Permukaan Mars. Credit: NASA |
Perjalanan manusia antarplanet berhadapan dengan berbagai tantangan di bidang sains dan teknologi. Para ilmuwan harus mengatasi masalah makanan, air, dan oksigen. Tak kalah pentingnya adalah efek gravitasi lemah serta bahaya akibat radiasi.
Tapi menurut artikel di Space.com, alasan utama bukanlah keterbatasan sains dan teknologi, melainkan politik.
Di masa-masa awal penerbangan antariksa, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling bersaing dalam Perang Dingin. Setelah Uni Soviet mengejutkan dunia dengan mengirim manusia pertama ke luar angkasa, selanjutnya Amerika Serikat dan Uni Soviet berlomba mengirim manusia ke Bulan. "Balapan" itu dimenangi Amerika Serikat ketika NASA, lewat Apollo 11, mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin di Bulan pada 20 Juli 1969.
"Semua tergantung niat," kata Robert Zubrin, pendiri Mars Society. "Mereka bisa sebut-sebut risiko radiasi, tapi kosmonot sudah terpapar radiasi bertahun-tahun di Stasiun Luar Angkasa Internasional," katanya. "Masih bicara soal risiko, bayangkan risiko yang dihadapi penerbangan pada masa-masa awal," tambah Zubrin yang juga presiden di Mars Society. Dengan tegas ia mengatakan, "Kalau Anda menunggu untuk memastikan bahwa Mars aman, Anda tidak akan pernah ke Mars."
Berbagai misi sudah dilaksanakan ke Mars. Misi Phoenix yang dilakukan NASA pada tahun 2008 bertujuan mencari daerah yang dapat ditinggali. Misi itu juga mencari sejarah keberadaan air di Mars. (Sumber: Space.com)
Sumber: nationalgeographic.co.id