEiY6Ec/s1600/across-the-universe.jpg
Universe

Albert Einstein-lah yang kali pertama menggabungkan keempat gaya dalam teori umum, yakni Teori Segala Sesuatu (Theory of Everything). Pertama, dia menggabungkan gaya gravitasi dan elektromagnetik karena secara matematika kedua interaksi itu bersifat sama, yaitu berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Einstein menghabiskan lebih dari 30 tahun sisa hidupnya untuk berkutat dalam masalah itu. Namun dia gagal.

Namun mimpi Einstein tak berlalu begitu saja. Banyak fisikawan top dunia berupaya mewujudkan impian menggabungkan gaya di alam semesta ini menjadi gaya tunggal. Langkah paling kondang adalah upaya trio fisikawan terkemuka, Steven Weinberg, Sheldon W Glashow, dan Abdus Salam. Ketiganya dianugerahi Nobel bidang fisika tahun 1970 atas karya mereka memadukan gaya lemah dan gaya elektromagnetik menjadi gaya elektro lemah (electroweak theory). Tahun 1984, giliran Carlo Rubbia dan Simon van der Meer yang bekerja di Pusat Riset Nuklir Eropa (CERN) di Genewa, Swiss, memperoleh Nobel karena eksperimen mereka yang membuktikan keberadaan partikel W dan Z yang merupakan partikel pembawa gaya lemah.

Setelah teori elektro lemah diperteguh dengan hasil eksperimen Rubbia, para fisikawan top dunia makin bersemangat menyusun teori yang lebih komprehensif dengan memasukkan gaya kuat. Teori yang memadukan ketiga gaya alam fundamental — gaya lemah, gaya kuat, dan elektromagnetik — disebut Grand Unified Theory atau Teori Paduan Agung. Teori yang khusus membahas gaya kuat dinamakan kromodinamika kuantum (quantum chromodynamics).

Banyak versi Teori Paduan agung diajukan, antara lain grup simetri yang disebut SU(5). Pembuktian kesahihan teori itu antara lain berasal dari peluruhan proton yang sejauh ini dianggap stabil. Namun hingga saat ini belum ada konfirmasi akhir tentang proton yang meluruh dengan sendirinya atau secara spontan. Peluruhan proton itu menjadi mungkin dengan turut campurnya partikel hipotetik, yaitu partikel bermassa 10 pangkat 34 kali massa proton dan mempunyai momentum sudut spin intrinsik 0 atau 1 serta mempunyai warna yang sama dengan warna antiquark.
Teori Kemanunggalan Teori Segala Sesuatu memiliki banyak versi, antara lain Teori Supersimetri dan Superstring. Namun jelas, Teori Segala Sesuatu mempunyai arti sebagai teori “kemanunggalan agung” yang menggabungkan semua teori fisika menjadi hanya sebuah teori terpadu-manunggal yang biasanya diekspresikan dalam bentuk persamaan matematika tunggal yang agung.

Supersimetri boleh dikatakan merupakan penjelasan lebih lanjut dari Teori Paduan Agung dengan menambah satu gaya lagi, yakni gravitasi, pada ketiga gaya. Dalam teori itu, kakas atau gaya gravitasi yang dibawa partikel graviton digabungkan dengan ketiga gaya alami tersebut yang dibawa ermion dan boson. Semua partikel pembawa gaya merupakan boson, yakni partikel yang memiliki spin intrinsik bilangan bulat (0, 1, 2 dan seterusnya). Adapun fermion adalah partikel yang membentuk semua yang ada (partikel materi) di semesta ini dan memiliki spin intrinsik ž bilangan ganjil (1/2, 3/2, 5/2, dan seterusnya). Dalam supersimetri, partikel boson paling besar adalah foton, graviton gluon, partikel W dan Z. Adapun partikel fermion dasar adalah quark (yang membangun proton dan neutron), neutrino, elektron dan keluarganya (tau serta mu).

Jika dalam supersimetri suatu partikel dianggap merupakan sebuah titik, dalam superstring partikel digambarkan sebagai sebuah dawai (string) yang berpilin. Teori itu lahir tanpa sengaja akhir tahun 60-an, ketika Leonard Susskind dari Stanford University menguraikan persamaan matematika Gabriele Veneziano (Itali) untuk interaksi kuat. Menurut teori itu, segalanya di alam semesta ñ semua partikel elementer dan interaksi dan bahkan ruang-waktu itu sendiri ñ dipandang sebagai dawai sepanjang kurang dari 10 pangkat -33 cm, namun memiliki tegangan sangat besar. Dawai itu bergetar dan berputar dalam suatu semesta multidimensi.

Satu dimensi tambahan ñ selain dimensi panjang, lebar, kedalaman, dan waktu ñ secara matematis diperlukan untuk menghindari tachyons (partikel yang bergerak lebih cepat daripada cahaya) dan ghosts (partikel yang dihasilkan dari probabilitas negatif). Dimensi-dimensi tambahan itu lantas termampatkan dan berpilin dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil yang tak dapat diamati. Partikel elementer yang berbeda berhubungan dengan dawai yang berosilasi dengan tingkatan berbeda pula. (Jika bagian ini terasa absurd, pada Anda, saya ucapkan, “Welcome to the jungle.”) Teori itu memungkinkan penggabungan medan gravitasi dan ketiga interaksi lain. Namun sampai sekarang belum ada satu pun teori yang betul-betul dapat diandalkan untuk menggabungkan keempat jenis interaksi itu, karena belum ada teori yang secara meyakinkan mampu menjelaskan keberadaan gravitasi kuantum.
Teori Relativitas Umum Salah satu postulat Teori Relativitas Umum Einstein menyatakan, singularitas (suatu keadaan ketika kelengkungan ruang-waktu menjadi tak-hingga dan konsep mengenai ruang-waktu, dan tentu juga hukum-hukum fisika, kehilangan arti atau tak berlaku lagi) dapat terjadi, tetapi tak mampu menjawab pertanyaan kapan singularitas terjadi. Teori itu pun oleh para fisikawan dianggap belum lengkap, karena belum bisa digabungkan dengan asas ketidakpastian Heinsenberg yang merupakan pilar utama dari teori besar lain, yakni mekanika kuantum.

Mekanika kuantum yang dikembangkan pada permulaan abad ke-20 dipakai untuk menjelaskan perilaku sistem-sistem teramat kecil, seperti atom dan partikel elementer lain. Mekanika kuantum memprakirakan suatu elektron tidak memiliki posisi tertentu, tetapi mempunyai kebolehjadian tertentu untuk ditemukan di suatu posisi. Pada sebuah atom, elektron-elektron tersebar dalam suatu daerah tertentu di sekeliling inti atom dengan rapat kebolehjadian yang berhingga, bahkan di inti sekalipun.

Teori klasik memprakirakan rapat kebolehjadian menemukan elektron di inti atom adalah tak hingga. Keadaan itu mirip prakiraan relativitas umum klasik yang menyatakan terdapat singularitas saat Bing Bang (Dentuman Besar). Karena itu, bila relativitas umum dan mekanika kuantum digabungkan menjadi sebuah teori gravitasi kuantum akan diketahui kemunculan singularitas adalah sebuah cacat yang sangat mengganggu.

Indikasi awal itu merupakan masalah utama adalah dari temuan runtuhnya bintang menjadi lubang hitam (black hole) yang ternyata tidak “benar-benar hitam” jika prinsip ketidakpastian Heisenberg diperhitungkan. Alih-alih lubang hitam akan memancarkan partikel dan radiasi dengan laju pancar yang terus meningkat sampai lubang hitam tersebut benar-benar lenyap dalam suatu denyar ledakan yang mahahebat, lenyapnya (penguapan) lubang hitam tetap tidak menandakan bahwa runtuhnya gravitasi akan membawanya menuju ke suatu akhir waktu yang sebenarnya.

Dalam Teori Relativitas Umum klasik yang tak melibatkan prinsip ketidakpastian, keadaan awal semesta merupakan sebuah titik yang berapat tak hingga. Akan sangat sulit menentukan syarat batas bagi semesta di titik singularitas itu. Namun bila mekanika kuantum diperhitungkan, akan terdapat kemungkinan terganggunya singularitas dan ruang-waktu akan membentuk permukaan empat dimensi yang tertutup dan tak berbatas seperti permukaan bumi kita, tetapi dengan tambahan dua dimensi ekstra. Itu berarti semesta benar-benar berdiri sendiri dan memang tak membutuhkan syarat batas tertentu. Dan, tentu tak perlu pula memunculkan asumsi ada singularitas. Maka dapatlah dinyatakan syarat batas semesta adalah ketiadaan syarat batas.

Tags: Proses terbentuknya alam semesta / jagat raya, Teri terbentuknya alam semesta / jagat raya, Bagaimana alam semesta / jagat raya terbentuk

NASA Tunda Peluncuran GRAIL ke Bulan

GRAIL. Credit: google
FLORIDA - NASA mengumumkan penundaan keberangkatan pesawat ruang angkasa untuk misi ke Bulan. Gravity Recovery And Interior Laboratory (GRAIL) kemungkinan akan diberangkatkan Sabtu, 10 September 2011.

Sebenarnya NASA berencana untuk meluncurkan GRAIL hari ini, namun mereka justru menemukan masalah pada sistem pendorong roket Delta II. Sementara itu salah seorang pejabat NASA menjelaskan jika bahan bakar Delta 2 juga belum diisi kembali setelah percobaan peluncuran pertama, Kamis lalu. Demikian seperti dikutip Space.com, Jumat (9/9/2011).

NASA menyatakan jika GRAIL akan lepas landas dari Cape Canaveral Air Force Station (CCAFS) dengan menaiki roket Delta II yang akan diberangkatkan Sabtu mendatang.

Ini berarti misi ke Bulan kali ini tidak sesuai dengan harapan yang sebelumnya disampaikan oleh beberapa ahli. Sebelumnya para ahli menyatakan hanya ada dua kesempatan untuk melakukan peluncuran yaitu di hari Kamis, tepatnya pada pukul 08:37 dan 09:16 waktu setempat. Jika peluncuran itu berhasil dan sesuai dengan kesempatan yang ada, maka GRAIL akan dipastikan mendarat di Bulan saat Tahun Baru nanti.

Nampaknya GRAIL yang memiliki misi untuk memetakan inti dari gravitasi yang ada di sekitar Bulan secara rinci, akan lebih lama tiba di Bulan. Ini dikarenakan penundaan peluncuran yang tidak sesuai dengan kesempatan yang ada dan mungkin akan tiba di Bulan jauh melebihi target yang sudah ditentukan. (Sumber: okezone.com)

NASA Rilis Video Serangan 9/11 dari Luar Angkasa

Foto kejadian 11 Sepetember dari luar angkasa. Credit: huffingtonpost.com
NASA merilis video yang diambil dari luar angkasa selama serangan 11 September (9/11) di World Trade Center New York. Seperti apa?

Pada pagi serangan itu, warga Amerika Frank Culbertson sedang berada di International Space Station (ISS) bersama dua kosmonot Rusia lain. Selama mengorbit Bumi, mereka melintasi New York dan merekam video kepulan asap mendebarkan dari Manhattan itu.

Culbertson yang baru-baru ini diwawancarai untuk memperingati 10 tahun 9/11 ini mangaku masih bisa mengingat reaksi awal pada berita tersebut. Ia mengaku sedang membaca novel Tom Clancy saat itu dan ia merasa seolah tersedot dalam buku itu.

“Seperti yang kami dengar dan digambarkan, kejadian ini menjadi sangat nyata,” ujarnya seperti dilaporkan HuffPost. "Saat melihat ke jendela, kami merekam video saat menara kedua runtuh dan saya tak mengerti apa yang sedang terjadi," lanjutnya.

“Namun, saya tahu, kejadian itu sangat menyeramkan karena ada awan puing raksasa menyelimuti Manhattan. Kemudian semuanya menjadi menyakitkan karena seperti melihat luka di satu sisi negaramu,” paparnya. Berikut video tersebut. (Sumber: inilah.com)

Danau Purba Ditemukan di Planet Mars

Lubang besar di Mars. Credit: esa.int
LONDON - Sebuah satelit milik European Space Agency (ESA) telah mengabadikan gambar sebuah lengkungan dalam permukaan Mars yang diperkirakan merupakan bekas danau purba.

Batuan sedimen berwarna gelap yang berjejer di delta pada ujung lubang Eberswalde menunjukkan bahwa dulunya pernah ada arus yang mengalir pada permukaan planet Mars yang berbatu. Demikian seperti yang dikutip dari The Register, Rabu (7/9/2011).

Foto yang ditampilkan oleh Mars Express ESA, yang fokus pada lubang Eberswalde menunjukkan bahwa kemungkinan adanya air di Mars. Pihak NASA sendiri akan mengirimkan kendaraan Rover-nya tahun ini untuk menyelidiki salah satu dari lubang-lubang raksasa tersebut, seperti The Gale Crater.

Air saat ini memang masih ada di Mars, membeku berupa es atau berada di atmosfir supertipis planet tersebut. Akan tetapi para ilmuwan percaya kalau dulu pernah ada danau dan laut di Planet Merah tersebut.

"Saluran-saluran di lubang tersebut terlihat cukup jelas dari atas. Dulunya wilayah tersebut mungkin adalah sebuah danau," ujar pihak ESA.

"Struktur delta ini, yang pertama kali diidentifikasi oleh pesawat Mars Global Surveyor milik NASA, memiliki karakter sebuah danau. Seperti halnya saluran-saluran dengan batuan yang berwarna lebih gelap," pungkas mereka. (Sumber: okezone.com)

Jumlah Astronot NASA Terus Menurun

Ilustrasi Astronot NASA. Credit: google
FLORIDA - Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh National Research Council (NRC), merekomendasikan NASA sebagai perwakilan Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang masa misi antar jemput ke luar angkasa.

