Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, December 4, 2010

Sejarah Berdirinya NASA dan Perkembangan Ilmu Astronomi di Amerika

National Aeronautics and Space Administration (NASA) didirikan pada 10 Oktober 1958 oleh presiden Eisenhower. NASA adalah agensi pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program angkasa AS dan riset aerospace umum jangka panjang. NASA merupakan organisasi masyarakat yang melakukan riset bagi sistem ruang angkasa masyarakat dan militer. Jauh sebelum itu, astronomi di Amerika telah berkembang dari ratusan tahun lalu. Amerika Serkat adalah negara terbesar yang menyumbangkan ilmu pengetahuan paling banyak tentang dunia ke antariksaan. Tak dipungkiri para astronom mereka telah menemukan banyak penemuan penting dalam sejarah.

[caption id="" align="alignright" width="120" caption="Edwin Hubble"][/caption]

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita. Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.

Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.

[caption id="" align="alignleft" width="117" caption="Neil Armstrong"][/caption]

Pada 17 Juli 1969, ketika Neil Armstrong dan Edwin Aldrin berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai manusia pertama yang menginjak permukaan bulan melalui misi Apollo-11. Misi ini dilanjutkan dengan 5 pendaratan lainnya, masing-masing Apollo-12 (November 1969), Apollo-14 (Februari 1971), Apollo-15 (Agustus 1971), Apollo-16 (April 1972), dan terakhir, Apollo-17 (Desember 1972). Misi Apollo juga pernah mencatat kegagalan, tepatnya menimpa misi Apollo-13 yang mengalami kecelakaan (ledakan pada salah satu modulnya). Lewat tindakan pertolongan yang legendaris, para awaknya dapat kembali dengan selamat ke Bumi walaupun gagal menjejak ke permukaan Bulan.

Pioneer 10 diluncurkan pada tanggal 2 Maret 1972, dengan Roket peluncur Atlas/Centaur/TE364-4. Peluncurannya menandai penggunaan untuk pertama kalinya kendaraan peluncur bertingkat tiga. Roket tingkat ketiga dibutuhkan untuk meluncurkan Pioneer 10 pada kecepatan 51,810 km/jam yang dibutuhkan untuk terbang ke Jupiter, cukup cepat untuk mencapai Bulan dalam waktu 11 jam dan melintasi orbit planet Mars dalam waktu hanya 12 minggu. Hal ini mencatatkan Pioneer sebagai benda buatan manusia tercepat yang meninggalkan Bumi.
Pioneer 10 mencapai Jupiter pada jarak 130.354 km dari permukaan awan planet raksasa tersebut pada 3 Desember 1973. Dalam perlintasannya dengan Jupiter, Pioneer 10 mengirimkan gambar jarak dekat (close-up) pertama dari planet tersebut. Selepas planet Jupiter, Pioneer 10 diarahkan keluar dari tata surya dengan misi untuk mempelajari partikel energi dari matahari (juga dikenal sebagai angin surya) dan sinar kosmis yang memasuki wilayah tata surya kita di galaksi Bimasakti.

[caption id="" align="alignnone" width="517" caption="Pioner 11 mendekati planet Saturnus"][/caption]

Akan halnya Pioneer 11, wahana yang diluncurkan pada 5 April 1973 tersebut berhasil mengambil gambar dari bintik merah di permukaan Jupiter yang diperkirakan menandai lokasi sebuah badai besar yang permanen dalam atmosfer Jupiter pada tanggal 2 Desember 1974 dan juga berhasil mendeteksi massa dari salah satu bulan Jupiter, Callisto. Pioneer 11 melanjutkan perjalanannya menuju Saturnus yang berhasil dicapai pada 1 September 1979 dan terbang sejauh 21.000 km dari Saturnus serta mengambil gambar jarak dekat yang pertama dari planet Tersebut.

Selepas Saturnus, Pioner 11 melanjutkan pengembaraannya keluar dari tata surya hingga pada bulan September 1995 ketika sumber tenaganya mulai melemah, Pioner 11 tidak dapat lagi melakukan observasi ilmiah sehingga operasi rutin misinya dihentikan. Saat itu Pioneer 11 berada pada jarak 6,5 milyar km dari Bumi dimana sinyal radio yang merambat dengan kecepatan cahaya membutuhkan waktu lebih dari 6 jam sebelum mencapai bumi, sementara pergerakan bumi tidak dapat dicakup oleh antena yang ada pada Pioneer 11. Komunikasi dengan Pioneer 11 terhenti sama sekali pada bulan November 1995. Wahana tersebut tidak dapat diarahkan kembali ke Bumi karena kurangnya sumber daya. Tidak diketahui apakah hingga saat ini Pioneer 11 masih mengirimkan sinyalnya. Sejauh ini tidak ada rencana untuk melakukan upaya pelacakan.

Misi pertama teleskop antariksa baru milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap gas galaksi Bima Sakti yang berkilauan, bintang berkelip, dan pijar galaksi di kejauhan. Selasa lalu, NASA merilis metalangit pertama yang diciptakan oleh Fermi Gamma-ray Space Telescope, yang sebelumnya dikenal dengan nama GLAST. Teleskop itu dinamai sama dengan pemenang Hadiah Nobel asal Amerika Serikat, Enrico Fermi, pionir dalam fisika energi tinggi. Teleskop yang dilengkapi dua instrumen canggih tersebut diharapkan dapat membantu para ilmuwan menyibak misteri sinar gamma kosmis. Gambar peta bintang adalah hasil observasi pertama instrumen itu selama 95 jam, yang memperlihatkan potensi ilmiah teleskop tersebut. Observatorium sinar gamma NASA yang lama, Compton, butuh waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan peta yang sama.

[caption id="" align="alignnone" width="360" caption="Teleskop Fermi milik NASA"][/caption]

Teleskop Fermi dapat memindai seluruh langit setiap tiga jam. "Pengambilan gambar cepat ini memungkinkan peneliti memantau sumber yang berubah dengan cepat," kata NASA dalam keterangan tertulisnya.Teleskop seberat 4,3 ton itu dilengkapi perangkat untuk memonitor sinar gamma, bentuk energi cahaya tertinggi, dari sumber-sumber kosmis. Para ilmuwan berharap hasil pemantauan sinar gamma tersebut bisa memberi informasi tentang berbagai peristiwa besar, semisal formasi lubang hitam. Teleskop itu juga bertujuan memburu petunjuk yang dapat menjelaskan keanehan neutron bintang bermagnet atau pulsar. Dengan mempelajari foton dan partikel subatomik jagat raya lainnya, teleskop ini mungkin juga bisa menguak misteri materi gelap, yang mencakup 25 persen massa di alam semesta tapi tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Jumlah materi itu jauh lebih besar dari materi yang terlihat, yang hanya 5 persen. Sisanya, yang mencapai 70 persen, dikenal sebagai "energi gelap", fenomena yang dipercaya mempercepat perluasan alam semesta. Citra langit Fermi memperlihatkan gas dan debu dalam hamparan Bima Sakti yang berkilau dalam sinar gamma, begitu pula Crab Nebula, pulsar Vela dan Geminga yang bersinar terang. Peta itu juga memperlihatkan titik terang lainnya sejauh 7,1 miliar tahun cahaya. "Ini adalah 3C 454.3 dalam Pegasus, sejenis galaksi aktif yang disebut Blazar," kata NASA. "Obyek itu kini mengalami episode berpijar yang membuatnya amat terang."

Bulan Agustus 1996 lalu, mungkin anda belum lupa, sejumlah peneliti dari NASA dan tiga universitas terkemuka Amerika Utara mengumumkan sebuah penemuan yang segera menjadi laporan utama media massa terkemuka dunia. Sebongkah meteorit dari Planet Mars yang diberi nama Allan Hills 84001 ternyata mengandung molekul organik PAH (polycyclic Aromatic hydrocarbon). Molekul ini punya kaitan dengan proses-proses kehidupan. Di batuan itu juga dipergoki bentuk-bentuk yang “mirip dengan beberapa macam fosil bakteri filamen” meski berukuran lebih kecil ketimbang bakteri sejenis yang ditemukan di Bumi.

Tokoh-tokoh penting


1. Gamow, George (1904-1968) - Seorang ahli astronomi Amerika pendukung teori ledakan besar (Big Bang). Menurut hitungannya, kira-kira 10% bahan dalam alam semesta seharusnya adalah Helium yang terbentuk dari Hidrogen selama terjadinya ledakan besar; pengamatan telah membenarkan ramalan ini. Ia juga meramalkan adanya suatu kehangatan kecil dalam alam semesta sebagai peninggalan ledakan besar. Radiasi Latar belakang ini akhirnya ditemukan pada 1965.

2. Hubble, Edwin (1889-1953)
- Seorang ahli astronomi Amerika yang di tahun 1924 menunjukkan bahwa terdapat galaksi lain di luar galaksi kita. Selanjutnya ia mengelompokkan galaksi menurut bentuknya yang spiral atau eliptik. Di tahun 1929 ia mengumumkan bahwa alam semesta mengembang dan bahwa galaksi bergerak saling menjauhi denga kecepatan yang semakin tinggi; hubungan ini kemudian disebut hukum Hubble. Jarak sebuah galaksi dapat dihitung dengan hukum Hubble bila kecepatan menjauhnya diukur dari pergeseran merah cahayanya. Menurut pengukuran terakhir, galaksi bergerak pada 15 km/dt tiap jarak satu juta tahun cahaya. Nama Hubble kini diabadikan pada sebuah teleskop raksasa di antariksa yang dioperasikan oleh NASA.

3. Leavitt, Henrietta (1868-1921)
- Seorang ahli astronomi Amerika yang menemukan sebuah teknik penting dalam astronomi untuk mengukur jarak bintang dengan memakai bintang-bintang Variabel Cepheid. di tahun 1912 ia menemukan bahwa kecerlangan rata-rata sebuah Cepheid berhubungan langsung dengan jangka waktu yang diperlukannya untuk berubah, dengan Cepheid paling cemelang memiliki periode paling lama. Jadi, dengan mengukur waktu variasi cahaya sebuah Cepheid, para astronom dapat memperoleh kecerlangan sebenarnya, dengan demikian jaraknya dari bintang dan planet lain dapat pula dihitung.

4. Lowell, Percival (1855-1916) - Seorang ahli astronomi Amerika yang memetakan saluran-saluran di Mars dan percaya tentang adanya kehidupan di planet tersebut. Dalam tahun 1894 ia mendirikan observatorium Lowell di Arizona guna mempelajari Mars. Lowell juga mempercayai adanya planet di seberang Neptunus yang belum ditemukan. Ia mulai mencarinya di langit dengan bantuan gambar foto. Planet baru itu, kemudian dinamai Pluto, akhirnya ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada tahun 1930, setelah meninggalnya Lovell. Selain merupakan nama Dewa penguasa alam kematian (underworld) bangsa Yunani Kuno, dua huruf awal pada Pluto juga merupakan penghormatan untuk namanya. Namun demikian, pada bulan Agustus 2006, International Astronomical Union (IAU) akhirnya resmi mencabut status keplanetan Pluto. Pluto kini digolongkan sebagai planet kerdil bersama dengan objek-objek Sabuk Kuiper berukuran besar lainnya.

5. Sagan, Carl (1934-1996) - Seorang ilmuwan Amerika yang dikenal karena penelitiannya mengenai kemungkinan adanya bentuk kehidupan diluar planet Bumi. Ia terlibat sebagai peneliti dalam berbagai misi wahana tak berawak yang diluncurkan oleh NASA, diantaranya adalah misi Mariner ke planet Venus dan Viking ke planet Mars.

6. Schmidt, Marteen (1929-....) - Seorang ahli astronomi Amerika yang menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam semesta. Di tahun 1963 ia mula-mula mengukur pergeseran merah dari kuasar C 273 yang ternyata begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia seharusnya terletak jauh diluar galaksi kita.


7. Shapley, Harlow (1885-1972) - Seorang ahli astronomi Amerika yang di tahun 1921 pertama kali menghitung ukuran sebenarnya dari galaksi kita, dan menunjukkan bahwa Matahari tidak terletak di pusatnya. Shapley mengajukan gagasannya dari suatu studi mengenai kelompok globular perbintangan yang tersebar dalam suatu cincin di sekitar galaksi kita. Dengan mengukur jaraknya dari kecerlangan bintang yang dikandungnya, ia memperkirakan bahwa galaksi kita kira-kira berdiameter 100.000 tahun cahaya dan bahwa Matahari terletak kira-kira 30.000 tahun cahaya dari pusatnya.

8. Tombaugh, Clyde (1906-1997) - Ahli astronomi Amerika yang pada bulan Februari 1930 menemukan Pluto dengan mempergunakan gambar-foto yang diambil di observatorium Lowell. Setelah penemuan Pluto, Tombaugh melanjutkan survey foto sekeliling langit untuk mencari planet lain yang mungkin ada, tetapi tidak berhasil menemukan apapun. Pluto sempat dianggap sebagai planet kesembilan di tata surya hingga status keplanetannya dicabut oleh IAU pada Agustus 2006.

Source: http://id.wikipedia.org/wiki/NASA, http://www.lautanindonesia.com/blog/topisd/blog/1265/sejarah-astronomi-di-amerika-serikat

Thursday, December 2, 2010

Sabuk Kuiper (Kuiper Belt), Daerah Paling Ramai di Tata Surya

Sabuk Kuiper (Kuiper belt) atau Edgeworth Kuiper, adalah wilayah di Tata Surya yang berada dari sekitar orbit Neptunus (sekitar 30 AU) sampai jarak 50 AU dari Matahari. Daerah ini mirip dengan sabuk asteroid, meskipun jauh lebih besar dan lau 20 kali lipatnya. Objek-objek di dalam sabuk Kuiper ini disebut sebagai objek trans-Neptunus.

Seperti sabuk asteroid, sabuk kuiper terdiri dari sisa-sisa dari pembentukan tata surya. Sementara sabuk asteroid terdiri dari batuan dan logam, objek Kuiper sebagian besar terdiri dari volatil beku (disebut "es"), seperti metana, amonia dan air. sabuk adalah rumah bagi setidaknya tiga planet kerdil yaitu Pluto, Haumea, dan Makemake. Beberapa satelit Neptunus, Triton dan satelit Saturnus, Phoebe, juga diyakini berasal di wilayah tersebut.

Sabuk kuiper ditemukan pada tahun 1992 dan jumlah objek di Sabuk Kuiper telah meningkat menjadi lebih dari seribu, dan lebih dari 70.000 objek Sabuk Kuiper dengan besar lebih dari 100 km (62 mil) dengan diameter yang diyakini ada. Sabuk Kuiper awalnya diyakini sebagai lintasan untuk komet periodik, dengan orbit yang berlangsung kurang dari 200 tahun. Namun, penelitian sejak pertengahan 1990-an telah menunjukkan bahwa Sabuk Kuiper secara dinamis stabil, dan bahwa itu adalah wilayah yang sangat luas.

[caption id="" align="alignnone" width="689" caption="Wilayah Sabuk Kuiper"][/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="398" caption="Objek terbesar di Sabuk Kuiper"][/caption]

http://diva.mporzio.astro.it/webdiva/Links/linksimg/Kuiper_belt.gif

Pluto diketahui adalah anggota terbesar dari sabuk Kuiper. Awalnya dianggap planet, posisi Pluto sebagai bagian dari sabuk Kuiper telah menyebabkan ia dipindahkan sebagai "planet kerdil". Hal ini compositionally mirip dengan berbagai obyek sabuk Kuiper, dan periode orbit yang identik dengan yang ada pada objek Sabuk Kuiper yang dikenal sebagai "plutinos". Untuk menghormati Pluto, empat planet kerdil saat ini diterima di luar orbit Neptunus disebut "plutoids".

[caption id="" align="alignright" width="150" caption="Astronom Gerard Kuiper yang namanya diabadikan untuk nama sabuk Kuiper"][/caption]

Sejak ditemukannya Pluto, banyak yang berspekulasi bahwa itu mungkin tidak sendirian. Wilayah yang sekarang disebut Sabuk Kuiper telah dihipotesiskan dalam berbagai bentuk selama beberapa dekade. Barulah pada tahun 1992 bahwa bukti langsung pertama untuk keberadaannya ditemukan. Jumlah dan berbagai spekulasi sebelumnya tentang sifat dari sabuk Kuiper telah menyebabkan ketidakpastian tentang siapa yang layak untuk mendapatkan penghargaan sebagai orang pertama yang mengusulkan itu.

Astronom pertama yang mengemukakan keberadaan sabuk ini adalah Frederick C. Leonard pada 1930 dan Kenneth E. Edgeworth tahun 1943. Pada tahun 1951, Gerard Kuiper mengemukakan bahwa sabuk tersebut merupakan sumber dari komet berumur pendek (komet yang memiliki periode orbit kurang dari 200 tahun). Sabuk dan objek-objek di dalamnya dinamai sesuai dengan nama Kuiper setelah penemuan

Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Kuiper_belt (diterjemahkan oleh adipedia.com)

Inilah Alasan Mengapa Pluto Tidak Dianggap Sebagai Planet

Untuk mengetahui mengapa pluto sudah tidak dianggap sebagai planet, maka kita harus tahu dulu bagaimana awal mula planet ini ditemukan. Pluto pertama kali ditemukan pada tahun 1930 oleh Clyde W. Tombaugh di Observatorium Lowell di Flagstaff Arizona. Para astronom telah lama meramalkan bahwa akan ada sebuah planet kesembilan dalam sistem tata surya, yang mereka sebut Planet X. Hanya 22 pada waktu itu, Tombaugh diberi tugas yang melelahkan yaitu membandingkan plat fotografi. Setiap objek bergerak, seperti komet, asteroid atau planet, harus ia definisikan dengan benar.

Setelah setahun pengamatan, Tombaugh akhirnya menemukan obyek di orbit yang benar, dan menyatakan bahwa ia telah menemukan Planet X. Karena mereka telah menemukan itu, tim Lowell diizinkan untuk memberikan nama objek itu. 

Pemberian Nama

Mengenai masalah nama ini juga sempat menjadi kontroversi. Karena sempat membuat banyak pihak saling berselisih paham. Banyak yang bilang nama ini berasal dari karakter anjing dalam komik Walt Disney. Kenyataan bahwa komik tersebut memulai debutnya pada tahun yang sama dengan penemuan benda angkasa tersebut oleh manusia dipercaya banyak pihak sebagai salah satu alasannya.

Nama Pluto juga merupakan nama seorang dewa dari kebudayaan Romawi yang menguasai dunia kematian (Hades dalam kebudayaan Yunani). Nama ini diberikan mungkin karena benda angkasa ini sama gelap dan dinginnya dengan dewa tersebut,selain juga misteri yang menyelimutinya.

Ternyata banyak nama lain yang pernah ditolak untuk menamai planet baru tersebut. Salah satunya adalah Minerva, yang berarti dewi ilmu pengetahuan. Alasannya jelas, karena nama tersebut sudah dipergunakan untuk hal yang lain. Lalu ada nama Constante, merujuk pada nama pendiri observatorium tempat Clyde bekerja, Constante Lowell. Namun pemberian nama Lowell juga ditolak secara perlahan-lahan.

Sejarah Status

Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah Neptunus. Kemudian, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto sempat dikira sebagai planet yang sebenarnya. Akhirnya keberadaan satelit Charon ini semakin menguatkan status Pluto sebagai planet.



[caption id="" align="alignnone" width="580" caption="Pluto dan tiga satelitnya: Charon, Nix, dan Hydra."][/caption]

Akan tetapi, para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lain di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).

Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit.

http://nmazca.com/3142857/kuiper_objects_pluto_luna.jpg

[caption id="" align="alignnone" width="315" caption="Jalur orbit Pluto"][/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="525" caption="Jalur orbit Pluto"][/caption]

Pluto sendiri, dengan orbit memanjangnya yang aneh, memiliki perilaku lebih mirip objek Sabuk Kuiper dibanding sebuah planet, demikian anggapan beberapa astronom. Orbit Pluto yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet. Pluto juga berukuran amat kecil, bahkan lebih kecil dari Bulan, sehingga terlalu kecil untuk disebut planet.

Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet. Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet. Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan musim layaknya planet.

Pada 24 Agustus 2006, dalam sebuah pertemuan Persatuan Astronomi Internasional, 3.000 ilmuwan astronomi memutuskan untuk mengubah status Pluto menjadi "planet katai".

Penelitian

Salah satu penelitian yang cukup serius akhirnya digelar juga untuk melihat Pluto, yaitu penelitian pihak AS melalui NASA, yang mengirimkan satu set pesawat tanpa awak untuk mendata daerah permukaan Pluto, karakteristik geografi dan geomorfologi secara global dan mencari data struktur atmosfer yang melingkupi Pluto.

Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama New Horizons (diluncurkan Januari 2006). Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya, dan kemudian mengirimkan foto-foto ke Bumi. Salah satu studi yang akan dilakukan Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk Kuiper.

Hingga kini dipercaya Pluto memiliki sifat atmosfer yang paling asli semenjak memisahkan diri dari matahari. Lapisan atmosfer ini juga dikenal sebagai lapisan paling dingin yang pernah dimasuki sebuah pesawat misi angkasa luar dari bumi.

Source: http://www.universetoday.com/13573/why-pluto-is-no-longer-a-planet/, http://id.wikipedia.org/wiki/Pluto

Wednesday, December 1, 2010

Kosmolog Oxford University, Alam Semesta Tidak Memiliki Awal

Seorang kosmolog utama Oxford University menyatakan bahwa ia berhasil mengamati efek kosmik dari sebuah kejadian yang mendahului Big Bang. Roger Penrose, kosmolog itu menyebutkan bahwa dengan mengamati radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik, ia menemukan gema dari kejadian-kejadian sebelum Big Bang. Sebagai informasi, Big Bang diyakini merupakan fenomena awal terciptanya jagat raya.

Penrose menyebutkan, lubang hitam yang ada sebelum Big Bang telah meninggalkan pengaruh yang bisa diamati di alam raya kita. Bentuknya seperti lingkaran konsentrik di sekitar kluster galaksi di mana di dalamnya terdapat variasi temperatur yang rendah. Menurut Penrose, pemikiran bahwa jagat raya dimulai dari sebuah dentuman dahsyat yang disebut Big Bang dan kemudian meluas setelahnya merupakan pemikiran yang salah. Untuk mengganti teori itu, ia mengemukakan teori yang disebut Conformal Cyclic Cosmology.

Teori barunya ini tidak membutuhkan adanya asal muasal jagat raya dan ia mengklaim telah memiliki sejumlah data yang mendukung teorinya tersebut.

“Analisis dari Wilkinson Microwave Background Probe (WMAP) yang menganalisa latar belakang gelombang mikro kosmik pada peta 7 tahun mengungkapkan lingkaran konsentrik,” kata Penrose, seperti dikutip dari BBC, 1 Desember 2010.

Lingkaran ini, kata Penrose, dikonfirmasi setelah analisis yang sama diterapkan pada data dari BOOMERanG98, yang mengeliminasi kemungkinan adanya penyebab instrumental terhadap efek tersebut. “Prediksi observatorial ini tidak bisa dijelaskan dengan mudah menggunakan standar komsologi inflationary yang ada saat ini,” ucapnya.

Penrose menyebutkan, lingkaran itu terbentuk akibat sejumlah gelombang yang merepresentasikan kejadian-kejadian yang mendahului Big Bang.

“Dalam skema yang saya tawarkan, terdapat ekspansi eksponensial akan tetapi itu bukan aeon (masa yang berabad-abad lamanya) kita,” kata Penrose. “Saya berani menyatakan bahwa aeon ini merupakan penerus dari kejadian sebelumnya, di mana masa depan dari aeon sebelumnya menjadi Big Bang dari aeon kita,” ucapnya.

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/191526-teori-baru-lahirnya-jagat-raya

Tuesday, November 30, 2010

Misteri Lukisan Batu ICA di Peru

Di dataran utara Nasca, Peru, terdapat sebuah desa bernama ICA yang memiliki sebuah museum batu. Di dalam museum tersebut terpajang lebih dari 10.000 batu misterius yang terukir aneka gambar, sejumlah besar gambar yang sulit dipercaya, yang tercatat adalah sebuah peradaban manusia purbakala yang sangat maju yang telah musnah, gambar-gambar batu ini disebut prasasti batu ICA.

Menurut laporan media setempat, batuan-batuan yang terukir gambar yang disimpan di museum tersebut mulai ditemukan dalam skala besar ketika bendungan di Sungai ICA jebol. Gambar yang terukir di atas batu tersebut antara lain galaksi angkasa, binatang purbakala, daratan prasejarah, bencana dahsyat zaman dulu dan beberapa goresan kategori lain.

Menurut prediksi batu-batu langka yang dikumpulkan ini mungkin sudah ribuan tahun sejarahnya. Ahli terkait telah mengadakan tes kimia pada batu tersebut, dan hasilnya menunjukkan, bahwa batu-batu tersebut berasal dari sungai setempat dan merupakan batu Gunung Andes, permukaannya ditutupi dengan selapisan oksida. Setelah ditentukan dengan bahan-bahan oleh ilmuwan Jerman disimpulkan bahwa bekas ukiran di atas batu tersebut sudah sangat lama sejarahnya, dan batu yang ditemukan disekitar gua, terdapat fosil organisme jutaan tahun silam.

Oleh ilmuwan, manusia-manusia purbakala pada batu ukiran tersebut dinamakan “bangsa geological”, menurut pengamatan dari gambar batu ukiran tersebut, mereka memiliki peradaban yang sangat maju. Di atas batu ukiran tersebut dilukiskan tentang operasi transplantasi organ, transfusi darah, teleskop, peralatan medis, manusia yang mengejar dinosaurus dan lain-lain pemandangan yang sulit dijelaskan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan modern.

Dalam gambar batu-batu ini, orang-orang bisa melihat secara jelas suasana kehidupan manusia bersama dengan dinosaurus dan ditilik dari gambar tersebut, perbandingan postur dinosaurus dengan manusia yang dilukiskan tidak berbeda jauh, dinosaurus bagaikan hewan piaraan, atau mungkin binatang yang dijinakkan orang-orang kala itu. Menurut ilmuwan, bahwa dinosaurus sudah punah sejak ratusan juta tahun silam, namun yang membingungkan adalah bagaimana manusia bisa hidup berdampingan dengan raksasa dinosaurus?







Ada sebuah batu yang dipahat dengan seekor Triceratops. Tampang dinosaurus ini sangat mirip dengan badak, namanya diambil dari 3 buah tanduk di kepalanya, seorang manusia menunggang di atas punggung Triceratops, tangannya menggengam senjata seperti kampak. Dan pada batu lainnya, tampak seorang manusia tengah menunggang di atas punggung dinosaurus. Selain itu, di atas sebuah batu terukir sebuah gambar, seorang manusia yang panik tampak dikejar oleh Tyrannosaurus Rex.

Selain itu, menurut penuturan pemiliknya yakni Dr. Javier Cabrera, bangsa geological tahu bahwa di galaksi yang jauh terdapat kehidupan taraf tinggi, mereka memiliki teknologi angkasa yang hebat, tidak perlu memakai sumber energi yang dikenal manusia modern, tapi bisa melakukan perjalanan antar planet.

Di museum tersebut, ada beberapa gambar yang melukiskan bumi pada 13 juta tahun silam yang tampak dari angkasa. Ada 4 buah gambar pada ukiran tersebut persis seperti peta dunia, dan menurut sejumlah ahli, daratan yang dilukiskan pada peta-peta tersebut adalah daratan purbakala yang hingga sekarang masih merupakan misteri yakni daratan Atlantis, dalam dokumen kuno yang ditemukan juga ada gambaran tentang daratan purbakala yang tenggelam. Setelah ditentukan dengan bahan-bahan oleh ahli geologi terbukti, bahwa ke empat batu tersebut memang benar merupakan peta dunia pada 13 juta tahun silam, bahkan sangat tepat dan akurat.

Di tilik dari gambar batu ukiran tersebut, bangsa geological menguasai teknologi medis yang tinggi, misalnya transplantasi otak besar, serta bagaimana cara mengatasi reaksi penolakan organ dalam proses transplantasi, dan penerapan teknologi-teknologi ini baru mulai dalam ilmu kedokteran modern. Salah satu gambar yang terukir dalam batu melukiskan pemisahan dan pengambilan benda berbentuk gelembung dalam lingkaran janin ibu hamil, dan menginjeksinya ke dalam tubuh pasien yang menanti transplantasi.

Pada batu ukiran tersebut juga dilukiskan tentang teknologi pembiusan dengan akuputur dalam operasi kedokteran. juga ada batu-batu yang mengukir gambar tentang gen genetika.

Yang lebih unik lagi, sejumlah gambar pada batu ukiran tersebut sama dengan gambar raksasa di dataran Nasca, ribuan bentuk dari potongan batu koral ini karya siapa, dan apa artinya, hingga sekarang masih merupakan misteri, namun, apakah garis atau bentuk batu-batu tersebut ada hubungannya dengan ukiran batu ICA, belum dapat di buktikan.

Source: http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=8616

5 Tempat Paling Dingin di Dunia

Tinggal di negara dengan iklim tropis membuat kita sering mengeluh kepanasan. Tapi bagaimana rasanya tinggal di tempat paling dingin di dunia, nah berikut ini adalah 5 tempat yang memiliki suhu udara paling dingin di dunia yang tentunya akan membuat Anda membeku :-D

Yakutsk, Rusia

Suhu terendah di ibukota wilayah Yakutia ini, mencapai minus 50 derajat Celcius, dan biasanya terjadi pada bulan Januari. Meskipun dingin banget, kota ini ternyata dihuni oleh cukup banyak orang lho. Setidaknya ada 200.000 orang yang tinggal di kota ini. Saking dinginnya, orang-orang sering membiarkan mobilnya menyala terus ketika mereka berhenti di suatu tempat. Soalnya mereka takut bensin di mobil ini bisa beku, sih. Selain itu, di kota ini juga ada peringatan untuk nggak memakai kacamata hitam. Maklum, bisa-bisa kacamata itu menempel di kulit kita dan merobek kulit kita karena terlalu dingin. Seram ya?



North Ice Station, Greenland

http://images.iop.org/objects/erl/news/4/11/22/ERWberg2_1311_09.jpg

Greenland memang terkenal sebagai wilayah paling dingin di belahan bumi bagian Barat. Tapi, suhu terendah yang pernah tercatat di Greenland ada di North Ice Station, sebuah daerah pusat penelitian milik negara Inggris, dengan suhu minus 66 derajat Celcius.

Verkhoyansk, Rusia



Delapan hari berkendara dengan mobil dari Yakutsk, baru kita akan ketemu Verkhoyansk, yang terletak pada Lingkaran Artik. Ada 1.300 orang yang tinggal di wilayah ini, dan sebagian besar bekerja sebagai pemburu atau menggunakan kereta salju untuk berkendara. Sebenarnya di wilayah ini terdapat banyak emas, tapi terlalu dingin untuk membuka tambang. Tempat yang dikenal dengan “Stalin’s Death Ring” ini hanya bisa dikunjungi saat musim dingin, ketika danaunya membeku. Suhu terendah di kota ini adalah minus 69 derajat Celcius.

Oymyakon, Rusia


Masih tetanggaan sama Verkhoyansk dan Yakutsk, Oymyakon yang hanya dihuni oleh 900 orang ini bisa mencapai suhu minus 71 derajat Celcius ketika musim dingin. Sedihnya, musim dingin di sini terhitung sangat lama, yaitu kurang lebih selama sembilan bulan. Dalam bahasa etnik Sakha Rusia, oymyakon berarti “air yang nggak beku”

Vostok Station, Antartika



Ini dia tempat terdingin di dunia. Dengan suhu terendah minus 89 derajat Celcius, Vostok, yang dalam bahasa Rusia berarti “timur”, hanya dipakai sebagai pusat penelitian milik Rusia. Mungkin karena terlalu dingin, nggak ada orang yang mau punya rumah di sini kali, ya?

Source: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6106230

Monday, November 29, 2010

Mengenal Tata Surya: Planet Venus

Venus adalah planet kedua dari Matahari, yang memiliki radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam waktu 225 hari. Dikenal juga sebagai  Zohrah, bintang kejora, bintang timur dan bintang barat. Planet ini dinamai Venus, yang berasal dari nama dewi cinta dan keindahan Romawi.

Planet ini merupakan obyek alami yang paling terang di langit malam setelah bulan yang memiliki magnitudo -4,6. Karena Venus merupakan planet yang rendah dari Bumi, ia muncul tidak jauh dari Matahari dengan elongasi maksimum mencapai 47,8 °. Venus mencapai kecerahan maksimum sesaat sebelum matahari terbit atau segera setelah matahari terbenam, oleh karena itu ia disebut sebagai Bintang Fajar atau Bintang Sore.

Venus diklasifikasikan sebagai planet terestrial dan kadang-kadang disebut "adik planet" bumi karena gravitasi, ukuran yang sama, dan komposisi massal. Venus ditutupi dengan lapisan buram yang sangat reflektif awan asam sulfat. Venus memiliki atmosfer terpadat dari semua planet terestrial di tata surya kita, sebagian besar terdiri dari karbon dioksida. Venus tidak memiliki siklus karbon untuk mengunci karbon kembali ke permukaan batu, juga tampaknya tidak memiliki kehidupan organik. Venus muda diyakini telah memiliki lautan seperti Bumi, tetapi ini menguap karena suhu naik. permukaan Venus kering yang merupakan padang pasir tandus berdebu dengan batu slab,yang secara berkala akan diganti dengan tanah dari proses vulkanik. Sebab hilangnya air di venus diyakini karena kurangnya medan magnet planet, hidrogen telah hilang ke dalam ruang antarplanet oleh angin matahari. Tekanan atmosfer di permukaan planet adalah 92 kali lipat dari Bumi.

[caption id="" align="alignnone" width="250" caption="Peta Planet Venus"][/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="220" caption="Kawah di Venus"][/caption]

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Planet Venus"][/caption]


Permukaan Venus menjadi subyek spekulasi sampai beberapa rahasia yang diungkapkan oleh ilmu pengetahuan planet pada abad kedua puluh. Ini akhirnya dipetakan secara detail oleh Proyek Magellan pada tahun 1990-91. Tanah menunjukkan bukti vulkanisme yang luas, dan belerang di atmosfer mungkin menunjukkan bahwa ada beberapa letusan baru-baru ini. Namun,. tidak adanya bukti aliran lava yang menyertai dari kaldera menjadikannya teka-teki. Planet ini memiliki beberapa kawah, menunjukkan bahwa permukaan relatif muda, sekitar 3-600 tahun. Tidak ada bukti untuk plate tectonics, mungkin karena kerak planet terlalu kuat.

Venus juga memiliki benua seperti di dumi. Satu benua terdapat di bagian utara dan yang lainnya hanya sebelah selatan katulistiwa. Benua utara ini disebut Ishtar Terra, luasnya seperti benua Australia. Maxwell Montes, gunung tertinggi di Venus, terletak di Ishtar Terra. Puncaknya adalah 11 km di atas ketinggian rata-rata permukaan Venus. Benua selatan disebut Aphrodite Terra, luasnya lebih besar dari dua daerah dataran tinggi di Amerika Selatan.

Source: http://en.wikipedia.org/wiki/Venus

Sunday, November 28, 2010

Hari Kiamat Menurut Para Ilmuwan

Para ahli astronomi dan astrofisika kini mengembangkan teori baru, menyangkut tahapan akhir alam semesta. Teori Big Bang atau dentuman besar bagi penciptaan alam semesta kini sudah secara luas diterima. Akan tetapi skenario akhir dari dentuman besar, masih menjadi bahan perdebatan yang cukup hangat.

Lima tahun lalu, para ahli astronomi dan astrofisika ibaratnya hanya membahas dua tema. Yakni, kecepatan pemuaian alam semesta serta kerapatan rata-rata materi penyusun alam semesta. Terdapat aksioma, jika kerapatan materi melampaui nilai kritis, maka alam semesta berhenti berkembang dan mengkerut kembali.

Jadi selaras dengan teori dentuman besar, skenario tahapan akhir alam semesta adalah keruntuhan besar. Akan tetapi berdasarkan pengukuran pancaran latar belakang sinar kosmis, penyebaran awan galaksi, penghitungan konstanta Hubble serta indikator lain, diperhitungkan volume materi nampak maupun materi gelap, tidak mencukupi untuk membuat alam semesta kolaps. Masih ada komponen utama lainnya yang menentukan nasib alam semesta, yakni energi gelap yang sejauh ini masih misterius. Tantangan terbesar ilmu kosmologi saat ini, adalah mengerti sifat dan mekanisme energi gelap ini.

Para ahli kosmologi menyadari, alam semesta yang kini berumur sekitar 13,7 milyar tahun, sudah memasuki paruh siklus hidupnya. Itulah sebabnya para peneliti merasa lebih tertarik pada skenario nasib alam semesta. Apa yang terjadi dengan alam semesta 20 milyar tahun mendatang ? Bumi sendiri yang lahir sekitar 5 milar tahun lalu, jadi jauh lebih muda dari alam semesta, diperkirakan lima sampai tujuh milyar tahun mendatang sudah merupakan planet tanpa kehidupan. Matahari sudah memasuki fase bintang raksasa merah, dan ukurannya membesar sampai 100 kali lipat dari ukuran sekarang. Bumi sudah menjadi planet yang berupa bola api menyala.

Ada tiga gambaran skenario yang dikembangkan para peneliti kosmologi. Yakni jika konstanta alam semesta tetap negatif, alam semesta akan mengalami keruntuhan besar di akhir siklus kehidupannya. Jika konstantanya positif atau tidak mencapai titik kritis, alam semesta akan terus memuai. Disamping itu, ada juga gambaran yang ekstrim. Misalnya saja teori yang dilontarkan Robert Caldwell dari departemen fisika dan astronomi di Darmouth College, AS, serta Marc Kamionkowski dan Nevin Weinberg dari institut teknologi California di Pasadena AS. Beberapa bulan lalu, ketiga pakar astrofisika itu melontarkan skenario yang disebut Big Rip, atau koyakan besar.

Dalam hal ini, energi gelap tetap memainkan peranan utama. Jika energi gelap tidak lagi mengikuti hukum konstanta alam semesta, dan bertindak sebagai materi liar yang dijuluki “Phantom Energy”, maka pemuaian alam semesta tidak berhenti atau konstan, akan tetapi justru dipercepat. Dengan percepatan yang terus meningkat, alam semesta ibaratnya dikoyak sampai menjadi bagian materinya yang terkecil. Kerapatan energi “phantom energy” pada akhir zaman alam semesta, menjadi tidak terbatas. Artinya, tidak ada yang dapat mengelak, semua benda langit, mulai dari galaksi besar sampai atom terkecil akan meledak.

Kapan akhir zaman atau kiamat alam semesta itu akan terjadi? Apakah dapat diramalkan? Berdasarkan perhitungan konstanta alam semesta Einstein dan konstanta Hubble, yang saat ini besarnya 70 kilometer per detik dan Megaparsec, masih tersisa waktu 53 milyar tahun sampai tibanya Big Rip. Skenario yang lebih ekstrim dilontarkan astronom Pedro Gonzalez-Diaz dari pusat penelitian alam semesta di Madrid. Ia memperkirakan Big Rip akan terjadi sekitar 22 milyar tahun mendatang. Satu milyar tahun sebelum terjadinya koyakan besar, awan galaksi akan tercerai berai. Tiga bulan sebelum koyakan besar, juga lubang hitam akan tercerai berai.

Tigapuluh menit sebelum koyakan besar, semua benda langit makroskopis akan meledak. Namun pusat persemaian pemusnahan alam semesta belum sepenuhnya mengembang. Baru pada saat limit menjelang koyakan besar, semua inti atom terpecah menjadi partikel elementernya, Proton dan Neutron. Setelah itu semua hukum fisika yang dikenal, mungkin memainkan peranannya. Diperkirakan akan tercipta partikel secara spontan, terbentuknya dimensi ekstra seperti string yang eksotis atau efek gravitasi kuantum. Jika masih ada yang dapat mengamati, alam semesta akan terus mengecil sampai menjadi sebuah titik, kata Caldwell dengan singkat.

Jelas Caldwell hanya bercanda. Sebab sampai sekitar 20 milyar tahun mendatang, diyakini umat manusia di Bumi sudah musnah. Namun juga tidak ada yang mengetahui, apakah aksioma baru itu juga akan terbukti. Yang jelas perhitungan astronomi menunjukan, skenario itu dapat saja terjadi. Kalau materi gelap melakukan percepatan yang terus meningkat, hingga menjadi “phantom energy” maka skenario koyakan besar dapat terjadi.

Namun belum diketahui, alam semesta nantinya akan memasuki tahapan akhir mana? Apakah terkoyak, runtuh atau terus mengembang tanpa akhir? Semua skenario mungkin saja terjadi. Apakah nanti semua fase itu akan kembali mengarah ke dentuman besar yang baru, juga masih diteliti dan dihitung oleh para ahli. Yang jelas, manusia tidak berdaya mencegah datangnya kiamat alam semesta semacam itu. Manusia hanya dapat menghitung, memperkirakan, menarik aksioma dan meramalkan. Besaran waktu alam semesta, memang terlalu panjang dan absurd untuk ukuran kehidupan manusia yang amat singkat.

Meskipun tulisan di atas lebih banyak unsur spekulasinya, dimana konstanta alam semesta menjadi negatif dan BigRip masih 53 milyar tahun yad, namun tidak ada salahnya diingat. Toh sebenarnya, yang menjelaskan dan yang ingin tahu adalah sama: sama – sama tidak tahunya.

Source: http://www2.dw-world.de/

Teori-teori Terbentuknya Alam Semesta / Jagat Raya

Ada banyak teori dan hipotesis tentang asal usul terbentuknya alam semesta (jagat raya) yang telah dikemukakan para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut ini :

1. Hipotesis Nebula

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis nebula Kant-Laplace. Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa.

Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar juga terbentuk.

2. Hipotesis Planetisimal


Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.

3. Hipotesis Pasang Surut Bintang

Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.

4. Hipotesis Kondensasi

Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

5. Hipotesis Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.

6. Hipotesis Big Bang

Big Bang merupakan salah satu teori tentang awal pembentukan jagat raya. Teori ini menyatakan bahwa jagat raya dimulai dari satu ledakan besar dari materi yang densitasnya luar biasa besar. Impilikasinya jagat raya punya awal dan akhir. Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya melalui sejumlah penemuan, dan diterima oleh sebagian besar astrofisikawan masa kini.

Source: http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080925004402AA6JFHD

Ditemukan Oksigen di Rhea, Satelit Planet Saturnus

Rhea, bulan berbalut es milik planet Saturnus ternyata memiliki atmosfir yang mengandung oksigen dan karbondioksida yang sangat mirip dengan atmosfir planet Bumi. Menariknya, temuan itu membuka peluang adanya kehidupan di Rhea dan kemungkinan manusia bisa bernafas di sana.

Tampaknya, jumlah oksigen di Rhea jauh lebih banyak dibandingkan yang diperkirakan oleh astronom selama ini. Khususnya karena bulan tersebut tampaknya sangat beku dan padat.

Menurut data terakhir dari satelit Cassini, atmosfir tipis milik Rhea dijaga oleh dekomposisi kimia dari air es di permukaan Rhea. Diperkirakan, magnetosfer yang sangat besar dari Saturnus terus mengimbas ke air es Rhea, dan kemudian membantu menjaga kondisi atmosfir tersebut.

[caption id="" align="alignnone" width="690" caption="Rhea, satelite dari planet Sturnus yang mengandung oksigen"][/caption]

http://www.wingmakers.co.nz/images/Rhea-card.jpg

Saat ini, seperti dikutip dari io9, 27 November 2010, menurut pengamatan para astronom, diperkirakan oksigen milik Rhea tidaklah bebas. Namun terjebak di dalam samudera Rhea yang membeku.

Meski hadirnya oksigen di Rhea mudah dipahami, astronom lebih tertarik dengan karbondioksida yang  ada di bulan itu. Gas yang tampaknya terjadi akibat reaksi antara molekul organik dan oksidan yang ada di permukaan bulan.

Jika demikian adanya, hal ini persis dengan kejadian yang berlangsung di planet Bumi, beberapa miliar tahun yang lalu.

Temuan ini juga merupakan bukti lebih lanjut bahwa ada kehidupan lain di sistem tata surya kita. Meski tampaknya hanya kehidupan di Bumi yang mengalami kondisi yang cukup bagus sehingga dapat bertahan hingga sejauh ini.

Source: http://teknologi.vivanews.com/news/read/190924-ada-oksigen-di-bulan-milik-saturnus

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto