Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, July 28, 2011

Ditemukan, Asteroid Trojan Pengikut Bumi

Sebelum ini, ilmuwan memprediksi bahwa Bumi juga pasti punya trojan. Sayangnya, mereka sulit ditemukan karena ukurannya relatif kecil dan tampak berada di dekat Matahari jika dilihat dari Bumi.
Astronom menemukan asteroid �trojan� pertama yang diketahui mengorbiti Matahari bersama-sama dengan Bumi. Asteroid berukuran 300 meter itu berada dalam jarak 80 juta kilometer dari Bumi, ditemukan pertamakali oleh Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) milik NASA.

Orbit asteroid itu sendiri sudah berhasil diidentifikasikan. Dan setidaknya, dikutip dari Universe Today, 28 Juli 2011, untuk 100 tahun ke depan, ia tidak akan mendekati Bumi dalam jarak kurang dari 24 juta kilometer. Adapun temuan terbaru ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Trojan merupakan asteroid yang menggunakan orbit yang sama dengan planet yang ia tumpangi baik di depan atau di belakang orbit planet itu. Berhubung mereka mengikuti atau berada di depan planet secara konstan, asteroid trojan tidak akan bertabrakan dengan planet yang bersangkutan.

Dalam sistem tata surya kita, sejauh ini sudah diketahui adanya asteroid trojan yang menumpang di orbit planet Neptunus, Mars, dan Jupiter. Selain itu, dua bulan milik Saturnus juga diikuti oleh asteroid trojan.

Sebelum ini, ilmuwan memprediksi bahwa Bumi juga pasti punya trojan. Sayangnya, mereka sulit ditemukan karena ukurannya relatif kecil dan tampak berada di dekat Matahari jika dilihat dari Bumi.

�Asteroid ini sebagian besar waktunya dihabiskan untuk tinggal di siang hari, membuatnya sulit untuk dilihat. Namun akhirnya kita berhasil mendeteksi karena ia memiliki orbit yang tidak lazim yang membuatnya kadang bergerak menjauh dari Matahari, tidak seperti trojan biasanya,� kata Martin Connors, peneliti dari Athabasca University, Kanada.

Connors menyebutkan, WISE merupakan teleskop yang hebat. �Ia mampu memberikan kita sudut pandang sulit kita dapatkan jika kita memandangnya dari permukaan Bumi,� ucapnya.

Teleskop WISE mulai memindai seluruh langit menggunakan sinar inframerah, mulai Januari 2010 sampai Februari 2011. Pada periode itu, Connors dan timnya melakukan pencarian terhadap trojan milik Bumi menggunakan data dari NEOWISE, yang merupakan pelengkap misi WISE yang fokus ke pencarian Near Earth Object seperti asteroid dan komet.

Sebagai informasi, NEO merupakan benda yang melintas dalam jarak 45 juta kilometer dari Bumi. Selama periode pemindaian, proyek NEOWISE telah memantau 155 ribu asteroid di antara Mars dan Jupiter dan lebih dari 500 NEO yang 132 di antaranya belum pernah diketahui sebelumnya.

Meteorit 25 Ton Ditemukan di China

Meteorit berukuran besar ditemukan di daerah pegunungan sebelah barat laut China. Batu dengan berat sekitar 25 ton itu diperkirakan salah satu dari meteorit terbesar yang pernah ada.

http://p5.img.cctvpic.com/20110719/images/1311044411525_1311044411525_r.jpg

Batu yang ditemukan di Pegunungan Altai, Provinsi Xinjiang, itu merupakan meteorit yang memiliki kandungan nikel yang banyak (dikenal dengan istilah meteorit besi).

"Barangkali meteorit ini adalah meteorit besi terbesar kedua," kata Baolin Zang, spesialis meteorit dari Beijing Planetarium.

http://p5.img.cctvpic.com/20110719/images/1311043950117_1311043950117_r.jpg


Meteorit yang terbesar saat ini ditemukan di Namibia, seberat lebih kurang 60 ton. Zhang mengestimasi, massa meteorit Xinjiang berada pada kisaran antara 25-30 ton.

Meteorit raksasa menonjol keluar dari lempengan granit yang lebih besar. Bagian yang terletak di atas tanah memiliki panjang 2,3 meter dengan lebar separuh panjangnya.

Zhang dalam wawancaranya dengan China Central Television menyebutkan bahwa meteorit berasal dari luar tata surya.

Pada awal bulan ini, Baolin Zhang, seorang peneliti ahli bidang meteorit di Planetarium Beijing, telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki laporan meteor tersebut.

Tim naik ke ketinggian puncak 9.500 kaki (2.900 meter), dan mulai mengidentifikasi batu bintang besar dengan warna kecoklatan ini.

http://www.whatsondalian.com/news_images/9558720.jpg

http://www.chinadaily.com.cn/photo/images/attachement/jpg/site1/20110719/0023ae9885da0f8f317704.jpg


Menurut Meenakshi Wadhwa dari Center for Meteorite Studies Arizona State University, sebagian besar meteorit terbentuk 4 miliar tahun lalu, ketika tata surya terbentuk, "Temuan ini potensial untuk memberikan data terkait sejarah pembentukan tata surya."

Sumber :
kompas.com

Kisah Ilmuwan Nekat Demi 'Seks di Bulan'

Batuan bulan
Mimpi ilmuwan muda itu setinggi langit,  jadi orang pertama menginjakkan kaki di Planet Mars. Atau setidaknya jadi astronot. Namun, reputasinya yang buruk membuat kesempatan untuk mewujudkan itu nyaris nol. Kendati demikian, Thad Roberts --nama pria itu, 'berhasil' merealisasikan imajinasi liarnya: bercinta di Bulan.

Kala itu, tahun 2002, Roberts yang baru berusia 22 tahun bekerja magang di Johnson Space Centre milik Badan Antariksa AS (NASA) di Houston, Texas. Sebuah pencapaian yang luar biasa di masa mudanya.
Seperti pria muda lain yang dimabuk cinta, ia menjanjikan Bulan pada kekasihnya, Tiffany Brooke Fowler -- kala itu 20 tahun, juga magang di NASA. Bedanya, mereka memutuskan untuk mewujudkannya.

Caranya, Roberts, kekasihnya, dan dua rekannya mencuri batuan Bulan yang dibawa pulang enam misi pesawat ulang alik Apollo dari Gedung 31. Yang gila, Roberts dan pasangannya meletakkan batu bulan itu di bawah kasur, lalu bercinta di atasnya. Tak hanya itu, mereka bahkan berencana melego batuan berharga itu di internet. Padahal, nilainya saat itu mencapai US$2.5 juta dan US$7 juta.

Aksinya itu harus dibayar mahal. Ia ditangkap biro infestigasi federal (FBI) pada tahun 2002 dan diganjar hukuman penjara selama delapan tahun, meski dibebaskan lebih awal tahun 2008 lalu.

Sex on the MoonSetelah bebas dari bui, Roberts menghubungi penulis terkemuka, Ben Mezrich. Menceritakan kisahnya yang  lantas dibukukan dengan judul 'Sex on the Moon'. Sebuah karya non fiksi meski Mezrich mengubah setting dan sejumlah deskripsi. Sejak diluncurkan ke toko-toko buku 12 Juli 2011 lalu, buku itu meledak laris dan bahkan segera difilmkan dalam waktu dekat ini.

Bukan hanya itu saja yang bisa dilakukan Thad Roberts. Seperti dimuat Life Little Mysteries, 26 Juli 2011, ia tak begitu saja menyia-nyiakan pengalamannya selama di NASA dan gelar sarjana astrofisikanya. Di balik penjara, ia merenungkan misteri terbesar alam semesta dan menyusun tesis setebal 700 halaman tentang teorinya sendiri -- quantum space theory (QST). Ia mengklaim, teori itu menyatukan teori relativitas Einstein dengan mekanika kuantum.

Roberts mengaku menyesali perbuatannya mencuri batu Bulan. "Dari pengalaman, saya bisa mengatakan ada banyak cara yang lebih tepat dan produktif untuk merasakah kemegahan alam ketimbang mencuri batu Bulan. Anda bisa merenungkannya alam semesta dan kedahsyatan waktu, atau mengintip Nebula Orion melalui teleskop, atau dengan cara sederhana, menghayati perasaan cinta. Jangan ulangi kesalahan yang pernah saya lakukan," kata Roberts kepada Life Little Mysteries.
Sementara, seperti dimuat Deseret News, Roberts mengaku sempat membenci dirinya selama dua tahun, sebelum ia akhirnya memaafkan dan tak lagi berusaha mengakhiri hidupnya. Mencicipi pengalaman dibui tak membuat nyali berpetualangnya menciut. Ia masih tertarik dengan petualangan -- dalam arti sehat tentunya. Roberts bergabung dalam Team Death Punch, kelompok yang aktif melakukan olahraga menantang. Ia juga masih punya mimpi. Menjadi dosen. "Aku sangat suka mengajar."

Kisah Penemuan Galaksi Bima Sakti

Bila kita memiliki kesempatan untuk pergi ke daerah yang jauh dari cahaya lampu perkotaan dan cuaca betul-betul cerah tanpa awan, kita akan dapat melihat selarik kabut yang membentang di langit. ?Kabut? itu ikut bergerak sesuai dengan gerakan semu langit, terbit di timur dan terbenam di barat.


Selarik kabut di langit yang kita kenal dengan Bima Sakti atau "Jalur Susu'' bagi orang Yunani dan Romawi kuno. Kabut ini membentang melintasi seluruh bola langit, sebagaimana ditunjukkan oleh foto panorama Bima Sakti pada gambar diatas.

Keberadaan kabut ini telah dijelaskan keberadaannya oleh berbagai peradaban semenjak lama. Di kalangan masyarakat Jawa kuno, pada musim kemarau kabut ini melewati zenith, membentang dari timur ke barat, menyerupai sepasang kaki yang mengangkangi Bumi.

Kaki ini adalah milik Bima, anggota keluarga Pandawa yang diceritakan dalam pewayangan Mahabharata. Demikian besar tubuhnya dan betapa saktinya ia, sehingga kabut itu dinamakan Bima Sakti, sebuah nama yang hingga saat ini masih kita gunakan untuk menamai gumpalan kabut tersebut.

Nun jauh dari Jawa, di Yunani, masyarakat di sana memberikan nama lain untuk objek yang sama. Mitologi Yunani menceritakan kelahiran Herakles (dinamakan Hercules dalam mitologi Romawi), anak raja diraja para dewa Zeus dengan Alcmene yanghanya seorang  manusia biasa.

Hera, istri Zeus yang pencemburu, menemukan Herakles dan menyusuinya. Herakles sang bayi setengah dewa menggigit puting Hera dengan kuatnya. Hera yang terkejut kesakitan melempar Herakles dan tumpahlah susu dari putingnya, berceceran di langit dan membentuk semacam jalur berkabut.

Tumpahan susu ini kemudian dinamakan 'Jalan Susu'. Demikianlah imajinasi orang-orang Yunani menamakan kabut tersebut, atau galaxias dalam Bahasa Yunani.

Oleh orang-orang Romawi kuno, yang mitologinya kurang lebih sama dengan mitologi Yunani, galaxias diadaptasi menjadi Via Lactea atau 'Jalan Susu' dalam Bahasa Latin. Dari sini pulalah kita memperoleh nama 'Milky Way' yang juga berarti 'Jalan Susu' dalam Bahasa Inggris.

Hakikat kabut ini tidak banyak dibicarakan dalam kosmologi Aristotelian, dan Aristoteles sendiri menganggap kabut ini adalah fenomena atmosfer belaka yang muncul dari daerah sublunar.

Namun, ketika Galileo mengembangkan teknologi teleskop dan mengarahkannya ke kabut 'Jalan Susu', ia melihat ratusan bintang. Di daerah 'berkabut' terdapat konsentrasi bintang yang lebih padat daripada daerah yang tidak dilewati oleh pita 'Jalan Susu'.

Rupanya kabut ini tak lain adalah kumpulan dari cahaya bintang-bintang yang jauh dan kecerlangannya terlalu lemah untuk bisa ditilik oleh mata manusia, sehingga agregat dari pendaran cahaya mereka terlihat bagaikan semacam kabut atau awan.


Bagaimana menjelaskan Kabut 'Jalan Susu' atau 'Bima Sakti' dalam konteks susunan jagad raya?

Alam semesta yang dibayangkan Thomas Wright dari Durham.

Seorang pembuat jam yang mempelajari astronomi secara mandiri, Thomas Wright dari Durham, menjelaskan gejala ini sebagai akibat dari posisi kita dalam sebuah kulit bola.

Thomas Wright menuliskan ini pada tahun 1750 dalam bukunya 'An original theory or new hypothesis of the Universe', dan membuat ilustrasi seperti gambar di atas.

Bintang-bintang tersebar merata pada sebuah kulit bola. Andaikan Matahari kita terletak pada titik A, maka bila kita melihat ke arah B dan C kita akan melihat lebih sedikit bintang daripada bila kita melihat ke arah D dan E.

Kabut 'Jalan Susu' yang merupakan daerah di langit dengan konsentrasi bintang yang lebih tinggi inilah yang kita lihat sebagai arah D dan E.

Sebagai alternatif, Thomas Wright juga memodelkan bintang-bintang yang terdistribusi menyerupai cincin pipih, dan ini juga dapat menjelaskan keberadaan kabut 'Jalan Susu'.

Bila Matahari terletak di permukaan cincin ini, kita akan melihat lebih banyak bintang bila melihat ke arah permukaan cincin, namun tidak akan banyak bintang yang dapat kita amati bila kita melihat ke arah yang tegak lurus permukaan cincin.


Filsuf Jerman Immanuel Kant mengatakan bahwa "Nebula'' Andromeda adalah sistem bintang yang mandiri dan menyerupai sistem Bima Sakti.

Filsuf Jerman Immanuel Kant kemudian membaca buku Thomas Wright dan kemudian memodifikasi ide Wright dan mengatakan bahwa bintang-bintang terdistribusi membentuk cakram pipih.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa cakram pipih ini merupakan sebuah sistem gravitasi yang mandiri dan di luar sistem ini juga terdapat sistem-sistem lain yang berbentuk serupa.

Lebih lanjut Kant berspekulasi bahwa objek-objek menyerupai awan yang disebut juga nebula, dari Bahasa Yunani yang berarti ?awan? yang beberapa di antaranya diamati oleh astronom Charles Messier adalah sistem bintang mandiri yang lokasinya jauh dari sistem bintang 'Jalur Susu' tempat Matahari kita berada.

Baik ide Thomas Wright maupun Immanuel Kant merupakan spekulasi belaka di hadapan kurangnya data mengenai distribusi bintang-bintang di sekitar Matahari kita.

Usaha serius untuk memetakan bintang-bintang di sekitar Matahari kita dilakukan kemudian oleh seorang pemusik Jerman yang menjadi pengungsi di Inggris: Friedrich Wilhelm Herschel yang kemudian dikenal dengan nama Inggrisnya yaitu William Herschel.


Astronom Jerman-Inggris William Herschel adalah pengamat astronomi terhebat pada zamannya. Tidak hanya ia bekerja memetakan bintang-bintang di sekitar Matahari, tetapi ia juga menemukan Planet Uranus. Sumber: Koleksi Galeri Potret Nasional, London, Inggris Raya.

Herschel memulai penggunaan statistik dalam astronomi dengan mempraktikkan cacah bintang. Yang dilakukan Herschel adalah menyapu seluruh daerah langit secara sistematis dengan teleskopnya dan menghitung jumlah bintang yang dapat ia lihat di dalam daerah pandang teleskopnya.

Dengan cara ini ia dapat memetakan kerapatan bintang ke segala arah dari Matahari. Herschel juga mengambil asumsi penting yaitu mengandaikan kecerlangan intrinsik semua bintang besarnya sama dengan kecerlangan Matahari, sehingga dengan mengukur kecerlangan semu setiap bintang, ia dapat mengetahui jarak setiap bintang dari Matahari.

Pengandaian ini tentu saja tidak tepat karena banyak bintang yang secara intrinsik jauh lebih terang maupun lebih redup daripada Matahari kita, namun Herschel berharap bahwa Matahari adalah bintang yang jamak ditemukan di alam semesta dan oleh karena itu dapat menjadi cuplikan yang mewakili seluruh bintang.

Dengan cara ini ia berhasil membuat peta sistem bintang 'Jalur Susu'? Pada masa ini teori gravitasi Newton sudah diterima sebagai sebuah realitas dan digunakan untuk menjelaskan kekuatan yang dapat menjelaskan keterikatan satu sama lain Matahari dan bintang-bintang di sekitarnya membentuk sistem bintang.

Dengan dua kenyataan ini, teori gravitasi Newton dan cacah bintang Herschel, orang menyadari bahwa Matahari adalah bagian sistem bintang-bintang yang terikat secara gravitasi, dan ?kabut? Jalur Susu adalah akibat dari posisi kita di dalam sistem ini.

?Galaksi? kemudian menjadi nama bagi sistem bintang-bintang ini, dan nama Galaksi kita adalah Milky Way atau orang Indonesia menyebutnya Bima Sakti. Nama yang berasal dari narasi mitologis boleh tetap sama, namun paradigma ?Jalur Susu? telah berubah.


Penampang silang Galaksi Bima Sakti berdasarkan hasil cacah bintang William Herschel. Lokasi matahari terletak agak dekat ke pusat, dan Galaksi ini bentuknya agak lonjong. Sumber: Hoskins, M. editor, Cambridge Illustrated History of Astronomy, Cambridge Univ. Press, 1997.


Atas: Pandangan ke arah Pusat Galaksi kita.
Kiri bawah:
Galaksi Pusaran atau Messier 51, salah satu galaksi dekat tetangga Galaksi Bima Sakti.
Kanan bawah: Nebula Rajawali atau Messier 16 di arah Rasi Waluku.
Sumber: Digital Sky/HST/ESO.


Memasuki abad ke-20, ukuran Galaksi Bima Sakti  dan lokasi persis Matahari kita di dalamnya belum diketahui dengan pasti.

Teka-teki kedua yang tidak kalah pentingnya adalah hakikat dari nebula-nebula yang banyak ditemukan di sekitar Matahari.

Apakah mereka adalah sistem-sistem bintang yang setara dengan Galaksi Bima Sakti namun mandiri, ataukah mereka adalah bagian dari sistem Bima Sakti?

Tanpa mengetahui informasi akurat mengenai jarak nebula-nebula ini, siapapun bebas berspekulasi. Nebula yang banyak diamati pada masa itu adalah nebula Andromeda dan nebula-nebula lainnya yang berbentuk spiral maupun nebula-nebula lainnya yang bentuknya tak beraturan.

Dilihat dengan teleskop pada akhir abad-19, kedua objek ini terlihat sama saja dan tidak bisa dibedakan mana yang lebih dekat ataupun lebih jauh jaraknya dari Matahari.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, menurut Immanuel Kant, objek-objek ini letaknya sangat jauh, berada di luar Galaksi Bima Sakti, dan merupakan sistem bintang yang menyerupai Bima Sakti namun independen, Mereka adalah ?pulau-pulau kosmik.?

Bagi astronom Harlow Shapley, nebula-nebula tersebut jaraknya relatif dekat dan merupakan bagian dari Galaksi Bima Sakti.

Harlow Shapley adalah orang yang berjasa mengukur dimensi Galaksi kita. Dengan menggunakan bintang jenis tertentu, ia dapat mengukur jarak yang sangat jauh dari Matahari kita, mencapai ribuan tahun cahaya.

Pada tahun 1920, diadakan debat terbuka antara Harlow Shapley dengan astronom Heber Curtis yang mengusung pendapat bahwa nebula-nebula tersebut adalah sistem yang independen.

Dalam debat yang di kemudian hari dinamakan sebagai Debat Akbar (The Great Debate) ini, kedua pembicara memaparkan data pengamatan astronomi yang mendukung hipotesis mereka, akan tetapi debat ini tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti mengenai skala Galaksi dan alam semesta kita.

Sumber :
langitselatan.com

Monday, July 25, 2011

Kawah Gale, Lokasi Pendaratan di Mars

Kawah Gale di Mars
Setelah sekian perdebatan, akhirnya Kawah Gale ditetapkan menjadi lokasi pendaratan di Mars pada misi antariksa berikutnya. Pihak pelaksana misi Laboratorium Sains Mars mengumumkannya lewat webcast dari Smithsonian's National Air and Space Museum, Washington, Jumat (22/7/2011) lalu.

Kawah Gale terpilih dari 60 kandidat lokasi pendaratan lainnya, termasuk Eberswalde, satu-satunya pilihan alternatif lain yang tersisa hingga 10 Juli 2011 lalu. Kawah Gale dipilih dengan pertimbangan keamanan pendaratan dan kemungkinan mendapat hasil penelitian yang baik.

Adalah wahana antariksa Curiosity yang akan mendarat di kawah yang ada di gunung setinggi 3 mil itu. Setelah mendarat, lengan robotik yang dimiliki Curiosity akan bekerja mengambil sampel lapisan penyusun permukaan kawah, kemudian menganalisisnya.

Kawah Gale Crater memiliki lebar 96 mil (sekitar 153 km). Studi sebelumnya menunjukkan bahwa di permukaannya yang berlapis-lapis, kawah memiliki tanah liat dan mineral garam sulfat. Dengan menelaah permukaan kawah, diharapkan Curiosity bisa mengungkap bukti-bukti kemungkinan adanya kehidupan di Mars.

Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa Mars juga memiliki air beku di bawah permukaannya. Nantinya, Curiosity juga diharapkan bisa menguak misteri bagaimana air di Mars bisa berubah menjadi beku dan tertutup debu, padahal diduga sebelumnya juga berbentuk cair.

"Kami percaya bahwa di Kawah Gale, kami telah menetapkan lokasi di mana kehidupan muncul dan terpadamkan," kata Jack Mustard, geolog Brown University yang juga punya peran dalam pengoperasian Mars Reconnaissance Orbiter.

Curiosity rencananya akan diluncurkan pada November atau Desember tahun ini dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Bila peluncuran tak tertunda, maka wahana antariksa tersebut dijadwalkan mendarat di Kawah Gale pada tahun 2012 mendatang.

Curiosity berbeda dengan wahana antariksa Mars lain sebab bertenaga nuklir, tak seperti Spirit dan Opportunity yang bertenaga surya. Curiosity ialah bagian dari misi Amerika Serikat untuk mengeksplorasi Tata Surya hingga ke tepiannya.

Inilah Cara Terbentuknya Tata Surya

Ilmuwan tak sepenuhnya tahu cara terbentuknya tata surya. Namun, ini adalah penjelasan terbaik yang disetujui sebagian besar kaum cendekia tersebut.

Awan molekul yang runtuh ke dalam dirinya sendiri dan membentuk tata surya sekitar 4,6 miliar tahun silam, menjadi penjelasan yang disetujui ilmuwan. Dalam penggambaran yang disebut model nebula ini, matahari menjadi yang pertama terbentuk kemudian dikelilingi cakram gas dan debu berputar-putar.
Ilustrasi tata surya

Cara Matahari terbentuk

Beberapa bukti, termasuk hasil studi 2010 oleh ilmuwan di lembaga Carnegie, menunjukkan adanya kontraksi yang didorong ledakan supernova terdekat. Menurut �From Suns to Life: A Chronological Approach to the History of Life on Earth� (Springer, 2004), kekuatan lain seperti perbedaan kepadatan juga menyebabkan awan ini mulai runtuh.

Awalnya, gas yang terkumpul dalam pusat padat cakram berputar ini menciptakan Protosun. Tabrakan antara molekul memanaskan benda-benda lain dan akhirnya meningkatkan suhu hingga 10 juta derajat Celcius.

Tabrakan yang makin panas dan ganas ini memicu reaksi nuklir yang mengubah Protosun menjadi bintang. Menurut �From Suns to Life,� proses ini memakan waktu sekitar 100 ribu tahun.

Cara Planet terbentuk

Sementara itu, dalam materi cakram yang mengelilingi matahari muda, proses yang disebut akresi membentuk planet, bulan, komet serta asteroid. Partikel kecil yang saling bertabrakan membentuk tubuh yang lebih besar akhirnya mencapai ukuran planetesimal, hingga beberapa diameter kilometer.

Ukuran ini cukup besar untuk menciptakan gravitasi sendiri. Kemudian menurut Lunar and Planetary Institute, badan-badan ini menarik lebih banyak partikel kecil dan menyisakan yang terbesar saja.

Di daerah panas dekat Matahari berkembang, air pada planetesimal ini cenderung menguap dan gasnya tersapu keluar dan hanya materi berat, seperti silikon dan logam bisa mengembun menjadi padat. Planet muda di tata surya bagian dalam (seperti Bumi) terbentuk dari materi ini, batuan padat.

Lebih jauh dari bintang baru, suhu dingin dan es yang melimpah memungkinkan tubuh yang jauh lebih besar terbentuk dan menciptakan inti planet seperti Yupiter dan Saturnus. Menurut buku referensi astronomi edisi ketiga �The Solar System� sebuah buku referensi astronomi, inti-inti ini cukup besar sehingga gravitasi bisa menarik gas dari nebula sekitar dan menciptakan raksasa gas di luar tata surya.

Obyek lain di tata surya

Di luar Neptunus, di bagian cakram yang lebih dingin, tak ada cukup materi tersedia untuk planetesimal tumbuh menjadi raksasa gas. Potongan-potongan terhambat ini akhirnya membentuk sabuk Kuiper.

Menurut �The Solar System,� bidang planetesimal lain yang menjadi sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter diduga disimpan dari penggumpalan planet oleh gravitasi Yupiter. Model Nebula inilah yang menjelaskan mengapa semua planet berada di orbit bidang rotasi matahari.

Inilah Tujuh Asteroid Terunik di Tata Surya

Asteroid, benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, ternyata banyak tersebar di tata surya kita. Namun, hanya beberapa yang memiliki kisah unik tersendiri. Seperti apa?

Pada 17 Juli lalu, pesawat Dawn NASA bertemu asteroid Vesta. Hal ini merupakan momen ketika manusia bisa melihat asteroid dari dekat. Vesta, seperti kebanyakan asteroid lain, berada di cincin seperti donat dari sabuk asteroid utama yang memisahkan Mars dan Yupiter.
Asteroid

Asteroid lain berada sangat dekat matahari. Namun, tak semua asteroid tampak senang, terbukti banyak asteroid yang juga memiliki lintas orbit di tata surya.

Ceres

Asteroid terbesar saat ini adalah Ceres. Massa asteroid ini setara sepertiga massa sabuk asteroid. Saking besarnya, obyek ini memiliki kekuatan gravitasi untuk menarik dirinya sendiri. Ceres juga disebut sebagai �planet kerdil� layaknya Pluto.

Setelah �menengok� Vesta, Dawn akan berkunjung ke Ceres yang diperkirakan sampai pada 2015 untuk mempelajari komposisinya serta mencapi tahu kemungkinan adanya cairan di bawah permukaannya.

Baptistina

Baptistina merupakan nama salah satu keluarga termuda asteroid di sabuk asteroid. Menurut model komputer, asteroid muncul 160 juta tahun silam dengan ukuran diameter 60km dan 170km.

Salah satu batu ini menghantam Bumi 65 juta tahun silam dan membantu kepunahan dinosaurus. Sisa hantaman asteroid ini terkubur di semenanjung Yucatan dan Tekuk Meksiko.

Kleopatra

Percaya atau tidak, banyak asteroid memiliki bulan, bahkan beberapa diantaranya memiliki dua satelit. Salah satunya adalah Klepoatra yang memiliki dua bulan bernama Alexhelios dan Cleoselene. Asteroid metalik ini memiliki bentuk yang tak lazim, yakni tulang anjing, dengan ukuran panjang, tinggi dan lebar 217x94x81 kilometer. Sedangkan bulan-bulan asteroid ini memiliki ukuran diameter 5km dan 3km.

Hektor

Seperti Kleopatra, Hektor sangat panjang, dengan dimensi panjang dan lebar sekitar 370x200 kilometer. Hektor juga memiliki bulan. Bedanya, asteroid ini tak ditemukan di sabuk asteroid utama. Benda kemerahan ini menjadi Trojan terbesar yang terjebak di orbit Yupiter.

Themis

Asteroid besar ini menjadi benda langit pertama yang diketahui memiliki es di permukaannya. Pada 2009, penyelidikan menggunakan cahaya infra merah memastikan keberadaan es serta karbon atau molekul organik.

Karakteristik ini membuat Themis menjadi kandidat kuat penghantar air dan karbon pada permukaan Bumi muda yang panas dan kering, empat miliar tahun silam.

Toutatis

Asteroid ini diberi nama serupa dewa Celtic. Benda langit ini menjadi asteroid paling aneh. Pasalnya, bukannya berputar mengikuti sumbunya, asteroid ini memiliki gerakan yang tak beraturan.

Asteroid ini berpotensi mendekati Bumi namun karena orbitnya kacau, kapan asteroid ini mencapai Bumi tak bisa diprediksi.

Apophis

Pada 2004, Toutatis mencapai posisi terdekatnya, 1,61 juta kilometer, dengan Bumi. Namun, terdapat batu-batu lain yang pernah sangat dekat Bumi, dan yang paling mengkhawatirkan astronom adalah Apophis. Batu ini ditemukan pada 2004.

Apophis sendiri merupakan nama dewa kegelapan Mesir. Asteroid ini akan kembali berada dekat lingkungan Bumi pada 2029. Saat itu, ilmuwan memperhitungkan kesempatan benda langit ini menabrak Bumi, dalam perhitungan yang cukup mencengangkan, yakni 1 dibanding 40.

Beruntungnya, perhitungan terbaru menunjukkan, kemungkinan asteroid ini menabrak Bumi menjadi nol. Disebutkan, pada 2029, asteroid ini akan berada 30 ribu kilometer di atas permukaan Bumi.

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto