Awalnya Voyager 1 dan 2 dikirim untuk mempelajari planet Jupiter dan Saturnus. Akhirnya dari situlah astronom dengan menggunakan Voyager 1 berhasil menemukan gunung berapi aktif di salah satu bulan Jupiter, Io. Sementara itu Voyager 2 melanjutkan misi ke planet Uranus dan Neptunus. Akhirnya misi kedua satelit Voyager itu diperpanjang lagi untuk mengeksplorasi sejauh mana pengaruh Matahari dalam tata surya.
Sebenarnya posisi dari wahana Voyager ini sempat menjadi perdebatan sengit dalam satu tahun terakhir sebab para ilmuwan belum mengetahui secara pasti bagaimana tanda jika suatu wahana ke luar dari tata surya. Wahana Voyager sendiri pada sarnya telah dibekali instrumen untuk mengidentifikasi lokasinya namun instrumen itu sudah lama rusak dan tidak berfungsi.
Selain dengan menggunakan kepadatan plasma sebagai indikator, ilmuwan juga menggunakan data yang diterima dari Voyager pada 9 April dan 22 Mei 2013 didapatkan data bahwa Voyager berada pada lokasi dimana tingkat kerapatan elektron sekitar 0.08 per sentimeter kubik. Menurut astrofisikawan kepadatan atau kerapatan elektron di ruang antar bintang mencapai 0.05 sampai 0.22 per sentimeter kubik dan ini berarti Voyager tepat berada pada ruang antar bintang. "langakh bersejarah ini menandai awal dari sebuah era baru eksplorasi Voyager, eksplorasi ruang antar bintang," ucap Dr Ed Stone.
Voyager 1 dan 2 mengirimkan data ke Bumi setiap hari dan sinyal yang diterima dari keduanya semakin melemah yakni hanya 23 watt saja dan itu setara dengan bola lampu kulkas kita. Data dari Voyager tadi diterima oleh NASA Deep Space Network stations dalam waktu 17 jam. Setelah data diterima, data itu kemudian dikirim ke JPL (Jet Propulsion Laboratory) dan dianalisis oleh ilmuwan untuk kemudian dipublikasikan untuk umum.
Tahun 2025 nanti seluruh instrumen pada voyager 1 akan dimatikan disebabkan karena sumber daya dalam satelit itu sudah habis. Secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk Voyager 1 dan 2 hingga saat ini telah mencapai $ 980 juta dan ini sebanding dengan apa yang diperoleh, bahkan lebih. Saat ini Voyager sedang bergerak menuju konstelasi Ophiuchus dan diperkirakan pada tahun 40272, Voyager 1 akan berjarak 1,7 tahun cahaya dari Bumi dan menuju bintang di konstelasi Ursa Minor yang disebut bintang AC 79 3888 untuk kemudian mengorbit di dekat pusat galaksi Bima Sakti. (SD, UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)
0 comments:
Post a Comment