Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, December 24, 2010

Astronom Temukan Tata Surya Baru Berjarak 127 Tahun Cahaya dari Bimasakti

Para astronom Eropa berhasil menemukan tujuh planet, yang berasal dari sebuah tata surya baru. Sementara jarak tata surya baru itu sekitar 127 tahun cahaya dari gugus Bimasakti.

Jarak tujuh planet baru tersebut dari induk tata suryanya, tak jauh beda dengan jarak antara planet-planet dengan induk Bimasakti. Artinya, sistim tata surya yang menjadi induk planet baru itu, serupa dengan sistim gugus Bimasakti.

"Yang kita temui ini sangat mirip dengan planet ada di tata surya kita," ujar ketua peneliti ESO (Observator bagian selatan Eropa), Dr Christophe Lovis. "Ini penemuan luar biasa, dan membuktikan bahwa kita telah memasuki era riset eksoplanet."

Adapun riset eksoplanet yang dimaksud Lovis adalah studi mengenai sistim planet yang lebih kompleks, dan bukan lagi sistim planet individual.

"Studi atas pergerakan planet di sistim tata surya baru itu mengungkap sebuah fakta tentang bagaimana gravitasi disana, yang sifatnya cukup rumit. Dan darisitu pula, kita dapat memprediksi tentang evolusi jangka panjang tata surya itu," ungkap Lovis.

Induk planet baru itu dinamai HD 10180, yang letaknya membentang di arah selatan dari peta kumpulan bintang Hydrus, sejauh 127 tahun cahaya.

Para astronom menemukan planet itu, setelah secara sabar melakukan studi selama enam tahun, dengan bantuan alat instrumen pencari planet yang disebut HARPS spectograph. HARPS dipasang di teleskop berukuran 3,6 meter milik ESO di La Silla, Chili.

Dari 190 pengukuran HARPS yang dilakukan secara individu, para astronom berhasil mendeteksi goyangan kecil planet akibat sentakan gravitasi di planet baru itu.

Lima sinyal terkuat dari planet baru datang dari planet yang memiliki massa yang nyaris sama dengan Neptunus, atau sekitar 13 hingga 25 kali dari Bumi.

Periode orbit ketujuh planet itu terhadap tata surya mereka, berjarak antara enam hingga 600 hari. Jarak antara planet itu dari tata suryanya ibarat 0,06 - 1,4 kali jarak antara Bumi dengan Matahari.

Lovis menambahkan, pihaknya memprediksi ada dua dari planet lagi yang bakal ditemukan. "Salah satunya memiliki massa 65 kali dari massa Bumi, atau sebesar Saturnus, dengan waktu orbit selama 2.200 hari. Satunya lagi memiliki massa 1,4 kali dari Bumi."

Source: http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1283049671&2

Waktu Mungkin Akan Berhenti 5 Milyar Tahun Depan

Sebelumnya, teori mengatakan bahwa waktu itu tak terbatas, akan tetapi teori baru mengatakan sebaliknya. Sejauh yang bisa dikatakan para astrofisikawan, alam semesta mengembang dengan kecepatan tinggi dan cenderung akan tetap demikian untuk jangka waktu yang tak terbatas. Akan tetapi sekarang beberapa fisikawan mengatakan bahwa teori ini yang disebut "pengembangan abadi" dan implikasinya bahwa waktu tak ada akhirnya, merupakan suatu masalah bagi para ilmuwan untuk mengkalkulasi probabilitas setiap kejadian.

Dalam makalah baru, mereka mengkalkulasi bahwa waktu cenderung akan berhenti dalam 5 milyar tahun mendatang yang disebabkan oleh sejenis malapetaka yang tak ada satupun hidup pada waktu itu untuk menyaksian kejadian tersebut.

Para fisikawan yakni Raphael Bousso dari Universitas California, Berkeley, bersama rekan-rekannya mempublikasikan makalah yang berisi rincian teori mereka di arXiv.org. Dalam makalah tersebut, mereka menjelaskan bahwa pada suatu alam semesta abadi, kejadian-kejadian yang paling mustahil pun akhirnya akan terjadi, dan tak hanya terjadi tapi terjadi dalam jumlah yang tak terbatas. Oleh karena probabilitas atau peluang diartikan dalam lingkup kelimpahan relatif kejadian-kejadian, maka tak ada gunanya menentukan tiap probabilitas karena setiap kejadian akan cenderung terjadi dengan sama.

"Jika memang terjadi di alam, pengembangan abadi memiliki implikasi-implikasi yang luar biasa besar," seperti yang ditulis Bousso dan rekan-rekannya dalam makalah mereka. "Tipe kejadian atau peristiwa apa pun yang memiliki probabilitas yang tidak bernilai nol, akan terjadi banyak kali secara tak terbatas, biasanya pada wilayah-wilayah terpisah yang tetap selamanya di luar hubungan sebab. Hal ini meruntuhkan dasar prediksi-prediksi probabilistik eksperimen-eksperimen yang dilakukan dalam dunia sehari-hari. Apabila secara tak terbatas banyak orang di seluruh alam semesta memenangkan undian, pada bidang apa seseorang masih bisa mengklaim bahwa memenangkan undian itu mustahil? Pastinya ada juga banyak orang yang tidak menang undian, tapi dalam pengertian apa jumlah mereka lebih banyak? Dalam eksperimen-eksperimen sehari-hari seperti mengikuti undian, kita memiliki aturan-aturan jelas untuk membuat prediksi-prediksi dan menguji teori-teori. Akan tetapi jika alam semesta mengembang selamanya, kita tak lagi mengetahui mengapa aturan-aturan ini berfungsi.

"Untuk melihat bahwa hal ini bukanlah semata-mata merupakan maksud filosofis, hal tersebut membantu mempertimbangkan eksperimen-eksperimen kosmologis di mana aturan-aturan tersebut agak kurang jelas. Sebagai contoh, seseorang ingin memprediksi atau menjelaskan keistimewaan Latar Gelombang Mikro Kosmik, atau teori lebih dari satu vakum, seseorang mungkin ingin memprediksi sifat-sifat terduga dari vakum tersebut yang kita ketahui sendiri, seperti massa Higgs. Hal ini memerlukan komputasi jumlah relatif observasi-observasi nilai-nilai berbeda massa Higgs tersebut, atau langit Latar Gelombang Mikro Kosmik. Akan ada banyak contoh-contoh tak terbatas setiap pengamatan yang mungkin dilakukan, jadi apa itu probabilitas? Hal ini dikenal sebagai "masalah pengukuran" pengembangan abadi."

Para fisikawan menjelaskan bahwa satu solusi terhadap masalah ini ialah untuk menyimpulkan bahwa waktu pada akhirnya akan berhenti. Maka akan ada jumlah terbatas peristiwa yang terjadi di mana kejadian-kejadian mustahil terjadi lebih sedikit daripada kejadian-kejadian yang mungkin.

Pemilihan waktu "penghentian" ini akan mengartikan rangkaian kejadian-kejadian yang diperkenankan. Oleh karena itu para fisikawan mencoba mengkalkulasi kemungkinan kapan waktu akan berhenti yang menghasilkan lima pengukuran penghentian berbeda. Pada dua dari lima skenario ini, waktu memiliki 50% peluang berhenti dalam waktu 3,7 milyar tahun. Pada dua skenario lainnya, waktu memiliki 50% peluang untuk berhenti dalam 3,3 milyar tahun.

Pada skenario kelima yang merupakan skenario terakhir, skala waktu sangat singkat (dalam urutan waktu Planck). Pada skenario ini, para ilmuwan mengkalkulasi bahwa "waktu akan sangat besar cenderung berhenti pada detik berikutnya." Untungnya, kalkulasi ini memprediksikan bahwa kebanyakan orang adalah "bayi-bayi Boltzmann" yang timbul dari gejolak-gejolak kuantum pada permulaan alam semesta. Oleh karena kebanyakan dari kita bukan "bayi-bayi" tersebut, para fisikawan bisa mengeluarkan skenario ini (sudah pasti).

Bagaimana akhir waktu tersebut seperti yang dirasakan oleh orang-orang pada waktu itu? Sebagaimana yang dijelaskan oleh para fisikawan, orang-orang tersebut tak akan pernah mengetahuinya. "Orang-orang pada masa itu akan tak terelakkan berada dalam penghentian sebelum menyaksikan kematian semua sistem lainnya," seperti yang ditulis oleh para ilmuwan. Mereka membandingkan batas penghentian waktu tersebut dengan ufuk lubang hitam.

"Batas tersebut dapat diperlakukan sebagai suatu obyek dengan sifat-sifat fisik termasuk temperatur," menurut para fisikawan dalam makalah mereka. "Sistem-sistem materi yang bertemu dengan akhir waktu di termalisasi di ufuk ini. Hal ini mirip dengan gambaran orang yang berada di luar tentang suatu sistem materi yang jatuh ke dalam sebuah lubang hitam. Namun, hal yang sangat baru ialah pernyataan bahwa kita mungkin mengalami termalisasi pada waktu melewati ufuk lubang hitam." Sekalipun begitu termalisasi "sistem materi" tetap saja tak akan menemukan sesuatu yang tak biasa ketika melewati ufuk ini.

Bagi mereka yang merasa tak nyaman terhadap berhentinya waktu, para fisikawan memperhatikan bahwa ada solusi-solusi lain untuk mengukur masalah tersebut. Mereka tidak mengklaim bahwa kesimpulan mereka bahwa waktu akan berhenti itu benar, hanya hal tersebut secara logika mengikuti dari suatu rangkaian asumsi. Jadi mungkin salah satu dari ketiga asumsi yang menggarisbawahi kesimpulan itu malahan tidak benar.

Asumsi yang pertama ialah bahwa alam semesta itu sedang mengembang selamanya, yang merupakan konsekuensi relativitas umum dan sangat didukung oleh bukti eksperimental yang diamati selama ini. Asumsi kedua ialah bahwa definisi probabilitas didasarkan pada frekwensi relatif suatu kejadian, atau apa yang disebut oleh para ilmuwan sebagai asumsi tipikalitas. Asumsi ketiga ialah bahwa jika waktu ruang memang tak terbatas, maka satu-satunya cara untuk menentukan probablitas suatu kejadian ialah membatasi atensi seseorang kepada suatu bagian terbatas dari alam-alam semesta yang tak terbatas. Beberapa fisikawan lainnya memperhatikan alternatif-alternatif asumsi ketiga ini.

Apapun yang terjadi dalam 3,7 milyar tahun mendatang, makalah Bousso dan rekan-rekannya mungkin akan menimbulkan bermacam-macam reaksi dalam waktu dekat ini.

Setidaknya kita bisa melihat garis besar dari informasi ini.

http://arxiv.org/abs/1009.4698

Source: http://sainspop.blogspot.com/2010/10/waktu-mungkin-akan-berhenti-5-milyar.html

Ilmuwan Berhasil Buktikan Kebenaran Teori Kuantum Einstein

Ilmuwan berhasil membuktikan teori Albert Einstein soal keberadaan. Sebuah perangkat dapat muncul di dua tempat di waktu yang sama. Bagaimana caranya?

Mesin yang terdiri dari satu lembar logam tipis menjadi perangkat pertama manusia yang diatur dengan kekuatan kuantum yang beroperasi pada tingkat partikel atom dan subatom.

Dalam keadaan normal, benda sehari-hari mematuhi hukum fisika konvensional dari Sir Isaac Newton. Namun, aturan tersebut berhasil dibantahkan dalam skala subatom dan seluruh cabang teori fisika telah digunakan untuk menjelaskan mengapa ini terjadi dalam level submikroskopis.

Einstein adalah orang pertama yang mendengungkan fisika kuantum, namun beberapa saat kemudian membantahnya karena ia tidak menemukan alasan pasti. “Tuhan tidak bermain dadu dengan alam semesta,” ujar Einstein. Ini menjadi kalimat yang terkenal di kalangan ilmuwan.

Terobosan yang dipublikasikan di jurnal Science membuka jalan bagi perkembangan praktis seperti komputer kuantum yang jauh lebih cepat daripada prosesor konvensional. Komputer berteknologi tersebut tidak dapat dibajak, karena mengirim data menggunakan enkripsi mutakhir.

Teori kuantum menyatakan bahwa sebuah energi yang sangat kecil dapat menyerap energi lain jika dalam jumlah berlainan, akan selalu bergerak dan bisa berada di dua tempat sekaligus, ujar Adrian Cho, penulis di jurnal Science.

Ini merupakan penemuan pertama ilmuwan yang menunjukkan efek kuantum dalam gerakan yang diciptakan manusia. ini membuka kemungkinan adanya percobaan baru dengan memanfaatkan energi kuantum.

Terobosan ini berhasil dicapai oleh fisikawan Andrew Cleland dan John Martini dari Universitu of California, Santa Barbara. Mesin terdiri dari logam kecil yang terbuat dari bahan semi konduktor yang hanya bisa bisa dilihat dengan mata telanjang.

Dengan pendinginan hingga minus 273 derajat Celcius, perangkat ini berhasil memiliki penambahan energi dengan kuantum tunggal. Mereka kemudian membuat alat itu bergetar dengan mengalirkan frekuensi gelombang sekitar enam miliar kali per detik sehingga tercipta arus listrik.

Ilmuwan berhasil menggerakkan perangkat itu dengan dua energi di saat bersamaan. Fenomena yang hanya dapat dijelaskan teori kuantum.

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1083792/ilmuwan-berhasil-buktikan-teori-kuantum-einstein

Thursday, December 23, 2010

Kenapa Bentuk Air di Luar Angkasa Bulat ?

Salah satu sifat dasar air adalah selalu mengikuti bentuk wadahnya. Gaya gravitasi Bumi-lah yang membuatnya selalu menyesuaikan dengan bentuk ruangan di sekitarnya.

Namun, hukum fisika tersebut hanya berlaku di permukaan Bumi. Di luar angkasa, pengaruh gaya gravitasi memberikan efek berbeda terhadap air.

Seperti astronot, satelit, dan objek apapun, air juga melayang jika berada di orbit Bumi. Air, tidak akan mengikuti bentuk wadahnya dan akan selalu berbentuk bulat.

Mengapa demikian?

Benda-benda di sekitar Bumi tetap terpengaruh gaya gravitasi meskipun semakain kecil seiring jaraknya dengan Bumi. Jadi, istilah gravitasi nol sebenarnya kurang tepat.

Yang terjadi sebenarnya, objek-objek tersebut jatuh ke Bumi namun sedikit demi sedikit dengan sudut kemiringan sangat kecil. Keadaan ini membuatnya kelihatan melayang dan dirasakan sebagai kondisi tanpa bobot.

Cairan yang melayang di antariksa memperoleh tekanan yang relatif sama dari lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan tegangan di permukaan air sama rata dan ikatan antarmolekulnya membentuk lapisan terluar yang elastis. Ikatan antarmolekulnya merata sama kuat sehingga bentuk yang paling efektif adalah berupa bulatan.

Lantas, bagaimana cara minum di luar angkasa jika airnya melayang-layang? Ya telan saja, karana gaya peristaltik tenggorokan dan lambung sanggup mengatasinya.

Apa Itu Kecepatan Cahaya (Light Speed) ?

Sejauh ini ilmuwan belum menemukan sesuatu yang kecepatannya bisa melebihi kecepatan cahaya. Tapi apa itu kecepatan cahaya ?. Kecepatan cahaya merupakan sebuah konstanta yang disimbolkan dengan huruf c, singkatan dari celeritas (yang dirujuk dari dari bahasa Latin) yang berarti "kecepatan". Kecepatan cahaya dalam sebuah ruang hampa udara didefinisikan saat ini pada 299.792.458 meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/h), yang ditetapkan pada tahun 1975 dengan toleransi kesalahan sebesar 4×10−9.

Pada tahun 1983, satuan meter didefinisikan kembali dalam Sistem Satuan Internasional (SI) kemudian ditetapkan pada 17th Conférence Générale des Poids et Mesures sebagai ... the length of the path travelled by light in vacuum during a time interval of 1299.792.458 of a second, sehingga nilai konstanta c dalam meter per detik sekarang tetap tepat dalam definisi meter, sebagai jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa pada 1299.792.458 detik.

[caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Cahaya Matahari diperkirakan memerlukan waktu 8 menit untuk mencapai Bumi. "][/caption]

Sejarah dan Kronologis

Beragam ilmuwan sepanjang sejarah telah mencoba untuk mengukur kecepatan cahaya.
  • Pada tahun 1629, Isaac Beeckman melakukan observasi sinar flash yang dipantulkan oleh cermin dari jarak 1 mil (1,6 kilometer).
  • Pada tahun 1638, Galileo Galilei berusaha untuk mengukur kecepatan cahaya dari waktu tunda antara sebuah cahaya lentera dengan persepsi dari jarak cukup jauh.
  • Pada tahun 1667, percobaan Galileo Galilei diteliti oleh Accademia del Cimento of Florence, dengan rentang 1 mil, tetapi tidak terdapat waktu tunda yang dapat diamati. Berdasarkan perhitungan modern, waktu tunda pada percobaan itu seharusnya adalah 11 mikrodetik. Dan Galileo Galilei mengatakan bahwa observasi itu tidak menunjukkan bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang tidak terhingga, tetapi hanya menunjukkan bahwa cahaya mempunyai kecepatan yang sangat tinggi.
  • Pada tahun 1676, sebuah percobaan awal untuk mengukur kecepatan cahaya dilakukan oleh Ole Christensen Rømer, seorang ahli fisika Denmark dan anggota grup astronomi dari French Royal Academy of Sciences. Dengan menggunakan teleskop, Ole Christensen Rømer mengamati gerakan planet Jupiter dan salah satu bulan satelitnya, bernama Io. Dengan menghitung pergeseran periode orbit Io, Rømer memperkirakan jarak tempuh cahaya pada diameter orbit bumi sekitar 22 menit. Jika pada saat itu Rømer mengetahui angka diameter orbit bumi, kalkulasi kecepatan cahaya yang dibuatnya akan mendapatkan angka 227×106 meter/detik. Dengan data Rømer ini, Christiaan Huygens mendapatkan estimasi kecepatan cahaya pada sekitar 220×106 meter/detik. Penemuan awal penemuan grup ini diumumkan oleh Giovanni Domenico Cassini pada tahun 1675, periode Io, bulan satelit planet Jupiter dengan orbit terpendek, nampak lebih pendek pada saat Bumi bergerak mendekati Jupiter daripada pada saat menjauhinya. Rømer mengatakan hal ini terjadi karena cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan. Pada bulan September 1676, berdasarkan asumsi ini, Rømer memperkirakan bahwa pada tanggal 9 November 1676, Io akan muncul dari bayang-bayang Jupiter 10 menit lebih lambat daripada kalkulasi berdasarkan rata-rata kecepatannya yang diamati pada bulan Agustus 1676. Setelah perkiraan Rømer terbukti, dia diundang oleh French Academy of Sciences[17] untuk menjelaskan metode yang digunakan untuk hal tersebut.[18] Diagram di samping adalah replika diagram yang digunakan Rømer dalam penjelasan tersebut.
  • Pada tahun 1704, Isaac Newton juga menyatakan bahwa cahaya bergerak pada kecepatan yang konstan. Dalam bukunya berjudul Opticks, Newton menyatakan besaran kecepatan cahaya senilai 16,6 x diamater Bumi per detik (210.000 kilometer/detik).
  • Pada tahun 1725, James Bradley mengatakan, cahaya bintang yang tiba di Bumi akan nampak seakan-akan berasal dari sudut yang kecil, dan dapat dikalkulasi dengan membandingkan kecepatan Bumi pada orbitnya dengan kecepatan cahaya. Kalkulasi kecepatan cahaya oleh Bradley adalah sekitar 298.000 kilometer/detik (186.000 mil/detik). Teori Bradley dikenal sebagai stellar aberration.
  • Pada tahun 1849, pengukuran kecepatan cahaya, yang lebih akurat, dilakukan di Eropa oleh Hippolyte Fizeau. Fizeau menggunakan roda sprocket yang berputar untuk meneruskan cahaya dari sumbernya ke sebuah cermin yang diletakkan sejauh beberapa kilometer. Pada kecepatan rotasi tertentu, cahaya sumber akan melalui sebuah kisi, menempuh jarak menuju cermin, memantul kembali dan tiba pada kisi berikutnya. Dengan mengetahui jarak cermin, jumlah kisi, kecepatan putar roda, Fizeau mendapatkan kalkulasi kecepatan cahaya pada 313×106 meter/detik.
  • Pada tahun 1862, Léon Foucault bereksperimen dengan penggunaan cermin rotasi dan mendapatkan angka 298×106 meter/detik.
  • Albert Abraham Michelson melakukan percobaan-percobaan dari tahun 1877 hingga tahun 1926 untuk menyempurnakan metode yang digunakan Foucault dengan penggunaan cermin rotasi untuk mengukur waktu yang dibutuhkan cahaya pada 2 x jarak tempuh antara Gunung Wilson dan Gunung San Antonio, di California. Hasil pengukuran menunjukkan 299.796.000 meter/detik. Beliau wafat lima tahun kemudian pada tahun 1931.
  • Pada tahun 1946, saat pengembangan cavity resonance wavemeter untuk penggunaan pada radar, Louis Essen dan A. C. Gordon-Smith menggunakan gelombang mikro dan teori elektromagnetik untuk menghitung kecepatan cahaya. Angka yang didapat adalah 299.792±3 kilometer/detik.
  • Pada tahun 1950, Essen mengulangi pengukuran tersebut dan mendapatkan angka 299.792.5±1 kilometer/detik, yang menjadi acuan bagi 12th General Assembly of the Radio-Scientific Union pada tahun 1957.

Angka yang paling akurat ditemukan di Cambridge pada pengukuran melalui kondensat Bose-Einstein dengan elemen Rubidium. Tim pertama dipimpin oleh Dr. Lene Vestergaard Hau dari Harvard University and the Rowland Institute for Science. Tim yang kedua dipimpin oleh Dr. Ronald L. Walsworth, dan, Dr. Mikhail D. Lukin dari the Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

Notasi kecepatan cahaya (c) mempunyai makna "konstan" atau tetap yang digunakan sebagai notasi kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara, namun terdapat juga penggunaan notasi c untuk kecepatan cahaya dalam medium material sedangkan c0 untuk kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara.[22] Notasi subskrip ini dimaklumkan karena dalam literatur SI sebagai bentuk standar notasi pada suatu konstanta, ada juga berbentuk seperti: konstanta magnetik µ0, konstanta elektrik e0, impedansi ruang kamar Z0.

Menurut Albert Einstein dalam teori relativitas, c adalah konstanta penting yang menghubungkan ruang dan waktu dalam satu kesatuan struktur dimensi ruang waktu. Di dalamnya, c mendefinisikan konversi antara materi dan energi[24] E=mc2, dan batas tercepat waktu tempuh materi dan energi tersebut. c juga merupakan kecepatan tempuh semua radiasi elektromagnetik dalam ruang kamar[28] dan diduga juga merupakan kecepatan gelombang gravitasi.[29][30] Dalam teori ini, sering digunakan satuan natural units di mana c=1, sehingga notasi c tidak lagi digunakan.

Source: http://id.wikipedia.org/wiki/Kecepatan_cahaya

Wednesday, December 22, 2010

Perihelion dan Aphelion Bumi Terhadap Matahari

Planet-planet di tata surya kita mengorbit Matahari. Orbit dari beberapa planet adalah lingkaran yang nyaris sempurna, tetapi yang lain tidak. Beberapa orbit yang berbentuk lebih seperti oval atau elips. Jika orbit sebuah planet adalah lingkaran, matahari berada pada titik pusat lingkaran itu. Jika, sebaliknya, orbit yang elips, matahari berada pada titik yang disebut "fokus" dari elips, yang tidak persis sama sebagai pusat.

Karena Matahari tidak di pusat orbit elips, planet bergerak lebih dekat ke arah dan lebih jauh dari Matahari seperti orbit. Tempat di mana planet terdekat dengan matahari disebut perihelion. Ketika planet ini terjauh dari matahari, itu pada aphelion. Kata-kata "aphelion" dan "perihelion" berasal dari bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani, "Helios" berarti Sun, "peri" berarti dekat, dan "apo" berarti jauh dari.

[caption id="" align="alignnone" width="400" caption="Perihelion dan Aphelion Bumi terhadap Matahari"][/caption]

Ketika Bumi berada di perihelion, sekitar 147 juta km (91 juta mil) dari Matahari. Ketika berada di aphelion, adalah 152 juta km (hampir 95 juta mil) dari Matahari. Bumi adalah sekitar 5 juta km (lebih dari 3 juta mil) lebih jauh dari Matahari pada aphelion dari pada perihelion!

Beberapa orang berpikir bahwa ini adalah mengapa kita memiliki musim, tetapi mereka salah. Mencapai bumi perihelion, pendekatan yang paling dekat dengan Matahari dan saat Anda mungkin berpikir itu harus hangat, pada bulan Januari - tengah musim dingin di belahan bumi utara! Perbedaan jarak bukan penyebab musim kita. Sebaliknya, musim disebabkan oleh kemiringan sumbu bumi.

Beberapa planet memiliki orbit yang membentang begitu jauh. Pluto, misalnya, lebih jauh dari Matahari di aphelion daripada di perihelion. Para astronom mengatakan bahwa orbit elips memiliki eksentrisitas tinggi, yang artinya adalah panjang dan kurus, tidak bulat seperti lingkaran. Asteroid, komet banyak, dan pesawat ruang angkasa beberapa juga mengelilingi Matahari dalam orbit elips. Mereka semua memiliki titik perihelion dan aphelion sepanjang orbitnya. Apa pun menyusul elips orbit bergerak tercepat di perihelion dan paling lambat di aphelion.

Jika suatu benda orbit sesuatu selain Matahari, kita tidak menggunakan istilah perihelion dan aphelion. Satelit yang mengorbit bumi (termasuk bulan!) Memiliki titik dekat disebut perigee dan apogee disebut titik jauh.

Tuesday, December 21, 2010

Penyebab Terjadinya Gerhana Matahari dan Bulan

Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Secara umum ada 2 jenis gerhana yang sering kita saksikan yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan.

Gerhana Matahari

Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.

[caption id="" align="alignnone" width="250" caption="Gerhana matahari pada tanggal 29 Maret 2006."][/caption]

Gerhana matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana total, gerhana sebagian, dan gerhana cincin. Sebuah gerhana matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.

Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.

Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.

Gerhana Bulan

[caption id="" align="alignnone" width="685" caption="Diagram gerhana bulan: Bayangan bumi yang menutupi bulan"][/caption]

Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.

Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti dengan gerhana matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara matahari dengan bumi.

Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat.

Gerhana bulan dapat diamati dengan mata telanjang dan tidak berbahaya sama sekali.

Jenis-jenis gerhana bulan:
  • Gerhana bulan total

Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.

  • Gerhana bulan sebagian

Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan.

  • Gerhana bulan penumbra

Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.

Penelitian: Kehidupan Bumi Dimulai 3 Miliar Tahun Lalu

Secara dramatis, kehidupan di Bumi mulai muncul tiga miliar tahun silam. Kehidupan muncul ketika bentuk primitif mulai mampu memanfaatkan energi matahari. Kesimpulan ini dibuat oleh ilmuwan Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang membuat ‘fosil genom’. Ilmuwan tersebut mengumpulkan 1.000 kunci gen yang ada hingga saat ini dan mengkalkulasi bagaimana mereka berevolusi dari masa lampau.

Genom kolektif semua kehidupan berkembang secara besar-besaran 2,8-3,3 miliar tahun silam. Selama ini, hanya 27% dari seluruh keluarga gen muncul menjadi makhluk hidup. Penyidik Eric Alm dan Lawrence David mengatakan gelombang besar itu terpicu munculnya proses biokimia yang disebut transpor elektron modern.

Fungsi utama biologis ini melibatkan pergerakan elektron dalam selaput sel. Hal ini penting bagi tanaman dan mikroba karena memungkinkan mereka memanen energi matahari melalui fotosintesis dan oksigen untuk bernapas.

Sekitar 500 juta tahun kemudian, perubahan besar ini diikuti fenomena yang dikenal sebagai Great Oxidation Event, peristiwa ketika atmosfer bumi semakin dibanjiri oksigen.

Great Oxidation Event merupakan pergantian spesies terbesar dalam sejarah Bumi, seiring kematian kehidupan primitif atau mikroba non-oksigen dan digantikan oleh makhluk yang lebih besar dan memiliki bentuk aerobik lebih pintar.

Source: http://teknologi.inilah.com/read/detail/1073852/studi-kehidupan-bumi-dimulai-3-miliar-tahun-lalu

10 Kondisi Ekstrim di Luar Angkasa

Sebagai manusia kita harus bersyukur karena kita telah hidup dan tinggal di planet bumi ini, sebuah planet yang relatif stabil baik dari sisi fisik maupun cuacanya. Berbeda dengan planet lain di tata surya yang memiliki banyak sekali kondisi ektrim yang mana manusia maupun makhluk hidup lain sulit atau bahkan tidak dapat hidup di sana. Berikut ini adalah beberapa badai/cuaca ektrim yang terjadi di beberapa objek di luar angkasa.

10.Serious Lightining(petir terparah)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiecX4cvY7Mr6FVOgaqq3WFVRqOWy4YKJugyv1fkIkgmjPzNQX8Ud_ZmiOgLDaC-eRfqWwRcu_AgRxuhRcdJozcglPBVQTK4UTw4HgFhAY3OWg9UbZ_xfDsnVY5KBl4c8l4016kLEaK1s8/s320/saturn-lightning_wif.jpg

Pesawat ruang angkasa NASA Cassini telah melihat sebuah badai listrik lebih besar daripada badai listrik daratan Amerika Serikat di Saturnus, dengan kilatan petir yang 1.000 kali lebih kuat daripada di Bumi. Badai petir yang membentang 2.175 mil (3.500 kilometer) dari utara ke selatan dan memancarkan suara radio yang sama dengan yang dihasisilkan di bumi.

9.Hot Crush(panas penghancur)

http://www.icademyglobe.org/siteadmin/files/venus_pvo.jpg

Sesuai namanya, venus merupakan tempat terpanas di tata surya kita. dengan suhu sekitar 750 Kelvin dan memiliki tekanan 90 kali di bumi ini akan membuat setiap pengunjung akan hancur(crush). Ilmuwan menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena adanya efek rumah kaca yang berlebihan dari awan sulfat yang menutupi langit-langit venus. maka jadilah efek rumah kaca yang besar dan menyebabkan hal ini.

8. Methane Moon ( Bulan Metana)

[caption id="" align="alignnone" width="362" caption="Struktur Titan, bulan planet Saturnus"][/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="400" caption="Titan"][/caption]

Pesawat ruang angkasa Cassini Huygens menemukan bukti kuat diantara hujan deras metana cair yang terjadi di bulan nya saturnus "Titan" . dan mungkin di "air" yang ada di bulan adalah metana juga karena pada suhu dingin Titan (94 derajat Kelvin)-air pun akan dikurung seperti es.

7.Scarlet Rain(Hujan Merah)

http://www.sepiamutiny.com/sepia/images/RedRain1.jpg

Pada musim panas 2001, setidaknya 50 ton partikel merah jatuh di Kerala, India terus selama hampir dua bulan bersama hujan. Ternyata benda merah berkarat ini termasuk partikel dari badai debu dan sel-sel biologis yg berasal dari makhluk luar angkasa(bakteri sejenis itu mksdnya). Dalam edisi bulan April jurnal Astrophysics and Space Science, ilmuwan dari Mahatma Gandhi University melaporkan bahwa partikel memiliki penampilan sel-sel biologis, dapat bereproduksi di suhu mendesis, dan tidak memiliki kesamaan dengan partikel debu.

6.Planet Popsicle(planet es)

http://www.environmentpacificnews.com/news/uploads/1/pluto.jpg

Pluto yang sekarang tidak di anggap planet ke 9 dalam tata surya ini memiliki fakta bahwa sinar matahari yang di dapat plto di bandingkan bumi sekitar 1:1000 tahun dan menyebabkan planet ini terdiri dari es beku yang terdiri dari nitrogen,metana dan karbon dioksida dengan Suhu berkisar antara minus 387 hingga minus 369 Fahrenheit (40-50 derajat Kelvin).

5.windy world (dunia angin)

http://3.bp.blogspot.com/_h1ef60QyxYM/TJ-adp_yAuI/AAAAAAAABZc/fFe71nyK4hU/s640/neptune-430.jpg

Di Neptunus ditemukan gemuruh angin yang bertiup lebih banyak dan kuat daripada yang ada di Bumi, mencapai 1.500 mph (2.414 kph).Seiring dengan rotasi planet yang cepat (sekitar 16 jam) sehingga menyebabkan konveksi panas-dingin yang cepat juga lalu dapat mempengaruhi kecepatan angin dan menciptakan kecepatan yang melebihi kecepatan angin di bumi

4.Freeze Frame(rangka es)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpYmllqkqSvORFjT4ucyc8ld6KX2qgAw6wSMOG5mVb92G6FPG2augmMkhGNqxiNJlBY0CURRcTA0cf-WH6H2kWKVFSQMkuTUrS4dthxULJZFP0zqeltQ5rkDimdWGdp_DzHRs_jrWhSQ9Y/s320/URANUS~1.GIF

Suhu di Uranus bisa mencapai di bawah minus 300 derajat Fahrenheit (89 Kelvin). uranus memiliki rotasi 17 jam namun revolusi yang mencapai 84 tahun menyebabkan musim (ekstrim) akan lama berganti . Kadang-kadang, itu bisa begitu dingin sehingga gas metana di atmosfer mengembun menjadi metana kristal-awan.

3.Close Encounter (tabrakan badai terbesar)

http://ep.yimg.com/ca/I/spaceimages_2136_78184874

2 Bintik bulatan di planet jupiter diatas adalah badai yang sedang mengamuk di planet tersebut. dari ukuran badainya saja dapat kita ketahui. Yang besar dinamakan the great red spot Badai yang lebih dari dua kali lipat lebar Bumi dengan 350-mph ((563 kph) angin dan yang kecil (badai) di namakan red.Jr. Walaupun tidak sepenuhnya dipahami, para ilmuwan berpikir warna merah berkorelasi dengan intensitas badai-angin lalu membangkitkan senyawa kimia dari bawah awan dan mengangkat mereka ke tempat yang tinggi dtambah sianr ultraviolet sehingga menghasilkan rona bata.

2.Dust Buster (pelebur debu)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF0CsnpfY83ZP9BgUev70rt7XFZVhrxGFonAZma5y8CZLejq4zhIDxQR4B1KU2BDOnF6OEnYeIkRj1JGRgVEOEKhEGBYY2AEVxECUhhdVg_JxY9aBUwSh52oolUKYRc75ZJQ_2uE8P5b-M/s1600/Planet+Mars.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2xgBs8LQQ7xnr49ZfJKksWocjEKcoFTuDqRdlUekm8kTWtYUnfwCPCTHGjwSAFAHi1XtYMHf6_zQxEu5UmMDJbLkax18UmnrBUKyhghRx_XRsSYQFqDlAlf7ne-It09PJ6oeNxS5IxIY/s1600/dust-buster_wif.jpg

Planet Mars telah diketahui telah menghempaskan badai debu yang melanda seluruh belahan mars. Debu berwarna karat ini dapat tertiup dengan kecepatan 60-100 mph (97-161 kilometer) per jam, yang berlangsung selama berminggu-minggu ke bulan. Begitu dimulai, kabut tak tertembus ini dapat menyelimuti lebih dari separuh planet, meningkatkan suhu 30 derajat Celcius di belahan mars

1.Iron rain (hujan besi)

http://sman4pwt.files.wordpress.com/2010/10/10.jpg?w=300

Disebut "bintang gagal", planet brown dwarf ini adalah planet yang baru ditemukan ditata surya kita (salah satu dari 3 planet dwarf yang di beritakan telah ditemukan itu), warna cokelat menandakan bahwa planet ini memiliki unsur ferum(besi) yang tinggi. planet ini memiliki badai seperti yg ada di jupiter dan menghepaskan bsi" ke permukaan nya. brown dwarf ini semakin dingin dari waktu ke waktu, molekul gas mengembun menjadi cairan besi-besi awan dan hujan. Dengan pendinginan lebih lanjut, badai besar menyapu menjauh awan, membiarkan cahaya inframerah terang melarikan diri ke luar angkasa.

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto