Robot penjelajah Mars, Curiosity. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: JPL |
Meskipun demikian, ahli mikrobiologi Stephanie Smith dari University of Idaho selaku pemimpin dan penulis dalam penelitian ini mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui apakah bakteri yang lolos dari sterilisasi tadi dapat bertahan hidup di kondisi Mars yang ekstrim. Tingkat radiasi, oksidasi, keadaan yang kering, dan sumber nutrisi yang terbatas menjadi tantangan bagi bakteri-bakteri itu untuk bertahan hidup.
"Mengetahui apakah mikroorganisme dapat bertahan dalam simulasi kondisi mirip Mars sangat penting untuk mengatasi kemungkinan resiko kontaminasi planet Merah itu," tambah Smith.
Pencemaran terhadap planet lain sangat memprihatinkan para ilmuwan. Sebelumnya pada tahun 1966, PBB sudah membuat perjanjian luar angkasa yang mengatur bagaimana sebuah program luar angkasa yang dijalankan oleh sebuah negara dilaksanakan. Perjanjian itu berbunyi "Negara bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh benda-benda luar angkasa mereka, dan harus menghindari kontaminasi berbahaya dari luar angkasa dan benda langit".
Khusus untuk Mars, Europa, dan obyek luar angkasa lain yang berpotensi dapat mendukung kehidupan, ilmuwan memiliki standar ketat yakni 300 spora bakteri per meter persegi. Semoga saja Curiosity tidak benar-benar mencemari Mars. (MD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)