Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Sunday, August 21, 2011

Sebotol "Wine" untuk Menjelajah Semesta

Anggur dari Saint Emilion
Menjelajah angkasa akan menjadi pengalaman yang mengagumkan sekaligus penuh tantangan. Baru-baru ini, ilmuwan menemukan minuman yang tepat untuk dibawa menjelajah angkasa yang tak lain adalah sebotol red wine.

Mengapa wine? Red wine mengandung senyawa resveratrol dan antioksidan yang baik untuk jantung. Studi terbaru yang dilakukan peneliti Perancis menunjukkan, resveratrol bisa mencegah penurunan kepadatan tulang dan atrofi otot, dua masalah yang sering dijumpai astronot yang hidup dalam kondisi mikrogravitasi.

Untuk sampai pada kesimpulan itu, para peneliti asal Perancis membuat eksperimen dengan tikus. Mereka membagi tikus percobaan menjadi dua kelompok dan menggantung dengan mengaitkan ekornya. Kelompok pertama dicekoki dengan resveratrol, sementara kelompok kedua tak diberi perlakuan khusus.

Hasil menunjukkan, hanya kelompok yang tak diberi perlakuan khusus yang mengalami penurunan kepadatan tulang dan otot serta resistensi insulin. "Resveratrol dengan demikian bisa menjadi nutrisi untuk mencegah risiko perjalanan antariksa meski masih harus diuji pada manusia," tulis peneliti dalam publikasinya di jurnal Federation of the American Societies for Experimental Biology (FASEB) 20 Juni 2011.

Menegaskan hasil tersebut, Gerarld Weissmann MD, pemimpin redaksi jurnal FASEB seperti dikutip Popsci, Jumat (1/7/2011), mengatakan, "Resveratrol mungkin tak bisa menggantikan fungsi latihan (yang harus dijalani astronot), tetapi bisa memperlambat kerusakan."

Tim peneliti dari Perancis terdiri dari 18 orang yang salah satunya adalah Imam Momken dari Centre National de la Recherche Scientifique (CNRS) Institut Pluridisciplinaire Hubert Curien (IPHC), Université de Strasbourg, Perancis.

Temuan ini boleh jadi membantu misi perjalanan astronot di masa depan yang ditargetkan bisa mencapai asteroid dan Mars. Selain itu, bila wisata antariksa kian marak nantinya, maka minuman ini pun akan meminimalkan risiko.

sumber 

Inilah Asal Muasal Panas Bumi

Panas sebesar 44 triliun watt terus mengalir dari interior Bumi ke ruang angkasa. Namun, tahukah Anda asal muasal panas ini?

Para geolog mengandalkan pengukuran suhu di lebih dari 20 ribu sumur bor di seluruh dunia. Jurnal Nature Geoscience melaporkan, peluruhan radioaktif uranium, torium, dan kalium dalam kerak bumi dan mantel merupakan sumber utama panas ini.

Pada 2005, kolaborasi pertama ilmuwan di KamLAND (Kamioka Liquid-scintillator Antineutrino Detector) yang berbasis di Jepang ini menunjukkan seperti dikutip thaindian, ada cara mengukur kontribusi itu secara langsung.

Sebuah neutrino, mirip elektron, merupakan partikel dasar yang bergerak mendekati kecepatan cahaya. Namun menurut Berkeley Lab, penyumbang utama KamLAND, berbeda dengan elektron, partikel ini tak membawa muatan listrik.

Kuncinya terletak pada penangkapan apa yang dijuluki KamLAND geoneutrino (geo-antineutrinos) yang dipancarkan saat isotop radioaktif (unsur kimia yang sama dengan massa berbeda) membusuk.

"Sebagai detektor, KamLAND punya kelebihan berbeda," ujar anggota Kementerian Energi Amerika Serikat (AS) di Berkeley Lab Stuart Freedman.

Freedman yang juga merupakan profesor fisika di University of California, Berkeley, mengatakan, “KamLAND secara khusus dirancang guna mempelajari antineutrinos. Kami mampu membedakannya dari gangguan di latar dan mendeteksinya menggunakan sensitivitas sangat tinggi."

Satu hal yang setidaknya 97% pasti adalah peluruhan pasokan radioaktif hanya menyumbang setengah panas bumi. Sumber-sumber lain juga harus diperhitungkan. Antineutrinos dihasilkan tak hanya dalam peluruhan uranium, torium, dan isotop kalium juga dalam variasi lain, termasuk produk fisi dalam reaktor nuklir.

sumber

Objek Misterius Bercahaya di Danau Erie, Diduga UFO (+VIDEO)

Obyek bercahaya terang ini nampak diam tak bergerak di atas danau. (Fox8)
Beberapa video UFO telah menjadi perhatian dunia, namun gambar ini nampak luar biasa jelas.

Pemerhati UFO, Michael Lee Hill, dari Eastlake, telah banyak merekam gambar misterius diatas Danau Erie, Ohio.

Ia baru saja merilis rekaman baru hasil rekamannya di sepanjang danau, yang ia katakan terbaik sejauh ini.

Mr Hill mengatakan, “Ini mungkin merupakan malam paling gila bagi aktivitas yang telah saya alami.”

Gambar ini menunjukkan beberapa set cahaya berwarna yang berkedap-kedip di atas danau Erie, dan sesekali muncul tidak bergerak.

Dilansir Daily Mail (1/5), Mr. Hill mengatakan, “Saya telah memfilmkan peristiwa ini dalam durasi waktu yang cukup lama di mana mereka seolah membiarkan saya mengetahuinya, mereka tahu saya memfilmkan mereka.”

“Anda tahu, mereka datang setiap tahun, semakin dekat dan semakin dekat.”

Jelas dan bergerak: Obyek cerah ini direkam di atas Danau Erie, Ohio. (Fox 8)
Beberapa orang di wilayah tersebut percaya bahwa danau itu adalah sarang bagi aktivitas makhluk asing.

Ed Husa yang tinggal di Euclid, seringkali berjalan dengan anjing kesayangannya di taman setempat.

“Saat saya keluar, saya mengamati atas langit dan saya menyaksikan mereka semua pada saat itu di sana.”

“Seringkali juga terlihat cahaya aneh berkedap-kedip dan lenyap.”

Fox 8 News juga telah merilis gambar cahaya aneh serupa dari Danau Erie tahun lalu.

Sebuah tim yang dipimpin dari Cleveland Ufology Project telah dibentuk untuk menelusuri cahaya-cahaya misterius itu.

Organisasi ini didirikan pada tahun 1952. Para anggotanya menganggap diri mereka sebagai ahli dan memutuskan gambar itu adalah pesawat.

Hill tidak setuju dengan pendapat mereka tahun lalu dan kini ia mengatakan bahwa ia bahkan lebih yakin alien ada diantara kita.

“Fakta dalam layar menunjukkan bahwa benda ini tak bergerak dan saya membantah dugaan yang mengatakan bahwa itu adalah pesawat terbang.”

NASA, yang memiliki fasilitas penelitian di Cleveland, belum mengomentari penampakan di atas Danau Erie tersebut. Pihak berwenang pada Hopkins International Airport mengatakan, pesawat-pesawat dari AS dan Kanada seringkali take-off di atas air.

Laut Pluto Tercipta di Bawah Permukaan Es

Permukaan Pluto dikenal beku, namun di dalamnya, peluruhan radioaktif kalium kemungkinan telah melelehkannya dan membentuk lautan.
Planet kerdil ini kemungkinan menyimpan kandungan air 120 mil, di bawah permukaannya.

Dari jauh Pluto nampak seperti tempat yang aneh, namun menurut petunjuk pola komputer terbaru, planet kerdil ini menyimpan kolam raksasa di bawah tempurung esnya yang tebal.

Para ilmuwan memperkirakan Pluto memiliki inti batu karang dengan sejumlah material radioaktif yang hancur secara perlahan-lahan, sehinga melepas panas yang cukup dalam proses pelelehan es dan menjaga agar tetap cair. Suhu permukaan Pluto diperkirakan sekitar -375 derajat Fahrenheit.

Mengingat ukruan dan komposisi Pluto hanya 100 bagian per miliar kalium radioaktif, hal tersebut hanya akan cukup untuk membentuk dan memperthankan samudera antara 60 hingga 105 mil dengan kedalaman 120 mil di bawah permukaan planet, ujar Guillaume Robuchon, ilmuwan planet dari Universitas California di Santa Cruz.

“Beberapa simulasi menunjukkan bahwa kemungkinan Pluto kini telah memiliki sebuah samudera,” tulis Robuchon dalam sebuah sinopsis penelitian yang dipresentasikan 14 Desember lalu pada Konferensi Aliansi Geofisika di San Fransisco.

Dugaan adanya samudera di Pluto tidak hanya berdasarkan teori jangka panjang. New Horizons, NASA, telah melakukan setengah perjalanan dengan waktu lebih dari 10 tahun di Pluto. Setelah melalui perjalanan lebih dari 3 milyar mil, misi ini akan dijadwalkan terbang melintasi Pluto pada Juli 2015.

Para ilmuwan belum mengetahui apa yang akan mereka temukan—belum ada penjelajah antariksa yang pernah mengunjungi Pluto yang berjarak 39 kali lebih jauh dengan matahari dibandingkan Bumi.

“Kami akan melakukan sesuatu yang sangat baru. Seperti misi pertama kali ke Mars. Sangat menarik,” ujar pemimpin New Horizons, ilmuwan Alan Stern, bersama Lembaga Riset Southwest di Bouler, Colo kepada Discovery News.

“Tentu saja, jika kami melihat geyser, seperti Enceladus (bulan Saturnus), hal tersebut tentu akan dengan mudah untuk menentukan bahwa di sana terdapat ventilasi di bawah permukaan air,” ujar Stern. “Ini tentu akan menjadi penemuam besar.”

Selain fitur permukaan, seperti retakan es atau aliran lava halus, para ilmuwan akan mengamati kutub Pluto untuk menandai bentuk interiornya. Selama ada lautan, Pluto kemungkinan akan membutuhkan pelapis-pelapis berbeda dari batu karang dan es.

“Bentuk Pluto semestinya merefleksikan konstruksinya,” ujar ilmuwan Bil Mckinnon, bersama Univeritas Washington di St Louis kepada Discovery News.

Petunjuk-petunjuk lain kemungkinan berasal dari sejumlah indikator bahan kimia yang terlepas dari atmosfir Pluto, akibat letusan geyser.

sumber

Mengamati Letusan Gunung Berapi Planet Lain


Gunung berapi menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa sama seperti beberapa kejadian alam lainnya.

Pada awal tahun ini, abu dari letusan sebuah gunung berapi di Eslandia mampu mengganggu kegiatan penerbangan di atas langit Eropa Utara. Namun letusan ini belum bisa dibandingkan dengan apa yang terjadi di atas permukaan Io, satelit alami Jupiter, yang merupakan planet teraktif secara geologis di Tata Surya kita.

Sekarang, setelah para astronom menemukan planet-planet berbatu yang mengorbit bintang nun-jauh disana, maka pertanyaan baru timbul: Apakah dunia-dunia yang jauh di sana itu memiliki gunung berapi? Jika iya, bisakah kita mendeteksinya? Penelitian yang dikerjakan oleh ahli teori dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics menjawab dengan yakin “Bisa”.

“Anda membutuhkan sesuatu yang sangat dahsyat, sebuah letusan yang membuang gas dengan jumlah yang sangat banyak ke atmosfir,” kata Lisa Kaltenegger, astronom dari Smithsonian. “Dengan memakai James Webb Telescope, kita mampu melihat sebuah letusan seukuran 10 sampai 100 kali letusan Pinatubo (gunung berapi di Filipina yang meletus dahsyat di bulan Juni, 1991) di bintang terdekat,” Lisa menambahkan.

Para astronom masih jauh dari menyanggupi untuk mendapatkan gambar permukaan planet lain yang jauh atau exoplanet. Meski demikian, dalam beberapa kasus mereka telah mampu mendeteksi atmosfir dari sebuah exoplanet yang dikenal sebagia “hot Jupiter”. Sebuah erupsi akan mengirimkan asap dan bermacam-macam gas, sehingga aktivitas vulkanis di sebuah exoplanet berbatu mungkin akan meninggalkan jejak-jejak atmosfir tertentu.

Untuk mengetahui gas-gas apa saja yang mungkin bisa terdeteksi, maka Kaltenegger dan rekan-rekannya, Wade Henning dan Dimitar Sasselov, mengembangkan sebuah model erupsi pada sebuah exoplanet seukuran Bumi yang didasarkan pada keadaan Bumi masa kini. Mereka menemukan gas sulfur dioksida-lah yang paling banyak terdeteksi. Letusan vulkanis yang dahsyat berpotensi terdeteksi karena memproduksi dan melepaskan banyak gas sulfur dioksida yang membutuhkan waktu lama untuk larut dalam udara.

“Dengan melihat erupsi vulkanis di suatu exoplanet akan memberikan kita tambahan data mengenai perbedaan dan persamaan antara planet-planet berbatu di luar sana.”

Erupsi Gunung Pinatubo di Filipina pada Juni 1991, melepaskan sekitar 17 juta ton sulfur dioksida ke stratosfir – suatu lapisan udara yang terletak di ketinggian antara 9 hingga 48 km di atas permukaan Bumi. Erupsi terdahsyat yang pernah terekam dalam sejarah, letusan Tambora pada 1815, setidaknya berkekuatan 10 kali letusan Pinatubo.

Letusan dengan skala sebesar itu tentu saja jarang muncul, hal ini membuat para astronom harus terus menerus memonitor banyak planet seukuran Bumi selama beberapa tahun untuk menemukannya. Tetapi, jika planet asing lain lebih aktif secara vulkanik dari-pada Bumi, maka tingkat kesuksesan akan makin meningkat.

“Letusan sekelas Tambora jarang terjadi di sini, tapi bisa jadi lebih sering terjadi di planet yang lebih muda, atau planet yang mengalami tidal lock seperti Io,” kata Henning. “Sekali anda menemukan sebuah erupsi, maka kita akan terus melihat untuk menemukan letusan berikutnya sekaligus mempelajari apakah letusan yang sering muncul juga merupakan hal yang biasa terjadi di planet lain.”

Untuk melihat gas vulkanis sulfur dioksida, para astronom harus mengandalkan satu-satunya instrumen pengamatan yang dikenal sebagai secondary eclipse (gerhana kedua), yang terjadi apabila sebuah planet bersilangan di belakang bintangnya ketika terlihat dari Bumi. Dengan mengumpulkan sinar dari bintang dan planet, kemudian mengurangi tingkat kecemerlangan cahaya bintangnya, sehingga para astronom akan mendapat sinyal dari planet itu sendiri. Sinyal itu kemudian dianalisa untuk menemukan tanda-tanda molekul kimiawi tertentu.

Sebuah planet Super-Bumi yang relatif dekat dengan Tata Surya kita akan menjadi ladang pembuktian terbaik untuk penemuan ini. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku bagi planet mirip Bumi yang terletak di kejauhan 30 tahun cahaya lebih.

sumber

10 Tokoh Penting Yang Meyakini Keberadaan UFO dan Alien

Penelitian NASA telah menemukan bahwa separuh dari seluruh bintang di alam semesta ini memiliki planet mirip Bumi yang mengorbit di sekitarnya. Hal ini membangkitkan harapan untuk lebih menelusuri keberadaan makhluk asing.

Sejumlah tokoh penting dunia, mulai dari kalangan ilmuwan hingga politisi terkemuka telah menyatakan keyakinan mereka terhadap keberadaan alien dan UFO.

Beberapa pernyataan mereka tentang keberadaan UFO dan alien:

1. Professor Stephen Hawking

Tahun lalu, fisikawan dan kosmolog terkemuka ini menyatakan bahwa makhluk luar angkasa hampir dipastikan ada, namun manusia lebih menghindari dibandingkan dengan mencari mereka.

Ia mengatakan, “Untuk otak matematis saya, jumlah sendiri membuat pikiran tentang alien benar-benar secara rasional. Tantangan sebenarnya, apakah alien benar-benar seperti yang telah digambarkan.

“Kita harus memperhatikan diri kita sendiri untuk melihat bagaimana kehidupan cerdas mengembangkan sesuatu yang tidak ingin kita temui.”

“Saya membayangkan kemungkinan mereka berada pada sebuah kapal besar, dengan menggunakan semua sumber daya dari planet asal mereka. Alien telah menjadi pengembara, untuk mencari, menakhlukan dan menjajah apapun yang mereka jangkau.”

2. Lord Rees

Astronom ini tahun lalu mengatakan bahwa ia percaya akan keberadaan alien dan memperingatkan bahwa mereka akan membuktikan keberadaannya di luar sepengetahuan manusia.

