|
Super computer NASA, Pleiades yang ada di NAS (NASA Advanced Supercomputing). Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA |
Sebagai lembaga antariksa terbesar di dunia dengan puluhan bahkan ratusan misi serta wahana, NASA membutuhkan suatu media yang mampu menyimpan data dalam jumlah yang sangat banyak. Setiap harinya wahana NASA yang berada di luar angkasa mengirimkan ratusan bahkan ribuan paket data per wahana. NASA membutuhkan
data center raksasa sebagai pusat penyimpanan datanya sehingga data yang dikirim wahana dapat disimpan untuk kemudian diteliti dan dipelajari serta digunakan sebagai arsip NASA. Eric De Jong selaku peneliti visualisasi sistem NASA mengungkapkan bahwa ratusan terabyte data diterima NASA dalam setiap jamnya. Sebagai gambaran bahwa data sebanyak satu terabyte jika dicetak pada kertas akan membutuhkan bahan baku kertas sebanyak 50.000 pohon.
Super computer / komputer super cepat yang ada pada
data center raksasa sangat mutlak diperlukan untuk dapat mengakomodir kebutuhan data yang terus bertambah tersebut. Dalam satu
data center, NASA bisa memiliki beberapa
super computer. Salah satunya
super computer Pleiades yang ada di NAS
(NASA Advanced Supercomputing), Mauntain View, California.
Super computer Pleiades memiliki
processor Intel Xeon 162,496 (32,768
additional GPU cores), RAM total 417 TB, total data yang bisa disimpan 9,3 petabyte (1 Petabyte = 1024 Terabyte, 1 Terabyte = 1024 Gigabyte).
Menurut Eric De Jong, ada tiga aspek penting dalam pengelolaan data yakni penyimpanan, pengolahan, dan akses. Ibarat perpustakaan raksasa, para librarian harus membuat suatu sistem dimana ketika pembaca ingin mencari suatu buku atau dokumen tertentu, mereka akan dapat dengan mudah mendapatkannya dan itulah salah satu tugas dari Eric. Ia menambahkan bahwa saat ini mereka sedang membangun sebuah
software yang mampu menghandle data secara massal. meningkatnya trend
cloud computing juga mendorong ilmuwan NASA untuk semakin berfikir kreatif. Menurut mereka daripada membuat
hardware yang berbiaya mahal, mereka lebih memilih untuk membuat softwarenya sehingga dapat menekan pengeluaran anggaran yang saat ini dirasa sangat besar.
|
John Kusterer, kepala Atmospheric Science Data Center (ASDC) sedang berada di dalam data center. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA |
NASA memiliki data center yang salah satunya berada di Langley Virginia. Ruang data center yang disebut
Atmospheric Science Data Center (ASDC) mengumpulkan data dari wahana
Cloud-Aerosol Lidar and Infrared Pathfinder Satellite Observations (CALIPSO) yang mengumpulkan segala informasi tentang atmosfer Bumi. Data center ini menyimpan data sebesar 16 petabyte dan memiliki kebih dari 1000
processor komputer untuk mengumpulkan dan mengolah data yang masuk. Satu petabyte setara dengan kita menonton video HD
(High Definition) selama 13,3 tahun. Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa NASA adalah pemilik data astronomi terbesar di dunia. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)
1 comments:
ckckckck,,,, cuma bisa bilang WOW
Post a Comment