NRC mengimbau pembentukan staf khusus yang diproyeksikan memenuhi kebutuhan untuk misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hal ini dilakukan mengingat bahwa saat ini NASA belum menyediakan kru yang fleksibel dan handal untuk memenuhi misi tersebut.

"Setelah berhenti dari program pesawat ruang angkasa dan adanya ketidakpastian selama masa transisi ke ISS, NASA dituntut untuk tetap mempertahankan kemampuan para astronotnya," jelas Joe Rothenberg, Wakil ketua komite NRC dan mantan pejabat senior NASA.

"NASA harus memastikan pemeliharaan fasilitas pelatihan yang memadai untuk mempertahankan kemampuan dari satuan astronotnya," tambahnya, seperti dikutip TG Daily, Kamis (8/9/2011).

Jumlah astronot NASA saat ini mengalami pengurangan yang cukup signifikan. Data dari tahun 2006 menyatakan bahwa jumlah astronot NASA berjumlah 150 orang, sementara laporan terakhir di tahun 2011 tercatat hanya ada 61 orang saja. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa astronot yang pensiun.

NRC berkeinginan untuk meningkatkan jumlah staf khusus yang profesional dan terlatih agar mampu menjalankan misi ke ISS dengan aman, armada yang dimiliki NASA juga akan dipertahankan guna melancarkan misi tersebut.

Para astronot NASA juga diharapkan memiliki kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya, karena misi ke ISS saat ini lebih rumit. Selain itu para astronot juga harus akrab dengan peralatan atau modul dari Stasiun Luar Angkasa Eropa, Jepang dan Rusia. Astronot NASA diminta mahir dalam menggunakan software stasiun luar angkasa, sehingga mereka bisa melakukan kegiatan pengoperasian stasiun luar angkasa, operasi lengan robot stasiun ruang angkasa dan menjalankan berbagai tugas lainnya dengan baik.

Laporan ini menyimpulkan untuk merekomendasikan bahwa NASA harus mempertahankan fasilitas kru yang berhubungan dengan misi antar-jemput, termasuk armada satuan astronot yaitu 'T-38N Talon yang merupakan pesawat latihan.

Tanggap darurat di lingkungan pesawat juga harus dibuktikan oleh astronot dimana mereka juga harus bekerjasama dengan para kru dengan cepat dan mengurangi terjadinya kegagalan misi ke luar angkasa. Astronot di kursi belakang pesawat diminta melakukan tugas-tugas penting seperti komunikasi, navigasi dan tanggap darurat secara efektif. (Sumber: okezone.com)

NASA Siapkan Operasional ISS Tanpa Awak

Astronot Mike Fossum sedang melakukan kegiatan perawatan rutin di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), 25 Agustus 2011. Stasiun luar angkasa ini kemungkinan akan ditinggalkan beroperasi tanpa awak mulai November mendatang. Credit: NASA
Badan Penerbangan dan Antariksa AS sedang mempersiapkan rencana untuk mengoperasikan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tanpa awak seandainya kru astronot baru belum bisa dikirim, sementara kru lama sudah harus dipulangkan.

"Kemungkinan kita akan membiarkan stasiun ini tanpa awak, mudah-mudahan hanya untuk periode yang singkat. Kami sudah mulai mengerjakan detail apa saja yang harus dilakukan untuk mulai memadamkan lampu-lampu di stasiun ini dalam beberapa minggu mendatang," tutur astronot AS Mike Fossum yang menjadi teknisi penerbangan di ISS, Selasa (6/9/2011) waktu AS.

Peluncuran awak baru ke ISS, yang dijadwalkan pada 22 September, kemungkinan besar ditunda hingga awal November, menyusul kecelakaan yang menimpa kapal luar angkasa pengangkut kargo Progress milik Rusia, 24 Agustus. Setelah AS menghentikan program pesawat ulang-aliknya, Juli lalu, hanya pesawat Soyuz milik Rusia-lah satu-satunya kendaraan yang bisa mengantar-jemput kru ke ISS.

Roket yang digunakan untuk membawa pesawat Soyuz, yang mampu membawa kru pengganti ke ISS, hampir sama persis dengan roket pembawa Progress yang meledak itu sehingga pihak Rusia memutuskan membatalkan seluruh jadwal penerbangan ke luar angkasa sampai penyebab kecelakaan tersebut diketahui pasti.

Sementara para kru yang saat ini berada di ISS sudah memiliki jadwal pasti untuk pulang ke Bumi. Saat ini terdapat enam awak di stasiun luar angkasa bernilai 100 miliar dollar AS tersebut. Tiga orang dijadwalkan pulang minggu depan, sementara tiga kru terakhir, termasuk Fossum, harus pulang pada pertengahan November.

Jika rencana pengiriman kru pengganti awal November tertunda kembali, stasiun luar angkasa itu akan dibiarkan tanpa awak selama beberapa waktu. Tim pengendali di darat di Johnson Space Center, Houston, AS, sudah mulai mempertimbangkan berbagai opsi untuk mengonfigurasi ratusan peralatan di dalam ISS dan mengoptimalkan operasi eksperimen ilmiah secara otomatis selama stasiun itu kosong tanpa awak.

"Tim di Houston baru berada pada tahap awal untuk memutuskan semuanya, mulai dari saluran ventilasi yang akan tetap kami biarkan berfungsi, lampu mana saja yang akan dibiarkan tetap menyala, bagaimana kondisi setiap eksperimen yang akan kita tinggalkan. Pokoknya semuanya, semua lampu, semua katup, semua pintu. Banyak yang harus dikerjakan," ungkap Fossum.

Sejak 2 November 2000, selalu ada kru yang mengawaki stasiun luar angkasa tersebut tanpa gangguan berarti. Dibutuhkan enam awak untuk mengoperasikan berbagai sistem di ISS, termasuk berbagai eksperimen ilmiah di dalam laboratoriumnya.

NASA sudah memiliki rencana evakuasi darurat apabila terjadi kebakaran atau tabrakan dengan benda angkasa lain di stasiun tersebut. Namun, badan itu belum memiliki rencana cadangan apabila stasiun terpaksa ditinggalkan para awaknya dalam waktu yang cukup lama. (Sumber: kompas.com)

Wednesday, September 7, 2011

VIDEO: Asteroid Apophis Menghantam Bumi 2036

Ilustrasi asteroid Apophis menghantam Bumi. Credit: google
Beberapa asteroid yang berdekatan dengan Bumi bisa saja akan menghantam Bumi dan selalu memiliki benang merah dengan Bumi. Asteroid Apophis yang berdiameter 270 meter diperkirakan ini akan mendekati Bumi pada jarak 37.000 hingga 38.000 km pada 2029. Pada 2036, Apophis kemungkinan kembali dan menabrak Bumi pada 13 April 2036. Berikut ini adalah videonya

FOTO: Badai Katia Dilihat dari Luar Angkasa

Badai Katia dipotret dari luar angkasa. Credit: Space.com
Astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bisa melihat sejumlah hurikan atau badai yang mengancam Amerika Serikat, dengan sudut pandang mata burung (bird-eye view). Sejumlah badai itu pun berhasil dipotret para astronot dari luar angkasa, salah satunya adalah Badai Katia.

Salah satu astronot, Mike Fossum, merupakan salah satu yang berhasil memotret badai besar yang masuk Kategori 3 ini (pada skala Saffir-Simpson dari kekuatan badai).

Dalam gambar yang dipotret Fossum, terlihat Badai Katia berputar-putar di atas Samudera Atlantik. Badai ini sendiri berada di Atlantik selama lebih dari seminggu. Mike Fossum kemudian bersyukur badai ini tidak mungkin menyebabkan banyak kerusakan di atas tanah.

"Badai Katia mungkin bukan ancaman bagi AS, jadi nikmati saja keindahan badai tersebut," kata Fossum dalam sebuah tweet yang di-posting dari angkasa luar, seperti dikutip dari Space.com. Fossum tinggal di laboratorium angkasa ini hingga pertengahan November.

Menurut Pusat Badai Nasional Amerika Serikat, pengukuran terbaru dari Katia menunjukkan bahwa kecepatan angin dari Katia mencapai 120 mil per jam atau 195 km per jam. Kekuatan badai diperkirakan akan berfluktuasi selama beberapa hari, sebelum akhirnya melemah di bawah kategori badai besar, pada Kamis ini.

Meskipun Katia bisa menjadi ancaman bagi pesisir timur AS (east coast), badai ini diperkirakan akan menghantam kawasan timur dan Bermuda, sebelum berputar kembali ke laut.

Badai Katia merupakan badai kedua yang terbentuk selama musim badai 2011, yang telah diprediksi menghasilkan rata-rata 14 sampai 19 badai yang bernama (termasuk badai tropis dan angin topan), 7 sampai 10 badai dan 3 sampai 5 badai besar. Biasanya, rata-rata musim badai Atlantik 'hanya' menghasilkan 11 badai bernama, 6 badai dan 2 badai besar. Bulan Agustus sampai Oktober adalah bulan-bulan puncak musim badai Atlantik. (Sumber: vivanews.com)

Bukti Baru Pendaratan Manusia di Bulan

Citra yang diambil wahana Lunar Reconnaissance Orbiter menunjukkan lokasi pendaratan wahana Apollo 17 dan jejak jalur yang ditinggalkan astronot. Credit: NASA/Goddard/ASU
Siapa bilang pendaratan misi Apollo di Bulan cuma hoax seperti digembar-gemborkan para penyebar teori konspirasi? Citra terbaru yang ditangkap wahana antariksa Lunar Reconaissance Orbiter baru-baru ini menjadi salah satu pendukung untuk menolak dugaan hoax tersebut.

Citra yang dirilis Selasa (6/9/2011) menyuguhkan gambaran 3 wilayah yang pernah menjadi lokasi pendaratan misi Apollo di Bulan. Tak cuma itu, citra pun menunjukkan jalur yang dilalui oleh astronot ketika menjelajah Bulan.

"Citra tampak spektakuler seperti yang bisa Anda lihat sendiri," kata Mark Robinson dari Arizona State University, kepala investigasi Lunar Reconaissance Orbiter, seperti dikutip Space.com.

Citra ditangkap oleh narrow angle camera pada wahana Lunar Reconaissance Orbiter. Citra ini baru merupakan yang ketiga, yang bisa menyuguhkan secara close up, tempat yang pernah menjadi lokasi pendaratan manusia di Bulan.

Salah satu gambar yang dirilis kali ini adalah jejak misi Apollo 17. Rute yang ditinggalkan astronot Eugene Cerman dan Harrison Schmitt terlihat jelas. Ada jejak kaki yang bisa dilihat serta dibedakan dengan jelas dari jejak rute. Karena mengenal kendaraan yang dipakai dalam misi ke Bulan, astronot Mark Robinson mengatakan bisa terlihat dengan jelas bahwa roda yang digunakan sedikit berbelok ke kiri.

Selain jejak misi Apollo 17, citra yang dirilis kali ini juga menyuguhkan jejak misi Apollo 12 dan Apollo 14. Bisa dilihat jejak yang ditinggalkan oleh astronot Edgar Mitchell, Alan Shepard, Pete Conrad, dan Alan Bean.

"Dari kacamata sains, citra ini penting dalam dua hal. Ini menunjukkan ciri fotometri Bulan, mengapa lebih gelap. Dalam hal yang lebih praktikal, menunjukkan tempat yang tepat di mana sampel dikoleksi," ujarnya.

Robinson menguraikan, citra juga bisa menunjukkan objek dan sisa-sisa misi yang tertinggal di Bulan, seperti sisa eksperimen, selimut suhu dan backpack yang dipakai oleh astronot dalam moonwalk. Robinson menambahkan, lokasi tempat bendera Amerika Serikan dikibarkan juga terlihat.

"Saya sudah melihat area sekeliling dan benar-benar bisa melihat tempat di mana bendera itu dikibarkan," katanya.

Namun, menurut Robinson, sulit untuk melihat jelas benderanya sendiri. Suhu ekstrim Bulan dan radiasi pasti akan merusak bendera. "Jika masih ada, pasti bendera itu sudah dalam bentuk yang kasar," cetus Robinson.


Citra yang dirilis ini diambil saat Lunar Reconaissance Orbiter mengorbit Bulan dengan ketinggian rendah, sekitar 22 km dari permukaan Bulan. Biasanya, wahana antariksa ini mengorbit pada ketinggian 31 km. Saat ini, Lunar Reconaissance Orbiter memasuki orbit sirkuler. Pertengahan Desember nanti, wahana antariksa ini akan memasuki orbit eliptikal dengan ketinggian terendah 30 km di kutub selatan dan tertinggi 124 km di kutub utara Bulan.

Misi Lunar Reconaissance Orbiter berbiaya 504 juta dollar. Menjalankan misi sejak 2009, wahana antariksa ini berhasil mengirimkan citra detail jejak misi Apollo pada tahun yang sama. Ke depan, kerjanya akan dibantu oleh GRAIL A dan B yang akan diluncurkan Kamis (8/9/2011) nanti.(Sumber: kompas.com)

FOTO: Tabrakan Galaksi Antennae

Gambar tabrakan galaksi Antennae yang terletak 62 juta tahun cahaya dari bumi [Klik gambar untuk memperbesar]. Credit: NASA, ESA, SAO, CXC, JPL-Caltech, and STScI
Gambar di atas adalah gambar komposit yang indah dari tabrakan dua galaksi yang dirilis oleh Observatorium Besar NASA. Tabrakan antara galaksi Antennae, yang terletak sekitar 62 juta tahun cahaya dari Bumi, dimulai lebih dari 100 juta tahun lalu dan saat ini masih terjadi. Tabrakan ini membentuk jutaan bintang, awan debu, dan gas di dalam galaksi.

Bintang-bintang muda yang baru terbentuk mengalami evolusi yang luar biasa cepat hanya beberapa juta tahun saja untuk kemudian mati dan meledak menjadi supernova. Titik cerah dalam gambar dihasilkan dari material dan bintang-bintang neutron yang jatuh ke lubang hitam, yang merupakan peninggalan bintang masif. Beberapa lubang hitam di galaksi Antena mungkin berisi massa yang hampir seratus kali dari matahari.

Risiko Lubang Hitam Kian Menakutkan

Lubang hitam memakan bintang. Credit: inilah.com
Lubang hitam mampu menelan berbagai benda angkasa. Semakin banyak yang ia telan, semakin besar daya hisapnya. Namun risikonya tidak hanya itu.

Lubang hitam merupakan wilayah luar angkasa yang dapat menelan gas, debu, bintang, planet, maupun benda angkasa lain yang ada dalam suatu galaksi. Gaya tarik gravitasinya sangat kuat. Sebuah planet yang melintas di sekitarnya tidak akan selamat dari hisapan lubang itu.

Banyak astronom khawatir aktivitasnya yang semakin liar akan mampu menelan planet Bumi. Lantas apa yang membuat sebuah lubang hitam mampu menyedot benda-benda angkasa di sekitarnya?

Sebenarnya ada teori yang menyebutkan, daya hisap sebuah lubang hitam bisa melemah lalu ia akan masuk ke fase tidur, berhenti memakan benda angkasa. Menurut George Helou, dari Spitzer Science Center NASA di Institut Teknologi California, lubang hitam di galaksi kita saat ini sedang dalam fase tidur itu.

Lubang hitam yang disebut Sagittarius A itu letaknya berada di tengah galaksi Bima Sakti. Scherbakov, astronom dari Pusat Astrofisika Harvard mengatakan, lubang hitam di galaksi Bima Sakti hanya memakan 0,01% bintang di sekelilingnya.

Namun selanjutnya peneliti juga menemukan fakta, lubang hitam senantiasa berevolusi, sehingga bisa jadi akan aktif lagi suatu hari nanti. Semakin banyak ia menelan bintang, semakin cepat pula proses evolusinya.

Menurut data yang didapat dari teleskop luar angkasa, selama beberapa tahun terakhir ini, semakin banyak lubang hitam menelan benda angkasa. Selain itu, dikatakan bahwa semakin banyak ia menghisap benda angkasa, semakin besar pula daya sedotnya. Ini dikarenakan peningkatan unsur ion di dalamnya.

Namun tidak hanya berevolusi, belakangan juga diketahui lubang-lubang hitam yang ada di berbagai galaksi juga saling bergabung. Berbagai benda angkasa yang masuk ke dalam lubang hitam mengandung banyak energi dalam jumlah besar.

Sehingga gabungan antarlubang hitam tentunya juga meningkatkan jumlah energi yang dimilikinya. Energi ini dapat mengendalikan alur keluar masuk gas dan debu ke luar lubang.

Tidak hanya debu dan gas, para astronom meyakini bahwa hisapan sebuah lubang hitam juga banyak melepaskan sinar-X dan gelombang radioaktif. Namun jumlah radiasi sinar X yang mereka amati belum dapat dijelaskan. Yang jelas, semuanya itu memengaruhi perkembangan galaksi yang tempat lubang hitam itu berada.

Memahami proses dan cara kerja dan evolusi lubang hitam adalah penting untuk menjelaskan formasi galaksi bima sakti dan keutuhan bumi di masa depan. Mempelajariradiasi dan interaksi antargalaksi dapat membuat kita paham akan besarnya medan gravitasi,gaya magnet, dan proses radiasi lubang hitam.

“Kami telah mempelajari data dari teleskop ruang angkasa selama beberapa tahun terakhir, dan menemukan bahwa semakin cepat lubang hitam melahap material angkasa, maka semakin tinggi daya ionisasinya,” ujar David Ballantyne, asisten profesor fisika Georgia Institute of Technology.

Ahli fisika angkasa saat ini belum memiliki penjelasan yang cukup mengenai daya sedot lubang hitam dan bagaimana pertumbuhannya atau apa yang membuat lubang hitam tertentu berhenti berkembang. Tapi yang jelas, lubang hitam dan cakram di sekitarnya akan memengaruhi benda-benda langit.

“Penghisapan lubang hitam atas benda angkasa melepaskan banyak energi. Tidak hanya radiasi, tapi juga gas yang dilepaskan sampai jauh ke luar galaksi. Gas ini dapat mengubah susunan letak bintang, dan menghentikan perkembangan galaksi,” ujar Ballantyne.

“Daya hisap lubang hitam masih terus dipelajari. Ada yang berkembang dan ada juga yang mati. Mempelajari ini penting untuk mengetahui bentuk dan perubahan susunan galaksi kita,” tambah Ballantyne.

Lubang hitam memang menyedot benda angkasa. Bumi berrisiko ditelan olehnya. Namun risikonya ternyata tidak hanya itu. Gas yang disemburkan dari dalamnya pun dapat membuat benda angkasa bergeser, dan bahkan mungkin bertabrakan.

Bagaimana kalau itu terjadi pada bumi? (Sumber: inilah.com)

Dua Misi ke Bulan Dimulai Minggu Ini

Wahana Gravity Recovery and Interior Laboratory (GRAIL) dilukiskan mengorbit Bulan dan mempelajari gravitasi Bulan. Credit: Lockheed Martin
NASA bersiap meluncurkan dua misi ke Bulan sekaligus minggu ini. Badan antariksa Amerika Serikat tersebut akan meluncurkan wahana antariksa GRAIL A dan GRAIL B. GRAIL merupakan singkatan dari Gravity Recovery and Interior Laboratory.

Dua wahana antariksa "kembar" itu akan diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, pada hari yang sama, Kamis (8/9/2011). GRAIL A akan diluncurkan pada pukul 8.37 EDT sementara GRAIL B akan diluncurkan pada pukul 9.16 EDT (sekitar pukul 19.00 dan 20.00 WIB).

Setelah diluncurkan, GRAIL akan menemupuh perjalanan selama 3,5 bulan melewati Langrange Point 1, spot gravitasi stabil antara Bumi-Matahari. Rute yang ditempuh ini akan membantu mengurangi ongkos misi yang berbiaya US$ 496 juta ini.

GRAIL A dan GRAIL B diperkirakan akan sampai di Bulan sekitar tahun baru 2012. Wahana antariksa tersebut akan menelaah komposisi Bulan dari kerak hingga intinya. Penemuan GRAIL nantinya akan membantu ilmuwan memahami proses pembentukan dan evolusi Bulan.

Ketika sampai, GRAIL akan memasuki orbit kutub Bulan pada ketinggian 55 km dari permukaan Bulan. Selanjutnya, kedua wahana antariksa ini akan mengelilingi satu-satunya satelit alami Bumi itu. Jarak dengan permukaan Bulan bisa berubah, tergantung pada gravitasi di lokasi Bulan tertentu.

Perbedaan ketinggian GRAIL akibat gravitasi ini memberi keuntungan pada para ilmuwan. Berdasarkan ketinggian, ilmuwan bisa memperkirakan medan gravitasi secara detail. Pada gilirannya, informasi itu akan bermanfaat untuk memahami struktur dan evolusi Bulan.

Misi GRAIL ke Bulan ini juga memiliki tujuan yang lebih luas. Dengan memahami struktur dabn evolusi Bulan, ilmuwan akan lebih mudah memahami planet-planet batuan di Tata Surya, seperti Merkurius, Venus, Mars dan Bumi sendiri.

Acara peluncuran GRAIL nanti tidak hanya akan dihadiri pejabat NASA. Sebanyak 150 follower titter NASA juga akan diundang dalam acara selama dua hari yang puncaknya adalah peluncuran GRAIL. Selanjutnya, mereka akan berbagi pengalamannya lewat Twitter.

GRAIL akan diluncurkan menggunakan Roket Delta 2. Peluncuran GRAIL nanti masih mungkin mengalami penundaan jika kondisi tidak mendukung. Bila terpaksa ditunda, rencana peluncuran GRAIl berikutnya adalah 19 Oktober 2011.(Sumber: kompas.com)

"Rock Garden" di Planet Mars

Rock Garden di planet Mars. Credit: NASA/JPL/Caltech, color by Stu Atkinson
Gambar di atas adalah gambar dari apa yang disebut dengan "Rock Garden" di planet Mars. Gambar tersebut dipublikasikan oleh Stu Atkinson seorang anggota spaceflight tanpa awak yang juga sebagai penulis dari blog the Road of Endeavour. "Rock Garden" persisnya berada di Kawah Endeavour di planet Mars.

Tuesday, September 6, 2011

10 Kisah UFO Terbesar & Tak Terpecahkan

UFO. Credit: teamtalk.com
Fenomena penampakan UFO selalu menjadi bahan yang hangat untuk dibacarakan. Hingga kini, terdapat 10 kisah UFO terbesar yang tak terpecahkan hingga kini.

Foo Fighter

Selama Perang Dunia II, pilot perang Amerika, Inggris, Jerman dan Prancis melaporkan melihat bulatan raksasa bercahaya di langit yang tak terjelaskan. Bulatan ini kemudian diberi nama ‘foo fighter’. Asal muasal nama ini sendiri masih belum diketahui namun, beberapa orang memiliki teori, nama ini muncul dari kata Jerman untuk ‘feuer’.

Insiden Hopeh, China

Foto ini diambil pada 1942 yang kemudian ditemukan dalam sebuah album foto. Pemilik album ini mengklaim membeli foto ini dari fotografer jalanan di China. Beberapa orang mengklaim, UFO tampak seperti topi atau burung dan lainnya mengatakan ini merupakan piring terbang.

Pria berbaju hitam

Pada 1947, seorang nelayan menglaim melihat UFO berbentuk donat terbang di udara di atas Pulau Maury di Puget Sound, Washington, Amerika Serikat (AS). Salah satu obyek ini menjatuhkan puing ke dek kapal dan melukai putera pemilik kapal dan anjingnya.

Pagi berikutnya, nelayan ini mengklaim seorang pria berbaju hitam muncul di depan pintunya dan mengancam keluarganya akan berada dalam bahaya jika ia berbicara pada siapa pun mengenai insiden ini.

Penampakan piring terbang pertama

Hanya beberapa hari setelah insiden pria berbaju hitam, Kenneth Arnold melaporkan melihat UFO terbang di udara dekat Mt. Ranier, Washington. Media kemudian menggunakan ‘piring terbang’ untuk menggambarkan obyek itu. Arnold kemudian menjadi semi-selebriti di dunia paranormal.

Hilangnya Felix Moncla

Sementara mengejar UFO di Superior Lake pada 1953, pilot angkatan udara (AU) AS Felix Moncla menghilang begitu saja. Kendali darat mengaku mendeteksi Moncla dan UFO di radar dan menyaksikan kedua kedipan pada radar itu ‘menyatu kemudian menghilang’. Pada 1968, bagian pesawat ditemukan di danau namun bagian itu tak pernah dipastikan benar merupakan bagian pesawat Moncla atau bukan.

Insiden Kecksburg

Pada malam 9 Desember 1965, warga Kecksburg, Pennsylvania mengklaim ada benda besar berbentuk biji pohon ek dengan tulisan hieroglyphic jatuh di hutan. Militer dengan cepat mengelilingi area itu.

Pada 2005, NASA menjelaskan obyek yang jatuh itu mungkin merupakan puing dari satelit Rusia namun saksi mengklaim penjelasan NASA tak konsisten dengan apa yang mereka saksikan.

Penampakan UFO Jimmy Carter

Presiden Jimmy Carter mengaku melihat obyek putih terang yang kemudian berubah warna dari biru, merah dan kembali lagi ke putih sebelum akhirnya menjauh ke Leary, Georgia pada 1969.

Meski kemudian ia mengklaim tak menyangka obyek itu adalah pesawat alien, ia mengatakan, “Satu hal pasti, saya tak pernah meremehkan orang yang mengaku melihat UFO di langit”. Jika saya menjadi presiden, kata Carter pada 1976, “Saya akan menerbitkan semua informasi di Negara ini mengenai penampakan UFO pada warga dan ilmuwan”.

Pria bengis

Meski pria bengis ini pertama ditemui setelah penampakan UFO pada 1966 di Elizabeth, New Jersey, ia muncul di seluruh bagian AS setelah ada penampakan UFO dan mengatakan pada saksi namanya ‘Indrid Cold’. Para saksi menggambarkan pria ini bertubuh tinggi yang mirip manusia namun tak memiliki hidung atau telinga, hanya mata dan senyuman lebar.

Bandara O’hare

Pada Selasa 7 November 2006, FAA menerima laporan 12 karyawan penerbangan di O’Hare, Chicago melihat pesawat piring terbang besi melintasi salah satu gerbang keberangkatan. Menurut saksi, cakram ini melayang selama dua menit.

Namun, saat orang akan menyelidikinya, obyek ini langsung menuju awan dan menghilang. FAA menyimpulkan, hal ini merupakan trik cuaca pada mata manusia namun saksi bersikeras menyatakan itu adalah UFO.

Turki

Penjaga malam di Turki bernama Yalcin Yalman menyaksikan sejumlah besar UFO saat bertugas pada 2008 dan merekam kejadian itu. Ia menyediakan Sirius UFO Space Research Center video berdurasi dua setengah jam. Video itu sendiri dianggap sebagai ‘gambar UFO paling penting yang pernah ada’ meski kebenarannya perlu dibuktikan.(Sumber: inilah.com)

Monday, September 5, 2011

Astronom Temukan Gelembung Sinar Gamma di Pusat Galaksi Bima Sakti

Sinar gamma di galaksi Bima Sakti. Credit: NASA
Peneliti-peneliti astronomi dari Harvard secara tidak sengaja mendeteksi dua gelembung misterius berukuran besar di bagian inti gugus bintang atau galaksi Bimasakti. Balon gelembung tersebut memancarkan radiasi sinar gamma.

Gelembung yang semula tak terlihat itu tertangkap melalui Fermi's LAT (Large Area Telescope) milik NASA. Bentangan sinarnya seluas 25.000 tahun cahaya mulai dari pusat galaksi menuju ke sisi utara atau selatan.

Hingga kini sumber energi gelembung itu tidak jelas, diperlukan studi lebih lanjut untuk mendapatkan suatu gambaran konkret. Para ilmuwan harus memproses data mentah agar mereka dapat melihat melalui kabut sinar gamma tersebut.

Sinar gamma adalah bentuk cahaya paling energik. Di luar angkasa, ia cenderung terbentuk dari hasil peristiwa berkekuatan ekstrem. Misalnya supernova (ledakan kosmik hebat) atau objek seperti lubang hitam dan bintang neutron.

Sementara ini, gelembung dipastikan tercipta dari gas panas bertekanan tinggi, juga mampu melepaskan jumlah energi sama dengan daya eksplosi ratusan ribu bintang.

Salah satu kemungkinan jawaban adalah gelembung sinar gamma itu merupakan bukti ledakan saat formasi bintang di tengah galaksi, jutaan tahun lalu. Bila benar, maka gelembung tersebut merepresentasi akumulasi energi yang dapat terbentuk selama jutaan tahun.

Penemuan satu ini pun diyakini akan menantang para astronom untuk melakukan lebih banyak observasi, mengasah kerangka teori, demi memahami seluruh lingkup semesta pada akhirnya.

Astrofisikawan Princeton University yang tidak terlibat dalam penemuan, mengatakan pada wawancaranya dengan National Geographic, "Kita mengira kita tahu banyak tentang galaksi kita sendiri. Namun apa yang kita lihat di sini adalah sebuah struktur, susunan, (yang) menunjukkan keberadaan dari sebuah energi yang sangat besar di jantung galaksi kita ini." (Sumber: nationalgeographic.co.id)

Indonesia Raih Medali di Olimpiade Astronomi

Tim Indonesia berhasil meraih medali dalam ajang International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) ke 5 yang berlangsung 25 Agustus hingga 4 September di Polandia. Sebanyak 134 siswa dari 26 negara yang ikut serta dalam ajang ini berhasil disisihkan.

 Adapun, sesuai siaran pers yang diterima Kompas.com, medali yang berhasil diraih adalah 2 medali perak dan 1 medali perunggu. Peraih medali perak adalah Raymond Djajalaksana, pelajar SMA Ipeka Sunter dan Ko Matias Adrian Kosasih, pelajar SMA Negeri 5 Bekasi. Sementara periah medali perunggu adalah Muhamad Wildan Ghifari dari SMA Semesta Semarang.

 Dengan kemenangan ini, maka 3 dari 5 peserta yang dikirim oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) berhasil membawa oleh-oleh membanggakan bagi bangsa. Dua peserta lain yang ikut serta adalah Miftahul Hilmi dari SMA Negeri 1 Gresik dan James Lim dari SMAK Petra Surabaya.

 IOAA adalah ajang kompetisi dalam bidang astronomi dan astrofisika bagi pelajar sekolah menengah. Ajang yang berhasil digelar tahun ini adalah prakarsa pemerintah Provinsi Silesia Polandia dan didukung oleh Kementerian Pendidikan Polandia.

 Seluruh ronde perlombaan tahun ini dijalani di Planetarium Silesia. Selama mengikuti kompetisi ini, peserta Indonesia didampingi oleh Team Leader yang terdiri dari Dr Hakim L Malasan dan Mohammad Ikbal Arifyanto dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Rizal Alfian S.Kom M.Si dari Direktorat Pembinaan SMA Kemdiknas.

 Peserta menginap di kota Katowice dan Team Leader di kota Krakow. Keduanya memiliki agenda masing-masing selama lomba. Selain kebanggaan karena meraih medali, Indonesia juga bisa berbangga sebab Dr Chatief Kunjaya terpilih sebagai Presiden IOAA untuk periode 2012 - 2016.

 Dr Chatief terpilih secara mutlak, 47 suara, dalam acara Agenda Pemilihan Presiden dan Sekertaris Jenderal IOAA. Dengan terpilihnya Dr Chatief Kunjaya, Indonesia bisa semakin berharap agar astronomi lebih maju. Peserta dan Team Leader akan kembali ke tanah air Senin (5/9/2011) malam besok.

 Kemenangan kali ini bisa menjadi motivasi untuk kembali berjaya di IOAA 6 yang akan berlangsung di Rio de Janeiro, Agustus, tahun depan. (Sumber: kompas.com)

Astronom Eropa Temukan Bintang Terlarang SDSS J102915+172927

Tim astronom Eropa berhasil menemukan sebuah bintang terlarang dengan Very Large Telescope (VLT) European Southern Observatory. Credit: physorg.com
Tim astronom Eropa berhasil menemukan sebuah bintang terlarang dengan Very Large Telescope (VLT) European Southern Observatory. Bintang itu bernama SDSS J102915+172927, terletak di Konstelasi Leo, bermassa lebih rendah namun lebih tua 13 tahun dibandingkan dengan Matahari.

 Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Nature, Kamis (1/9/2011) lalu. Astronom mengatakan bahwa SDSS J102915+172927 adalah bintang terlarang karena berdasarkan komposisinya, hampir seluruhnya terdiri dari elemen hidrogen dan helium, minim unsur logam lain yang lebih berat.

 "Teori yang diterima secara luas memprediksikan bahwa bintang semacam ini, dengan massa rendah dan minim logam, tidak seharusnya ada karena awan materi yang membentuknya tidak bisa terkondensasi," kata Elisabetta Caffau dari Zentrum fur Astronomie der Universitat Heidelberg, Jerman.

 "Bintang ini sangat redup, sangat miskin logam, kita hanya bisa melihat tanda adanya satu unsur yang lebih berat dari helium, yakni kalsium, pada observasi pertama," tambah Piercarlo Bonifacio dari Observatoire de Paris, seperti dikutip Physorg, Rabu (31/8/2011) lalu.

 Komposisi bintang diukur dengan X-shooter dan instrumen UVES pada VLT. Teknik ini memungkinkan ilmuwan untuk melihat kelimpahan beragam unsur kimia pada bintang.

 Berdasarkan analisis, kandungan logam pada bintang terlarang ini 20.000 kali lebih kecil dari Matahari. Ilmuwan lain yang terlibat studi, Lorenzo Monaco, mengatakan, "bintang yang kita pelajari sangat miskin logam, artinya ini sangat primitif. Bintang ini mungkin menjadi salah satu bintang tertua yang pernah ditemukan."

 Para kosmolog mempercayai, hidrogen dan helium terbentuk sesaat setelah big bang. Pada saat yang hampir bersamaan, unsur Lithium juga terbentuk. Sementara, unsur logam lain terbentuk dalam waktu jauh lebih lama setelah big bang. Ledakan supernova menyebarkan material pembentuk bintang ke interstellar medium, membuatnya kaya akan logam.

 Bintang baru terbentuk dari medium ini dan memiliki kandungan logam lebih banyak dari bintang sebelumnya. Jadi, proporsi logam di suatu bintang bisa memberi petunjuk usianya. Satu lagi keunikan SDSS J102915+172927 adalah kandungan lithiumnya.

 Berdasarkan teori, seharusnya jumlah lithium banyak sebab unsur ini terbentuk segera setelah big bang. Namun, ternyata jumlah lithium yang ada pada bintang ini 50 kali lebih rendah dari yang seharusnya. "Masih merupakan misteri mengapa lithium yang terbentuk segera setelah big bang seperti dihancurkan pada bintang ini," tambah Bonifacio.

 Caffau yang juga dari Observatoire de Paris, Perancis mengatakan, "Sangat mengejutkan bisa menemukan, untuk pertama kalinya, bintang pada "zona terlarang". Ini berarti bahwa kita mungkin harus melihat lagi beberapa model pembentukan bintang." (Sumber: kompas.com)

Astronom Ungkap Masa Lalu Planet Mars


Planet Mars, 2 miliar tahun yang lalu kemungkinan
punya samudera dingin membeku. Credit: universetoday.com
Banyak ilmuwan memperkirakan bahwa Mars, planet yang saat ini dingin dan sangat kering, dulunya memiliki samudera yang penuh air di permukaannya. Namun demikian, bukan berarti planet tersebut sebelumnya merupakan kawasan tropik.

Dari laporan yang dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience, astrobiolog Alberto Fairyn dan rekan-rekannya dari SETI Institute and NASA Ames Research Center menyebutkan bahwa Mars lebih buruk dari perkiraan.

Absennya phyllosilicate di kawasan dataran rendah di bagian utara planet Mars mengindikasikan bahwa samudera yang pernah ada di sana merupakan samudera dingin, dan kemungkinan berbatasan dengan gletser yang membeku.

Dikutip dari Universe Today, 4 September 2011, phyllosilicate atau lapisan silicate merupakan kelompok mineral yang penting, termasuk mica, chlorite, serpentine, talc, dan mineral lumpur. Di planet Bumi, zat tersebut umumnya ditemukan di sedimen bebatuan yang terbentuk akibat adanya laut.

Meski di kawasan utara tidak dijumpai, lewat spectrometer yang dipasang di pesawat ruang angkasa, mineral itu sendiri ditemukan di kawasan khatulistiwa planet Mars.

Tertarik dengan jauhnya perbedaan mineral yang ditemukan di Mars, Fairyn dan timnya melakukan studi lebih lanjut. Menggunakan model geokimia dan klimatik baru, disimpulkan bahwa samudera di kawasan utara planet itu kemungkinan nyaris beku, dengan sebagian besar di antaranya diselimuti es.

Studi yang dilakukan oleh Fairyn dan rekan-rekannya berbeda, namun lebih tepatnya, menggabungkan dua teori sebelumnya seputar masa lalu planet Mars. Teori pertama, planet itu dingin namun kering dan hadirnya air di planet Mars hanya sesaat, tepatnya di kawasan khatulistiwa.

Teori kedua, planet itu pernah memiliki iklim hangat dan basah serta memiliki sungai, danau, dan laut selama periode yang cukup panjang. Namun, temuan baru ini menunjukkan bahwa Mars dahulu kala dingin, namun memiliki samudera yang serupa dengan kutub utara Bumi.

Fairyn menyebutkan, penelitian lebih lanjut sedang dipersiapkan, termasuk menjalankan tes menggunakan model temperatur yang lebih rendah serta mencari kawasan pesisir yang kemungkinan terkena dampak adanya gunung es.

Langkah ini memang akan sangat sulit karena sebagian besar bukti dipastikan terkubur oleh sedimen baru dan muntahan volkanik. Namun demikian, Fairyn yakin bahwa model yang ia buat akan mampu menuntaskan perdebatan panjang seputar sejarah planet merah itu. (Sumber: vivanews.com)

Sunday, September 4, 2011

Restoran Pizza Akan Dibangun di Bulan


Pizza. Credit: q-bonk.com


Restoran pizza terkemuka, Domino Pizza, berencana membangun restoran pizza pertama di Bulan. Ini adalah upaya Domino Pizza Jepang untuk meningkatkan publikasi tentang restorannya, mengalahkan restoran pizza rivalnya.

Sebelumnya, Pizza Hut, salah satu saingan berat Domino, berhasil mengirim pizza ke International Space Station (ISS) pada tahun 2001.

Untuk mewujudkan mimpi membangun restoran pizza di Bulan, Domino Pizza didukung oleh Maeda Corporation. Nantinya, restoran pizza di Bulan akan dibangun dengan bentuk kubah dan berbahan baja. Untuk menekan biaya, baja akan direkayasa dari mineral yang ada di Bulan.

Pihak Domino Pizza memperkirakan, pembangunan restoran pizza di Bulan itu akan menelan dana kurang lebih Rp 185 triliun. Dari jumlah dana tersebut, Rp 62 triliun di antaranya akan dihabiskan untuk 70 ton material dan peralatan pembuat pizza dengan 15 roket.

Restoran yang berbentuk kubah itu akan memiliki dua lantai dan berdiameter 26 meter. Bagian basement akan dibangun sebagai dapur untuk mempersiapkan pizza bagi konsumen. Para staf diharuskan tinggal di dalam restoran kubah tersebut.

Tomohide Matsunaga, juru bicara Domino mengatakan pada Daily Telegraph, Kamis (1/9/2011), "Kami telah memikirkan ide ini sejak tahun lalu, walau kami belum bisa memastikan kapan restoran akan dibuka."

Ketika dibuka nanti, Domino juga akan melayani layanan antar. Matsunaga juga mengatakan, rencana pembuatan pizza ini juga upaya antisipasi masa depan, di mana astronot maupun kalangan umum bisa tinggal di Bulan. Rencana indah ini mungkin belum bisa terwujud dalam waktu dekat sebab penerbangan ke Bulan untuk umum dan kemungkinan manusia hidup di Bulan dalam waktu lama saja masih diteliti. (Sumber: kompas.com)

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto