Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Mars. Show all posts
Showing posts with label Mars. Show all posts

Saturday, September 13, 2014

Wahana MAVEN Akan Tiba di Mars 21 September Besok

Ilustrasi wahana MAVEN mengorbit Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/GSFC
Wahana terbaru NASA yang dikirimkan ke Mars, MAVEN, hanya dalam hitungan hari saja akan tiba di planet Merah tersebut. MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile Evolution) sebuah wahana yang ditugaskan untuk mencari tahu jejak atmosfer Mars, sudah menempuh perjalanan sekira 711 juta kilometer sejak diluncurkan pada 18 November 2013 lalu. Diperkirakan MAVEN akan tiba di Mars pada 21 September 2014 ini. Wahana MAVEN yang telah dikembangkan oleh NASA selama lebih kurang 11 tahun, akan meneliti dan menyelidiki atmosfer Mars dan bagaimana interaksinya dengan Matahari dan angin surya. Pengamatan ini akan membantu para ilmuwan untuk memperkirakan berapa banyak gas pada atmosfer Mars yang telah menghilang dan bagaimana hal itu bisa terjadi sehingga menyebabkan kondisi Mars yang kering-kerontang seperti saat ini.

Sebelum mencapai Mars, tim kontrol di JPL (Jet Propulsion laboratory) sudah melakukan dua kali koreksi manuver lintasan terbang MAVEN yakni pada November 2013, dan Februari 2014. Selain itu tim juga mengkalibrasi beberapa instrumen pada MAVEN untuk memastikan semua instrumen itu bisa beroperasi sebagaimana mestinya. "Setiap hari di Mars adalah emas," ungkap David Mitchell selaku Project Manager NASA. 'pemeriksaan awal pada instrumen sangat penting selama fase penerbangan untuk memastikan kita bisa pindah ke fase pengumpulan data ilmiah setelah MAVEN tiba di Mars," tambahnya.

Wahana MAVEN merupakan wahana berteknologi tinggi. Saat mulai masuk ke orbit Mars, MAVEN akan dikendalikan oleh komputer on-board yang ada padanya. Tim JPL akan meng-upload informasi tentang lokasi, kecepatan, dan orientasi wahana tersebut. Segera setelah itu, katup bahan bakar akan terbuka untuk menghangatkan bahan bakar pada suhu 25-26 derajat Celcius.

Jika semua berjalan sesuai dengan rencana, maka MAVEN tidak membutuhkan instruksi tambahan dari Bumi. Namun jika ternyata ada yang tidak beres misalnya lintasan MAVEN terlalu rendah, tim JPL bisa memberikan koreksi lintasan sekira 24 hingga 6 jam sebelum masuk ke orbit Mars.

24 jam sebelum masuk ke orbit Mars, komputer on-board MAVEN akan memerintahkan wahana tersebut untuk masuk ke fase hibernasi guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama fase insertion. Saat mulai masuk ke orbit Mars, MAVEN akan menyalakan enam thruster-nya untuk memperlambat kecepatan MAVEN hingga ketinggian 380 km di atas kutub utara Mars. Tiga menit setelah thruster mati, komputer MAVEN akan mengembalikan semua sistem ke kondisi normal, termasuk sistem komunikasi. Setelah itu tim akan memeriksa semua instrumen yang ada pada MAVEN.

Nantinya MAVEN akan terbang pada ketinggian 150 km di atas permukaan Mars untuk mengamati atmosfer planet itu, kemudian MAVEN akan menjauh hingga ketinggian 6.300 km untuk mengamati Mars secara keseluruhan. MAVEN akan mengukur komposisi, struktur, dan gas yang hilang dari atmosfer Mars. (NS, Adi Saputro/ ww.astronomi.us)

Saturday, August 30, 2014

Robot Curiosity Temukan Obyek Mirip Tulang Kaki Manusia di Mars

Obyek mirip tulang paha kaki manusia (dilingkari kuning) yang sebenarnya adalah batu biasa yang terkikis oleh proses erosi. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA, JPL
Belum lama ini ramai diperbincangkan di dunia maya bahwa robot penjelajah Mars, Curiosity, menemukan tulang paha (femur) di salah satu lokasi di Mars. Banyak yang berspekulasi bahwa apa yang ditemukan Curiosity itu memang tulang paha asli sisa penghuni Mars dulu.

Tak berselang lama, pihak NASA mengkonfirmasi bahwa apa yang ditemukan Curiosity itu bukanlah tulang seperti yang banyak diberitakan. Obyek mirip tulang itu sebenarnya adalah sebuah batu yang berbentuk unik mirip tulang paha kaki manusia yang terbentuk sebagai hasil dari erosi. Erosi yang terjadi bisa disebabkan oleh air atau pun angin. Lebih lanjut NASA mengatakan bahwa fenomena yang terjadi saat ini adalah pareidolia yakni sebuah fenomena pada otak manusia yang seolah-olah melihat sesuatu seperti hewan, wajah, atau bentuk lain yang pada kenyataannya tidak seperti itu. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, August 6, 2014

Robot Curiosity Temukan Meteorit Besi di Mars

Batu meteorit besi temuan Curiosity di Mars yang disebut Lebanon. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech/LANL/CNES/IRAP/LPGNantes/CNRS/IAS/MSSS
Robot penjelajah Mars, Curiosity menemukan meteorit besi di permukaan planet tersebut. Meteorit besi itu disebut oleh ilmuwan dengan nama Lebanon (mirip nama negara). Meteorit besi berukuran 2,2 meter ini serupa dengan apa yang pernah ditemukan oleh wahana penjelajah Mars sebelumnya, Spirit dan Opportunity.

Foto di atas merupakan penggabungan dari dua gambar yakni dari foto yang diambil dengan kamera Remote Micro Imager (RMI) yang beresolusi tinggi, dengan Curiosity's Chemistry and Camera (Chemcam).

Dari foto tersebut tampak adanya banyak lubang yang diperkirakan dihasilkan oleh proses pengikisan kristal pada logam meteorit. Kemungkinan lubang tersebut berisi kristal olivin yang biasanya ada pada batu meteorit besi yang disebut pallasites yang diperkirakan meteorit jenis ini terbentuk di dekat inti mantel pada sebuah asteroid. Di Bumi meteorit jenis ini mirip dengan meteorit Xinjiang di China dan meteorit Hoba di Namibia. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, June 20, 2014

Foto Keindahan Planet Mars oleh Wahana Rosetta

Foto planet Mars beresolusi 5 km / piksel yang diambil oleh wahana Rosetta. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: esa
Foto di atas adalah foto planet Mars yang diambil oleh wahana Rosetta pada 24 Februari 2007 pada jarak 240.000 km dalam perjalanannya menuju komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Foto di atas merupakan foto dalam warna yang sebenarnya, sama seperti jika kita melihatnya langsung dengan mata kita sendiri. (esa, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, May 29, 2014

Kehidupan Mungkin Pernah Ada di Dekat Gunung Arsia Planet Mars

Gunung Arsia (Arsia Mons) di Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: kees veenenbos
Hasil penelitian terbaru dari ilmuwan geologi menyimpulkan bahwa daerah di sekitar gunung Arsia (Arsia Mons) di Mars sangat berpotensi untuk mendukung adanya kehidupan pada masa lalu. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa letusan terakhir gunung api Arsia pada 210 juta tahun lalu membuat lapisan es gletser di sana mencair dan biasanya di mana ada air, di situlah ada kemungkinan adanya kehidupan.

Gunung Arsia adalah gunung berapi dengan tinggi hampir dua kali tinggi gunung Everest dan menjadi gunung tertinggi ketiga di tata surya. Diperkirakan letusan gunung pada 210 juta tahun lalu itu membentuk sebuah danau. Menurut Kat Scanlon, seorang mahasiswa pasca sarjana dari Brown University, jumlah air yang ada di danau itu bisa mencapai ratusan kilometer kubik air cair. "Hal ini menarik karena ini adalah cara untuk mendapatkan air berwujud cair dalam jumlah banyak di Mars," kata Scanlon.
Daerah di sekitar gunung Arsia yang diperkirakan pernah ada kehidupan. Dikelilingi oleh kipas aluvial (lihat inset) yang berasal dari tepi-tepi situs glasial. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Goddard Space Flight Center/Arizona State University/Brown University
Mengingat letusan gunung masih relatif baru (210 juta tahun), maka kemungkinan untuk menemukan jejak-jejak kehidupan sangat besar, sebab kondisi lingkungannya masih belum banyak berubah. Berbeda dengan lingkungan di sekitar gunung Aeolis tempat di mana robot Curiosity menjalankan misinya. Lingkungan di sekitar gunung Aeolis lebih tua 2,5 miliar tahun dari lingkungan di sekitar gunung Arsia. Oleh sebab itu daerah sekitar gunung Arsia sangat menarik untuk dieksplorasi di masa depan.

Sebelumnya pada tahun 1970-an, ilmuwan telah berspekulasi bahwa daerah di barat laut gunung Arsia pernah tertutup oleh es. Spekulasi itu diperkuat oleh pendapat ahli geologi dari Brown University, Jim Head dan David Marchant dari Boston University yang mengungkapkan bahwa daerah di sekitar gunung Arsia mirip dengan Dry Valley di Antartika yang dulu pernah ada es di sana sebelum akhirnya es tersebut mencair dan lenyap. (SCD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, May 23, 2014

Robot Curiosity Diduga Bawa Bakteri ke Mars

Robot penjelajah Mars, Curiosity. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: JPL
Wahana penjelajah Mars, Curiosity ternyata tidak hanya membawa instrumen ilmiah saja tapi juga dicurigai membawa bakteri / mikroba ke planet Merah itu. Hal tersebut terungkap berdasarkan studi yang dilakukan oleh American Society for Microbiology yang diterbitkan dalam jurnal Nature yang mengungkapkan bahwa sekira 377 bakteri dapat bertahan dari proses sterilisasi yang dilakukan NASA. Sterilisasi dilakukan untuk mencegah kontaminasi di Mars.

Meskipun demikian, ahli mikrobiologi Stephanie Smith dari University of Idaho selaku pemimpin dan penulis dalam penelitian ini mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui apakah bakteri yang lolos dari sterilisasi tadi dapat bertahan hidup di kondisi Mars yang ekstrim. Tingkat radiasi, oksidasi, keadaan yang kering, dan sumber nutrisi yang terbatas menjadi tantangan bagi bakteri-bakteri itu untuk bertahan hidup.

"Mengetahui apakah mikroorganisme dapat bertahan dalam simulasi kondisi mirip Mars sangat penting untuk mengatasi kemungkinan resiko kontaminasi planet Merah itu," tambah Smith.

Pencemaran terhadap planet lain sangat memprihatinkan para ilmuwan. Sebelumnya pada tahun 1966, PBB sudah membuat perjanjian luar angkasa yang mengatur bagaimana sebuah program luar angkasa yang dijalankan oleh sebuah negara dilaksanakan. Perjanjian itu berbunyi "Negara bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh benda-benda luar angkasa mereka, dan harus menghindari kontaminasi berbahaya dari luar angkasa dan benda langit".

Khusus untuk Mars, Europa, dan obyek luar angkasa lain yang berpotensi dapat mendukung kehidupan, ilmuwan memiliki standar ketat yakni 300 spora bakteri per meter persegi. Semoga saja Curiosity tidak benar-benar mencemari Mars. (MD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, May 8, 2014

Kenapa Ukuran Mars Lebih Kecil dari Venus dan Bumi ?

Foto planet Mars yang diabadikan oleh teleskop Hubble. Image credit: NASA
Teori-teori baru yang diungkapkan para ilmuwan untuk mengungkap misteri bagimana tata surya kita terbentuk semakin banyak dan berkembang. Termasuk teori tentang mengapa planet Mars lebih kecil daripada Venus dan Bumi. Seharusnya jika gas dan debu yang ada para piringan protoplanet yang mengorbit Matahari 4,5 miliar tahun yang lalu didistribusikan dengan lancar, maka seharusnya Mars memiliki ukuran yang hampir mirip Venus dan Bumi. Tapi kenyataannya, planet Mars memiliki ukuran lebih kecil dari kedua planet tadi. Apakah yang menyebabkan Mars lebih kecil dari yang lain?

Salah satu teori yang terkanal membahas hal ini adalah teori Grand Tack Model. Teori ini menyatakan bahwa planet Jupiter dan Saturnus bergerak menuju ke arah Matahari tak lama setelah keduanya terbentuk kemudian kembali menjauhi Matahari. Gerakan itu diyakini mampu membuat debu-debu pembentuk planet menyebar. "Terbukti dengan Jupiter merubah arahnya lebih dekat pada jarak 1,5 AU menyebabkan pertumbuhan Mars menjadi terhambat sedangkan Venus dan Bumi mendapatkan cukup material pembentuk planet." ungkap John Chambers dari Carnegie Institution for Science dalam jurnal yang baru-baru ini ditulisnya. Sebagai informasi, 1 AU sama dengan jarak matahari dan Bumi (150 juta km).

Namun sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Andre Izidoro dari Universidade Estadual Paulista di Brazil mengungkapkan sebuah teori baru dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada bulan Februari di Jurnal Astrofisika. Dalam makalahnya, Izidoro mengungkapkan teori Partial/ Natural Gap, bahwa simulasi aliran gas saat tata surya terbentuk menunjukkan adanya daerah dengan kepadatan gas yang rendah yang secara alami ada pada piringan protoplanet pada jarak sekitar 1 sampai 3 AU dari matahari. Jika perbedaan kepadatan gas ini berlangsung lama maka bisa berpengaruh pada distrbusi planetesimal dan embrio planet yang terbentuk.

Perbedaan teori Grand Tack model dan natural Gap. Image credit: P. Huey/Science
Struktur planet Mars dan perbedaannya dengan Bumi. Image credit: space.com
Kedua teori di atas sama-sama mengandaikan bahwa Mars berada pada 1 AU dari Matahari dekat pada orbit Bumi seperti saat ini. kemudian karena interaksi gravitasi diantara keduanya menyebabkan Mars berada pada posisi orbit seperti sekarang ini yang menyebabkan planet Mars kekurangan bahan pembentuk planet yang menyebabkan pertumbuhannya terhambat.

Teori mana yang lebih akurat? tentunya masih terus dikembangkan, namun tidak menutup kemungkinan kedua teori itu bahkan tidak mendekati kenyataan sama sekali akan tetapi bentuk Mars saat ini sebagai "kecelakaan" kosmik aneh yang tidak biasa. Mars sendiri punya gunung tertinggi dan jurang terdalam di tata surya. Gunung Olympus punya tinggi 17 km dan jurang atau ngarai Valles Marineris punya kedalaman hingga 9,6 km dengan panjang sekitar 4023.36 km. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, May 6, 2014

Ada Sampah Plastik di Mars ??

Foto yang diambil Curiosity pada 9 Februari 2014 di Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: JPL, NASA

Sumber foto: http://mars.jpl.nasa.gov/msl/images/PIA17944_Mcam-SOL538-WB-full.jpg

Camera Mastcam yang terpasang pada Curiosity pada tanggal 9 Februari 2014 lalu mengambil foto pemandangan indah dari bukit pasir di sekitar kawah Gale mars tepatnya di dekat suatu lembah yang disebut Dingo Gap. Tampak bahwa Curiosity telah berjalan melalui bukit pasir kecil yang dibuktikan dengan jejak roda yang membekas di pasir.

Sekilas jika kita lihat pada foto di atas sepertinya tidak ada yang aneh. Tapi jika kita lakukan perbesaran pada sebuah bagian foto, akan tampak hal yang mengejutkan. terlihat penampakan sebuah benda yang mirip plastik atau bahkan logam yang seolah-olah terlipat. Dilihat dari bentuknya, sepertinya tidak mungkin kalau itu adalah batuan Mars. Apakah mungkin batuan bisa berbentuk seolah-olah terlipat seperti itu? silahkan dilihat pada foto di bawah ini setelah saya lakukan perbesaran.

Benda aneh di tengah foto menyerupai plastik hitam atau bahkan metal yang terlipat. Berbeda sekali dengan batu di sekitarnya. Silahkan klik gambar kemudian di zoom untuk melihat lebih jelas.

Sebelumnya pernah juga digegerkan kabar adanya plastik di Mars melalui foto yang diambil Curiosity, tapi akhirnya di ungkapkan NASA bahwa plastik itu ada bagian dari Curiosity itu sendiri. Tapi yang satu ini terlihat berbeda kan, mungkinkah itu sisa peradaban Mars yang hilang ??, silahkan Anda simpulkan sendiri. (Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, February 1, 2014

Robot Curiosity Akan Mulai Daki Gunung Sharp Mars

Foto self portrait Curiosity yang merupakan gabungan dari 50 foto yang dirakit jadi satu. Foto diambil dengan kamera MAHLI Curiosity. Image credit: NASA, JPL
Sudah lebih dari satu tahun sejak Curiosity mendarat di Mars pada Agustus 2012, dan sudah lebih dari 4 km berjalan menjelajahi planet Mars dan kini tiba saatnya bagi robot seberat 1 ton itu untuk mendaki gunung Sharp (mount Sharp). Rute yang akan ditempuh Curiosity yakni melewati gurun pasir halus seperti yang tampak pada gambar di bawah dengan pertimbangan lebih mudah untuk dilalui dan dapat mengurangi tingkat keausan roda Curiosity karena sedikitnya batu dan kerikil di sana. Namun untuk kepastiannya tim JPL (Jet Propulsion Laboratory) sedang memeriksa apakah jalan yang akan dilalui tersebut aman dari hal-hal yang bisa membahayakan Curiosity. "Keputusan belum dibuat tapi sangat bijaksana jika kita memeriksanya," ungkap manajer proyek Curiosity, Jim Erickson.
Daerah yang disebut "Dingo Gap", rencananya Curiosity akan melintasi gurun pasir kecil di tengah untuk mulai melakukan pendakian. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA, JPL
Gurun pasir kecil atau yang disebut dengan Dingo Gap terdiri dari gundukan pasir setinggi lebih kurang 1 meter dan saat ini hanya berjarak 35 meter dari Curiosity. Setelah melewati Dingo Gap, Curiosity akan melakukan analisis rute untuk kemudian mulai melakukan pendakian sejauh 5 km dari dasar kawah Gale. Tujuan para ilmuwan mengarahkan Curiosity untuk medaki adalah untuk mengetahui sejauh mana kondisi planet Mars berubah dari waktu ke waktu. Sejauh ini Curiosity sudah menempuh perjalanan sejauh 4,89 km berbeda jauh dengan kakaknya yang sudah 10 tahun lebih dulu ada di Mars, Opportunity yang telah menempuh perjalanan sejauh 38,7 km. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, January 24, 2014

Kehidupan Sempat Ada di Mars Selama Ratusan Juta Tahun Sebelum Akhirnya Lenyap

Formasi batuan yang terdapat di suatu daerah Mars yang diduga merupakan sebuah danau. Struktur permukaan yang pecah terbuka pada batu memperkuat bukti pernah adanya air yang sedikit demi sedikit memahat batu itu menjadi seperti di atas. Batu tersebut tahan terhdap erosi yang diakibatkan oleh angin sehingga bentuknya tidak berubah. Klik gambar untuk mmperbesar. Image cerdit: Science/AAAS
Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan para ilmuwan, mereka menyimpulkan bahwa Planet Mars dahulu pernah mampu menunjang kehidupan selama beberapa ratus juta tahun sebelum akhirnya lenyap seperti saat ini. Hal itu didapat dari wahana Opportunity yang telah menjelajah Mars selama lebih dari 10 tahun. Opportunity menemukan bukti bahwa air dengan tingkat keasaman netral pernah mengalir di planet tersebut 4 miliar tahun yang lalu. Bukti ini diperkuat dengan temuan Curiosity yang dipublikasikan pada 23 Januari 2014 yang menemukan sebuah tempat yang dulu adalah sebuah danau dan sistem air tanah yang pada waktu itu sangat berpotensi untuk adanya kehidupan sekitar 3,7 miliar tahun lalu.

"Air di danau itu pernah ada dalam jangka waktu yang lama," ungkap Ray Arvidson selaku principal investogator Opportunity. Lanjut ia mengatakan bahwa organisme primitif telah mampu bertahan hidup di Mars dalam jangka waktu yang lama, hampir mirip saat kehidupan di Bumi berawal.

Tidak lama setelah Opportunity mendarat di Mars, wahana MRO (Mars Reconnaissance Orbiter) NASA mendapati sebuah citra mineral lempung yang akaya akan aluminium di sekitar daerah yang dikenal sebagai Matijevic Hill. Dari situ kemudian Opportunity diarahkan untuk menuju ke lokasi tersebut. Setelah sampai di sana Opportunity mendapati fakta bahwa batuan yang ada di sana merupakan batuan yang sangat kuno yang usianya sekitar 4 miliar tahun. Batuan tersebut memiliki banyak formasi retakan yang menjadi bukti bahwa air berwujud cair pernah mengalir dalam waktu lama di tempat itu. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, January 21, 2014

Wahana Opportunity Temukan Batu Misterius di Mars

Pada foto sebelah kiri dihari ke 3528, batu jelly doughnut belum ada, tapi selang beberapa hari yakni hari ke 3540, muncullah batu tersebut. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech
Setelah lama menjelajahi permukaan planet Mars selama lebih kurang sepuluh tahun sejak mendarat Januari 2004, wahana Opportunity banyak memberikan penemuan yang mengejutkan kita semua. Salah satunya adalah misteri sebuah batu yang sangat aneh dan sampai saat ini ilmuwan belum mengetahui dari mana batu ini berasal. Karena setelah dilihat dengan seksama, batu itu tampaknya berbeda dari batu yang ada di sekelilingnya. Batu itu seperti tanah liat yang baru terbentuk. Pertanyaannya mungkinkah saat ini di Mars memungkinkan untuk terbentuknya tanah liat seperti itu?? Menurut para ilmuwan tanah liat hanya bisa terbentuk puluhan atau bahkan ratusan juta tahun yang lalu saat planet tersebut masih dalam keadaan "basah" yang memiliki tingkat keasaman netral.  Batu aneh ini disebut oleh ilmuwan sebagai jelly doughnut yang berarti Donat Jelly.

Pada foto sebelumnya di hari ke 3528 batu tersebut belum ada, namun anehnya pada foto yang diambil hari 3540, batu itu tiba-tiba muncul dan menampakkan diri. Lalu dari manakah sebenarnya batu itu berasal ???

Ilmuwan Steve Squyres dari Cornell University yang mewakiliki NASA memberikan dua jawaban. Bisa jadi akibat manuver dari wahana Opportinity atau bisa juga merupakan material yang keluar sebagai akibat dari tumbukan meteorit atau proses dari dalam Mars sendiri. Namun untuk kepastiannya, mereka akan menelitinya lebih lanjut. "Mars bukanlah tempat yang statis (tetap) tapi ada proses yang berjalan di dalamnya", ungkap Squyres. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, October 23, 2013

Robot Curiosity Buktikan Beberapa Meteorit Bumi Benar Berasal dari Mars

Meteorit Tissint yang dikonfirmasi oleh ilmuwan berasal dari planet Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: Natural History Museum
Berdasarkan data-data terbaru yang didapat oleh robot penjelajah Mars Curiosity, didapat petunjuk bahwa beberapa mateorit yang jatuh di Bumi memang benar-benar berasal dari Mars. Ilmuwan mengukur banyaknya isotop argon-36 yang ada di atmosfer Mars yang kemudian dibandingkan dengan jumlah isotop argon-38 yang lebih berat, ilmuwan menyatakan bahwa kedua komposisi itu ada pada meteorit Mars yang ditemukan di Bumi. Menurut mereka perbandingan isotop diantara kedua argon itu adalah 4.2. Seperti yang terdapat pada batu meteorit Mars yang dijuluki "Black Beauty" ini.
Meteorit Black Beauty. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Jika Mars tidak kehilangan atmosfernya, maka rasio perbandingan argon adalah 5.5 mirip dengan Matahari dan Jupiter. Tapi karena atmosfer Mars menghilang, argon dengan isotop yang ringan menjadi hilang dan yang tersisa hanya isotop argon yang lebih berat. Sebelum wahana Curiosity dikirim ke Mars, dengan meneliti sampel dari meteorit Mars, ilmuwan telah sejak lama menempatkan rasio argon diantara 3.6 dan 4.5. namun kini dengan menggunakan instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) yang melekat pada Curiosity, mereka bisa mendapatkan proporsi yang lebih tepat. Dengan mengetahui komposisi argon dan proporsinya, secara tidak langsung ilmuwan juga bisa mengetahui sejarah atmosfer di planet itu sebab argon merupakan suatu penanda yang sangat jelas hilangnya atmosfer di Mars karena komposisi kimianya tidak dapat bereaksi atau bertukar dengan apapun yang ada baik di permukaan maupun di dalam interior planet Mars itu sendiri.

Curiosity sejatinya tidak bisa mengukur atau menyelidiki sejauh mana Mars kehilangan atmosfernya, tapi pada misi NASA berikutnya yang akan diluncurkan pada 18 November 2013 dengan menggunakan wahana MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile Evolution Mission) semua hal tentang atmosfer Mars akan terungkap. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, October 14, 2013

Foto Matahari Terbenam di Planet Mars

Foto Matahari terbenam di planet Mars yang diabadikan oleh wahana Spirit pada 19 mei 2005 di dekat kawah Gusev Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Caltech
Melihat sunset (matahari terbenam) di Bumi itu sudah biasa. Nah, bagaimana jika kita melihat Matahari terbenam di planet Mars???...itu baru luar biasa. Itulah yang dilakukan oleh robot penjelajah Mars NASA, Spirit. Robot kecil itu berhasil mengamati dan mengabadikan momen sunset di planet Mars. Uniknya walaupun langit planet Mars berwarna merah, tapi mengapa ketika Matahari akan terbenam, langit berubah menjadi berwarna biru dan itu justru kebalikan dari Bumi ??
Saat Matahari terbenam di Mars, Matahari dan langit di sekitarnya tampak berwarna biru. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Caltech
Saat Matahari terbenam, langit Mars juga berwarna sedikit pink. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Caltech
Matahari terbenam di Mars tidak sama dengan di Bumi. Di Bumi saat Matahari terbenam langit akan berwarna oranye atau kuning. Sedangkan di Mars saat Matahari terbenam langit akan berwarna biru. Mengapa bisa terjadi demikian??. Seperti yang pernah kita pelajari di bangku sekolah, cahaya Matahari memiliki beberapa panjang gelombang cahaya yang berbeda. Jika kita menggunakan sebuah prisma, maka cahaya Matahari yang melalui prisma itu akan berwarna seperti warna pelangi. Saat siang hari di Mars, partikel debu yang ada di udara dan atmosfer Mars akan menyerap gelombang cahaya biru dan menyebarkan gelombang cahaya merah di seluruh langit Mars.

Sunset di Bumi. Image credit: Neilsphotography
Saat Matahari terbenam, cahaya Matahari yang datang melintasi cakrawala akan berwarna biru sebab gelombang cahaya merahnya telah disebar oleh partikel debu yang ada di udara dan atmosfer Mars sehingga yang tersisa hanyalah gelombang cahaya biru. Jadi ketika kita melihat ke arah matahari saat sunset di Mars, maka Matahari dan langit di sekitarnya akan tampak berwarna biru, sedangkan langit yang letaknya agak jauh dari sunset tetap berwarna merah dan cenderung pink. Kondisi yang terbalik terjadi di planet kita di mana partikel yang lebih besar di atas atmosfer Bumi menyerap gelombang cahaya biru sehingga gelombang cahaya yang bisa lewat adalah gelombang cahaya merah. (NP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, October 7, 2013

Wahana Mars Express Temukan Tiga Lapisan Ozon di Mars

Ilustrasi wahana Mars Express sedang mengorbit Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ESA
Selama sepuluh tahun terakhir wahana ESA, Mars Express telah mengamati struktur atmosfer di planet Mars. Dan hasilnya ditemukan adanya tiga lapisan ozon yang terpisah dan masing-masing memiliki karakter tersendiri. Hasil dari pengamatan Mars Express kemudian dibandingkan dengan data hasil permodelan komputer dan didapat data yang menjelaskan bagaimana sirkulasi atmosfer dapat menciptakan lapisan ozon di atas kutub selatan planet tersebut.

Ozon atau O3 terbentuk dari gas oksigen yang memiliki tiga atom. Di permukaan Bumi ozon adalah sebuah polutan, tapi di atmosfer, ozon dapat melindungi Bumi dari sinar UV (ultraviolet). Tapi sayang molekul ozon ini mudah sekali ditembus oleh sinar UV dan oleh reaksi kimia dari hidrogen yang dihasilkan dari fotolisis (pembelahan) molekul air.

Pada sekitar tahun 1970-an tidak ada yang mengetahui apakah lapisan ozon juga ada diplanet lain selain Bumi sebelum akhirnya ozon juga ditemukan di planet Venus pada misi ESA's Venus Express dan di Mars oleh Mars Express.

Di planet Mars lapisan ozon lebih tipis 300 kali dari pada lapisan ozon Bumi tapi hal itu berbeda di beberapa tempat. Dengan menggunakan instrumen SPICAM UV Spectrometer yang melekat pada Mars Express di dapat fakta bahwa di Mars dua lapisan ozon berada pada ketinggian antara 30-60 km ditemukan di daerah utara planet itu pada musim semi dan panas saja. Sedangkan lapisan ketiga ditemukan berada di kutub selatan pada ketinggian 40-60 km hanya pada musim dingin saja.

Saat Mars berada pada perihelion dan lebih dekat 40 juta km dengan Matahari, mempengaruhi jumlah uap air di atmosfer sebab udara yang lebih hangat memiliki lebih banyak uap air. Hasilnya bisa mempengaruhi molekul hidrogen radikal yang bisa merusak lapisan ozon.

Reaksi fotolisis hanya bisa terbentuk pada ketinggian di atas 25 km, maka pada musim dingin beberapa molekul radikal penghancur ozone lebih banyak berada di belahan utara, maka di belahan selatan akan terbentuk lapisan ozon. Oleh sebab itu lapisan ozone Mars banyak terbentuk di bagian selatan.

SPICAM (Spectroscopy for Investigation of Characteristics of the Atmosphere of Mars) memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti bagaimana cahaya Matahari menembus atmosfer Mars pada ketinggian yang berbeda-beda. Rencananya penelitian atmosfer Mars oleh wahana Mars Express masih akan terus dilanjutkan sampai akhir 2016. (MD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, September 28, 2013

NASA, Curiosity Berhasil Temukan Air di Planet Mars

Sekopan tanah yang dilakukan Curiosity pada Oktober 2012 yang kemudian diteliti dan ditemukan mengandung air. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL
Curiosity akhirnya berhasil menemukan air di planet Mars. Hal itu diungkapkan oleh NASA bahwa sekopan tanah yang dilakukan oleh robot penjelajah Curiosity ternyata memiliki kandungan air sebanyak dua persen. "kami melihat Mars sebagai planet yang kering, walaupun ada air tapi tentu tidak sebanyak di Bumi," ucap laurie Leshin selaku penulis dari jurnal sains yang juga sebagai dekan dari Rensselaer Polytechnic Institute. "Pada 0.03 meter kubik tanah Mars, kita bisa mendapatkan sekitar 0,47 liter air. Radio isotop hidrogen pada air yang terdapat pada tanah menunjukkan molekul air melekat pada partikel tanah yang datang pada masa sekarang," tambahnya.

Sampel sekopan tanah yang disebut dengan Rocknest itu dianalisa dengan memanaskannya pada sebuah "oven kecil" Curiosity dan hasilnya ditemukan molekul air sebanyak 2 persen dari volume tanah. Bukti keberadaan air di planet Mars akan sangat membantu untuk awak yang nantinya akan dikirim ke sana. Amerika sendiri direncanakan mengirim misi berawak pertama ke planet Mars pada tahun 2030. Sebenarnya wahana pengorbit Mars juga sudah mengendus bahwa planet itu pernah punya air baik dalam wujud cair maupun es pada masa lampau namun belum meyakinkan sampai adanya bukti valid dari Curiosity ini.

Temuan menakjubkan dari Curiosity ini dijelaskan dalam lima makalah yang berbeda pada jurnal sains dan masing-masing berisi tentang riset pada beberapa wilayah yang berbeda di Mars.

"Air harus tersedia dan mudah diakses, kita bisa menemukannya di bawah kaki jika kita menjadi astronot di sana," ungkap Leshin. (NS, MD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, September 3, 2013

Terungkapnya Misteri Terbentuknya Kawah Meteor Misterius di Mars

Kawah meteor DLE (Double Layered Ejecta) di Mars. Image credit: NASA
Ilmuwan saat ini selangkah lebih dekat untuk mengungkap misteri yang selama 40 tahun tidak terpecahkan yaitu bagaimana proses terbentuknya kawah meteor di Mars yang memiliki dua lapisan di sekeliling kawah. Fitur misterius yang disebut dengan Double Layered Ejecta (DLE) sangat mengundang rasa penasaran ilmuwan karena bagaimana mungkin hempasa meteor yang hanya satu kali menghantam permukaan Mars bisa menghasilkan tepian kawah dengan lebih dari satu lapis tanah.

Meteorit yang jatuh menghantam permukaan tanah akan melemparkan tanah dan batuan ke atas dan sekeliling area tumbukan. Tumbukan itu akan menghasilkan sesuatu yang mirip dengan tsunami tapi bukan air melainkan tanah.

Setidaknya ada 600 kawah DLE yang telah ditemukan di Mars dan ilmuwan sudah memiliki petunjuk bagaimana mereka terbentuk. Es yang mencair adalah penyebabnya.

DLE sendiri pertama kali ditemukan oleh wahana Viking pada tahun 1970. Kemudian pada penelitian selanjutnya ditemukan fakta bahwa pada masa lalu es dan air menutupi sebagian besar planet merah. Pada saat itu lapisan es yang ada bisa mencapai 50 meter tebalnya. Akibat tumbukan meteorit, permukaan es yang licin membawa material yang terlempar tadi meluncur ke luar dan membentuk lapisan kawah yang ke dua.

Tingkat kecuraman lereng kawah juga memegang peranan penting. Semakin curam maka material akan semakin mudah meluncur dan membentuk lapisan kawah. Setidaknya ukuran diameter kawah harus kurang dari dari 25 km agar hal itu bisa terjadi. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, August 31, 2013

Bukti Paling Nyata Air Pernah Ada di Mars

Mungkin foto yang satu ini akan membuat kita semua terkejut betapa miripnya planet Mars dengan Bumi pada masa lampau. Jika mungkin berjuta-juta tahun lalu kita ada di dunia dan teknologi manusia sudah berkembang seperti sekarang mungkin kita bisa menyaksikan planet Mars yang hangat dan basah. Setidaknya hal itu yang ada pada foto berikut ini
Aliran air mengikis tanah dan membentuk jalur-jalur aluvial bercabang. Image credit: NASA/JPL/University of Arizona

Foto di atas diambil oleh wahana Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) yang saat ini sedang mengorbit planet Merah. Dengan menggunakan kamera HiRISE (High Resolution Imaging Science Experiment) yang dimilikinya, MRO mampu memotret permukaan Mars dengan resolusi tinggi dan sangat detail. Hasilnya sangat menakjubkan. Di sebuah daerah di dekat kawah Mojave di ekuator Mars, ditemukan aliran aluvial yang terbentuk oleh air pada jutaan tahun yang lalu. Aliran yang bercabang-cabang tersebut jelas dibentuk oleh air dan kemungkinan daerah tersebut saat itu sedang dilanda banjir bandang. Akibat perbedaan ketinggian, air itu mengalir dengan derasnya dan membentuk aliran aluvial seperti pada foto. Mirip seperti di Bumi kan :-) (BD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, August 26, 2013

Astronom Teliti Aliran Lava di Gunung Berapi Tertinggi di Tata Surya, Olympus Mons

Kaki gunung Olympus Mons hasil jepretan wahana ESA, Mars Express. Image credit: ESA
Konteks Area. Image credit: ESA
Kaki gunung Olympus Mons dalam kode warna.
Image credit: ESA
Ilmuwan ESA (European Space Agency) telah mempelajari foto-foto gunung tertinggi di tata surya, Olympus Mons, hasil jepretan dari wahana pengorbit Mars, Mars Express. Dari hasil foto tersebut, mereka menemukan bahwa di daerah sekitar gunung Olympus Mons ditemukan banyak aliran lava individual yang telah membeku.

Daerah yang menjadi fokus penelitian adalah sebelah tenggara dari gunung tersebut. Gunung Olympus Mons menjulang tinggi sekitar 22 km dan ini berarti dua kali lipat dari gunung berapi tertinggi di Bumi Mauna Kea yang mencapai 10 km jika diukur dari dasar samudera.

Seperti halnya Mauna Kea, Olympus Mons merupakan gunung yang memiliki sudut yang kemiringan yang relatif landai. Namun ia memiliki banyak tebing atau lereng yang curam. Nampak pada foto bahwa daerah melingkar di sekeliling gunung terdapat lereng yang curam dengan kedalaman 9 km yang memisahkan dari daerah sekitarnya dan diduga itu disebabkan oleh tanah yang longsor. Aliran lava menutupi kaki gunung Olympus Mons dan nampak adanya blok tinggi yang terangkat saat terjadi runtuhan. Transisi dari ketinggian untuk kemudian turun menuju ke dataran lava beku di dasar lereng yang curam bisa dapat dengan mudah dibedakan dari foto kode warna.


Aliran lava beku yang tumpang tindih menandakan bahwa dahulu aktivitas vulkanik gunung Olympus Mons sangat aktif sekali. Aliran lava yang membeku sebelum mencapai lereng akan terlihat seperti lidah bulat. terlihat juga aliran arus lava yang berkelok-kelok dan sangat kontras dengan dataran halus yang terlihat di sekitarnya.
Tampak perbedaan struktur aliran lava di kaki gunung Olympus Mons dengan dataran disekitarnya yang halus. Image credit: ESA

Pada gambar di bawah tepatnya sisi tengah gambar bagian bawah tampak aliran lava menerobos ke luar terjun dari lereng curam sehingga mendistorsi permukaan lereng tersebut. Ini kemungkinan dibentuk oleh lava tapi juga tidak menutup kemungkinan kalau air juga ikut membentuknya.
Tampilan kaki gunung Olympus Mons dalam format tiga dimensi. Image credit: ESA
Aliran lava paling atas adalah aktivitas vulkanik yang terakhir dan diperkirakan hal itu terjadi puluhan juta tahun yang lalu. (ES, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, May 21, 2013

Mars Dihantam Asteroid 200 Kali dalam Setahun

Foto kawah baru sebagai hasil dari tabrakan meteor di Mars yang diambil oleh wahana HiRISE NASA. Image credit: NASA/JPL-Caltech/MSSS/UA
Baru-baru ini NASA mengungkapkan bahwa planet Mars ternyata lebih sering dihantam oleh asteroid dan komet dari yang diperkirakan sebelumnya. Planet Mars dihantam oleh asteroid sebanyak 200 kali setiap tahunnya. Rata-rata asteroid yang menghantam planet tersebut berukuran 1-2 meter.

Akibat tumbukan asteroid tersebut banyak bermunculan kawah-kawah baru di Mars. Rata-rata kawah baru tersebut berukuran 3.9 meter. Wahana NASA Mars Reconnaissance Orbiter's High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) telah menemukan 245 kawah besar baru dalam beberapa tahun terakhir. "Ini sangat menarik sebab kita bisa segera tahu segera setelah kawah terbentuk," ucap Ingrid Daubar peneliti dari Universitas Arizona. "Ini mengingatkan kita bahwa Mars adalah planet yang aktif dan kita bisa melihat proses yang terjadi hari ini," tambahnya.

Mars lebih sering dihantam asteroid dikarenakan atmosfer Mars yang lebih tipis dari Bumi. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, May 14, 2013

Lebih dari 78 Ribu Orang Mendaftar untuk Pergi ke Mars

Ilustrasi koloni manusia di planet Mars. Image credit: zmescience
Lebih dari 78.000 orang telah mendaftar untuk meraih kesempatan pergi ke planet Mars. Perjalanan satu arah tersebut ditujukan untuk membangun koloni manusia permanen di planet merah tersebut. Perusahaan asal Belanda yang meluncurkan ide tersebut, Mars One, pada 22 April lalu telah membuka aplikasi pendaftaran onlinenya dan berhasil mengumpulkan lebih dari 78.000 pendaftar. Dari situ akan dipilih empat orang saja untuk dikirim ke Mars pada tahun 2023.

Uniknya para pendaftar tersebut datang dari berbagai negara di dunia. Lebih dari 120 negara memiliki perwakilan pendaftar dengan mayoritas merupakan warga Amerika Serikat. Bass Lansdorp selaku CEO dari Mars One mengungkapkan bahwa target dari pendaftaran ini adalah 500 juta pendaftar. "Mars merupakan salah satu misi yang mewakili seluruh umat manusia dan hal itu akan benar jika semua orang di seluruh dunia dapat merasa terwakili. saya bangga bahwa ini bisa terjadi," ungkap Lansdorp. Selanjutnya ia mengatakan bahwa tidak satu pun dari ke empat orang nanti yang akan kembali ke Bumi.

Untuk misi koloni pertama, Mars One menganggarkan dana sekitar 6 miliar dollar yang kemudian akan menyusul misi koloni ke dua pada tahun 2025. Jika Anda berminat Anda juga bisa ikut mendaftar hingga 31 Agustus 2013 dan biaya pendaftaran 38 dollar atau setara dengan Rp. 372.400. Silahkan menuju ke link berikut untuk mendaftar, Mars One. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto