Para ilmuwan telah menemukan bukti baru bahwa jumlah petir di Bumi selain dipengaruhi oleh sinar kosmik dari luar angkasa juga dipengaruhi oleh hembusan partikel bermuatan yang berasal dari Matahari. Peneliti dari University of Reading menemukan hubungan antara intensitas badai di Bumi dengan partikel bermuatan / berenergi yang digerakkan oleh angin surya / angin Matahari sehingga meningkatkan jumlah petir yang terjadi. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya jumlah petir di benua Eropa selama 40 hari selang beberapa saat setelah Bumi diterpa angin surya berkecepatan tinggi hingga satu juta mil per jam bahkan bisa lebih yang menghantam atmosfer Bumi.
Meskipun secara menyeluruh mekanisme tentang hal ini belum diketahui dengan detail, namun para peneliti mengatakan bahwa partikel di udara telah dirubah menjadi partikel bermuatan oleh angin surya yang bertabrakan dengan atmosfer Bumi. Penulis studi, Dr Schris Scott mengatakan bahwa pihaknya menemukan bukti bahwa angin surya berkecepatan tinggi bisa meningkatkan jumlah petir di Bumi baik intensitas maupun besarannya. "Sinar kosmik, partikel kecil dari alam semesta dipercepat oleh ledakan bintang memegang peranan penting dari perubahan cuaca di Bumi, tapi jika muatan yang dihasilkan kecil, maka angin surya Matahari bisa meningkatkan muatan listriknya," ungkap Dr Scott.
Sebelum datangnya angin surya berkecepatan tinggi, rata-rata di Inggris terjadi 321 petir dalam 40 hari dan setelah angin surya berkecepatan tinggi datang, jumlah petir yang terjadi meningkat menjadi 422. Sebenarnya secara alami medan magnet Bumi mampu menjadi pertahan yang kuat untuk melawan angin surya Matahari, sehingga dapat membelokkan partikel bermuatan di atas atmosfer. Tapi jika angin surya terlalu kencang maka akan meningkatkan intensitas partikel bermuatan yang ada. Sehingga energi yang dihasilkan mampu masuk ke dalam awan hujan dan mempengaruhi perubahan cuaca di Bumi. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)
0 comments:
Post a Comment