Lembah di Mars. Image credit: dailymail.co.uk |
Salah satu alasan air tidak lagi mengalir di permukaan Mars karena densitas atmosfernya kurang dari 1% kepadatan di bumi.
Namun Profesor Josef Dufek, dari Universitas Tekhnologi Georgia, melihat sebuah kawah yang ditinggalkan oleh lapisan bebatuan sekitar 3,5 miliar tahun lalu.
Temuan ini menambah semakin banyaknya bukti bahwa air pernah mengalir di Mars.
Dia memulai studinya dengan meneliti sebuah lapisan bebatuan yang didorong ke atmosfer Mars selama letusan gunung berapi sekitar 3,5 miliar tahun lalu, menurut laporan jurnal Geophysical Research Letters.
Penjelajah Mars, Spirit mendarat di lokasi tersebut pada 2007 lalu dan mengambil sejumlah lapisan yang tersisa, sehingga memungkinkan Prof Dufek dan rekan dapat menghitung ukuran, kedalaman dan bentuk lubang bekas tanah yang terjerembab.
Tim kemudian menciptakan kawah mereka sendiri sebagai perbandingan, menembakkan partikel menjadi butiran dengan ukuran yang sama dengan temuan Spirit Mars.
Mereka menghitung bahwa kecepatan partikel telah bergerak untuk menciptakan bekas lubang yang akan diperlukan sebuah tekanan atmosfer 20 kali lebih besar daripada yang ditemukan saat ini.
Hal ini menunjukkan Mars pernah memiliki atmosfir yang lebih tebal, kata Prof. Dufek.
Dia mengatakan, "Tekanan atmosfer memungkinkan memainkan peran dalam mengembangkan hampir seluruh fitur permukaan Mars.”
"Iklim, keadaan fisik air di permukaan dan potensi kehidupan di planet ini semuanya dipengaruhi oleh kondisi atmosfer.”
"Penelitian kami adalah konsisten dengan penelitian yang berkembang bahwa Mars awal setidaknya merupakan dunia berair dengan atmosfir lebih tebal dari yang kita lihat saat ini.”
'Kami hanya dapat meneliti satu celah di salah satu lokasi di Planet Merah. Kami berharap untuk melakukan tes masa depan pada sampel lain berdasarkan pengamatan oleh penjelajah berikutnya. "
Sebuah studi sebelumnya telah menemukan kandungan gipsum di Mars yang menunjukkan bahwa di Mars pernah ada air, bahkan kemungkinan adanya kehidupan.
Journal Science melaporkan bahwa gipsum hanya bisa terbentuk di dalam air di bawah 60 c : "Itu berarti bahwa kondisi yang kondusif bagi kehidupan pernah ada di tepi kawah tersebut.”(erabaru.net, astronomi.us)
0 comments:
Post a Comment