Artikel Terbaru:
Voyager 1
Jarak dari Bumi
18,881,526,574 KM
126.21520939 AU
Jarak dari Matahari
18,809,049,197 KM
125.73072805 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
34:59:23
hh:mm:ss
Voyager 2
Jarak dari Bumi
15,412,039,899 KM
103.02312344 AU
Jarak dari Matahari
15,407,770,377 KM
102.99458345 AU
Total waktu tempuh dalam kecepatan cahaya dari Matahari
28:33:38
hh:mm:ss

Posisi International Space Station (ISS)
Posisi ISS di atas adalah posisi ISS secara realtime (langsung).

web survey

Diskusi Terkini

Powered by Disqus

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, September 11, 2013

Misteri 20 Tahun Terjawab, Persebaran Materi Gelap dalam Sebuah Galaksi

Galaksi Fornax, galaksi kerdil yang menjadi galaksi satelit dari galaksi Bima Sakti. Image credit: ESO/Digitized Sky Survey 2
Para astronom di University of Texas dengan menggunakan super komputer terbaru yang canggih berhasil mengungkap misteri yang telah bertahan selama 20 tahun yakni apakah materi gelap (dark matter) menyebar secara merata di dalam sebuah galaksi. John Jardel, mahasiswa pasca sarjana sekaligus peneliti studi ini mengungkapkan bahwa distribusi atau penyebaran materi gelap bervariasi antara galaksi satu dengan galaksi lainnya.

Materi gelap tidak mengeluarkan cahaya tapi para astronom dapat mendeteksinya melalui gravitasi dari obyek lain seperti bintang. Banyak teori yang megungkapkan bahwa materi gelap berasal dari bintang mati dan sebagainya namun tidak ada yang tahu dengan pasti. Meskipun begitu peran materi gelap ini sangat penting sebab alam semesta didominasi oleh materi gelap ini. Satu-satunya cara untuk memahami bagaimana alam semesta ini berevolusi hingga mencapai keadaannya sekarang yaitu dengan mengetahui apa peran dari materi gelap ini.

Galaksi kerdil umumnya mengandung 1000 kali lebih banyak materi gelap daripada materi normal. Galaksi normal seperti Bima Sakti hanya memiliki jumlah materi gelap 10 kali lipat dari materi normalnya.Dalam 20 tahun terakhir ilmuwan berdebat tentang bagaimana materi gelap ini tersebar atau terdistribusi di dalam galaksi. Menurut astronom obsevasional dengan menggunakan data dari teleskop mereka berpendapat bahwa materi gelap memiliki distribusi yang seragam di dalam galaksi. Astronom teoretikus yang didukung dengan simulasi komputer pada tahun 1990-an mengatakan bahwa kepadatan materi gelap terus berkurang dari inti galaksi hingga ke tepinya. Inilah yang mengundang perdebatan selama bertahun-tahun.

Dengan super komputer terbaru, Lonestar yang memiliki 5.840 processor di University of Texas mampu menyelesaikan data hingga 62 teraflops sehingga sangat mampu untuk melakukan perhitungan super kompleks. Jardel dan kawan-kawan mengamati galaksi satelit yang mengorbit Bima Sakti seperti Carina, Draco, Fornax, Sculptor, dan Sextans. Dengan menggunakan data yang diolah dari super komputer tadi ia menemukan bahwa kepadatan materi hitam terus menurun dari pusat galaksi namun ada juga yang tetap konstan. Tapi ketika semua galaksi itu dianalisis bersama-sama didapatkan kecimpulan bahwa pendapat astronom teoretikuslah yang benar. "Ketika anda hanya mengamati satu galaksi, beberapa dari mereka terlihat sangat berbeda. Namun ketika kita merata-rata beberapa galaksi secara bersama-sama maka perbedaan tadi akan saling membatalkan," ungkap Jardel.

Ilmu pengetahuan selalu memiliki misteri lainnya yakni bagaimana sebenarnya interaksi antara materi gelap dengan materi normal sehingga dapat membentuk sebuah galaksi. Itu akan masih terus diteliti dan pasti aan terungkap. (PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Bagikan :

Maaf, komentar yang mengandung unsur SARA tidak akan ditampilkan..Terima Kasih

0 comments:

Post a Comment


 Informasi Selengkapnya >>
Waktu saat ini di kawah Gale, Planet Mars:

Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto