Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Komet. Show all posts
Showing posts with label Komet. Show all posts

Monday, September 15, 2014

Foto Selfie Wahana Rosetta dengan Komet 67P/C-G

Foto selfie wahana Rosetta dengan komet 67P/C-G. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: esa
Ternyata bukan hanya manusia saja yang bisa berfoto selfie, wahana antariksa juga bisa. Itu dibuktikan dengan foto selfie yang dilakukan oleh wahana Rosetta milik ESA yang berfoto selfie dengan komet 67P/C-G. Foto selfie ini diambil pada tanggal 7 September 2014 dengan menggunakan kamera CIVA (Comet Infrared and Visible Analyser) yang terdapat pada tubuh Rosetta. Kamera CIVA terdiri dari tujuh kamera mikro yang bisa mengambil foto panorama 360 derajat.

Pada foto selfie ini tampak badan dari wahana Rosetta beserta panel suryanya dengan komet 67P/C-G tepat berada sekira 50 km di belakangnya. Hanya satu kata untuk foto ini...AMAZING :-)

(esa, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, August 6, 2014

Update Foto Komet 67P/Churyumov-Gerasimenko Pada Jarak 120 KM

ESA kembali merilis foto-foto dari komet 67P/Churyumov-Gerasimenko yang dipotret oleh wahana Rosetta dengan menggunakan kamera OSIRIS yang terpasang di wahana tersebut. Foto ini lebih jelas dari foto sebelumnya karena diambil pada jarak yang lebih dekat yakni sekira 120-130 km dari komet. Berikut ini foto-fotonya:
Foto salah satu bagian besar dari komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Foto diambil pada jarak 120 km dengan resolusi 2,2 meter per piksel. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ESA/Rosetta/MPS for OSIRIS Team MPS/UPD/LAM/IAA/SSO/INTA/UPM/DASP/IDA

Foto area datar / halus dari komet 67P/Churyumov-Gerasimenko yang diperkirakan dilapisi oleh es. Tampak juga batuan, kawah, dan tebing curam pada komet. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ESA/Rosetta/MPS for OSIRIS Team MPS/UPD/LAM/IAA/SSO/INTA/UPM/DASP/IDA
Rencananya wahana Rosetta akan menurunkan wahana pendarat pada 6 Agustus ini. Kita tunggu saja updatenya. (ESA, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wahana Rosetta Berhasil Ambil Foto Komet 67P/C-G dari Jarak Dekat

Foto komet 67P/Churyumov-Gerasimenko yang diambil oleh wahana Rosetta pada jarak 234 km dengan menggunakan kamera NAVCAM. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ESA
Kamera navigasi (NAVCAM) yang terpasang pada wahana Rosetta milik ESA yang sedang membuntuti komet 67P/C-G sebelum akhirnya mendarat di permukaannya berhasil mengambil foto komet tersebut pada jarak yang cukup dekat yakni 234 km dari komet itu.
Foto komet 67P/Churyumov-Gerasimenko setelah dilakukan perbesaran. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ESA
Dalam foto terbaru yang diambil pada 4 Agustus 2014 ini, tampak detail yang cukup jelas dari permukaan komet. Walaupun bentuk komet secara keseluruhan tidak begitu nampak karena arah datangnya sinar Matahari, namun fitur permukaan nampak jelas yakni adanya daerah yang kasar berupa bukit dan ada pula yang rata / halus yang diduga adalah lapisan es. Komet yang bernama lengkap 67P/Churyumov-Gerasimenko ini rencananya akan didarati oleh wahana Rosetta pada 6 Agustus 2014 ini. Kita tunggu update dari wahana Rosetta ini. (ESA, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, May 8, 2014

Siap-siap Nonton Hujan Meteor 209P/LINEAR

Kepala NASA's Meteoroid Environment Office Dr. Bill Cooke mengungkapkan bahwa pada tanggal 24 Mei 2014 besok akan ada hujan meteor. Diperkirakan jumlahnya bisa menembus angka 200 meteor per jam. Sejatinya hujan meteor yang akan terjadi nanti sebagai akibat dari serpihan komet 209P/LINEAR yang pertama kali ditemukan pada Februari 2004 oleh misi Lincoln Near-Earth Asteroid Research sebagai misi kerja sama antara NASA dengan Massachusetts Institute of Technology Lincoln Laboratory dan Angkatan Udara Amerika dalam rangka mencari obyek luar angkasa yang berpotensi membahayakan Bumi.

Komet 209P/LINEAR melintasi Bumi setiap 5 tahun sekali. Waktu terbaik untuk melihat hujan meteor ini yakni tanggal 24 Mei 2014 jam 17.30 WIB. Selain hujan meteor, ada juga konjungsi Bulan sabit dengan planet Venus yang bisa disaksikan. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, October 12, 2013

Bukti Komet Tertua Ditemukan di Perhiasan Raja Tutankhamun Mesir

Bros milik raja Tutankhamun Mesir yang pada bagian batu kuningnya merupakan batu yang dihasilkan oleh dampak komet 28 juta tahun lalu. Klik gambar untuk memperbesar Image credit: University of the Witswatersrand
Sekelompok tim ilmuwan dari Afrika Selatan menemukan bukti komet pertama dan tertua yang masuk ke atmosfer Bumi dan meledak. Hal itu diungkapkan oleh Jan Kremer dari University of Johannesburg di Afrika Selatan yang menyatakan bahwa sebuah batu hitam yang ditemukan beberapa tahun lalu di Mesir ternyata merupakan inti komet tertua yang ditemukan di Bumi dan setelah diteliti ternyata batu itu berhubungan dengan perhiasan raja Firaun Tutankhamun. Silika sebagai dampak dari komet itu ternyata dijadikan bros oleh raja Mesir Tutankhamun. 28 Juta tahun lalu komet memasuki atmosfer Bumi di atas daratan yang saat ini adalah Mesir. Komet itu memanaskan pasir di bawahnya hingga mencapai suhu 2000 derajat Celcius sehingga membentuk kaca silika kuning yang sangat banyak dan mencakup area seluas 6000 kilometer persegi di gurun Sahara.
Raja Tutankhamun. Image credit: google
Silika kuning yang tercipta itu ternyata ditemukan di bros milik Tutankhamun, raja Firaun Mesir yang terkenal yang memerintah dari tahun 1333-1323 SM. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, October 3, 2013

Komet ISON Terlihat dari Planet Mars

Komet ISON / C/2012 S1 yang kabarnya merupakan komet paling terang yang pernah diamati dalam 10 tahun terakhir, ternyata tidak hanya bisa dilihat dari Bumi saja, tapi juga bisa dilihat dari Mars. Seperti tampak pada foto yang diambil oleh wahana NASA’s Mars Reconnaissance Orbiter. Dengan Menggunakan kamera HiRISE, NASA’s Mars Reconnaissance Orbiter berhasil mengambil foto komet ISON yang saat ini posisinya sedang mendekati Matahari. Sayangnya foto yang ada tidak begitu jelas hanya titik-titik saja dengan beberapa bintang pada latar belakangnya. hal ini disebabkan karena jarak yang lebih jauh (dari Mars) dan juga memang instrumen HiRISE tidak dirancang untuk memotret obyek langit. Instrumen ini hanya digunakan untuk memotret permukaan planet Mars dengan resolusi tinggi.

Tanggal 28 November 2013 nanti, komet ISON akan berjarak 1,16 juta km dengan Matahari dan itu adalah pendekatan perihelionnya (jarak terdekat). (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Friday, February 15, 2013

Foto dan Video Meteor 10 Ton Hantam Kota di Rusia

Meteor terlihat dilangit Rusia sebelum menghantam kota di negara tersebut. Image credit: universetoday.com
Dilaporkan oleh kantor berita Reuter bahwa beberapa meteor besar melintas dan jatuh di Chelyabinsk dan Sverdlovsk, Rusia. Salah satu pejabat dari RIA Novosti mengatakan bahwa diperkirakan ini adalah bagian dari hujan meteor dan The Russian Academy of Science memperkirakan bahwa sebuah meteor tunggal dengan berat 10 ton masuk ke atmosfer Bumi dengan kecepatan 54.000 km/jam dan pecah pada ketinggian 30-50 km di atas permukaan Bumi. Chelyabinsk sendiri terletak sekitar 930 mil (1.500 km) di sebelah timur Moskow di pengunungan Ural Rusia.

Dilaporkan oleh RT.com bahwa meteorit jatuh di dekat sebuah pabrik seng dan menggangu jaringan internet dan layanan telekomunikasi. Diperkirakan 150 orang luka ringan akibat ledakan kejut dari dampak meteor tersebut. Berikut adalah beberapa video detik-detik meteor yang jatuh di Rusia.




Monday, October 1, 2012

Astronom Amatir Temukan Komet Paling Terang

Komet C/2012 S1 (ISON) menjadi komet paling terang yang ditemukan dalam 10 tahun terakhir. Image credit: Remanzacco Observatory/Ernesto Guido, Giovanni Sostero & Nick Howes
Astronom amatir Rusia, Artyom Novichonok dan rekannya dari Belarusia, Vitaly Nevsky berhasil menemukan komet yang menjadi komet dengan cahaya paling terang dalam 10 tahun terakhir. Komet tersebut ditemukan melalui pengamatan di Observatorium Kislovodsk di Kaukasus Utara. Komet yang diberi nama C/2012 S1 (ISON (International Scientific Optical Network)) tersebut ditemukan pada 24 September dengan menggunakan reflecting telescope berukuran 0.4 meter. Saat pertama kali ditemukan, komet tersebut berada pada jarak 625 juta mil (1 miliar km) dari Bumi dan 584 juta mil (939 juta km) dari Matahari kita. Komet tersebut bersinar dalam magnitude 18.8 pada skala terbalik yang digunakan astronom untuk mengukur tingkat kecerahan obyek langit (semakin rendah magnitude maka semakin terang). Komet tersebut 100 ribu kali lebih redup dari pada bintang yang bisa dilihat dengan mata telanjang di malam hari.

Namun pada titik perihelion (titik terdekat dengan matahari) pada 28 November 2013 komet ISON akan berada pada jarak 800 ribu mil (1.2 juta km) dari Matahari, komet tersebut akan menjadi salah satu obyek langit yang sangat mempesona dan mungkin akan dapat kita lihat pada siang hari yang cerah dengan mata telanjang. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, March 15, 2012

Kisah Komet Lovejoy yang Selamat Setelah Melintasi Matahari

Komet Lovejoy yang selamat setelah melintasi matahari. Image credit: NASA/SDO
Lovejoy, sebuah komet yang belum lama ditemukan, ternyata selamat dari penerjunan bunuh diri melintasi atmosfer Matahari yang amat panas pagi tadi, Jumat (16/12/2011). Demikian menurut para ilmuwan NASA.

Komet Lovejoy menerobos korona Matahari sekitar pukul 07.00 WIB, pada jarak 140.000 kilometer dari permukaan Matahari. Suhu di korona bisa mencapai 1,1 juta derajat celsius sehingga kebanyakan peneliti awalnya meyakini batu es pengembara itu bakal hancur lebur.

Akan tetapi, Lovejoy terbukti cukup kuat menghadapi panas. Sebuah video yang diambil oleh wahana Observatorium Dinamika Matahari (SDO) milik NASA menunjukkan, obyek es tersebut muncul dari balik Matahari setelah melintasinya dan melesat ke ruang angkasa.

"Berita gembira, Lovejoy hidup! Komet Lovejoy telah selamat dalam perjalanannya melintasi Matahari dan muncul kembali di sisi lain," begitu bunyi tweet seorang peneliti SDO.

SDO adalah salah satu dari banyak instrumen yang digunakan para ilmuwan untuk mengawasi Lovejoy dalam lawatannya ke Matahari. Para peneliti awalnya ingin merekam dan mempelajari kematian sebuah komet karena menabrak bintang, yakni Matahari.

"Ini kesempatan yang sangat langka untuk mengamati penguapan menyeluruh dari sebuah komet yang relatif besar, dan kami memiliki 18 instrumen terpasang pada lima satelit untuk menelitinya," ujar Karl Battams, seorang ilmuwan di Laboratorium Riset Angkatan Laut di Washington, di situs Sungrazing Komet, sebelum Lovejoy mendekati Matahari.

Battams mengelola situs yang dikhususkan untuk membahas komet Lovejoy. Komet itu sendiri ditemukan oleh dua wahana yang berbeda: Solar Terrestrial Relations Observatory NASA (STEREO) dan Solar and Heliospheric Observatory (SOHO), yang dioperasikan bersama oleh NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA).

Battams sendiri menyambut berita selamatnya Lovejoy dengan terkejut sekaligus senang. "Saya menduga ekor debunya akan bertahan hidup (walau hanya selama beberapa jam) sebelum memudar, tapi bukan intinya!" ujarnya.

Lovejoy memiliki inti selebar sekitar 200 meter, dan masuk dalam kelas komet yang dikenal sebagai Sungrazers Kreutz, atau komet-komet yang orbitnya sangat dekat dengan Matahari.

Semua komet Sungrazers Kreutz diyakini sebagai sisa-sisa dari sebuah komet raksasa tunggal yang pecah beberapa abad lalu. Mereka dinamai menurut astronom Jerman abad ke-19, Heinrich Kreutz, yang pertama kali menunjukkan bahwa komet-komet tersebut memiliki "hubungan darah".

Banyak komet diketahui bunuh diri dengan menabrak Matahari, tetapi umumnya mereka tidak menunjukkan tanda-tanda akan terjun ke sana. Itulah yang membuat para ilmuwan begitu bersemangat tentang Lovejoy karena komet ini menunjukkan tanda hendak menerjang Matahari. Astronom amatir Australia, Terry Lovejoy, menemukan komet itu pada 27 November lalu, yang memberikan banyak waktu bagi peneliti untuk memetakan gerakannya.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto