Neil Armstrong muda. Image credit: nettavisen.no |
Empat hari kemudian, dunia menyaksikan Armstrong melangkah di bulan. Menandai "loncatan terbesar untuk manusia". Pada 20 Juli 1969, Neil mengukir sejarah bagi Amerika Serikat. Sejak itu, dia menjadi sosok paling pendiam yang sangat selektif menerima permintaan wawancara.
Armstrong mengudurkan diri dari NASA pada 1971. Dia menerima tawaran menjadi dosen di Fakultas Teknik Penerbangan, Universitas Cincinnati hingga 1979.
Dia melangkah kembali ke sorotan publik dalam peluncuran buku biografinya, First Man oleh James Hansen pada 2005. Buku itu memuja sosok Armstrong seperti pahlawan.
"Teman dan kolega tiba-tiba melihat kami berbeda. Memperlakukan kami berbeda dibanding perlakuan selama beberapa bulan atau tahun sebelum kami bekerja bersama. Saya tidak pernah mengerti itu," ujar Armstrong seperti dilansir dari ABCnews.go.com.
Neil menceritakan kejengahannya menjadi sosok selebritas pada wawancara dengan CBS News.
"Saya rasa kami semua ingin dikenal bukan hanya karena sekali peluncuran saja. Tapi, semua hasil kerja keras kami setiap hari. Saya tidak memilih untuk menjadi yang pertama. Saya hanya dipilih untuk menjadi komando penerbangan itu," ujar peraih penghargaan dari 17 negara ini.
Pria kelahiran Wapakoneta, Ohio, AS ini memulai karirnya di NASA Ohio. Status Neil berubah menjadi astronot pada 1962.
Pria kelahiran 5 Agustus 1930 yang selama ini tidak membagi kisahnya, kini menjelaskan statusnya di bulan.
"Orang-orang suka teori konspirasi. Saya tidak mempermasalahkan itu. Suatu hari orang akan pergi ke bulan dan mengambil kamera yang saya tinggalkan di sana," ujar manusia yang kali pertama menginjak bulan ini sambil tertawa.
Dalam wawancara dengan CPA Australia, Armstrong menjelaskan pemetaan bulan yang menggunakan Google Moon. Dia membandingkan hasil rekaman yang diambilnya dengan hasil pemetaan Google. Keduanya serupa sehingga Armstrong bisa menjadikannya bukti pendaratannya.
Dia mengutarakan keinginannya kembali menjajaki kawah bulan dengan kakinya. Dalam wawancara yang terbagi dalam 4 bagian ini, Armstrong menunjukkan video detik-detik pesawat menginjak bulan.
Suara dalam rekaman pendaratan itu akhirnya menyatakan, "Burung elang telah mendarat."
Setelah langkah kecil di bulan itu, Armstrong meraih popularitas besar. Profesor Teknik Penerbangan Universitas Cincinnati, AS ini mengisahkan transformasi kehidupannya setelah Apollo 11.
"Saya selalu tertarik dengan teknik. Tapi, saya merindukan momen berada di dalam kokpit pesawat. Saya telah menerima perubahan itu dan menemukan kesenangan mencari solusi di luar masalah penerbangan," ujar Armstrong.
Menurut dia, pihak eksekutif dan legislatif di Amerika Serikat membingungkan NASA. Agensi luar angkasa itu digambarkan Neil sedang terombang-ambing di antara dua pengambil keputusan pemerintah ini. Neil bersama rekan-rekannya mencoba mencari solusi masalah ini dengan mengungkapkan pendapatnya ke kongres.
Pada 1982 hingga 1992, Armstrong memimpin Computing Technologies for Aviation, Inc., Charlottesville, AS. Dia telah menerima banyak penghargaan, seperti Medali Presiden untuk Kebebasan, Medali Emas Penghargaan Federasi Penerbangan Internasional, dan Penghargaan Perkumpulan Astronot Amerika. (vivanews.com, astronomi.us)
0 comments:
Post a Comment