Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Showing posts with label Meteor. Show all posts
Showing posts with label Meteor. Show all posts

Friday, September 12, 2014

Meteorit Hantam Ibu Kota Nikaragua

Tentara Nikaragua mendeteksi keberadaan meteorit dengan metal detektor. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: ticotimes
Sebuah ledakan besar mengguncang ibu kota Nikaragua, Managua, pada hari Minggu malam. Ledakan keras tersebut cukup membuat warga kota tersebut panik. Diperkirakan penyebab dari ledakan itu akibat jatuhnya sebuah meteorit. Hal itu diperkuat dengan temuan kawah yang diduga adalah hasil dari tumbukan meteorit. Kawah itu berukuran lebar 12 meter dan dalam 5 meter.

"Kami yakin bahwa ini adalah akibat meteorit. Kita telah melihat kawah sebagai akibatnya," ungkap Wilfredo Strauss dari Seismic Institute.
Pemerintah Nikaragua meyakini bahwa meteorit itu adalah bagian dari asteroid 2014 RC berukuran 20 meter yang melintasi Bumi. Hal itu diungkapkan oleh Humberto Garcia dari National Autonomous University of Nicaragua.

Jarak terdekat saat asteroid itu melintasi Bumi yaitu 34.000 km. Sepersepuluh jarak Bumi dengan Bulan. Kawah akibat meteorit itu ditemukan di dekat bandar udara internasional Managua Augusto C. Sandino pada tengah malam waktu setempat. Beruntung tidak ada yang terluka akibat kejadian itu.

Sementara itu lokasi kawah tersebut saat ini ditutup untuk umum dan pemerintah Nikaragua mengerahkan tentara ke lokasi guna menemukan serpihan meteorit itu dengan menggunakan detektor logam. Seorang pejabat senior Nikaragua menyatakan bahwa meteorit itu utuh terkubur di dalam tanah. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, August 6, 2014

Robot Curiosity Temukan Meteorit Besi di Mars

Batu meteorit besi temuan Curiosity di Mars yang disebut Lebanon. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech/LANL/CNES/IRAP/LPGNantes/CNRS/IAS/MSSS
Robot penjelajah Mars, Curiosity menemukan meteorit besi di permukaan planet tersebut. Meteorit besi itu disebut oleh ilmuwan dengan nama Lebanon (mirip nama negara). Meteorit besi berukuran 2,2 meter ini serupa dengan apa yang pernah ditemukan oleh wahana penjelajah Mars sebelumnya, Spirit dan Opportunity.

Foto di atas merupakan penggabungan dari dua gambar yakni dari foto yang diambil dengan kamera Remote Micro Imager (RMI) yang beresolusi tinggi, dengan Curiosity's Chemistry and Camera (Chemcam).

Dari foto tersebut tampak adanya banyak lubang yang diperkirakan dihasilkan oleh proses pengikisan kristal pada logam meteorit. Kemungkinan lubang tersebut berisi kristal olivin yang biasanya ada pada batu meteorit besi yang disebut pallasites yang diperkirakan meteorit jenis ini terbentuk di dekat inti mantel pada sebuah asteroid. Di Bumi meteorit jenis ini mirip dengan meteorit Xinjiang di China dan meteorit Hoba di Namibia. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, May 8, 2014

Siap-siap Nonton Hujan Meteor 209P/LINEAR

Kepala NASA's Meteoroid Environment Office Dr. Bill Cooke mengungkapkan bahwa pada tanggal 24 Mei 2014 besok akan ada hujan meteor. Diperkirakan jumlahnya bisa menembus angka 200 meteor per jam. Sejatinya hujan meteor yang akan terjadi nanti sebagai akibat dari serpihan komet 209P/LINEAR yang pertama kali ditemukan pada Februari 2004 oleh misi Lincoln Near-Earth Asteroid Research sebagai misi kerja sama antara NASA dengan Massachusetts Institute of Technology Lincoln Laboratory dan Angkatan Udara Amerika dalam rangka mencari obyek luar angkasa yang berpotensi membahayakan Bumi.

Komet 209P/LINEAR melintasi Bumi setiap 5 tahun sekali. Waktu terbaik untuk melihat hujan meteor ini yakni tanggal 24 Mei 2014 jam 17.30 WIB. Selain hujan meteor, ada juga konjungsi Bulan sabit dengan planet Venus yang bisa disaksikan. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, October 23, 2013

Robot Curiosity Buktikan Beberapa Meteorit Bumi Benar Berasal dari Mars

Meteorit Tissint yang dikonfirmasi oleh ilmuwan berasal dari planet Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: Natural History Museum
Berdasarkan data-data terbaru yang didapat oleh robot penjelajah Mars Curiosity, didapat petunjuk bahwa beberapa mateorit yang jatuh di Bumi memang benar-benar berasal dari Mars. Ilmuwan mengukur banyaknya isotop argon-36 yang ada di atmosfer Mars yang kemudian dibandingkan dengan jumlah isotop argon-38 yang lebih berat, ilmuwan menyatakan bahwa kedua komposisi itu ada pada meteorit Mars yang ditemukan di Bumi. Menurut mereka perbandingan isotop diantara kedua argon itu adalah 4.2. Seperti yang terdapat pada batu meteorit Mars yang dijuluki "Black Beauty" ini.
Meteorit Black Beauty. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Jika Mars tidak kehilangan atmosfernya, maka rasio perbandingan argon adalah 5.5 mirip dengan Matahari dan Jupiter. Tapi karena atmosfer Mars menghilang, argon dengan isotop yang ringan menjadi hilang dan yang tersisa hanya isotop argon yang lebih berat. Sebelum wahana Curiosity dikirim ke Mars, dengan meneliti sampel dari meteorit Mars, ilmuwan telah sejak lama menempatkan rasio argon diantara 3.6 dan 4.5. namun kini dengan menggunakan instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) yang melekat pada Curiosity, mereka bisa mendapatkan proporsi yang lebih tepat. Dengan mengetahui komposisi argon dan proporsinya, secara tidak langsung ilmuwan juga bisa mengetahui sejarah atmosfer di planet itu sebab argon merupakan suatu penanda yang sangat jelas hilangnya atmosfer di Mars karena komposisi kimianya tidak dapat bereaksi atau bertukar dengan apapun yang ada baik di permukaan maupun di dalam interior planet Mars itu sendiri.

Curiosity sejatinya tidak bisa mengukur atau menyelidiki sejauh mana Mars kehilangan atmosfernya, tapi pada misi NASA berikutnya yang akan diluncurkan pada 18 November 2013 dengan menggunakan wahana MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile Evolution Mission) semua hal tentang atmosfer Mars akan terungkap. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, September 5, 2013

Serpihan Terbesar Meteorit yang Jatuh di Rusia Berhasil Ditemukan

Serpihan meteorit yang berhasil ditemukan di Chelyabinsk, Rusia. Image credit: en.rian.ru
Ilmuwan Rusia dalam sebuah pernyataan resmi telah mengumumkan bahwa telah ditemukan serpihan terbesar dari meteorit yang jatuh di Rusia pada 15 Februari 2013 lalu. Serpihan meteorit yang ditemukan oleh warga Rusia yang tidak disebutkan namanya itu berukuran berat sekitar 3-4 kg. Lokasi penemuannya sendiri berada di desa Timiryazevsky, Chelyabinsk, Rusia. Oleh pemerintah Rusia, penemu serpihan meteorit tersebut diberikan penghargaan dan saat ini serpihan meteorit itu di bawa ke Chelyabinsk State University untuk dianalisa lebih lanjut.

Untuk mengingat kembali, pada 15 Februari 2013 lalu meteorit sebesar 18 meter dengan berat 10 ton meledak di atas kota Chelyabinsk, wilayah Ural, Rusia. Ledakan tersebut menghasilkan gelombang kejut yang sangat dahsyat yang setara dengan ledakan 440 ribu ton TNT. Akibatnya 1200 orang terluka akibat terkena pecahan kaca. Untungnya meteorit tersebut jatuh di danau Chebarkul yang membeku dan membentuk lubang dengan diameter 8 meter. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, February 16, 2013

Ahli NASA, Meteor Rusia Tidak Berhubungan dengan Asteroid 2012 DA14

Meteor yang jatuh kemarin pagi di Rusia. Image credit: universetoday.com
Meteor yang jatuh dan menghantam kota Chelyabinsk dan Sverdlovsk di Rusia kemarin menurut para astronom bukan disebabkan oleh melintasnya asteroid 2012 DA14 yang berarti asteroid tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan meteor jatuh di Rusia tersebut.

Menurut ahli meteor NASA Don Yeomans, asteroid 2012 DA14 melintasi Bumi pada jarak yang masih aman sekitar 27.000 km dari Bumi dan bergerak dari Selatan ke Utara sedangkan meteor yang jatuh di Rusa tidak bergerak dari Selatan ke Utara. Selain itu adanya jeda waktu yang lama antara  melintasnya asteroid tersebut dengan kedatangan meteorit di Rusia juga cukup lama sehingga disimpulkan bahwa meteorit yang jatuh di Rusia tidak ada hubungannya dengan asteroid 2012 DA14. Sebelumnya sempat terdengar kabar bahwa meteorit tersebut merupakan serpihan dari asteroid 2012 DA14 atau bahkan dikaitkan dengan serangan ufo dan alien,maka hal itu tidak benar.

Perlu diketahui bahwa asteroid 2012 DA14 memiliki ukuran lebar 45 meter dan itu sekitar setengah dari lapangan sepak bola dan akan melintas dengan jarak terdekta dengan Bumi pada jarak 8.046 km di atas wilayah Indonesia sekitar pukul 02.30 WIB pagi.

Astronom sendiri telah mengamati asteroid ini sejak ditemukan pada bulan Februari 2012 dan menurut NASA baik dimasa kini maupun masa depan asteroid ini tidak akan menimbulkan ancaman bagi Bumi. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, December 17, 2012

Foto dan Video Hujan Meteor Geminid 2012

Hujan meteor Geminid yang puncaknya terjadi pada tanggal 12-13 Desember 2012 kemarin sangat menarik dan dapat dilihat hampir di seluruh bagian Bumi. Ada sekitar 50 meteor yang jatuh setiap jamnya. Bagi Anda yang tidak sempat melihatnya berikut adalah beberapa foto dan video hujan meteor Geminid yang terjadi tanggal 12-13 Desember 2012 yang diambil dari beberapa tempat di dunia

Image credit: Patrick Cullis

Image credit: Peter Greig

Hujan meteor Geminid di  Death Valley. Image credit: Gavin Heffernan/SunChaser Pictures

Image credit: Sean Parker

Image credit: Patrick Cullis
Video hujan meteor Geminid 2012:



(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, December 5, 2012

12 Desember 2012 Puncak Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid. Image credit: NASA
Pada tanggal 12-13 Desember 2012 mendatang akan menjadi puncak dari hujan meteor Geminid. Hujan meteor Geminid nanti sangat istimewa karena tidak akan ada cahaya Bulan sehingga langit cukup gelap dan memudahkan kita untuk melihat hujan meteor Geminid tersebut.

Pada saat puncak hujan meteor Geminid, maka akan muncul sekitar 50 meteor setiap jamnya dan hujan meteor ini merupakan salah satu hujan meteor paling ramai selain hujan meteor Leonid. Kita tidak perlu teleskop untuk melihatnya. Cukup berdiri di tanah lapang, dan melihat ke atas arah timur.

Hujan meteor Geminid berbeda dengan hujan meteor lainnya karena berasal dari pecahan asteroid. Nama asteroidnya adalah 3200 Phaethon. Asteroid ini mengorbit Matahari dan meninggalkan debu ketika bergerak. Ketika Bumi memasuki wilayah debu, atmosfer Bumi akan membakarnya. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Saturday, November 17, 2012

Melihat Hujan Meteor Leonid Secara Online dan Realtime

Hujan meteor Leonid. Image credit: John Chumack
Hujan meteor Leonid yang akan puncaknya akan terjadi pada akhir pekan ini (17-18 November 2012) bisa Anda saksikan secara online dan real time melalui link berikut ini http://www.nasa.gov/topics/solarsystem/features/watchtheskies/leonids_2012.html

Hujan Meteor Leonid Bisa Dilihat Akhir Pekan Ini

Hujan meteor Leonid. Image credit: John Chumack
Fenomena hujan meteor tahunan tampaknya sudah mulai berlangsung. Astrofotografer John Chumack di Ohio mengungkapkan bahwa ia berhasil mengambil gambar hujan meteor Leonid pada akhir pekan ini dan menurutnya kesempatan terbaik untuk melihat hujan meteor leonid ini adalah pada 17 November 2012 sebelum fajar.

Setiap tahun Bumi melewati puing-puing atau serpihan yang ditinggalkan oleh komet Tempel-Tuttle. Serpihan kecil debu memasuki atmosfer Bumi dan terbakar dan terkadang memancarkan jejak cahaya yang kita sebut dengan meteor.

Di akhir minggu ini Bulan akan berada di bawah cakrawala sehingga cahayanya tidak akan mengganggu kita untuk melihat hujan meteor Leonid. Para astronom mengatakan bahwa pada kondisi langit cerah, kita bisa melihat sekitar 15 sampai 20 meteor per jam nya.
Konstelasi Leo dan hujan meteor Leonid. Image credit: StarDate magazine
Meskipun meteor tersebut berasal dari konstelasi Leo yang akan berada di langit timur pada pagi hari, namun hujan meteor bisa di lihat di semua bagian langit.

Berikut ini adalah video hujan meteor Leonid yang berhasil direkam oleh John Chumack:


(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, June 21, 2012

Peneliti Tidak Menemukan Organisme Biologis di Meteorit Mars

Meteorit Mars ALH84001. Image credit: NASA/JSC/Stanford University
Pencarian organisme biologis yang membentuk molekul organik di Mars awalnya mengacu pada data yang diperoleh oleh misi Viking pada tahun 1970-an. Misi tersebut terkenal karena berhasil menemukan unsur karbon di planet tersebut.

Seperti dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Kamis (21/06/2012), Hasil terbaru yang diperoleh oleh tim peneliti yang dipimpin oleh Andrew Steele dari Carnegie Institution for Science terhadap batu meteor Mars yang terbentuk 4.2 miliar tahun lalu, tidak berhasil menemukan adanya organisme biologi. Batu meteor tersebut mengandung molekul karbon yang menjadi salah satu unsur dasar pembentuk kehidupan. Tim mendapati hal tersebut setelah melakukan penelitian terhadap 10 dari 11 meteorit Mars yang teliti. Namun muncul pertanyaan dari mana sebenarnya asal molekul organik tersebut, apa yang membuat molekul tersebut ada?

Tim mencoba menjawab pertanyaan tersebut dan mencoba mengambil kesimpulan. Molekul karbon tersebut memang berasal dari Mars dan bukan berasal dari kontaminasi silang Biosphere Bumi. Mereka menemukan bahwa molekul karbon tersebut tidak dibuat oleh suatu proses biologis. Karbon tersebut terbentuk di bongkahan batu yang menjadi meteorit yang jatuh ke Bumi. Pembentukan molekul karbon pada batu meteorit itu merupakan dibentuk proses vulkanik yang kemudian menjebak karbon dalam struktur kristal yang dibentuk oleh magma yang mendingin. Itu merupakan urutan dari reaksi kimia non-biologis. Materi organik di meteorit dibuat oleh karbon yang terperangkap di kristal tersebut.

Penjelasan lain yang diungkap oleh tim peneliti adalah kemungkinan molekul organik tersebut merupakan hasil emisi dari mikroba yang bermigrasi ke gunung berapi melalui proses tektonik yang mirip seperti di Bumi. Namun Mars tidak memiliki aktifitas tektonik seperti Bumi jadi kecil kemungkinannya kalau molekul tersebut dibentuk oleh aktifitas mikroba.

Mungkin nampak membingungkan. Namun yang menarik dari studi ini adalah pada 4.2 miliar tahun lalu, Mars secara alami membentuk molekul organik kompleks yang kemungkinan masih berlangsung hingga saat ini.

Meteorit ALH84001 yang menjadi meteorit penting dalam studi ini, pada tahun 1996 juga diketahui mengandung fosil Mars. Meteorit ini terbang dan sampai ke Bumi disebabkan oleh tumbukan Hebat di Mars sekitar 16 juta tahun yang lalu dan jatuh di antartika 13 ribu tahun yang lalu dan ditemukan di Allan Hills, Antartika. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Thursday, May 31, 2012

Ilmuwan Teliti Meteorit Murchison untuk Ungkap Asal Karbon di Mars

Meteorit Murchison. Image credit: marsdaily.com
Penelitian tentang unsur-unsur penyusun atmosfer Mars dapat membantu para peneliti untuk melakukan misi pencarian tanda-tanda kehidupan di planet tersebut di masa depan. Ilmuwan mencoba untuk menemukan jawaban bagaimana lingkungan di planet tersebut bisa mengandung gas metana yang mengandung karbon yang merupakan unsur penting penyusun kehidupan.

Ilmuwan menemukan meteorit yang membombardir permukaan Mars, mengandung komponen karbon yang cukup untuk merubah metana saat terkena paparan sinar matahari.

Dikutip dari marsdaily.com, Kamis (31/05/2012), Peneliti mengatakan penemuan ini dapat memberikan petunjuk tentang atmosfer planet tersebut. Para ilmuwan berencana misi masa depan ke Mars bisa menggunakan temuan tersebut untuk menyempurnakan percobaan mereka, sehingga didapat sebuah nilai tambah dari misi tersebut.. Untuk itu peneliti membawa contoh dari meteorit Murchison yang jatuh dan ditemukan di Australia 40 tahun lalu. Tim peneliti kemudian mengambil beberapa bagian dari meteorit yang memiliki komposisi yang sama dengan meteorit Mars untuk kemudian diberikan radiasi ultraviolet yang memiliki tingkat yang sama dengan tingkat radiasi ultraviolet sinar matahari di Mars.

Tim dari University of Edinburg, Max Planck Institute, serta Utrecht University, menemukan sejumlah metana berubah secara signifikan dan bisa menjadi bagian dari metana di atmosfer Mars.

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Batu Meteorit Ini Mengandung Kristal Emas Olivine

Marvin Killgore dari Arizona Meteorite Laboratory mengangkat batu meteorit Fukang. Image credit: dailymail.co.uk
Meteorit yang satu ini cukup indah dilihat. Meteorit yang jatuh di Fukang ini mengandung unsur kristal emas transparan di dalamnya. Hal itu tampak saat batu meteor tersebut di hadapkan pada sinar matahari, kristal emas transparan yang dikenal dengan nama olivine, meneruskan sinar matahari sehingga tampak menyala. Dipercaya meteorit tersebut berasal dari sistem tata surya kita dan diperkirakan terbentuk 4.5 miliar tahun yang lalu.

Meteorit Fukang ditemukan pada tahun 2000 di Gurun Gobi di provinsi Xinjiang, China.

Kolektor yang tidak diketahui namanya yang memiiki sebagian besar dari batu meteor tersebut dengan berat 925lb (419,5 kg) pada tahun 2008 menjual batu tersebut seharga $2 juta (Rp 18.7 miliar) di Bonham, New York. Namun hingga saat ini belum terjual. Arizona's Southwest Meteorite Laboratory yang memiliki 32kg bagian meteorit Fukang mengatakan bahwa meteor ini kemungkinan bisa menjadi meteorit paling baik yang ditemukan pada abad 21. (dailymail.co.uk, astronomi.us)

Saturday, January 21, 2012

Ahli Meteor: Meteor di Maroko Berasal dari Mars


Pecahan dari sebuah meteorit yang mendarat di Maroko pada musim panas lalu, dikabarkan merupakan bagian yang sangat langka dari Mars. Hal ini diumumkan oleh para ilmuwan.

Dilansir Telegraph, Rabu (18/01/2012), batu tersebut terlihat jatuh ke Bumi dalam bola api pada Juli lalu, tapi tidak ditemukan diranah hingga desember. Ketika itu kolektor mulai berspekulasi bahwa batu tersebut berasal dari planet merah.

Kabar yang lebih menarik lagi tentang batu ini yaitu nilai batu ini sekira sepuluh kali nilai emas. Ahli meteorit Chris Herd yang memimpin komite untuk memberikan sertifikasi untuk meteorit tersebut mengatakan "ini sebuah sampel gratis dari Mars, kecuali Anda harus membayar dealer untuk itu".

Bahkan sebelum hasil tes temuan ini, universitas dan ilmuwan resmi NASA menawarkan sejumlah dealer besar untuk sampel, termasuk barang-barang paling langka di planet ini.

Para astronom percaya bahwa jutaan tahun lalu sesuatu yang besar bertabrakan dengan Mars, kemudian "menyemprotkan" batu ke ruang angkasa, dimana batu tersebut mulai meluncur melalui sistem surya hingga akhirnya pecahannya memasuki atmosfer Bumi. (okezone.com, astronomi.us)

Sunday, August 28, 2011

Ilmuwan Temukan Kristal Langka di Meteorit

Peneliti Jepang menemukan kristal seperti opal di sebuah meteor jatuh di Kanada pada 2000. Temuan ini menjadi temuan kristal tak biasa pertama dari benda luar angkasa.

Ilmuwan dari Tohoku University mengatakan, kristal ini terbentuk di awan debu yang dihasilkan matahari dan planet di tata surya ini pada 4,6 miliar tahun silam. Kristal tak biasa ini memiliki potensi penggunaan yang luar biasa.

"Kristal Koloidal seperti opal yang terbentuk dari rangkaian partikel tua ini memiliki potensi luar biasa untuk digunakan dalam elektronik baru dan perangkat optik," ungkap peneliti Karsuo Tsukamoto seperti dikutip UPI.

Formasi kristal di meteorit Tagish Lake ini memiliki beberapa kondisi signifikan hingga bisa terbentuk.

"Pertama, jumlah solusi air harus pada meteorit untuk membubarkan partikel koloidal,” ujarnya.

Solusi air harus ditaruh di ruang hampa kecil untuk tempat kristal terbentuk, lanjutnya.

"Kondisi ini menyatakan, kristal tersebut terbentuk 4,6 miliar tahun silam,” tutupnya seperti dikutip UPI.

Temuan ini diterbitkan di Journal of the American Chemical Society. (Sumber: inilah.com)

Friday, August 19, 2011

Sebuah Meteorit Akan Jatuh ke Bumi

Kamera di Southern Ontario Meteor Network mendeteksi adanya bola api atau meteor pada Senin (8/8/2011) pukul 01.22 EDT atau sekitar pukul 12.00 WIB pada tanggal yang sama.

"Meteor ini tertangkap di sekitar wilayah Danau Erie dan mengarah ke selatan-tenggara Ohio, AS," kata Kepala Meteoroid Environment Office NASA, Marshall Space Center, Huntsville. Meteor ini berpotensi lolos melewati atmosfer dan menumbuk permukaan Bumi. Jadi, bersiaplah untuk menyambutnya.

Seperti diketahui, meteor yang sampai ke permukaan Bumi disebut meteorit. Saat teramati, meteor tengah bergerak lambat di ketinggian 38 km di atas permukaan Bumi. Ketinggian ini tergolong rendah sebab umumnya bergerak di ketinggian 65-80 km di atas permukaan Bumi. Menurut Cooke, semakin dalam penetrasi meteor dan semakin lambat kecepatannya, maka makin berpotensi meteor sampai ke Bumi menjadi meteorit.

Meteor ini diketahui bergerak dengan kecepatan 40.555 km per jam. Massa meteor hanya 10 kg. Jadi, jika memang nanti menjadi meteorit, ukurannya kecil dan tak akan menimbulkan dampak serius. "Besarnya hanya sebesar kuku ibu jari, mungkin lebih besar sedikit," cetus Cooke. Massa meteoritnya nanti mungkin hanya 100 gram, dan diperkirakan hanya berdiamater 2,5-5 cm.

Cooke mengatakan, jika ada yang menemukan meteorit itu, diharapkan melapor ke NASA. Namun, Cooke mengingatkan bahwa meteorit yang jatuh menjadi hak milik si empunya lahan tempat meteorit itu jatuh, jadi yang mengambil mesti meminta izin. Jangan terlalu berharap akan jatuh di Indonesia sebab, menurut Cooke, meteorit nantinya akan tetap jatuh di wilayah Amerika Serikat, tepatnya di timur Cleveland.

Thursday, August 18, 2011

Para Ilmuwan NASA Pelajari Gambar-Gambar Baru Asteroid Vesta

Gambar jarak dekat pertama permukaan asteroid Vesta yang dikirimkan oleh pesawat antariksa Dawn. Credit: NASA/JPL-Caltech/UCLA/MPS/DLR/IDA
Para ilmuwan Amerika mengatakan gambar-gambar pertama jarak dekat asteroid yang sangat besar yang dinamakan Vesta mengungkapkan permukaan dengan keanekaragaman yang misterius yang mereka katakan akan membuat mereka sibuk mempelajarinya selama bertahun-tahun.

Pesawat penyelidik antariksa NASA, Dawn, sedang dalam misi satu tahun mengorbit asteroid Vesta – benda kedua terbesar dalam jalur asteroid tata surya.

Sebelumnya, para ilmuwan hanya dapat mengambil gambar Vesta dari jauh. Gambar-gambar jarak dekat yang pertama itu mengungkapkan permukaan yang ditutupi banyak kawah dan goresan-goresan hitam yang panjang, yang kata para pakar mereka heran melihatnya.

Jalur asteroid adalah kawasan antara planet Mars dan Jupiter. Asteroid sangat menarik bagi para ilmuwan. Asteroid adalah batu yang mengorbit matahari, tetapi karena suatu sebab, gagal berkembang menjadi planet.

Para pakar yakin jalur asteroid terbentuk kira-kira 5 milyar tahun yang lalu.

Video: Asteroid Berkekuatan 15 Bom Atom Dekati Bumi

Sejumlah astronom amatir dari seluruh dunia telah menemukan sebuah asteroid (asteroid 2011 GP59) yang diperkirakan akan melintas di dekat Bumi pada Senin malam, 18 April 2011. Sumber: www.jpl.nasa.gov/ Nick James

Meteorit Berusia 4,5 Miliar Tahun Ungkap Mineral Pembentuk Tata Surya

Meteorit berusia 4,5 miliar tahun yang ditemukan di barat laut Afrika berisi jenis mineral baru pembentuk tata surya yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Krotite adalah jenis mineral yang belum pernah ditemukan sebelumnya, menurut Anthony Kampf, kurator dari Ilmu Mineral dari Natural History Museum di Los Angeles County. Demikian seperti yang dikutip dari Pravda, Rabu (11/5/2011).

"Mineral ini belum diketahui sebelumnya sampai akhirnya kita temukan. Hal ini cukup dramatis," ujar Kampf

Meteorit yang membawa mineral Krotite adalah NWA 1934 CV3 carbonaceous chondrite. Meteorit ini adalah bekas dari elemen awal yang membentuk planet-planet.

Mineral ini terbentuk atas kalsium, alumunium dan oksigen. Untuk membentuk mineral tersebut dibutuhkan suhu 1500 derajat celsius. Hal inilah yang memunculkan dugaan kalau mineral ini terbentuk pada awal lahirnya tata surya, ketika kabut nebula dan planet mulai terbentuk.

Komet Hartley 2, Komet yang Berbentuk Seperti Kacang

Setelah melalui 4,6 miliar kilometer perjalanan pengejaran, wahana luar angkasa EPOXI milik NASA berhasil bergerak mendekati Komet Hartley 2 dan mengirimkan citra close up komet tersebut ke Bumi yang direkam dari jarak 700 kilometer.

Sekilas, penampilannya menunjukkan bahwa komet Hartley 2 memiliki bentuk yang belum pernah ditemui sebelumnya. Komet itu memiliki bentuk seperti kacang, bagian tengah yang lebih tipis dan halus memisahkan dua bagian ujung atau kutub komet yang lebih tebal dan kasar. Ukurannya diperkirakan dengan panjang 2 kilometer dan tebah di bagian tengah 0,4 kilometer.

Komet Hartley 2

Sementara itu, bagian belakang komet tersebut tampak bagai bagian pembuangan hasil pembakaran pada pesawat jet. Seperti komet umumnya, terdapat ekor gas yang terjadi akibat penguapan material komet (gas dan debu) akibat pergerakan komet yang mendekati Matahari.

“Kami berpikir, bentuk kacang bisa didapatkan karena bagian ujung inti nukleus itu banyak menguap. Hasil penguapan itu yang mungkin terakumulasi dan menggumpal di bagian ujung,” ujar Jessica Sunshine, salah satu peneliti yang terlibat dalam misi menganalisa komet ini, seperti dilansir situs National Geographic, pekan lalu.

Lebih lanjut, Sunshine mengatakan, “Pada bagian tengah tidak terlihat aktivitas penguapan sama sekali.” Sunshine berspekulasi, bagian tengah yang halus adalah bagian yang diisi oleh penguapan material komet yang dihasilkan di kutub komet. Hasil penguapan dan debu tertarik ke bagian tengah komet karena gravitasi.

Komet Hartley 2, Mengenal Komet Hartley 2


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto