Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, September 28, 2013

Waspada !!! Bulan Oktober Satelit GOCE Milik ESA Akan Jatuh ke Bumi

Ilustrasi satelit GOCE berada di orbit Bumi. Image credit: ESA/AOES
Setelah tahun 2011 lalu dunia dihebohkan dengan kabar jatuhnya satelit UARS (Upper Atmospheric Research Satellite) NASA ke Bumi, maka saat ini penduduk Bumi kembali digemparkan dengan akan jatuhnya sebuah satelit besar ke Bumi. Bedanya kali ini yang jatuh bukan satelit NASA melainkan satelit ESA (European Space Agency) yang bernama GOCE (Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer). Satelit itu juga dijuluki ilmuwan dengan sebutan "the Ferrari of space" atau Ferari luar angkasa disebabakan bentuknya yang aurodinamis mirip mobil balap. Desain aerodinamis diperlukan satelit itu untuk melawan arus partikel atmosfer yang berhembus di sekitar orbit rendah Bumi. Satelit itu akan jatuh setelah berhasil menyelesaikan misinya dan kehabisan bahan bakar.

Satelit itu akan masuk dalam atmosfer Bumi dan terbakar menjadi serpihan-serpihan yang dimungkinkan salah satu serpihan besarnya bisa jatuh di Bumi entah itu di darat atau di laut. Menurut salah satu pejabat ESA hal tersebut tidak akan terlalu membahayakan sebab dua pertiga dari permukaan Bumi adalah lautan sehingga tidak terlalu berbahaya bahkan menurutnya lebih besar bahaya yang ditimbulkan oleh meteorit dari pada satelit itu.

Satelit GOCE dibuat dengan menghabiskan dana sekitar $ 450 juta dan diluncurkan pada Maret 2009 untuk memetakan struktur lapisan Bumi dengan akurat. Satelit itu ditempatkan sekitar 224 km di atas permukaan Bumi dan sebagai perbandingan, ISS berada 400 km di atas permukaan Bumi.

Jadi jangan lupa bulan Oktober 2013 nanti, jika Anda menemukan puing satelit yang jatuh maka jangan langsung dipegang sebab puing itu berpotensi mengandung radiasi luar angkasa. Hal terbaik yang bisa Anda lakukan yaitu menghubungi pihak yang berwenang seperti polisi. Ini membuktikan bahwa bahaya bukan hanya berasal dari dalam Bumi tapi juga luar Bumi, jadi waspadalah :-). (LS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

NASA, Curiosity Berhasil Temukan Air di Planet Mars

Sekopan tanah yang dilakukan Curiosity pada Oktober 2012 yang kemudian diteliti dan ditemukan mengandung air. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL
Curiosity akhirnya berhasil menemukan air di planet Mars. Hal itu diungkapkan oleh NASA bahwa sekopan tanah yang dilakukan oleh robot penjelajah Curiosity ternyata memiliki kandungan air sebanyak dua persen. "kami melihat Mars sebagai planet yang kering, walaupun ada air tapi tentu tidak sebanyak di Bumi," ucap laurie Leshin selaku penulis dari jurnal sains yang juga sebagai dekan dari Rensselaer Polytechnic Institute. "Pada 0.03 meter kubik tanah Mars, kita bisa mendapatkan sekitar 0,47 liter air. Radio isotop hidrogen pada air yang terdapat pada tanah menunjukkan molekul air melekat pada partikel tanah yang datang pada masa sekarang," tambahnya.

Sampel sekopan tanah yang disebut dengan Rocknest itu dianalisa dengan memanaskannya pada sebuah "oven kecil" Curiosity dan hasilnya ditemukan molekul air sebanyak 2 persen dari volume tanah. Bukti keberadaan air di planet Mars akan sangat membantu untuk awak yang nantinya akan dikirim ke sana. Amerika sendiri direncanakan mengirim misi berawak pertama ke planet Mars pada tahun 2030. Sebenarnya wahana pengorbit Mars juga sudah mengendus bahwa planet itu pernah punya air baik dalam wujud cair maupun es pada masa lampau namun belum meyakinkan sampai adanya bukti valid dari Curiosity ini.

Temuan menakjubkan dari Curiosity ini dijelaskan dalam lima makalah yang berbeda pada jurnal sains dan masing-masing berisi tentang riset pada beberapa wilayah yang berbeda di Mars.

"Air harus tersedia dan mudah diakses, kita bisa menemukannya di bawah kaki jika kita menjadi astronot di sana," ungkap Leshin. (NS, MD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Kapsul Cygnus Dijadwalkan Docking dengan ISS Minggu 29 September 2013

ISS dan kapsul Cygnus. Image credit: NASA
NASA telah menyetujui bahwa kapsul / modul Cygnus milik Orbital Sciences Corp akan docking dengan ISS pada hari Minggu 29 September 2013 nanti. Sebelumnya kapsul Cygnus dijadwalkan docking dengan ISS pada 22 September 2013, namun karena adanya cacat pada software sehingga data yang diterima dari kapsul tersebut tidak cocok dengan data pada ruang kontrol menyebabkan tim perlu memperbaiki dan menambal kekurangan pada software itu.

Penundaan itu juga terkait dengan kedatangan 3 astronot baru ke ISS pada hari Rabu 25 September lalu yang tiba dengan kapsul Soyuz. Mereka adalah Michael Hopkins (NASA), Oleg Kotov dan Sergey Ryazanskiy (Roscosmos).

Saat ini kapsul Cygnus hanya membawa kargo seberat 589 kg yang terdiri dari perangkat eksperimen, makanan dan pakaian dikarenakan penerbangan ini hanyalah penerbangan uji coba dan pada penerbangan selanjutnya kapsul tersebut akan membawa muatan kargo hingga 2 ton dalam sekali peluncuran.

Nantinya begitu kapsul Cygnus mulai mendekat dengan ISS, astronot Karen Nyberg dan Luca Parmitano akan menggunakan lengan robot Canadarm2 untuk menggapai kapsul Cygnus dan merapatkannya dengan ISS. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, September 24, 2013

Mengenal Sabuk Radiasi Van Allen yang Berbahaya

Sabuk radiasi Van Allen. Image credit: wikipedia
Sabuk Van Allen, juga disebut sebagai sabuk radiasi Van Allen (Van Allen radiation belt), merupakan dua sabuk partikel bermuatan di sekitar planet bumi yang ditahan di tempatnya oleh medan magnet bumi. Sabuk Van Allen eksis karena terdapat “blind spot” di medan magnet bumi yang disebabkan oleh kompresi dan peregangan dari angin matahari. Sabuk radiasi Van Allen berada pada ketinggian 1000 sampai 60.000 kilometer di atas permukaan Bumi.

Medan magnet bumi berfungsi sebagai cermin magnetik yang memantulkan partikel bermuatan bolak-balik sepanjang garis gaya yang merentang antara Kutub Magnetik Utara dan Selatan. Sabun Van Allen berhubungan dengan aurora borealis dan aurora australis atau semburat partikel bermuatan yang muncul saat sabuk Van Allen bersinggungan dengan bagian atas atmosfer.

Sabuk Van Allen cukup berbahaya bagi satelit dan stasiun ruang angkasa yang mengorbit. Sebisa mungkin mereka harus menghindari kontak dengan sabuk ini karena partikel bermuatan bisa menyebabkan kerusakan pada instrumen yang ada.

Pada akhir abad 19 dan awal abad ke-20, beberapa ilmuwan Carl Stormer, Kristian Birkeland, dan Nicholas Christofilos berspekulasi tentang kemungkinan terdapatnya sabuk partikel bermuatan di sekitar Bumi.

Namun hal ini tetap menjadi spekulasi sampai tahun 1958 ketika keberadaannya dikonfirmasi oleh beberapa satelit Amerika awal, Explorer 1 dan Explorer 3.

Proyek ini dipimpin oleh Dr. James Van Allen dari University of Iowa, dimana sabuk bermuatan ini lantas diberi nama sesuai dengan namanya.

Explorer 1, pesawat ruang angkasa dengan berat 14 kg, diluncurkan dalam rangka International Geophysical Year, dan segera mengirimkan data ilmiah setelah berada diluar atmosfer bumi.

Sabuk Van Allen pada awalnya ditemukan saat peralatan deteksi sinar kosmik pada satelit mati sementara akibat adanya radiasi lokal. Terdapat dua sabuk Van Allen, yaitu sabuk Van Allen dalam dan sabuk Van Allen luar.

Sabuk Van Allen dalam membentang 0,1-1,5 jari-jari bumi dari permukaan, terdiri dari proton sangat bermuatan serta mampu menembus sampai satu milimeter timbal dan menyebabkan kerusakan pada peralatan ruang angkasa serta membahayakan astronot. Sabuk Van Allen luar terletak antara 3 hingga 10 jari-jari bumi dari permukaan, dan terutama terdiri dari elektron enerjik.

Sumber partikel energik bervariasi tergantung pada jenis sabuk. Sabuk Van Allen dalam terdiri dari produk peluruhan dari benturan sinar kosmik dengan atmosfer atas, sedangkan sabuk Van Allen luar diproduksi dari influks partikel bermuatan dari badai geomagnetik.

Baru-baru ini astronom berhasil menemukan sabuk radiasi ketiga. Sabuk yang masih bersifat sementara itu muncul pada September 2012 dan bertahan selama satu bulan sebelum lenyap akibat gelombang kejut yang dipancarkan badai matahari.

Sabuk radiasi ketiga masih menyimpan banyak misteri. Sabuk / cincin radiasi ketiga ini bertahan sekitar satu bulan dan berada diantara sabuk radiasi dalam dan sabuk radiasi luar. Diduga sabuk ketiga ini dibentuk oleh partikel yang sangat enerjik yang dikenal sebagai partikel ultra-relativistic electrons. Saking enerjiknya partikel ini sampai-sampai bergerak mendekati kecepatan cahaya. Para astronom berharap dapat mengetahui seberapa sering sabuk ketiga muncul dan mempelajari perilaku ketiga sabuk radiasi Bumi.

"Sabuk radiasi dapat merusak komunikasi satelit dan GPS (global positioning system) serta meningkatkan dosis radiasi terhadap para astronot di antariksa," kata John Grunsfeld, peneliti NASA. (AMZ, WKP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Ceres, Planet Kerdil yang Sangat Dingin

Planet kerdil Ceres. Image credit: NASA
Ceres adalah sebuah planet kerdil yang terletak di sabuk asteroid (Asteroid Belt) antara planet Mars dengan Jupiter. Ceres sekaligus menjadi obyek terbesar yang ada dalam sabuk asteroid. Tidak seperti obyek lainnya di dalam sabuk asteroid, Ceres berbentuk bulat sama seperti planet. Astronom menduga bahwa Ceres memiliki laut dan atmosfer.

Sebelumnya pada abad 18 astronom telah memperkirakan adanya sebuah planet diantara Mars dan Jupiter. Kemudian pada tahun 1801, astronom Giuseppe Piazzi menemukan obyek yang kemudian ia beri nama Ceres yang dalam bahasa Romawi berarti Jagung dan Panen.
Struktur Ceres. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA, ESA
Pada tahun 2006, Ceres diusulkan menjadi planet kerdil sebab ia berada di daerah yang penuh dengan banyak asteroid. Ceres berdiameter 950 km dan hanya membutuhkan waktu 9 jam untuk sekali rotasi dan perlu 4,6 tahun Bumi untuk sekali mengorbit Matahari. Kepadatan Ceres hanya 2.09 per sentimeter kubik dan kira-kira seperempat dari beratnya adalah air. Suhu tertingginya sangat dingin yakni mencapai -38 derajat Celcius dan memiliki lapisan debu dan batuan yang tipis di atas lapisan es nya. Ceres menjadi planet ke tiga yang mempunyai kandungan karbonat selain Bumi dan Mars. Karbonat merupakan unsur yang bisa menjadi indikator kelayakhunian suatu planet.

Tahun 2015 nanti wahana Dawn NASA akan berada dekat dengan orbit Ceres. Wahana Dawn akan mengukur massa, kepadatan, dan memetakan planet tersebut secara rinci sekaligus mencari tahu keberadaan laut di sana. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Info Grafis, Mengenal Lebih Dekat Roket Antares dan Kapsul Cygnus

Tanggal 19 September 2013 menjadi hari bersejarah bagi perusahaan yang bermarkas di Virgina, Orbital Sciences Corp. Untuk pertama kalinya pada tanggal itu Orbital Sciences meluncurkan roket Antares dan kapsul Cygnus untuk mengirim perbekalan ke ISS. Perusahaan ini menjadi perusahaan swasta rekanan NASA ke dua setelah SpaceX yang meluncurkan kapsulnya ke ISS. Nah untuk mengenal lebih dekat seperti apa roket Antares dan kapsul Cygnus milik Orbital Sciences ini, berikut ini info grafiknya:
Klik gambar untuk memperbesar.




Monday, September 23, 2013

Foto Resolusi Tinggi Galaksi Andromeda

Foto galaksi Andromeda (M31) yang diambil dengan instrumen HSC pada teleskop Subaru. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: HSC Project/NAOJ
Astronom Jepang Masahiro Takada berhasil mengambil foto dari galaksi Andromeda dengan resolusi tinggi menggunakan teleskop Subaru di puncak gunung Mauna Kea, Hawai. Sebelumnya instrumen baru bernama Hyper-Suprime Cam (HSC) dipasang pada teleskop tersebut sehingga bisa memberikan foto yang sangat tajam. "gambar pertama dari HSC sangat bagus," ucap Masahiro Takada.

Galaksi Andromeda atau M31 berjarak hanya 2.5 juta tahun cahaya dari Bima Sakti sekaligus menjadi galaksi spiral yang paling dekat dengannya. Galaksi ini bisa dilihat dengan mata telanjang di langit malam yang cerah. Galaksi ini pertama kali diamati oleh astronom Al-Sufi dari Persia pada tahun 964 masehi. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Video Peluncuran Roket Antares Orbital Sciences ke ISS

Orbital Sciences corp menjadi perusahaan kedua setelah SpaceX yang meluncurkan kapsul untuk mengirim perbekalan (resupply) ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, ISS.  Orbital Sciences corp mendapatkan kontrak sebesar $ 1.9 miliar dari NASA untuk melakukan delapan kali penerbangan resupply. Tanggal 19 September 2013 kemarin, Orbital Sciences corp sukses melakukan uji coba penerbangan perdananya dengan roket Antares dan kapsul Cygnus nya dengan membawa serta 580 kilogram kargo yang berisi pakaian, makanan, dan barang-barang lain untuk astronot di ISS. Simak video peluncurannya berikut ini:

(Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto