Ilustrasi permukaan Titan. Image credit: google |
Pada penelitian terdahulu, ilmuwan mengungkapkan bahwa Titan memiliki laut di bawah lapisan es dengan tebal 50-200 km. Ilmuwan tertarik untuk mempelajari samudera bawah tanah ini sebab menurut mereka dimana ada air, maka di situ ada kehidupan seperti halnya Bumi.
Untuk menjelaskan anomali gravitasi yang terjadi, Doug memberikan perumpamaan bahwa gunung di Titan mempunyai akar. "ini seperti bagaimana gunung es yang begitu besar sebenarnya hanya mengapung saja melayang di permukaan air dan sebagian darinya dibawah permukaan,". "Es memiliki kerapatan yang jauh lebih rendah daripada air. daerah elevasi tinggi di Titan nampaknya memiliki akar (es) yang cukup besar sehingga mampu menggantikan banyaknya air di bawahnya sehingga ia memiliki gaya gravitasi yang lemah. Sebab es memiliki volume lebih rendah dari volume air. Oleh sebab itu ia akan mengapung," ungkapnya.
Es akan mengapung dalam air. Namun anehnya es di Titan ini tetap tenggelam. gara bisa seperti itu es tersebut harusnya memiliki padatan yang sangat tinggi. Tapi apakah yang membuatnya bisa seperti itu??
Untuk menjawabnya maka ilmuwan memiliki beberapa teori diantaranya bahwa es tersebut kemungkinan memiliki "molekul kandang" yang dikenal sebagai Clathrates". Namun untuk memastikan hal ini ilmuwan memerlukan instrumen pengamatan yang lebih canggih dari sekedar wahana Cassini. cassini sendiri tidak memiliki kemampuan untuk menganalisa interior dari suatu planet atau satelit alam seperti Titan. Bisa saja lapisan penyusun Titan terdiri dari es dan batu. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)
0 comments:
Post a Comment