Meteorit kuno Mars berusia 4.1 miliar tahun, ALH84001. Credit: NASA |
Banyak misi yang telah dilakukan ke planet tersebut mengungkapkan bahwa di permukaan Mars terdapat bukti bahwa dahulu memang ada air di permukaannya seperti ditemukannya delta, alur lembah, dan mineral yang mengandung air. Namun, iklim planet Mars saat itu masih tidak dapat dijelaskan. Bagaimana temperatur hangat tersebut bisa ada sedangkan Matahari pada waktu itu belum cukup kuat untuk menghangatkan planet tersebut, atau mungin ada suatu mekanisme tersendiri sehingga planet Mars bisa cukup hangat?
Meteroit kuno planet Mars yang ditemukan telah mengungkapkan beberapa hal "bukti langsung pertama bahwa awalnya suhu planet Mars memang hangat", ungkap Itay Halevy, seorang ahli geokimia dari California Institute of Technology.
Meteorit Mars Paling Terkenal
Dikutip dari space.com, Selasa (04/10/2011), batu meteor Mars bernama ALH84001 ditemukan di Antartika pada 1984. Meteor tersebut keluar dari planet Mars kemungkinan disebabkan karena pengaruh tabrakan kosmik. Meteor ALH84001 telah lama menjadi sumber perdebatan apakah temuan pada meteor tersebut hasil dari fosil mikroba atau hanya geokimia biasa.
Dengan mengambil sample dari meteor 2 kg ini, Halavy dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa terbentuknya batu tersebut berada pada suatu tempat yang hangat di planet Mars.
Peneliti secara khusus menganalisa isotopkarbon dan oksigen pada karbonat di meteorit. Semua isotop memiliki nomor proton yang sama pada atomnya, tetapi setiap nomor neutronnya berbeda. Misalnya, atom pada karbon-12 masing-masing memiliki 6 neutron, sedangkan atom karbon-13 masing-masing memiliki 7 neutron.
Bagaimana Eksperimen Bekerja
Isotop yang relatif berat seperti karbon-13 dan oksigen-18 akan mengikat satu sama lain hal itu berbeda jika dibandingkan dengan isotop yang lebih ringan. Kecendrungan ini tergantung pada suhu. Semakin dingin maka akan semakin mengikat. Dengan demikian, dengan mengukur dua isotop dalam karbonat, peneliti bisa menentukan berapa suhu saat terbentuknya batu tersebut.
Peneliti melarutkan 3 gram karbonat dengan asam, maka akan menghasilkan karbon dioksida yang terdiri dari karbon dan oksigen. Dengan membandingkan karbon-13 dan oksigen-18, dalam hal ini CO2, peneliti dapat memperkirakan bahwa karbonat terbentuk pada suhu sekira 64 derajat Fahrenheit (18 derajat Celcius).
Karbonat tersebut rupanya juga terbentuk pada lingkungan yang berair, yang secara perlahan berubah kering, kata Halevy. Para ilmuwan sampai pada hal ini setelah menganalisa dimana meteri meteor ini muncul yang kemudian kehilangan karbon ringan dan isotop oksigen dari waktu ke waktu.
Isotop karbon dan oksigen yang lebih ringan akan berubah menjadi gas seperti uap air, sementara isotop yang lebih berat akan menjadi air cair. Hilangnya isotop yang lebih ringan ini sesuai dengan hilangnya uap air dan gas CO2 dari tempat terdapatnya air di planet Mars.
"Namun meskipun dahulunya beberapa bagian Mars hangat dan basah, bukan berarti di sana ada kehidupan", kata Halevy.
"Kami menemukan satu lingkungan yang memiliki air dan bersuhu hangat, namun kita tidak tahu berapa lama hangatnya dan apakah kondisi tersebut juga ada di bagian Mars yang lain, jadi masih belum diketahui apakah waktu itu Mars juga mendukung kehidupan", tambah Halevy. Ia akan menambahkan beberapa data dari misi Mars Science Laboratory yang akan mengungkap lebih jauh tentang sejarah planet Mars.
Halevy dan rekan-rekannya megungkapkan temuan mereka ini secara online pada 3 Oktober 2011 melalui National Academy of Sciences. (Adi Saputro/Astronomi.us)
0 comments:
Post a Comment