“Saya memperkirakan kemungkinan di sana ada kehidupan dengan kecerdasan di luar pemahaman kita,” ujarnya. “Sama seperti simpanse yang tidak dapat dipahami dengan teori kuantum, bisa jadi terdapat aspek-aspek realitas yang berada di luar kapasitas otak kita,” imbuhnya.

3. Lachezar Filipov

Sejumlah ilmuwan dari Lembaga Riset Antariksa, Bulgaria, mengklaim bahwa dua tahun lalu mereka telah melakukan kontak dengan kehidupan asing.

Mereka mengklaim bahwa ilmuwan ini telah mencoba menterjemahkan satu set simbol sulit yang dikirim kepada mereka, setelah mengemukakan sebuah daftar dengan 30 pertanyaan.

Mr Filipo, wakli direktur Lembaga Riset Antariksa, Bulgaria, mengungkapkan bahwa para peneliti yang menganalisa 150 crop circle dari seluruh dunia, yang mereka yakini dapat menjawab pertanyaan tersebut.

“Alien saat ini mengawasi dan berada di sekitar kita,” ujar Mr. Filipov.

“Mereka tidak memusuhi kita, namun sebaliknya, mereka ingin membatu kita namun kita belum mampu menjalin kontak dengan mereka.”

4. Edgar Mitchell

Mantan astronot NASA ini pada 2009 silam menyatakan bahwa kehidupan makhluk asing memang ada namun pemerintah AS menutupi bukti ini.

Adalah Mr. Mitchel, salah satu orang yang ikut dalam misi Apollo 14 ke Bulan pada 1974, dan telah mengeluarkan sebuah pernyataan pada Konferensi-X tahunan ke lima—pertemuan untuk orang-orang yang meyakini keberadaan UFO dan alien.

Ia juga menyatakan bahwa ia telah berusaha untuk menyelidiki ‘Insiden Roswell’ yang oleh sebagian orang diyakini sebagai pendaratan-darurat UFO, namun telah disangkal oleh penguasa militer.

Ia mengatakan, “Kita tidak sendirian. Menurut pendapat saya, mungkin kita juga harus memulai dengan hal seperti itu, untuk menjadi bagian dari komunitas perplanetan. Kita juga harus siap manjangkau ke luar planet kita untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.”

“Saya menghimbau mereka yang merasa ragu: Untuk membaca buku, membaca pengetahuan dan mulai memahami apa yang benar-benar telah berlangsung. Karena disana bukanlah keraguan yang kita kunjungi.”

“Alam semesta tempat kita hidup jauh lebih menakhjubkan, menarik, kompleks dan luas dibandingkan dengan apa yang bisa kita ketahui hingga saatnya nanti.”

5. Jimmy Carter

Presiden AS (1976-1980) ini, pernah berjanji pada masa kampanyenya bahwa ia akan mempublikasikan semua dokumen tentang UFO jika terpilih. Ia mengatakan, “Saya tidak akan mentertawakan orang lagi ketika mereka mengatakan bahwa mereka telah melihat UFO.”

6. Jenderal Douglas MacArthur

Prajurit Perang Korea dan Perang Dunia Kedua ini pada 1955 mengatakan bahwa “perang berikutnya akan terjadi perang antar planet. Bangsa-bangsa di Bumi suatu hari harus siap menghadapi serangan dari planet lain. Politik pada masa mendatang akan terjadi antar kosmik dan planet.”

7. Monsignor Corrado Balducci

Teolog Vatikan ini mangatakan, “Kontak dengan makhluk asing merupakan sebuah fenomena nyata. Vatikan banyak menerima informasi tentang makhluk asing dan kontak mereka dengan manusia dari kedutaan besarnya di berbagai negara , seperti Meksiko, Chili dan Venezuela.”

8. Marshal Lord Dowding

Komandan RAF Fighter Perang Dunia Kedua, selama Pertempuran Inggris pernah mengatakan tentang UFO, “Saya yakin bahwa benda asing tersebut memang ada dan bukan produksi bangsa-bangsa di Bumi.”

9. Ronald Reagan

Presiden AS (1980-1988) ini mengklaim bahwa ia telah melihat sendiri UFO tersebut. Ia mengatakan, “Saya telah melihat cahaya putih lewat jendela. Benda itu berputar-putar. Saya bertanya kepada pilot, ‘Pernahkah anda melihat benda seperti ini?’ Ia terkejut dan berkata tidak pernah, seraya mengatakan, ‘Mari kita ikuti benda itu!’ Kami ikuti beberapa menit. Benda itu adalah cahaya putih terang. Kami mengikutinya hingga Bakersfield.”

10. Mikhail Gorbachev

Presiden Uni Soviet terakhir ini mengatakan, “Fenomena UFO memang ada dan harus diperhatikan dengan serius.”

sumber

Ilmuwan Telusuri Kehidupan di Mars

Lapisan tipis embun air beku terlihat pada tanah di sekitar Phoenix Mars Lander, NASA, pada gambar yang diambil oleh Suface Stereo Imager pukul 06.00 pagi di Sol 79 (14/8/2008). (NASA/JPL/-Caltech/University of Arizona/Texas A&M Universuty)
Para ilmuwan sedang mengembangkan instrumen untuk mencari kehidupan di Mars yang disebut Search for Extra-Terrestrial Genom (SETG), menurut proposal penelitian yang belum lama ini dipresentasikan pada IEEE Aerospace Conference di Big Sky, Mont.

Tim peneliti yakin bahwa meteorit dari Mars kemungkinan telah membawa organisme ke Bumi. Proposal mereka didasarkan pada tiga alasan—Mars pernah memiliki iklim yang mirip dengan di Bumi; Satu miliar ton bebatuan yang diperkirakan telah meluncur dari Mars ke Bumi; Dan mikroba yang dapat bertahan hidup dapat berdampak akibat peluncurannya ribuan tahun melalui ruang angkasa dari salah satu planet ini.

Untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan di Mars, para ilmuwan berencana untuk mencari DNA tertentu atau RNA spesifik yang ditemukan secara universal dalam kehidupan ini di Bumi. Perangkat sampel kerak Mars akan mereka gunakan dalam mencari mikroba yang dapat bertahan hidup atau sisa DNA sehat yang dapat diurutkan dan dianalisa.

“Kini di Mars, merupakan tempat yang baik untuk mencari kehidupan di bawah permukaannya,” ujar Christopher Carr dari Institut Tekhnologi Massachusetts dalam sebuah konferensi pers.

Upaya terakhir untuk mencari kehidupan di Mars oleh NASA pada tahun 1976, namun hasilnya tidak meyakinkan.

sumber

Nebula ‘Mata Kucing’ Tertangkap Teleskop Hubble

Gambar Nebula Mata Kucing yang diambil pada 2004, hal ini menunjukkan bagaimana materi bintang secara perlahan berkembang. (NASA)
Ini merupakan hempasan spektakuler bintang jauh yang ditangkap lewat teleskop Hubble. Nebula Mata Kucing, terletak sekitar tiga ribu tahun cahaya dari Bumi.

Sebagai bintang mati menjelang akhir fase raksasa merah, lapisan luarnya terhempas keluar membentuk lingkaran konsentris yang terlihat pada gambar membentang hingga jutaan mil

Ledakan ini mengungkap denyut inti bintang tersebut. Akan tetapi formasi awan gas biru pada pusat gambar tersebut tidak diketahui dengan baik, sebagai suatu proses yang berasal dari reaksi nuklir dalam bintang pemegang kunci rahasia formasi galaksi.

Selama seumur hidupnya bintang ini memancarkan cahaya dari reaksi fusi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium dalam inti bintang.

Nebula Mata Kucing adalah salah satunya
yang pertamakali ditangkap teleskop Hubble
dan akan tetap bertahan dalam fase Nebula
sekitar sepuluh ribu tahun. (Reuters)
Ketika pensuplai hidrogen bintang tersebut mulai habis, reaksi fusi pada intinya menjadi semakin tidak stabil dan bintang tersebut mulai berkembang ke fase raksasa merah.

Karena bintang ini terus berkembang, reaksi fusi nuklir pada jantung bintang ini mulai melemah, sehingga menciptakan serangkaian denyutan energi yang semakin kuat karena bintang mulai tidak stabil.

Denyutan terakhir menghempas kulit terluar bintang ke luar angkasa, hingga memperlihatkan inti.

Awan yang bersinar di dalam Nebula disebabkan oleh terbukanya inti bintang itu saat mengionisasikan atmosfir di sekitarnya, sehingga memancarkan cahaya.

Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami reaksi ini.

Planet-planet terkait Nebula memainkan peran penting dalam penyebaran materi di alam semesta.


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto