Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Sunday, August 18, 2013

Ilmuwan Gunakan Pulsar Bintang Mati untuk Navigasi Pesawat Luar Angkasa Masa Depan

Penggunaan pulsar bintang mati sangat cocok untuk mengendalikan wahana atau pesawat luar angkasa yang jaraknya sangat jauh dari Bumi seperti Voyager 1 yang berjarak lebih dari 18 miliar kilometer dari Bumi. Image credit: NASA
Ilmuwan dari National Physical Laboratory (NPL) dan University of Leicester telah ditugaskan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk mempelajari kemungkinan penggunaan radiasi sinar X bintang mati untuk menjadi bagian dari sistem navigasi pesawat luar angkasa di masa depan. Jika hal ini terwujud maka ini akan merubah sejarah dan membawa teknologi antariksa menjadi lebih canggih khususnya bagi kegiatan eksplorasi luar angkasa.

Navigasi pesawat luar angkasa yang ada saat ini masih bergantung pada transmisi radio antara pesawat dengan stasiun kontrol misi di Bumi. Oleh sebab itu untuk memberikan perintah atau instruksi dari Bumi akan ada jeda waktu yang agak lama agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh pesawat luar angkasa disebabkan oleh jauhnya jarak yang ditempuh oleh gelombang radio tersebut. Sinyal radio yang dipancarkan baru bisa diterima selama beberapa jam, hari atau bahkan lebih lama lagi. Hal itu cukup menyulitkan dan tidak efektif terlebih jika pesawat sangat membutuhkan panduan yang bersifat darurat. Penggunaan transmisi radio sebagai pengendali navigasi diterapkan pada dua satelit terkenal Amerika, Voyager 1 dan 2.

Ilmuwan mempelajari penggunaan pancaran sinar X dari bintang mati (dead stars) yang disebut pulsar untuk digunakan oleh pesawat luar luar angkasa agar dapat bernavigasi secara mandiri dan otomatis. Pulsar sangat cepat memancarkan radiasi elektromagnetik secara intens dan teratur. Dengan begitu ia dapat dijadikan sumber navigasi layaknya teknologi GPS di Bumi.

"Dengan menggunakan detektor sinar X yang terpasang pada pesawat luar angkasa, maka kita bisa mengetahui posisi dan gerakan pesawat itu. Ilmuwan University of Leicester dan NPL bekerja sama membuat sistem baik hardware maupun software untuk menggunakan teknik baru ini. "Dana riset dari ESA akan digunakan untuk membiayai proyek tersebut sehingga layak untuk diterapkan dalam pesawat luar angkasa terbaru," ungkap Setnam Shemar selaku pemimpin proyek dari NPL.

Keuntungan dari penggunaan pulsar dari bintang mati tadi selain cepat adalah dalam satu waktu, tim pengendali misi di Bumi dapat dengan cepet dan akurat mengontrol beberapa pesawat luar angkasa sekaligus. Hal ini berbeda dengan sistem navigasi konvensional melalui transmisi radio dimana transmisi hanya bisa dilakukan satu persatu.

Jika teknologi navigasi baru ini dapat segera diterapkan maka akan mampu mengurangi biaya operasional. Metode ini menggunakan "GPS alam" dan dapat digunakan di daerah lain di luar tata surya kita. (PHS, Adi Saputro, www.astronomi.us)

Bagikan :

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih

0 comments:

Post a Comment


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto