Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Istilah. Show all posts
Showing posts with label Istilah. Show all posts

Wednesday, May 9, 2012

Apa Itu Batas Chandrasekhar?

Bintang Sirius A (terang), dan bintang katai putih Sirius B (kiri, putih kecil). Image credit: wikipedia.org)
Batas Chandrasekhar adalah massa maksimum dari suatu bintang katai putih, dan kira-kira besarnya 3 × 1030 kg, sekitar 1,44 kali dari massa matahari. Angka ini sedikit berbeda dalam berbagai tulisan, dari 1,2 sampai 1,46 kali massa matahari dan bergantung pada susunan kimia dari bintang itu. Batas ini pertama kali dihitung oleh ahli fisika India yang bernama Subrahmanyan Chandrasekhar. (wikipedia.org, astronomi.us)

Apa Itu Nebula?

Eagle nebula (nebula elang). Image credit: NASA
Nebula / nebulae (kabut) adalah awan antarbintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Awalnya nebula adalah nama umum yang diberikan untuk semua obyek astronomi yang membentang, termasuk galaksi di luar Bima Sakti (beberapa contoh dari penggunaan lama masih bertahan; sebagai contoh, Galaksi Andromeda kadang-kadang merujuk pada Nebula Andromeda).

Nebula sebagai tempat kelahiran bintang-bintang. Proses terbentuknya nebula diawali ketika awan molekul yang sangat luas runtuh di bawah gaya gravitasinya sendiri, seringkali disebabkan oleh pengaruh ledakan supernova yang ada di dekatnya. Awan runtuh dan terfragmentasi, membentuk hingga ratusan bintang baru. Bintang yang baru saja terbentuk mengionisasi gas yang ada di sekitarnya menciptakan nebula emisi. Nebula yang lain terbentuk oleh kematian bintang. Sebuah bintang yang sedang mengalami transisi ke tahap katai putih menghembuskan bagian terluarnya untuk membentuk planetary nebula. Nova dan supernova dapat juga menciptakan nebula yang dikenal sebagai nova remnant dan supernova remnant. Salah satu nebula yang cukup terkenal adalah Eagle Nebula (nebula Elang). (wikipedia.org, astronomi.us)

Saturday, October 1, 2011

Pengertian Rasi Bintang, Gugus Bintang, dan Konstelasi

Rasi bintang Orion. Credit: wikipedia.org
Suatu rasi bintang, gugus bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.

Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.

Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.

Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper.

Macam-macam rasi bintang tersebut adalah sebagai berikut:

Constellation
Genitive
Abbr.
Area
(square
degs.)
Area
of sky
(%)
Order
of
size
Visibility range
(full)*
Visibility range
(partial)*
Number
of stars
≤ 6.5*
Origin*
Andromeda
Andromedae
And
722.3
1.751
19
90°N – 37°S
37°S – 68°S
152
1
Antlia
Antliae
Ant
238.9
0.579
62
49°N – 90°S
49°N – 65°N
42
6
Apus
Apodis
Aps
206.3
0.500
67
7°N – 90°S
7°N – 22°N
39
3
Aquarius
Aquarii
Aqr
979.9
2.375
10
65°N – 86°S
90°N – 65°N
172
1
Aquila
Aquilae
Aql
652.5
1.582
22
78°N – 71°S
90°N – 78°N,
71°S – 90°S
124
1
Ara
Arae
Ara
237.1
0.575
63
22°N – 90°S
44°N – 22°N
71
1
Aries
Arietis
Ari
441.4
1.070
39
90°N – 58°S
58°S – 79°S
86
1
Auriga
Aurigae
Aur
657.4
1.594
21
90°N – 34°S
34°S – 62°S
152
1
Boötes
Boötis
Boo
906.8
2.198
13
90°N – 35°S
35°S – 82°S
144
1
Caelum
Caeli
Cae
124.9
0.303
81
41°N – 90°S
62°N – 41°N
20
6
Camelopardalis
Camelopardalis
Cam
756.8
1.835
18
90°N – 3°S
3°S – 37°S
152
4
Cancer
Cancri
Cnc
505.9
1.226
31
90°N – 57°S
57°S – 83°S
104
1
Canes Venatici
Canum Venaticorum
CVn
465.2
1.128
38
90°N – 37°S
37°S – 62°S
59
5
Canis Major
Canis Majoris
CMa
380.1
0.921
43
56°N – 90°S
78°N – 56°N
147
1
Canis Minor
Canis Minoris
CMi
183.4
0.444
71
89°N – 77°S
77°S – 90°S
47
1
Capricornus
Capricorni
Cap
413.9
1.003
40
62°N – 90°S
78°N – 62°N
81
1
Carina
Carinae
Car
494.2
1.198
34
14°N – 90°S
39°N – 14°N
225
7
Cassiopeia
Cassiopeiae
Cas
598.4
1.451
25
90°N – 12°S
12°S – 43°S
157
1
Centaurus
Centauri
Cen
1060.4
2.571
9
25°N – 90°S
59°N – 25°N
281
1
Cepheus
Cephei
Cep
587.8
1.425
27
90°N – 1°S
1°S – 36°S
152
1
Cetus
Ceti
Cet
1231.4
2.985
4
65°N – 79°S
90°N – 65°N,
79°S – 90°S
189
1
Chamaeleon
Chamaeleontis
Cha
131.6
0.319
79
7°N – 90°S
14°N – 7°N
31
3
Circinus
Circini
Cir
93.4
0.226
85
19°N – 90°S
34°N – 19°N
39
6
Columba
Columbae
Col
270.2
0.655
54
46°N – 90°S
62°N – 46°N
68
4
Coma Berenices
Comae Berenices
Com
386.5
0.937
42
90°N – 56°S
56°S – 77°S
66
2
Corona Australis
Coronae Australis
CrA
127.7
0.310
80
44°N – 90°S
53°N – 44°N
46
1
Corona Borealis
Coronae Borealis
CrB
178.7
0.433
73
90°N – 50°S
50°S – 64°S
37
1
Corvus
Corvi
Crv
183.8
0.446
70
65°N – 90°S
78°N – 65°N
29
1
Crater
Crateris
Crt
282.4
0.685
53
65°N – 90°S
83°N – 65°N
33
1
Crux
Crucis
Cru
68.4
0.166
88
25°N – 90°S
34°N – 25°N
49
4
Cygnus
Cygni
Cyg
804.0
1.949
16
90°N – 28°S
28°S – 62°S
262
1
Delphinus
Delphini
Del
188.5
0.457
69
90°N – 69°S
69°S – 87°S
44
1
Dorado
Doradus
Dor
179.2
0.434
72
90°S – 20°N
41°N – 20°N
29
3
Draco
Draconis
Dra
1083.0
2.625
8
90°N – 4°S
4°S – 42°S
211
1
Equuleus
Equulei
Equ
71.6
0.174
87
90°N – 77°S
77°S – 87°S
16
1
Eridanus
Eridani
Eri
1137.9
2.758
6
32°N – 89°S
90°N – 32°N
194
1
Fornax
Fornacis
For
397.5
0.964
41
50°N – 90°S
66°N – 50°N
59
6
Gemini
Geminorum
Gem
513.8
1.245
30
90°N – 55°S
55°S – 80°S
119
1
Grus
Gruis
Gru
365.5
0.886
45
33°N – 90°S
53°N – 33°N
55
3
Hercules
Herculis
Her
1225.1
2.970
5
90°N – 38°S
38°S – 86°S
245
1
Horologium
Horologii
Hor
248.9
0.603
58
23°N – 90°S
50°N – 23°N
30
6
Hydra
Hydrae
Hya
1302.8
3.158
1
54°N – 83°S
90°N – 54°N
238
1
Hydrus
Hydri
Hyi
243.0
0.589
61
8°N – 90°S
32°N – 8°N
33
3
Indus
Indi
Ind
294.0
0.713
49
15°N – 90°S
43°N – 15°N
42
3

(Sumber: wikipedia.org, ianridpath.com)

Astrometri, Cabang Astronomi yang Mempelajari Posisi dan Pergerakan Bintang


Bintang. Credit: science.nationalgeographic.com


Astrometri adalah cabang dari astronomi yang memusatkan perhatian pada posisi bintang dan benda langit lainnya, jarak dan pergerakan mereka. Sebagian astrometri melibatkan pembuatan tangga jarak kosmik.

Astrometri adalah salah satu sub-bidang ilmu yang paling tua, kembali ke zaman Hipparchus, yang menyusun katalog bintang yang pertama. Hipparchus juga menciptakan skala kecerahan yang masih dipergunakan sampai sekarang. Astrometri modern dirintis oleh Friedrich Bessel dengan 'Fundamenta astronomiae'nya, yang menghitung posisi rata-rata sebanyak 3222 bintang yang diteliti antara 1750 dan 1762 oleh James Bradley.

Selain fungsi pokok menyediakan astronom dengan bingkai referensi untuk melaporkan pengamatan mereka, astrometri juga penting bagi bidang seperti mekanika langit, dinamika bintang dan astronomi galaksi. Astrometri juga merupakan alat mendasar dalam menentukan waktu, yaitu bahwa UTC, yang pada dasarnya adalah waktu atomik, disinkronkan dengan rotasi Bumi yang ditentukan dari pengamatan yang sangat teliti.

Perkembangan-perkembangan dalam astrometri :
  • Sundial efektif dalam mengukur waktu.
  • Astrolabe diciptakan untuk mengukur sudut di langit.
  • Penerapan Astrometri menyebabkan berkembangnya ilmu geometri bola.
  • Pengukuran secara teliti dari gerakan planet oleh Tycho Brahe membuktikan asas Copernican, bahwa Bumi mengelilingi Matahari.
  • Sextant secara dramatis memperbaiki pengukuran sudut-sudut di langit.
Astronom mulai meningkatkan ketepatan setting lingkaran di teleskop mereka, yang mengizinkan mereka untuk melakukan metode paralaks secara lebih teliti lagi dalam menentukan jarak ke bintang dekat. Ini adalah astrometri tradisional.

Hal lainnya adalah penggunaan bintang variabel Cepheid untuk mengukur jarak ke galaksi lain. Dengan mengukur variabilitas kecemerlangan Cepheids di galaksi, Edwin Hubble dapat menentukan jarak mereka.

Hubble memakai Cepheid untuk mengetahui dan menyesuaikan jarak dengan pergeseran merah yang diperlihatkan oleh galaksi-galaksi jauh.

Dari 1989 sampai 1993, Badan Antariksa Eropa (ESA) menggunakan satelit Hipparcos dalam melakukan pengukuran astrometrik yang menghasilkan katalog posisi lebih dari satu juta bintang hingga ketepatan 20-30 milidetik busur. (Sumber: wikipedia.org)

Tuesday, September 20, 2011

Serba-serbi Planet Extrasolar / Exoplanet

Gambar exoplanet disekitar bintang HR8799 dengan menggunakan vector vortex coronagraph yang diambil oleh teleskop Hale
Planet Extrasolar atau exoplanet adalah planet yang berada di luar tata surya kita. Pada 19 September 2011, 685 planet extrasolar ditemukan pada 563 sistem tata surya yang telah teridentifikasi.

Bagian terpenting adalah sebuah bintang memiliki sistem keplanetan. Data dari misi HARPS mengindikasikan lebih dari setengah dari keseluruhan bintang seperti matahari kita. Data dari misi Kepler digunakan untuk memperkirakan bahwa disana ada lebih dari 50 miliar planet di galaksi kita (Bima Sakti/Mily way). Disana juga terdapat obyek dengan massa seperti planet yang mengorbit bintang kerdil cokelat dan ada yang langsung mengorbit galaksi itu sendiri seperti matahari, namun obyek tersebut belum jelas apakah bisa disebut sebagai planet juga.

Plaet extrasolar mulai menjadi obyek penelitian pada abad ke-19. Saat itu banyak yang berpendapat bahwa planet-planet tersebut ada namun belum ada cara untuk mengetahui apakah mereka mirip dengan planet pada tata surya kita.

Deteksi pertama diumumkan pada tahun 1992 dengan ditemukannya beberapa obyek terrestrial yang mengorbit bintang pulsar PSR B1257+12. Kemudian pada tahun 1995 diumumkan exoplanet pertama yaitu dengan ditemkannya planet raksasa 51 pegasi b yang mengorbit bintang 51 pegasi. Sejak itu deteksi keberadaan exoplanet semakin bertambah.

Banyak exoplanet yang ditemukan melalui pengamatan kecepatan radial dan sensor pencitraan. Kebanyakan planet raksasa mirip Jupiter, ada beberapa yang memiliki massa kecil, dan ada juga yang hanya beberapa kali lebih besar dari Bumi.

Penemuan planet extrasolar juga semakin meningkatkan kemungkinan adanya planet yang mendukung kehidupan diluar bumi. Pada bulan Sepetember 2011 kemungkinan tersebut ditemukan pada planet Gliese 581 d dan HD 85512 b.

Pada Ferbruari 2011 Misi Kepler NASA mengidentifikasi 1235 calon planet yang belum dikonformasi dengan 997 bintang yang didasarkan pada pengamatan teleskop selama empat bulan. Termasuk 54 planet yang kemungkinan mendukung kehidupan dan berada pada zona layak huni. 6 planet pada zona ini dua kali lebih kecil daripada Bumi, meskipun ada juga yang lebih besar dan lebih panas dibandingkan saat pertama kali dilaporkan. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Monday, September 19, 2011

Apa Itu Active Galactic Nucleus (AGN)?

Galaksi M87 yang terletak 5000 tahun cahaya. Gambar diambil oleh teleskop Hubble. Pada gambar terlihat pancaran panjang keluar dari inti galaksi aktif (AGN). Credit: NASA
AGN (active galactic nucleus) adalah salah satu daerah dipusat galaksi yang memiliki luminositas spektrum elektromagnetik lebih tinggi, setidaknya pada beberapa bagian atau mungkin keseluruhannya. Hal itu seperti inframerah, ultra-violet, sinar-X, dan gelombang sinar gamma.

Sebuah galaksi tempat AGN berada disebut sebagai galaksi aktif. Radiasi dari AGN diyakini sebagai akibat dari pertambahan massa oleh lubang hitam supermasif di pusat galaksi tersebut. AGN merupakan sumber radiasi elektromagkentik di alam semesta dan dapat digunakan sebagai sarana untuk menemukan obyek alam semesta yang jauh. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Wednesday, August 24, 2011

Apa Itu Heliosheath?

Voyager 1 melintasi Heliosphere. Credit: wikipedia.org
Heliosheath (bahasa Indonesia: selubung surya) adalah zona antara gelombang kejut (termination shock) dan heliopause di perbatasan luar tata surya. Zona ini berada di sepanjang pinggiran heliosfer, sebuah "gelembung" yang disebabkan oleh angin surya.

Jaraknya diperkirakan sekitar 80 hingga 100 unit astronomi (AU) dari matahari. Misi penjelajah luar angkasa Voyager 1 dan Voyager 2 saat ini termasuk meneliti heliosheath tersebut.

Pada Mei 2005, dilaporkan bahwa Voyager 1 telah melewati termination shock dan memasuki heliosheath pada Desember 2004, pada jarak 94 AU. Sebuah laporan yang lebih awal yang menyatakan bahwa hal ini telah terjadi pada Agustus 2002 (pada 85 AU) kini dianggap secara umum sebagai terlalu awal.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto