Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Fenomena. Show all posts
Showing posts with label Fenomena. Show all posts

Friday, August 8, 2014

Astronom Temukan Aliran Gas Super Panjang Penghubung Galaksi

Bawah kiri sebuah galaksi raksasa dan di sekitarnya ada aliran gas (warna hijau) yang terhubung dengan sebuah galaksi lain (atas). Selain itu aliran gas juga tampak terhubung dengan galaksi lainnya (kiri bawah). Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: Rhys Taylor / Arecibo Galaxy Environment Survey / The Sloan Digital Sky Survey Collaboration
Dengan menggunakan teleskop William E. Gordon di Observatorium Arecibo, Puerto Rico, astronom berhasil mendeteksi adaya aliran gas yang terdiri dari atom hidrogen dalam jumlah sangat besar dengan panjang mencapai 2,6 juta tahun cahaya pada galaksi yang berjarak 500 juta tahun cahaya dari Bumi. Aliran gas atom hidrogen ini diketahui merupakan yang terpanjang dari yang pernah ditemukan yakni lebih panjang satu juta tahun cahaya dari aliran gas yang ditemukan pada cluster / gugus Virgo.

Dr Rhys Taylor seorang peneliti dari Czech Academy of Sciences sekaligus penulis dari penelitian ini mengatakan bahwa hal ini benar-benar tidak terduga. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa memang aliran gas seperti ini sering ditemukan pada cluster galaksi dikaranekan banyak galaksi yang berjarak relatif dekat, tapi mengingat panjangnya aliran gas yang luar biasa, maka hal itu sangat aneh dan belum pernah ada sebelumnya.

Selain karena ukurannya yang sangat panjang, jumlah gas yang ada di dalamnya juga sangat besar. Menurut Roberto Rodrigues seorang sarjana dari University of Puerto Rico mengatakan jumlah gas pada aliran itu mencapai 15 miliar kali massa Matahari kita. Dan itu lebih mirip dengan gabungan massa dari galaksi Bima Sakti dengan Andromeda.

Tim astronom saat ini sedang meneliti dari mana asal usul dari aliran gas yang lebih mirip seperti "jembatan" itu. Salah satu teori yang mengemuka adalah ada salah satu galaksi besar yang melintasi sebuah kelompok galaksi kecil di masa lalu dan kemudian gas tertarik keluar setelah keduanya tadi menjauh. Selain teori itu ada juga teori lain yakni ada sebuah galaksi besar yang "tertangkap" oleh kelompok galaksi kecil kemudian mendorong gas keluar. Kedua teori itu akan diuji pada simulasi komputer untuk mengetahui teori mana yang bisa diandalkan dan dijadikan pedoman.

Proyek penelitian ini juga melibatkan tiga mahasiswa dan peneliti pascasarjana yakni Roberto Rodriguez dari University of Puerto Rico, Clarissa Vazquez dari UPR Humacao, dan Hanna Herbst dari University of Florida. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, May 6, 2014

Ada Sampah Plastik di Mars ??

Foto yang diambil Curiosity pada 9 Februari 2014 di Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: JPL, NASA

Sumber foto: http://mars.jpl.nasa.gov/msl/images/PIA17944_Mcam-SOL538-WB-full.jpg

Camera Mastcam yang terpasang pada Curiosity pada tanggal 9 Februari 2014 lalu mengambil foto pemandangan indah dari bukit pasir di sekitar kawah Gale mars tepatnya di dekat suatu lembah yang disebut Dingo Gap. Tampak bahwa Curiosity telah berjalan melalui bukit pasir kecil yang dibuktikan dengan jejak roda yang membekas di pasir.

Sekilas jika kita lihat pada foto di atas sepertinya tidak ada yang aneh. Tapi jika kita lakukan perbesaran pada sebuah bagian foto, akan tampak hal yang mengejutkan. terlihat penampakan sebuah benda yang mirip plastik atau bahkan logam yang seolah-olah terlipat. Dilihat dari bentuknya, sepertinya tidak mungkin kalau itu adalah batuan Mars. Apakah mungkin batuan bisa berbentuk seolah-olah terlipat seperti itu? silahkan dilihat pada foto di bawah ini setelah saya lakukan perbesaran.

Benda aneh di tengah foto menyerupai plastik hitam atau bahkan metal yang terlipat. Berbeda sekali dengan batu di sekitarnya. Silahkan klik gambar kemudian di zoom untuk melihat lebih jelas.

Sebelumnya pernah juga digegerkan kabar adanya plastik di Mars melalui foto yang diambil Curiosity, tapi akhirnya di ungkapkan NASA bahwa plastik itu ada bagian dari Curiosity itu sendiri. Tapi yang satu ini terlihat berbeda kan, mungkinkah itu sisa peradaban Mars yang hilang ??, silahkan Anda simpulkan sendiri. (Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, October 23, 2013

Saking Besarnya Gaya Gravitasi, Galaksi ini Bisa Berfungsi Sebagai Kaca Pembesar

Obyek yang disebut J1000+0221 yang sebenarnya merupakan sebuah galaksi dengan gravitasi super besar. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/ESA/A. van der Wel
Secara kebetulan teleskop Hubble berhasil menangkap sebuah obyek yang disebut J1000+0221 yang merupakan sebuah lensa gravitasi dari sebuah galaksi yang terletak 9 miliar tahun cahaya dari Bumi. Foto yang diambil oleh teleskop Hubble tersebut sebenarnya foto dari dua buah galaksi. Galaksi pertama adalah galaksi yang menciptakan efek lensa (seperti kaca pembesar) yang memperjelah tampilan dari galaksi yang berada sejalan dengannya namun lebih jauh lagi jaraknya. Ilmuwan NASA menyebut fenomena ini sebagai lensa gravitasi dan pertama kalinya fenomena ini diteorikan oleh fisikawan terkenal dunia, Albert Einstein. "Penemuan ini benar-benar secara kebetulan," ungkap Arjen van der Wel dari Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman.

Tingkat keselarasan obyek J1000+0221 dengan galaksi dibelakangnya sangat sempurna sehingga bisa terbentuk "cincin" di sekitar obyek. Ilmuwan mengatakan bahwa hal ini sangatlah jarang dan mereka merasa begitu beruntung melihat fenomena ini. Lebih jauh ilmuwan mengungkapkan bahwa galaksi yang ada di belakang obyek J1000+0221 diperbesar 22 kali lipat oleh lensa gravitasi tersebut. Berikut adalah prinsip kerja bagaimana fenomena itu ada dan diamati oleh teleskop Hubble.
Prinsip kerja dari pengamatan obyek J1000+0221. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ALMA (ESO/NRAO/NAOJ), L. Calçada (ESO), Y. Hezaveh
Diperkirakan galaksi lensa memiliki tingkat pembentukkan bintang yang sangat banyak sehingga mampu menciptakan gravitasi yang mampu berfungsi seperti kaca pembesar. "Ini adalah penemuan yang aneh dan menarik, dan itu benar-benar kebetulan. Ini akan menjadi bab baru dalam pengertian kita tentang evolusi galaksi di alam semesta pada masa lalu," tambah Arjen van der Wel. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, October 14, 2013

Foto Matahari Terbenam di Planet Mars

Foto Matahari terbenam di planet Mars yang diabadikan oleh wahana Spirit pada 19 mei 2005 di dekat kawah Gusev Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Caltech
Melihat sunset (matahari terbenam) di Bumi itu sudah biasa. Nah, bagaimana jika kita melihat Matahari terbenam di planet Mars???...itu baru luar biasa. Itulah yang dilakukan oleh robot penjelajah Mars NASA, Spirit. Robot kecil itu berhasil mengamati dan mengabadikan momen sunset di planet Mars. Uniknya walaupun langit planet Mars berwarna merah, tapi mengapa ketika Matahari akan terbenam, langit berubah menjadi berwarna biru dan itu justru kebalikan dari Bumi ??
Saat Matahari terbenam di Mars, Matahari dan langit di sekitarnya tampak berwarna biru. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Caltech
Saat Matahari terbenam, langit Mars juga berwarna sedikit pink. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Caltech
Matahari terbenam di Mars tidak sama dengan di Bumi. Di Bumi saat Matahari terbenam langit akan berwarna oranye atau kuning. Sedangkan di Mars saat Matahari terbenam langit akan berwarna biru. Mengapa bisa terjadi demikian??. Seperti yang pernah kita pelajari di bangku sekolah, cahaya Matahari memiliki beberapa panjang gelombang cahaya yang berbeda. Jika kita menggunakan sebuah prisma, maka cahaya Matahari yang melalui prisma itu akan berwarna seperti warna pelangi. Saat siang hari di Mars, partikel debu yang ada di udara dan atmosfer Mars akan menyerap gelombang cahaya biru dan menyebarkan gelombang cahaya merah di seluruh langit Mars.

Sunset di Bumi. Image credit: Neilsphotography
Saat Matahari terbenam, cahaya Matahari yang datang melintasi cakrawala akan berwarna biru sebab gelombang cahaya merahnya telah disebar oleh partikel debu yang ada di udara dan atmosfer Mars sehingga yang tersisa hanyalah gelombang cahaya biru. Jadi ketika kita melihat ke arah matahari saat sunset di Mars, maka Matahari dan langit di sekitarnya akan tampak berwarna biru, sedangkan langit yang letaknya agak jauh dari sunset tetap berwarna merah dan cenderung pink. Kondisi yang terbalik terjadi di planet kita di mana partikel yang lebih besar di atas atmosfer Bumi menyerap gelombang cahaya biru sehingga gelombang cahaya yang bisa lewat adalah gelombang cahaya merah. (NP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, September 24, 2013

Mengenal Sabuk Radiasi Van Allen yang Berbahaya

Sabuk radiasi Van Allen. Image credit: wikipedia
Sabuk Van Allen, juga disebut sebagai sabuk radiasi Van Allen (Van Allen radiation belt), merupakan dua sabuk partikel bermuatan di sekitar planet bumi yang ditahan di tempatnya oleh medan magnet bumi. Sabuk Van Allen eksis karena terdapat “blind spot” di medan magnet bumi yang disebabkan oleh kompresi dan peregangan dari angin matahari. Sabuk radiasi Van Allen berada pada ketinggian 1000 sampai 60.000 kilometer di atas permukaan Bumi.

Medan magnet bumi berfungsi sebagai cermin magnetik yang memantulkan partikel bermuatan bolak-balik sepanjang garis gaya yang merentang antara Kutub Magnetik Utara dan Selatan. Sabun Van Allen berhubungan dengan aurora borealis dan aurora australis atau semburat partikel bermuatan yang muncul saat sabuk Van Allen bersinggungan dengan bagian atas atmosfer.

Sabuk Van Allen cukup berbahaya bagi satelit dan stasiun ruang angkasa yang mengorbit. Sebisa mungkin mereka harus menghindari kontak dengan sabuk ini karena partikel bermuatan bisa menyebabkan kerusakan pada instrumen yang ada.

Pada akhir abad 19 dan awal abad ke-20, beberapa ilmuwan Carl Stormer, Kristian Birkeland, dan Nicholas Christofilos berspekulasi tentang kemungkinan terdapatnya sabuk partikel bermuatan di sekitar Bumi.

Namun hal ini tetap menjadi spekulasi sampai tahun 1958 ketika keberadaannya dikonfirmasi oleh beberapa satelit Amerika awal, Explorer 1 dan Explorer 3.

Proyek ini dipimpin oleh Dr. James Van Allen dari University of Iowa, dimana sabuk bermuatan ini lantas diberi nama sesuai dengan namanya.

Explorer 1, pesawat ruang angkasa dengan berat 14 kg, diluncurkan dalam rangka International Geophysical Year, dan segera mengirimkan data ilmiah setelah berada diluar atmosfer bumi.

Sabuk Van Allen pada awalnya ditemukan saat peralatan deteksi sinar kosmik pada satelit mati sementara akibat adanya radiasi lokal. Terdapat dua sabuk Van Allen, yaitu sabuk Van Allen dalam dan sabuk Van Allen luar.

Sabuk Van Allen dalam membentang 0,1-1,5 jari-jari bumi dari permukaan, terdiri dari proton sangat bermuatan serta mampu menembus sampai satu milimeter timbal dan menyebabkan kerusakan pada peralatan ruang angkasa serta membahayakan astronot. Sabuk Van Allen luar terletak antara 3 hingga 10 jari-jari bumi dari permukaan, dan terutama terdiri dari elektron enerjik.

Sumber partikel energik bervariasi tergantung pada jenis sabuk. Sabuk Van Allen dalam terdiri dari produk peluruhan dari benturan sinar kosmik dengan atmosfer atas, sedangkan sabuk Van Allen luar diproduksi dari influks partikel bermuatan dari badai geomagnetik.

Baru-baru ini astronom berhasil menemukan sabuk radiasi ketiga. Sabuk yang masih bersifat sementara itu muncul pada September 2012 dan bertahan selama satu bulan sebelum lenyap akibat gelombang kejut yang dipancarkan badai matahari.

Sabuk radiasi ketiga masih menyimpan banyak misteri. Sabuk / cincin radiasi ketiga ini bertahan sekitar satu bulan dan berada diantara sabuk radiasi dalam dan sabuk radiasi luar. Diduga sabuk ketiga ini dibentuk oleh partikel yang sangat enerjik yang dikenal sebagai partikel ultra-relativistic electrons. Saking enerjiknya partikel ini sampai-sampai bergerak mendekati kecepatan cahaya. Para astronom berharap dapat mengetahui seberapa sering sabuk ketiga muncul dan mempelajari perilaku ketiga sabuk radiasi Bumi.

"Sabuk radiasi dapat merusak komunikasi satelit dan GPS (global positioning system) serta meningkatkan dosis radiasi terhadap para astronot di antariksa," kata John Grunsfeld, peneliti NASA. (AMZ, WKP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, September 17, 2013

Heboh Penampakan Manusia di Merkurius

Foto penampakan sosok "manusia" di planet Merkurius. Foto diambil oleh wahana MESENGGER pada Juli 2011. Image credit: NASA
Bagi mereka yang maniak atau penggemar UFO dan alien, mungkin foto penampakan di atas langsung dihubung-hubungkan dengan peradaban-peradaban di planet lain atau perbuatan alien dan semacamnya.

Pada foto yang diambil oleh wahana MESENGGER yang mengorbit planet Merkurius tampak adanya fitur yang menyerupai bentuk manusia. Ada badan, tangan, kaki, dan kepala (agak sedikit samar). Foto ini diambil oleh MESENGGER pada Juli 2011, tapi baru heboh akhir-akhir ini.

Sebenarnya yang terlihat itu bukanlah hal yang aneh sebab itu hanyalah ilusi semata. Fitur berbentuk manusia itu merupakan sisa material keras ketika kawah raksasa Caloris basin terbentuk. Cekungan kawah tersebut merupakan hasil dari tumbukan meteorit / asteroid saat Merkurius masih muda, sekitar 3.9 miliar tahun yang lalu. Akibat tumbukan meteorit / asteroid itu maka permukaan planet yang masih muda itu diguncang oleh gelombang seismik dari situ muncul daerah bukit dan permukaan daratan yang beralur dan sebagainya.

Dengan memahami proses, maka kita tidak gampang terpengaruh oleh hoax yang bergentayangan di luar sana seperti ada wajah di Mars, kalajengking di Venus dan mitos lainnya sebab semua itu bisa dijelaskan dengan logis.
Ilusi penampakan wajah di Mars yang sempat heboh di internet. Image credit: NASA
Ilmuwan sendiri menyebut fenomena ilusi mata itu sebagai Pareidolia.Menurut Wikipedia,  Pareidolia adalah sebuah fenomena psikologis yang melibatkan stimulus samar-samar dan acak (seringkali sebuah gambar atau suara) yang dianggap penting. Contoh umum termasuk melihat gambar binatang atau wajah-wajah di awan, pria di bulan atau kelinci Bulan, dan pendengaran pesan tersembunyi di rekaman yang dimainkan secara terbalik. Fenomena yang paling terkenal adalah ilusi wajah di Mars (bisa dibaca di sini untuk penjelasannya). (UT,WKP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, September 4, 2013

Saksikan Fenomena Konjungsi Bulan dan Venus di Akhir Pekan Ini

Konjungsi Bulan dan Venus. Image credit: NASA
Untuk Anda pecinta astronomi bersiap-siaplah untuk menyaksikan sebuah fenomena astronomi menarik tanggal 9 September 2013 nanti. Ada apa ya?? Pada tanggal tersebut fenomena yang disebut dengan conjunction (konjungsi) akan terjadi antara Bulan kita dengan planet Venus. Konjungsi merupakan sebuah fenomena dimana dua obyek yang memiliki jarak relatif jauh antara satu sama lain kemudian bergerak seolah-olah saling mendekat dan berada hampir atau bahkan satu garis lurus. Konjungsi ini juga bisa menyebabkan gerhana

Pada tanggal 9 September itu, Bulan akan berbentuk sabit dengan posisi rendah di langit barat sesaat setelah Matahari terbenam. Kurang dari setengah derajat akan terlihat planet Venus dengan sinar terang. Kedua obyek akan terlihat bergerak mendekat padahal jarak antara keduanya sangat jauh. Bulan terletak 380.812 km dari Bumi sedangkan  Venus jauh berada di belakang dengan jarak 159.9 juta km. Siapkan teropong dan kamera Anda untuk menyaksikan fenomena yang menakjubkan ini. (DSC, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, July 24, 2013

Ajaib !!! Walau Punya Sungai dan Laut, Titan Tidak Punya Gelombang

Fitur daratan dan danau di Titan yang diambil oleh wahana Cassini. Image credit: NASA
Satu-satunya objek di tata surya kita yang paling mirip dengan Bumi adalah bulan planet Saturnus, Titan. Titan mempunyai danau, laut, sungai, pulau, awan, hujan, bahkan pelangi, sama seperti Bumi. Bedanya zat cair di sana bukanlah air seperti Bumi tapi metana, etana, hidrokarbon dan zat cair yang sulit beku lainnya. Air berwujud cair tidak dimungkinkan untuk ada di Titan sebab di sana suhu terlalu dingin. Hal itu di dapat dari pengamatan yang dilakukan oleh wahana Cassini yang mengorbit di sekitar planet Saturnus.

Namun ada sebuah teka-teki yang membuat para astronom dan ilmuwan bingung yaitu jika Titan punya sungai, danau, dan laut, kenapa di sana tidak ada gelombang atau riak, padahal bulan planet Saturnus tersebut terdapat angin yang seharusnya bisa membuat gelombang di permukaan sungai, danau, dan laut tersebut. Permukaan danau dan lautnya begitu tenang dan diam. Hal itu didapat dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan radar wahana Cassini.

"Kita tahu bahwa ada angin di Titan, hal itu dibuktikan dengan adanya bukit pasir di daratannya," ungkap Alex Hayes, ilmuwan planet dari Cornell University.
Para ilmuwan memiliki beberapa pendapat tentang hal ini. Diantaranya adalah dimungkinkan zat cair di laut Titan membeku. Namun hal ini diragukan oleh Alex Hayes. Menurutnya tidak mungkin, sebab di sana juga terjadi hujan dan suhu permukaannya juga jauh di atas titik leleh metana. Menurutnya mungkin laut Titan memiliki zat tertentu di permukaannya yang mampu meredam getaran gelombang Namun hal itu juga belum pasti.

Untuk memahami lebih jauh tentang fenomena ini, ilmuwan mempelajari kepadatan atmosfer, kecepatan angin, viskositas rendah dari hidrokarbon cair di Titan dan sebagainya. Setidaknya dibutuhkan angin dengan kecepatan 2 mil per jam agar bisa menggerakkan zat cair Titan dan membuat gelombang.

Berdasarkan model iklim yang telah dibuat ilmuwan, tahun 2017 mendatang angin yang lebih besar akan terjadi di Titan. Dan jika ada gelombang, wahana Cassini akan dapat menangkap refleksi dari permukaan laut yang bergelombang. Dengan begitu akan diketahui viskositas fluida dan komposisi kimianya serta berapa kecepatan angin yang dibutuhkan untuk terjadinya gelombang. Selanjutnya itu akan sangat membantu untuk menggambarkan model iklim Titan dengan lebih sempurna.

Ini menunjukkan bahwa Titan memang benar-benar amazing. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, April 28, 2013

Tragedi Tunguska, Alien Pernah Selamatkan Bumi dari Kehancuran ?

Sampel kayu pohon yang tumbang akibat ledakan meteorit di Tunguska, Rusia. Image credit: gehkados
Seorang ilmuwan Rusia mengatakan bahwa Alien berusaha melindungi Bumi pada peristiwa jatuhnya meteorit raksasa di Tunguska, Rusia 101 tahun yang lalu. Ilmuwan bernama Yuri Lavbin tersebut mengungkapkan bahwa ia berhasil menemukan kristal kuarsa di lokasi ledakan meteorit. Ia menemukan 10 buah kristal yang berlubang dan diyakini bahwa lubang tersebut merupakan lubang yang berfungsi untuk menyatukan kristal-kristal tersebut ke dalam rantai. Uniknya beberapa kristal diantaranya memiliki gambar dengan corak yang aneh. "Kami tidak memiliki teknologi yang dapat mencetak gambar semacam ini pada kristal," ungkap Lavbin. Selain kristal kuarsa, kami juga menemukan zat besi silikat yang tidak ada di Bumi. Besi silikat tersebut hanya ada di luar angkasa.
Kristal Kuarsa yang ditemukan oleh Yuri Lavbin. Image credit: Mina
Ledakan besar di Tunguska terjadi pada 30 Juni 1908 dan sumber ledakannya sebenarnya masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Ledakan yang konon hampir setara dengan ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang tersebut meluluh lantakkan daerah seluas 2.150 kilometer persegi dan merubuhkan lebih kurang 60 juta pohon. Argumen yang paling kuat menyebutkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh jatuhnya meteorit raksasa berukuran beberapa puluh meter besarnya. Anehnya tidak ada kawah maupun serpihan meteorit yang ditemukan. Ilmuwan mengatakan bahwa meteorit tersebut meledak sebelum menyentuh tanah sekitar 5-10 km dan gelombang kejutnya menghancurkan daerah di sekitarnya.
Ledakan tersebut mengakibatkan puluhan ribu pohon hancur dan bertumbangan. Image credit: xquastdaily
Penemuan kristal kuarsa dalam sebuah ekspedisi pada tahun 2004 tersebut menurut Lavbin merupakan hal yang sangat luar biasa. Dan kabarnya batu kristal seberat 50 kg tersebut kini dibawa ke kota Krasnoyarsk untuk dipelajari dan dianalisis. Namun hingga saat ini belum ada publikasi tentang hasil dari analisis tersebut.

Berita lain mengatakan bahwa ledakan besar tersebut disebabkan oleh ledakan pesawat luar angkasa alien untuk melindungi Bumi dari ancaman. Hal itu diungkapkan oleh Insinyur asal Uni Soviet, Alexander Kazantsev pada tahun 1946. Lebih jelas ia mengatakan bahwa sebuah pesawat alien bertenaga nuklir sedang mencari air tawar di danau Tunguska namun kemudian meledak. Kemungkinan Kazantsev terinspirasi dari kunjungannya ke Hiroshima pda akhir tahun 1945.

Kembali ke kristal kuarsa tadi. Menurut Lavbin bila 10 batu kristal tadi disatukan maka akan membentuk sebuah peta yang menurutnya peta tersebut merupakan sistem navigasi dari sebuah pesawat luar angkasa. Hal yang mendukung teori Lavbin adalah ada gambar sosok alien pada batu tersebut. Adalah aneh jika ada foto seseorang pada batu tersebut, ungkap Lavbin

Satu hal yang masih menjadi misteri yaitu hasil analisi dari batu kristal tersebut yang hingga saat ini belum dipublikasikan...hemm kita tunggu saja. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, April 26, 2013

Foto Gerhana Bulan Sebagian 26 April 2013 dari Berbagai Negara

Gerhana Bulan sebagian yang terjadi pada 26 April 2013 berhasil diabadikan beberapa astrofotografer dari berbagai negara. Gerhana Bulan yang terjadi kali ini hanya sedikit saja bayangan yang terjadi (sekitar 1,47 % dari bayangan Bumi). Namun gerhana Bulan tersebut tetap dapat disaksikan di daerah Eropa Timur, Afrika, Timur Tengah, Timur Asia Tenggara, dan Australia bagian barat. Berikut ini foto-foto gerhana Bulan sebagian tersebut:

Gerhana Bulan sebagian terlihat di Inggris. Image credit: Sculptor Lil
Gerhana Bulan sebagian terlihat di Israel. Image credit: Gadi Eidelheit
Foto gerhana Bulan terlihat di Inggris: Image credit: Andrei Juravle
Foto gerhana Bulan sebagian yang terlihat di Jerman. Dalam Foto tersebut terlihat juga planet Saturnus berupa titik kecil pada bagian kiri atas foto. Image credit: Daniel Fischer

Sunday, January 20, 2013

LQG, Struktur Terbesar di Alam Semesta

LQG tampak menyerupai rantai yang terbentuk dari lingkaran-lingkaran kecil berwarna hitam. Tanda plus merah menandakan posisi quasar yang lebih kecil di LQG. Image credit: R. G. Clowes / UCLan
Sebuah tim astronom internasional yang dipimpin oleh Dr Roger Clowes dari University of Central Lancashire menemukan apa yang disebut dengan struktur terbesar di alam semesta. Sebuah grup quasar/ kuasar besar (LQG) diketahui memiliki ukuran diameter sekitar 4 miliar tahun cahaya. Tim astronom tersebut menerbitkan hasil penelitian mereka di jurnal bulanan Royal Astronomical Society. Quasar sendiri merupakan inti galaksi yang memiliki tingkat kecerahan cahaya yang sangat tinggi yang disebabkan adanya gas disekitar lubang hitam yang masuk ke lubang hitam yang kemudian memanas dan berpijar dengan sangat terang dan cerah.

Sejak tahun 1982 Quasar diketahui berada dalam satu kelompok yang kemudian membentuk kelompok besar yang disebut LQG (Large Quasar Group). Tim astronom tersebut mengidentifikasi LQG sebagai kelompok quasar yang sangat besar dan menantang prinsip kosmologi karya Albert Einstein tentang asumsi bahwa alam semesta jika dilihat pada skala yang cukup besar akan terlihat sama tidak perduli dari mana kita mengamatinya. Namun prinsip ini belum diobservasi secara mendalam dan masih memiliki keraguan. Untuk memberikan gambaran skala, galaksi Bima Sakti (Milky Way) dengan galaksi Andromeda dipisahkan dengan jarak 0,75 Megaparsec (Mpc) atau 2,5 juta tahun cahaya dan cluster galaksi bisa berjarak 2-3 Mpc. Namun LQG bisa mencapai 200 Mpc dan struktur memanjangnya mencapai 1200 Mpc (4 miliar tahun cahaya) yang berarti jika kita melaju dengan kecepatan cahaya, maka kita membutuhkan waktu 4 miliar tahun cahaya untuk melintasinya dan itu berarti 1600 kali lebih besar daipada jarak Bima Sakti ke Andromeda.

Meskipun sangat sulit memahami struktur yang sangat besar ini, namun bisa dikatakan bahwa LQG ini merupakan struktur terbesar yang ada di jagat raya dan menantang prinsip-prinsip kosmologis yang telah banyak diterima pada era Albert Einstein. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, January 13, 2013

Astronom Temukan Ledakan Supernova Pertama di Alam Semesta

Supernova SCP-0401 yang disebut juga Mingus.
Image credit: Space Telescope Science Institute.
Astronom berhasil mengidentifikasi dan menemukan ledakan supernova terjauh sekaligus menjadi ledakan supernova tertua yang pernah ditemukan. Ledakan supernova yang diberi nama SN SCP-0401 (Mingus) tersebut berjarak lebih kurang 10 miliar tahun cahaya yang berarti hanya 3,7 miliar tahun setelah ledakan big bang yang maha dahsyat. "Ini adalah orang supernova paling jauh yang pernah ditemukan," kata David Rubin, seorang anggota international Supernova Cosmology Project (SCP) yang berbasis di Berkeley Lab.

Supernova tersebut termasuk kedalam kategori supernova Ia yang berasal dari sebuah bintang katai putih yang mencapai masa kritis dan meledak dalam ledakan termonuklir yang dahsyat. Sebenarnya supernova ini telah ditemukan dengan teleskop Hubble pada tahun 2004, namun belum teridentifikasi dengan jelas sampai akhirnya dipasanglah instrumen kamera baru untuk memperjelas hasil pengamatan teleskop Hubble. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, January 3, 2013

Kalender Astronomi 2013

Ingin tahu apa saja yang akan terjadi dalam dunia astronomi di tahun 2013 ini, berikut ini adalah kalender astronomi 2013 yang dikutip dari situs www.seasky.org
  • January 3, 4 - Quadrantids Meteor Shower. The Quadrantids are an above average shower, with up to 40 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on January 3 & 4, but some meteors can be visible from January 1 - 5. The near last quarter moon will hide many of the fainter meteors with its glare. Best viewing will be from a dark location after midnight. Look for meteors radiating from the constellation Bootes.
  • January 11 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 19:44 UTC.
  • January 27 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 04:38 UTC.
  • February 10 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 07:20 UTC.
  • February 25 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 20:26 UTC.
  • March 11 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 19:51 UTC.
  • March 20 - March Equinox. The March equinox occurs at 11:02 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of spring (vernal equinox) in the northern hemisphere and the first day of fall (autumnal equinox) in the southern hemisphere.
  • March 27 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 09:27 UTC.
  • April 10 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 09:35 UTC.
  • April 20 - Astronomy Day Part 1. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.
  • April 21, 22 - Lyrids Meteor Shower. The Lyrids are an average shower, usually producing about 20 meteors per hour at their peak. These meteors can produce bright dust trails that last for several seconds. The shower usually peaks on April 21 & 22, although some meteors can be visible from April 16 - 25. The gibbous moon could be a problem this year, hiding many of the fainter meteors in its glare. It will set before sunrise, providing a short window of dark skies. Look for meteors radiating from the constellation of Lyra after midnight.
  • April 25 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 19:57 UTC.
  • April 25 - Partial Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of Africa, Europe, Asia, and Australia.
    (NASA Map and Eclipse Information)
  • April 28 - Saturn at Opposition. The ringed planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Saturn and its moons.
  • May 5, 6 - Eta Aquarids Meteor Shower. The Eta Aquarids are a light shower, usually producing about 10 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on May 5 & 6, however viewing should be good on any morning from May 4 - 7. The crescent moon will hang around for the show, but should not cause too many problems. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. Best viewing is usually to the east after midnight, far from city lights.
  • May 10 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 00:28 UTC.
  • May 10 - Annular Solar Eclipse. The path of annularity will begin in western Australia and move east across the central Pacific Ocean. (NASA Map and Eclipse Information)
  • May 25 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 04:25 UTC.
  • May 28 - Conjunction of Venus and Jupiter. The two bright planets will be within 1 degree of each other in the evening sky. The planet Mercury will also will also be visible nearby. Look to the west near sunset.
  • May 25 - Penumbral Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of North America, South America, western Europe, and western Africa. (NASA Map and Eclipse Information)
  • June 8 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 15:56 UTC.
  • June 21 - June Solstice. The June solstice occurs at 05:04 UTC. The North Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its northernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Cancer at 23.44 degrees north latitude. This is the first day of summer (summer solstice) in the northern hemisphere and the first day of winter (winter solstice) in the southern hemisphere.
  • June 8 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 15:56 UTC.
  • June 23 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 11:32 UTC.
  • July 8 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 07:14 UTC.
  • July 22 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 18:15 UTC.
  • July 28, 29 - Southern Delta Aquarids Meteor Shower. The Delta Aquarids can produce about 20 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on July 28 & 29, but some meteors can also be seen from July 18 - August 18. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. The last quarter moon will be around for the show and may hide some of the fainter meteors. Best viewing is usually to the east after midnight.
  • August 6 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 21:51 UTC.
  • August 12, 13 - Perseids Meteor Shower. The Perseids is one of the best meteor showers to observe, producing up to 60 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on August 13 & 14, but you may be able to see some meteors any time from July 23 - August 22. The radiant point for this shower will be in the constellation Perseus. The near first quarter moon will set before midnight, leaving optimal conditions and dark skies for what should be an awesome show. Find a location far from city lights and look to the northeast after midnight.
  • August 21 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 01:45 UTC.
  • August 27 - Neptune at Opposition. The blue planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Neptune. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue dot in all but the most powerful telescopes.
  • September 5 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 11:36 UTC.
  • September 19 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 11:13 UTC.
  • September 22 - September Equinox. The September equinox occurs at 20:44 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of fall (autumnal equinox) in the northern hemisphere and the first day of spring (vernal equinox) in the southern hemisphere.
  • October 3 - Uranus at Opposition. The blue-green planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Uranus. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue-green dot in all but the most powerful telescopes.
  • October 12 - Astronomy Day Part 2. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.
  • October 5 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 00:34 UTC.
  • October 18 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 23:38 UTC.
  • October 18 - Penumbral Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of the world except for Australia and extreme eastern Siberia. (NASA Map and Eclipse Information)
  • October 21, 22 - Orionids Meteor Shower. The Orionids is an average shower producing about 20 meteors per hour at their peak. This shower usually peaks on the 21st, but it is highly irregular. A good show could be experienced on any morning from October 20 - 24, and some meteors may be seen any time from October 17 - 25. The gibbous moon will be a problem this year, hiding all but the brightest meteors with its glare. Best viewing will be to the east after midnight. Be sure to find a dark location far from city lights.
  • November 3 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 12:50 UTC.
  • November 3 - Hybrid Solar Eclipse. The eclipse path will begin in the Atlantic Ocean off the eastern coast of the United States and move east across the Atlantic and across central Africa. (NASA Map and Eclipse Information)
  • November 17 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 15:16 UTC.
  • November 17, 18 - Leonids Meteor Shower. The Leonids is one of the better meteor showers to observe, producing an average of 40 meteors per hour at their peak. The shower itself has a cyclic peak year every 33 years where hundreds of meteors can be seen each hour. The last of these occurred in 2001. The shower usually peaks on November 17 & 18, but you may see some meteors from November 13 - 20. The full moon will prevent this from being a great show this year, but with up to 40 meteors per hour possible, this could still be a good show. Look for the shower radiating from the constellation Leo after midnight.
  • December 3 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 00:22 UTC.
  • December 13, 15 - Geminids Meteor Shower. Considered by many to be the best meteor shower in the heavens, the Geminids are known for producing up to 60 multicolored meteors per hour at their peak. The peak of the shower usually occurs around December 13 & 14, although some meteors should be visible from December 6 - 19. The radiant point for this shower will be in the constellation Gemini. The gibbous moon could be a problem this year, hiding man of the fainter meteors. But with up to 60 meteors per hour predicted, this should still be a good show. Best viewing is usually to the east after midnight from a dark location.
  • December 17 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 09:28 UTC.
  • December 21 - December Solstice. The December solstice occurs at 17:11 UTC. The South Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its southernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Capricorn at 23.44 degrees south latitude. This is the first day of winter (winter solstice) in the northern hemisphere and the first day of summer (summer solstice) in the southern hemisphere.
(SK, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, December 22, 2012

Turbulensi Mampu Menghangatkan Angin Matahari

Secara kontinyu Matahari menyemburkan partikel bermuatan listrik dan medan magnet dalam bentuk angin Matahari atau angin surya (Solar Wind). Salah satu yang menjadi pertanyaan para ilmuwan adalah mengapa angin Matahari memiliki suhu yang lebih panas dari yang seharusnya?. Dan nampaknya studi baru yang dilakukan oleh ESA dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Bumi dan planet lain di tata surya mengorbit Matahari dengan melewati hempasan badai plasma (angin Matahari) yang terdiri dari proton dan elektron. Badai plasma ini bergerak dengan kecepatan rata-rata 400 km per detik yang berarti 1,5 juta km per jam. Badai plasma keluar dari Matahari akibat tarikan dari medan magnet Matahari itu sendiri. Hebatnya Badai plasma atau angin Matahari tersebut bergerak dan menghempas seluruh daerah di tata surya bahkan hingga mencapai batas dengan ruang antar bintang. Plasma Matahari mendingin selama perjalanan ke luar dari Matahari namun proses pendinginan tersebut lebih lama dari seharusnya bahkan plasma Matahari akan memanas saat sampai di orbit Jupiter.

Pertanyaannya mengapa bisa seperti itu? padahal plasma Matahari itu melewati ruang kosong yang jauh dan jarangnya plasma tersebut bertabrakan dengan partikel lain. Salah satu kemungkinan adalah terjadinya turbulensi plasma yang terjadi akibat penyimpangan aliran partikel dan medan magnet. Akibat interaksi keduanya maka akan menghasilkan  formasi tertentu yang mengandung arus listrik yang kemudian tertarik menuju ke medan magnet.

Plasma tersebut tidak hanya mengisi ruang kosong tapi juga ke tempat di mana medan magnet terhubung dan terputus yang kemudian secara simultan mentransfer energi dan memanaskan partikel. Sampai saat ini mekanisme dan skala dari proses tersebut masih tidak menentu. Namun dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa turbulensi plasma terjadi di magnetosheat disebut juga dengan bow shock yaitu wilayah kejut berbentuk busur di mana angin Matahari memenuhi medan magnet Bumi dan megnetosfer sehingga menghasilkan gelembung magnetic (magnetic bubble). (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, December 19, 2012

Teleskop Spitzer Ambil Foto Gelombang Kejut Bintang Zeta Ophiuchi

Gelombang kejut dari bintang Zeta Ophiuchi membuat debu antariksa berbentuk seperti busur. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech
Telekop Spitzer milik NASA berhasil mengambil foto inframerah gelombang debu yang berasal dari sebuah Bintang raksasa bernama Zeta Ophiuchi. Gelombang tersebut mendorong debu antariksa dan menyebabkan debu tersebut berbentuk menyerupai busur panah sehingga disebut dengan Bow Shock (kejutan busur).

Astronom mengatakan bahwa dahulu bintang raksasa ini pernah berada di sebelah bintang pendampingnya. Namun ketika bintang pendamping tersebut mati dan tercipta ledakan supernova, Bintang Zeta terlempar jauh. Bintang Zeta merupakan bintang yang besarnya 20 kali Matahari kita dan 80.000 kali lebih terang dari Matahari. Kecepatan lintasnya mencapai 54.000 mph (24 km per detik).

Pada gambar di atas, sinar inframerah sebenarnya tidak bisa kita lihat. Namun teleskop Spitzer mampu melihatnya. Warna hijau merupakan warna debu antariksa yang terkena angin surya, warna merah merupakan debu antariksa dan gelombang yang paling tinggi tingkat kompresi atau tekanannya, dan Bintang Zeta Ophiuchi berwarna biru terang di samping kanan gelombang debu berwarna merah.

Teleskop Spitzer sendiri dikelola oleh JPL (Jet Propulsion Laboratory) di Pasadena, California. (NASA, Adi Saputro/ nwww.astronomi.us)

Wednesday, December 5, 2012

12 Desember 2012 Puncak Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid. Image credit: NASA
Pada tanggal 12-13 Desember 2012 mendatang akan menjadi puncak dari hujan meteor Geminid. Hujan meteor Geminid nanti sangat istimewa karena tidak akan ada cahaya Bulan sehingga langit cukup gelap dan memudahkan kita untuk melihat hujan meteor Geminid tersebut.

Pada saat puncak hujan meteor Geminid, maka akan muncul sekitar 50 meteor setiap jamnya dan hujan meteor ini merupakan salah satu hujan meteor paling ramai selain hujan meteor Leonid. Kita tidak perlu teleskop untuk melihatnya. Cukup berdiri di tanah lapang, dan melihat ke atas arah timur.

Hujan meteor Geminid berbeda dengan hujan meteor lainnya karena berasal dari pecahan asteroid. Nama asteroidnya adalah 3200 Phaethon. Asteroid ini mengorbit Matahari dan meninggalkan debu ketika bergerak. Ketika Bumi memasuki wilayah debu, atmosfer Bumi akan membakarnya. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, November 23, 2012

Pengertian dan Penjelasan Airglow (Nightglow) Pada Atmosfer Bumi

Foto airglow yang diambil dari ISS. Image credit: NASA
Pada banyak foto Bumi yang diambil dari luar angkasa seperti dari ISS (International Space Station), di atmosfer Bumi akan tampak sebuah lapisan bening terkadang berwarna hijau, biru tapi kadang juga transparan di atmosfer Bumi, dan itulah yang disebut dengan airglow. Airglow sering disebut juga dengan nightglow.

Jadi Apa itu Airglow? Secara ilmiah Airglow atau nightglow adalah emisi cahaya yang sangat lemah pada atmosfer sebuah planet sehingga langit malam tidak benar-benar gelap. Pada atmosfer Bumi, airglow merupakan sebuah fenomena optik dimana cahaya Matahari di bagian Bumi yang terang, menyebar di atmosfer ke sisi langit gelap Bumi.

Fenomena airglow ini pertama kali ditemukan dan diselidiki oleh ilmuwan Swedia, Anders Angstrom pada tahun 1868. Angstrom menemukan berbagai macam reaksi kimia yang menghasilkan energi elektromagnetik sebagai bagian dari proses terbentuknya airglow. 

Terbentuknya airglow antara lain disebabkan oleh proses rekombinasi antara ion-ion yang terfotoionisasi (merubah cahaya menjadi bentuk energi lain) oleh Matahari pada siang hari. Pendaran atau pijaran cahaya di udara berasal dari sinar kosmik yang menabrak bagian atas atmosfer, dan emisi cahaya dihasilkan oleh oksigen dan nitrogen yang beraksi dengan ion hidroksil pada ketinggian beberapa ratus kilometer di atas permukaan Bumi. Airglow tidak terlihat pada siang hari karena cahaya Matahari begitu terang yang tersebar di permukaan Bumi.

Salah satu mekanisme terjadinya airglow adalah ketika sebuah atom nitrogen bergabung dengan atom oksigen untuk membentuk molekul nitric oxide (NO). Dalam proses tersebut foton di pancarkan. Foton tersebut memiliki panjang gelombang yang berbeda dan karakterisitik molekul oksida nitrat yang berbeda pula. Atom nitrogen dan atom oksigen tadi berupa atom bebas yang dihasilkan oleh energi surya di bagian atas atmosfer. Elemen lain yang bisa menghasilkan cahaya di atmosfer antara lain hidroksil (OH) molekul oksigen (O), Sodium (Na), dan lithium (Li).

Untuk pengamat di Bumi, airglow akan cukup terlihat terang pada ketinggian 10 derajat di atas cakrawala. (WP, UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, November 17, 2012

Melihat Hujan Meteor Leonid Secara Online dan Realtime

Hujan meteor Leonid. Image credit: John Chumack
Hujan meteor Leonid yang akan puncaknya akan terjadi pada akhir pekan ini (17-18 November 2012) bisa Anda saksikan secara online dan real time melalui link berikut ini http://www.nasa.gov/topics/solarsystem/features/watchtheskies/leonids_2012.html

Hujan Meteor Leonid Bisa Dilihat Akhir Pekan Ini

Hujan meteor Leonid. Image credit: John Chumack
Fenomena hujan meteor tahunan tampaknya sudah mulai berlangsung. Astrofotografer John Chumack di Ohio mengungkapkan bahwa ia berhasil mengambil gambar hujan meteor Leonid pada akhir pekan ini dan menurutnya kesempatan terbaik untuk melihat hujan meteor leonid ini adalah pada 17 November 2012 sebelum fajar.

Setiap tahun Bumi melewati puing-puing atau serpihan yang ditinggalkan oleh komet Tempel-Tuttle. Serpihan kecil debu memasuki atmosfer Bumi dan terbakar dan terkadang memancarkan jejak cahaya yang kita sebut dengan meteor.

Di akhir minggu ini Bulan akan berada di bawah cakrawala sehingga cahayanya tidak akan mengganggu kita untuk melihat hujan meteor Leonid. Para astronom mengatakan bahwa pada kondisi langit cerah, kita bisa melihat sekitar 15 sampai 20 meteor per jam nya.
Konstelasi Leo dan hujan meteor Leonid. Image credit: StarDate magazine
Meskipun meteor tersebut berasal dari konstelasi Leo yang akan berada di langit timur pada pagi hari, namun hujan meteor bisa di lihat di semua bagian langit.

Berikut ini adalah video hujan meteor Leonid yang berhasil direkam oleh John Chumack:


(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, November 14, 2012

Foto dan Video Gerhana Matahari Total Australia 14 November 2012

Tanggal 14 November 2012 ini, gerhana Matahari total terjadi hanya beberapa saat setelah Matahari terbit dan dapat dilihat dengan jelas di daerah Clifton Beach, Australia. Berikut ini foto-foto dan video gerhana Matahari Total 14 November 2012 dari Australia:





Berikut ini videonya:


(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto