Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, May 14, 2013

Keberadaan Debu Kosmik di Alam Semesta

Debu kosmik tampak sangat jelas berwarna hitam di galaksi NGC 1316. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: hubble
Jika kita bicara tentang obyek langit, pasti kebanyakan dari kita akan membayangkan obyek-obyek yang berukuran sangat besar seperti asteroid, bulan, planet, matahari, dan sebagainya. Padahal ada juga obyek langit yang berukuran mikro..Apa itu?? ia adalah debu kosmik. Alam semesta sendiri merupakan tempat yang sangat berdebu. Debu yang banyak tersebut tersamarkan oleh gelapnya ruang. Debu antariksa atau yang sering disebut juga dengan debu kosmik / cosmic dust adalah partikel berukuran mikro yang melayang di luar angkasa. Hanya sedikit dari debu kosmik yang berukuran 0.1 mm sehingga debu kosmik ini mirip seperti asap. Debu kosmik banyak dijumpai di sekitar Bintang-bintang muda yang baru lahir karena debu kosmik merupakan salah satu materi penyusun terbentuknya bintang dan planet.
Wujud debu kosmik dilihat dengan mikroskop elektron. Image credit: herschel
Skema daur ulang debu kosmik di alam semesta. Image credit: herschel
Debu kosmik ternyata juga didaur ulang oleh alam semesta. Debu kosmik yang dihasilkan bintang kemudian tertiup oleh angin surya dari ledakan bintang. Debu itu kemudian didaur ulang di ruang antar bintang dan membentuk awan gas / nebula yang kemudian bisa terbentuk lagi menjadi bintang. Debu kosmik bagi para astronom merupakan partikel yang sangat menggangu, sebab sifatnya yang menyerap cahaya dapat mengaburkan pandangan dalam proses pengamatan obyek langit. Karena sifatnya yang menyerap cahaya, ia kemudian memancarkan gelombang sinar inframerah yang dengan teleskop tertentu dapat ditangkap dan dianalisa. Salah satu teleskop canggih yang bisa melihat pancaran gelombang inframerah debu kosmik adalah teleskop Herschel. Teleskop tersebut mampu melihat debu kosmik yang bersuhu antara -173 s/d -265 derajat Celcius. (HSC, Adi saputro/ www.astronomi.us)

Bagikan :

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih

0 comments:

Post a Comment


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto