Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, February 16, 2013

Ahli NASA, Meteor Rusia Tidak Berhubungan dengan Asteroid 2012 DA14

Meteor yang jatuh kemarin pagi di Rusia. Image credit: universetoday.com
Meteor yang jatuh dan menghantam kota Chelyabinsk dan Sverdlovsk di Rusia kemarin menurut para astronom bukan disebabkan oleh melintasnya asteroid 2012 DA14 yang berarti asteroid tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan meteor jatuh di Rusia tersebut.

Menurut ahli meteor NASA Don Yeomans, asteroid 2012 DA14 melintasi Bumi pada jarak yang masih aman sekitar 27.000 km dari Bumi dan bergerak dari Selatan ke Utara sedangkan meteor yang jatuh di Rusa tidak bergerak dari Selatan ke Utara. Selain itu adanya jeda waktu yang lama antara  melintasnya asteroid tersebut dengan kedatangan meteorit di Rusia juga cukup lama sehingga disimpulkan bahwa meteorit yang jatuh di Rusia tidak ada hubungannya dengan asteroid 2012 DA14. Sebelumnya sempat terdengar kabar bahwa meteorit tersebut merupakan serpihan dari asteroid 2012 DA14 atau bahkan dikaitkan dengan serangan ufo dan alien,maka hal itu tidak benar.

Perlu diketahui bahwa asteroid 2012 DA14 memiliki ukuran lebar 45 meter dan itu sekitar setengah dari lapangan sepak bola dan akan melintas dengan jarak terdekta dengan Bumi pada jarak 8.046 km di atas wilayah Indonesia sekitar pukul 02.30 WIB pagi.

Astronom sendiri telah mengamati asteroid ini sejak ditemukan pada bulan Februari 2012 dan menurut NASA baik dimasa kini maupun masa depan asteroid ini tidak akan menimbulkan ancaman bagi Bumi. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Astronom Temukan Cara Baru Deteksi Kehidupan di Planet Lain

VLT (Very Large Telescope) di Chile. Image credit: hd.org
Sebuah tim yang terdiri dari beberapa astronom Belanda mengungkapkan bahwa dengan teleskop baru yang mereka gunakan, mereka dapat mengetahui dan mendeteksi tanda-tanda kehidupan lain di luar Bumi pada planet yang mengorbit bintang lain selain Matahari kita. Walaupun bintang selain Bumi yang terdekat dengan kita memiliki jarak yang juga sangat jauh, namun tanda-tanda itu bisa dideteksi dari aktivitas biologis berupa gas yang berada di atmosfer planet yang bersangkutan. Zat atau gas tersebut disebut dengan gas Biomarker.

Ide ini awalnya sudah ada sejak tahun 1960-an dan saat ini untuk pengamatannya digabungkan dengan teleskop flux berbiaya rendah yang berbasis di Bumi untuk mengukur oksigen pada atmosfer eksoplanet. Studi tentang hal ini akan diterbitkan dalam jurnal astrofisika pada 20 Februari mendatang.

Pada Bumi, aktivitas Bumi dari luar atmosfer bisa dideteksi dengan menganalisa atmosfer Bumi yang seperlimanya terdiri dari molekul oksigen yang hanya muncul sebagai hasil dari aktivitas biologis seperti fotosintesis tumbuhan. Dengan begitu hal seperti ini juga bisa dterapkan pada planet lain nan jauh di sana.

Hal ini tentunya sangat menantang sekali dan untuk pengukuran yang lebih maksimal diperlukan teleskop canggih space based (teleskop berbasis di luar angkasa) sebab lapisan ozon atau lapisan oksigen Bumi akan menghambat dan mengganggu proses pengukuran secara akurat. Namun hal tersebut kembali terhambat dengan kebutuhan dana yang sangat besar.

Tim astronom Belanda yang meluncurkan konsep baru tersebut mengungkapkan bahwa untuk melakukan pengukuran dan identifikasi tidak perlu harus pergi ke luar angkasa. Caranya yaitu dengan memisahkan molekul oksigen dari sebuah planet ekstrasurya dengan molekul oksigen Bumi kita sendiri untuk kemudian diukur dengan tepat panjang gelombangnya dan seberapa besar penyerapannya. Hal itu diungkapkan oleh Ignas Snellen selaku penulis utama studi tersebut.

Dengan cara ini teleskop tidak harus berada di luar angkasa dan lebih menghemat biaya. Metode ini sudah diuji coba menggunakan teleskop Very Large Telescope (VLT) di Chile pada sebuah eksoplanet seukuran Jupiter yang mengorbit sebuah bintang dan ditemukan karbon monoksida pada atmosfernya. Dibutuhkan teleksop yang lebih besar untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan di suatu planet yang lebih jauh dan kemungkinan hal itu dapat dilakukan dengan akan dibangunnya E-ELT atau European Extremely Large Telescope yang akan 25 kali lebih baik hasilnya daripada VLT. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, February 15, 2013

Foto dan Video Meteor 10 Ton Hantam Kota di Rusia

Meteor terlihat dilangit Rusia sebelum menghantam kota di negara tersebut. Image credit: universetoday.com
Dilaporkan oleh kantor berita Reuter bahwa beberapa meteor besar melintas dan jatuh di Chelyabinsk dan Sverdlovsk, Rusia. Salah satu pejabat dari RIA Novosti mengatakan bahwa diperkirakan ini adalah bagian dari hujan meteor dan The Russian Academy of Science memperkirakan bahwa sebuah meteor tunggal dengan berat 10 ton masuk ke atmosfer Bumi dengan kecepatan 54.000 km/jam dan pecah pada ketinggian 30-50 km di atas permukaan Bumi. Chelyabinsk sendiri terletak sekitar 930 mil (1.500 km) di sebelah timur Moskow di pengunungan Ural Rusia.

Dilaporkan oleh RT.com bahwa meteorit jatuh di dekat sebuah pabrik seng dan menggangu jaringan internet dan layanan telekomunikasi. Diperkirakan 150 orang luka ringan akibat ledakan kejut dari dampak meteor tersebut. Berikut adalah beberapa video detik-detik meteor yang jatuh di Rusia.




Wednesday, February 13, 2013

Penjelasan NASA Mengenai Penemuan "Gagang Pintu" di Mars

Tampak batu mengkilap di atas foto. Foto ini diambil pada 30 Januari 2013. Image credit: NASA/JPL/Malin Space Science Systems.
Setelah diperbesar obyek sangat mirip gagang pintu. Image credit: NASA/JPL/Malin Space Science Systems.

Seperti yang dilaporkan pada Minggu lalu bahwa robot Curiosity NASA mengabadikan sebuah objek di Mars yang menyerupai gagang pintu. Setelah melakukan beberapa pengamatan berikut ini penjelasan dari NASA.

Ronald Sletten dari tim MSL selaku pengembang Curiosity menjelaskan bahwa formasi yang menyerupai gagang pintu / pegangan pintu tersebut merupakan sebuah obyek yang terbentuk secara alami yang dibentuk oleh terpaan angin dan angin tersebut menyebabkan erosi pada permukaan batu. lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya, mengapa batu tersebut bisa mengkilap? Ia kembali menjelaskan bahwa batu tersebut memiliki butir halus yang relatif keras sehingga angin tersebut menerpa dan membentuknya seperti yang sekarang kita lihat kemudian menyebabkannya menjadi sangat halus dan mengkilap.

Fenomena seperti ini disebut dengan Ventifacted yaitu sebuah kondisi dimana debu dan pasir yang diterbangkan oleh angin menabrak sebuah obyek dan menyebabkannya terkikis dan terbentuk (terukir). Sletten mengatakan bahwa fenomena seperti itu juga sering terjadi di Bumi seperti di Antartika. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto