Dipercaya, Bulan tercipta dari tabrakan antara benda langit besar serupa planet dengan proto-Bumi. Energi akibat tabrakan ini sedemikian besar sehingga material yang meleleh terlempar ke angkasa dan membentuk Bulan. Saat Bulan mendingin, material memadat dan membentuk beragam mineral.
Lars E Borg dari Lawrence Livermore National Laboratory dan Richard Carlson dari Universite Blaise Pascal berusaha mengetahui kapan kejadian tersebut terjadi, alias memperkirakan umur Bulan. Mereka menganalisis ferroan anthrosite (FAN), batuan lempeng tertua di Bulan.
Hasil analisis dengan bantuan isotop timah dan neobydium itu menunjukkan bahwa usia Bulan ternyata 200 juta tahun lebih muda dari perkiraan. Sebelumnya diperkirakan bahwa usia Bulan 4,568 miliar tahun atau hampir setara dengan usia tata surya. Tetapi, hasil analisis Borg dan Carlson menunjukkan bahwa usia Bulan 4,36 miliar tahun.
"Usia sampel batuan Bulan yang muda ini berarti bahwa Bulan memadat jauh setelah waktu yang diperkirakan dan kita harus mengubah seluruh pemahaman kita tentang sejarah geokimia Bulan," kata Carlson seperti dikutip Physorg, Rabu (17/8/2011).
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa usia batuan lempeng tertua di Bulan itu sama dengan usia mineral tertua, zircons, yang ditemukan di wilayah barat Australia. Ini menegaskan, batuan tertua di Bumi dan Bulan terbentuk pada saat yang hampir bersamaan, setelah tabrakan.
Hasil penelitian Borg dan Johnson dipublikasikan di jurnal Nature, Rabu kemarin. Sampel FAN yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari koleksi Johnson Space Center, NASA.
0 comments:
Post a Comment