Navigasi pesawat luar angkasa yang ada saat ini masih bergantung pada transmisi radio antara pesawat dengan stasiun kontrol misi di Bumi. Oleh sebab itu untuk memberikan perintah atau instruksi dari Bumi akan ada jeda waktu yang agak lama agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh pesawat luar angkasa disebabkan oleh jauhnya jarak yang ditempuh oleh gelombang radio tersebut. Sinyal radio yang dipancarkan baru bisa diterima selama beberapa jam, hari atau bahkan lebih lama lagi. Hal itu cukup menyulitkan dan tidak efektif terlebih jika pesawat sangat membutuhkan panduan yang bersifat darurat. Penggunaan transmisi radio sebagai pengendali navigasi diterapkan pada dua satelit terkenal Amerika, Voyager 1 dan 2.
Ilmuwan mempelajari penggunaan pancaran sinar X dari bintang mati (dead stars) yang disebut pulsar untuk digunakan oleh pesawat luar luar angkasa agar dapat bernavigasi secara mandiri dan otomatis. Pulsar sangat cepat memancarkan radiasi elektromagnetik secara intens dan teratur. Dengan begitu ia dapat dijadikan sumber navigasi layaknya teknologi GPS di Bumi.
"Dengan menggunakan detektor sinar X yang terpasang pada pesawat luar angkasa, maka kita bisa mengetahui posisi dan gerakan pesawat itu. Ilmuwan University of Leicester dan NPL bekerja sama membuat sistem baik hardware maupun software untuk menggunakan teknik baru ini. "Dana riset dari ESA akan digunakan untuk membiayai proyek tersebut sehingga layak untuk diterapkan dalam pesawat luar angkasa terbaru," ungkap Setnam Shemar selaku pemimpin proyek dari NPL.
Keuntungan dari penggunaan pulsar dari bintang mati tadi selain cepat adalah dalam satu waktu, tim pengendali misi di Bumi dapat dengan cepet dan akurat mengontrol beberapa pesawat luar angkasa sekaligus. Hal ini berbeda dengan sistem navigasi konvensional melalui transmisi radio dimana transmisi hanya bisa dilakukan satu persatu.
Jika teknologi navigasi baru ini dapat segera diterapkan maka akan mampu mengurangi biaya operasional. Metode ini menggunakan "GPS alam" dan dapat digunakan di daerah lain di luar tata surya kita. (PHS, Adi Saputro, www.astronomi.us)
0 comments:
Post a Comment