Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Sunday, August 21, 2011

Mengamati Letusan Gunung Berapi Planet Lain


Gunung berapi menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa sama seperti beberapa kejadian alam lainnya.

Pada awal tahun ini, abu dari letusan sebuah gunung berapi di Eslandia mampu mengganggu kegiatan penerbangan di atas langit Eropa Utara. Namun letusan ini belum bisa dibandingkan dengan apa yang terjadi di atas permukaan Io, satelit alami Jupiter, yang merupakan planet teraktif secara geologis di Tata Surya kita.

Sekarang, setelah para astronom menemukan planet-planet berbatu yang mengorbit bintang nun-jauh disana, maka pertanyaan baru timbul: Apakah dunia-dunia yang jauh di sana itu memiliki gunung berapi? Jika iya, bisakah kita mendeteksinya? Penelitian yang dikerjakan oleh ahli teori dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics menjawab dengan yakin “Bisa”.

“Anda membutuhkan sesuatu yang sangat dahsyat, sebuah letusan yang membuang gas dengan jumlah yang sangat banyak ke atmosfir,” kata Lisa Kaltenegger, astronom dari Smithsonian. “Dengan memakai James Webb Telescope, kita mampu melihat sebuah letusan seukuran 10 sampai 100 kali letusan Pinatubo (gunung berapi di Filipina yang meletus dahsyat di bulan Juni, 1991) di bintang terdekat,” Lisa menambahkan.

Para astronom masih jauh dari menyanggupi untuk mendapatkan gambar permukaan planet lain yang jauh atau exoplanet. Meski demikian, dalam beberapa kasus mereka telah mampu mendeteksi atmosfir dari sebuah exoplanet yang dikenal sebagia “hot Jupiter”. Sebuah erupsi akan mengirimkan asap dan bermacam-macam gas, sehingga aktivitas vulkanis di sebuah exoplanet berbatu mungkin akan meninggalkan jejak-jejak atmosfir tertentu.

Untuk mengetahui gas-gas apa saja yang mungkin bisa terdeteksi, maka Kaltenegger dan rekan-rekannya, Wade Henning dan Dimitar Sasselov, mengembangkan sebuah model erupsi pada sebuah exoplanet seukuran Bumi yang didasarkan pada keadaan Bumi masa kini. Mereka menemukan gas sulfur dioksida-lah yang paling banyak terdeteksi. Letusan vulkanis yang dahsyat berpotensi terdeteksi karena memproduksi dan melepaskan banyak gas sulfur dioksida yang membutuhkan waktu lama untuk larut dalam udara.

“Dengan melihat erupsi vulkanis di suatu exoplanet akan memberikan kita tambahan data mengenai perbedaan dan persamaan antara planet-planet berbatu di luar sana.”

Erupsi Gunung Pinatubo di Filipina pada Juni 1991, melepaskan sekitar 17 juta ton sulfur dioksida ke stratosfir – suatu lapisan udara yang terletak di ketinggian antara 9 hingga 48 km di atas permukaan Bumi. Erupsi terdahsyat yang pernah terekam dalam sejarah, letusan Tambora pada 1815, setidaknya berkekuatan 10 kali letusan Pinatubo.

Letusan dengan skala sebesar itu tentu saja jarang muncul, hal ini membuat para astronom harus terus menerus memonitor banyak planet seukuran Bumi selama beberapa tahun untuk menemukannya. Tetapi, jika planet asing lain lebih aktif secara vulkanik dari-pada Bumi, maka tingkat kesuksesan akan makin meningkat.

“Letusan sekelas Tambora jarang terjadi di sini, tapi bisa jadi lebih sering terjadi di planet yang lebih muda, atau planet yang mengalami tidal lock seperti Io,” kata Henning. “Sekali anda menemukan sebuah erupsi, maka kita akan terus melihat untuk menemukan letusan berikutnya sekaligus mempelajari apakah letusan yang sering muncul juga merupakan hal yang biasa terjadi di planet lain.”

Untuk melihat gas vulkanis sulfur dioksida, para astronom harus mengandalkan satu-satunya instrumen pengamatan yang dikenal sebagai secondary eclipse (gerhana kedua), yang terjadi apabila sebuah planet bersilangan di belakang bintangnya ketika terlihat dari Bumi. Dengan mengumpulkan sinar dari bintang dan planet, kemudian mengurangi tingkat kecemerlangan cahaya bintangnya, sehingga para astronom akan mendapat sinyal dari planet itu sendiri. Sinyal itu kemudian dianalisa untuk menemukan tanda-tanda molekul kimiawi tertentu.

Sebuah planet Super-Bumi yang relatif dekat dengan Tata Surya kita akan menjadi ladang pembuktian terbaik untuk penemuan ini. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku bagi planet mirip Bumi yang terletak di kejauhan 30 tahun cahaya lebih.

sumber

10 Tokoh Penting Yang Meyakini Keberadaan UFO dan Alien

Penelitian NASA telah menemukan bahwa separuh dari seluruh bintang di alam semesta ini memiliki planet mirip Bumi yang mengorbit di sekitarnya. Hal ini membangkitkan harapan untuk lebih menelusuri keberadaan makhluk asing.

Sejumlah tokoh penting dunia, mulai dari kalangan ilmuwan hingga politisi terkemuka telah menyatakan keyakinan mereka terhadap keberadaan alien dan UFO.

Beberapa pernyataan mereka tentang keberadaan UFO dan alien:

1. Professor Stephen Hawking

Tahun lalu, fisikawan dan kosmolog terkemuka ini menyatakan bahwa makhluk luar angkasa hampir dipastikan ada, namun manusia lebih menghindari dibandingkan dengan mencari mereka.

Ia mengatakan, “Untuk otak matematis saya, jumlah sendiri membuat pikiran tentang alien benar-benar secara rasional. Tantangan sebenarnya, apakah alien benar-benar seperti yang telah digambarkan.

“Kita harus memperhatikan diri kita sendiri untuk melihat bagaimana kehidupan cerdas mengembangkan sesuatu yang tidak ingin kita temui.”

“Saya membayangkan kemungkinan mereka berada pada sebuah kapal besar, dengan menggunakan semua sumber daya dari planet asal mereka. Alien telah menjadi pengembara, untuk mencari, menakhlukan dan menjajah apapun yang mereka jangkau.”

2. Lord Rees

Astronom ini tahun lalu mengatakan bahwa ia percaya akan keberadaan alien dan memperingatkan bahwa mereka akan membuktikan keberadaannya di luar sepengetahuan manusia.

“Saya memperkirakan kemungkinan di sana ada kehidupan dengan kecerdasan di luar pemahaman kita,” ujarnya. “Sama seperti simpanse yang tidak dapat dipahami dengan teori kuantum, bisa jadi terdapat aspek-aspek realitas yang berada di luar kapasitas otak kita,” imbuhnya.

3. Lachezar Filipov

Sejumlah ilmuwan dari Lembaga Riset Antariksa, Bulgaria, mengklaim bahwa dua tahun lalu mereka telah melakukan kontak dengan kehidupan asing.

Mereka mengklaim bahwa ilmuwan ini telah mencoba menterjemahkan satu set simbol sulit yang dikirim kepada mereka, setelah mengemukakan sebuah daftar dengan 30 pertanyaan.

Mr Filipo, wakli direktur Lembaga Riset Antariksa, Bulgaria, mengungkapkan bahwa para peneliti yang menganalisa 150 crop circle dari seluruh dunia, yang mereka yakini dapat menjawab pertanyaan tersebut.

“Alien saat ini mengawasi dan berada di sekitar kita,” ujar Mr. Filipov.

“Mereka tidak memusuhi kita, namun sebaliknya, mereka ingin membatu kita namun kita belum mampu menjalin kontak dengan mereka.”

4. Edgar Mitchell

Mantan astronot NASA ini pada 2009 silam menyatakan bahwa kehidupan makhluk asing memang ada namun pemerintah AS menutupi bukti ini.

Adalah Mr. Mitchel, salah satu orang yang ikut dalam misi Apollo 14 ke Bulan pada 1974, dan telah mengeluarkan sebuah pernyataan pada Konferensi-X tahunan ke lima—pertemuan untuk orang-orang yang meyakini keberadaan UFO dan alien.

Ia juga menyatakan bahwa ia telah berusaha untuk menyelidiki ‘Insiden Roswell’ yang oleh sebagian orang diyakini sebagai pendaratan-darurat UFO, namun telah disangkal oleh penguasa militer.

Ia mengatakan, “Kita tidak sendirian. Menurut pendapat saya, mungkin kita juga harus memulai dengan hal seperti itu, untuk menjadi bagian dari komunitas perplanetan. Kita juga harus siap manjangkau ke luar planet kita untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.”

“Saya menghimbau mereka yang merasa ragu: Untuk membaca buku, membaca pengetahuan dan mulai memahami apa yang benar-benar telah berlangsung. Karena disana bukanlah keraguan yang kita kunjungi.”

“Alam semesta tempat kita hidup jauh lebih menakhjubkan, menarik, kompleks dan luas dibandingkan dengan apa yang bisa kita ketahui hingga saatnya nanti.”

5. Jimmy Carter

Presiden AS (1976-1980) ini, pernah berjanji pada masa kampanyenya bahwa ia akan mempublikasikan semua dokumen tentang UFO jika terpilih. Ia mengatakan, “Saya tidak akan mentertawakan orang lagi ketika mereka mengatakan bahwa mereka telah melihat UFO.”

6. Jenderal Douglas MacArthur

Prajurit Perang Korea dan Perang Dunia Kedua ini pada 1955 mengatakan bahwa “perang berikutnya akan terjadi perang antar planet. Bangsa-bangsa di Bumi suatu hari harus siap menghadapi serangan dari planet lain. Politik pada masa mendatang akan terjadi antar kosmik dan planet.”

7. Monsignor Corrado Balducci

Teolog Vatikan ini mangatakan, “Kontak dengan makhluk asing merupakan sebuah fenomena nyata. Vatikan banyak menerima informasi tentang makhluk asing dan kontak mereka dengan manusia dari kedutaan besarnya di berbagai negara , seperti Meksiko, Chili dan Venezuela.”

8. Marshal Lord Dowding

Komandan RAF Fighter Perang Dunia Kedua, selama Pertempuran Inggris pernah mengatakan tentang UFO, “Saya yakin bahwa benda asing tersebut memang ada dan bukan produksi bangsa-bangsa di Bumi.”

9. Ronald Reagan

Presiden AS (1980-1988) ini mengklaim bahwa ia telah melihat sendiri UFO tersebut. Ia mengatakan, “Saya telah melihat cahaya putih lewat jendela. Benda itu berputar-putar. Saya bertanya kepada pilot, ‘Pernahkah anda melihat benda seperti ini?’ Ia terkejut dan berkata tidak pernah, seraya mengatakan, ‘Mari kita ikuti benda itu!’ Kami ikuti beberapa menit. Benda itu adalah cahaya putih terang. Kami mengikutinya hingga Bakersfield.”

10. Mikhail Gorbachev

Presiden Uni Soviet terakhir ini mengatakan, “Fenomena UFO memang ada dan harus diperhatikan dengan serius.”

sumber

Ilmuwan Telusuri Kehidupan di Mars

Lapisan tipis embun air beku terlihat pada tanah di sekitar Phoenix Mars Lander, NASA, pada gambar yang diambil oleh Suface Stereo Imager pukul 06.00 pagi di Sol 79 (14/8/2008). (NASA/JPL/-Caltech/University of Arizona/Texas A&M Universuty)
Para ilmuwan sedang mengembangkan instrumen untuk mencari kehidupan di Mars yang disebut Search for Extra-Terrestrial Genom (SETG), menurut proposal penelitian yang belum lama ini dipresentasikan pada IEEE Aerospace Conference di Big Sky, Mont.

Tim peneliti yakin bahwa meteorit dari Mars kemungkinan telah membawa organisme ke Bumi. Proposal mereka didasarkan pada tiga alasan—Mars pernah memiliki iklim yang mirip dengan di Bumi; Satu miliar ton bebatuan yang diperkirakan telah meluncur dari Mars ke Bumi; Dan mikroba yang dapat bertahan hidup dapat berdampak akibat peluncurannya ribuan tahun melalui ruang angkasa dari salah satu planet ini.

Untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan di Mars, para ilmuwan berencana untuk mencari DNA tertentu atau RNA spesifik yang ditemukan secara universal dalam kehidupan ini di Bumi. Perangkat sampel kerak Mars akan mereka gunakan dalam mencari mikroba yang dapat bertahan hidup atau sisa DNA sehat yang dapat diurutkan dan dianalisa.

“Kini di Mars, merupakan tempat yang baik untuk mencari kehidupan di bawah permukaannya,” ujar Christopher Carr dari Institut Tekhnologi Massachusetts dalam sebuah konferensi pers.

Upaya terakhir untuk mencari kehidupan di Mars oleh NASA pada tahun 1976, namun hasilnya tidak meyakinkan.

sumber

Nebula ‘Mata Kucing’ Tertangkap Teleskop Hubble

Gambar Nebula Mata Kucing yang diambil pada 2004, hal ini menunjukkan bagaimana materi bintang secara perlahan berkembang. (NASA)
Ini merupakan hempasan spektakuler bintang jauh yang ditangkap lewat teleskop Hubble. Nebula Mata Kucing, terletak sekitar tiga ribu tahun cahaya dari Bumi.

Sebagai bintang mati menjelang akhir fase raksasa merah, lapisan luarnya terhempas keluar membentuk lingkaran konsentris yang terlihat pada gambar membentang hingga jutaan mil

Ledakan ini mengungkap denyut inti bintang tersebut. Akan tetapi formasi awan gas biru pada pusat gambar tersebut tidak diketahui dengan baik, sebagai suatu proses yang berasal dari reaksi nuklir dalam bintang pemegang kunci rahasia formasi galaksi.

Selama seumur hidupnya bintang ini memancarkan cahaya dari reaksi fusi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium dalam inti bintang.

Nebula Mata Kucing adalah salah satunya
yang pertamakali ditangkap teleskop Hubble
dan akan tetap bertahan dalam fase Nebula
sekitar sepuluh ribu tahun. (Reuters)
Ketika pensuplai hidrogen bintang tersebut mulai habis, reaksi fusi pada intinya menjadi semakin tidak stabil dan bintang tersebut mulai berkembang ke fase raksasa merah.

Karena bintang ini terus berkembang, reaksi fusi nuklir pada jantung bintang ini mulai melemah, sehingga menciptakan serangkaian denyutan energi yang semakin kuat karena bintang mulai tidak stabil.

Denyutan terakhir menghempas kulit terluar bintang ke luar angkasa, hingga memperlihatkan inti.

Awan yang bersinar di dalam Nebula disebabkan oleh terbukanya inti bintang itu saat mengionisasikan atmosfir di sekitarnya, sehingga memancarkan cahaya.

Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami reaksi ini.

Planet-planet terkait Nebula memainkan peran penting dalam penyebaran materi di alam semesta.

Saturday, August 20, 2011

UFO Guncang AS Enam Puluh Tahun Lalu

Gambar ini diambil oleh seorang penjaga pantai lewat sebuah jendela di Salem Massachusetts, AS, pada musim panas 1952, yang menunjukkan empat penampakan cahaya UFO.
Enam puluh tahun lalu, Amerika sempat diguncang oleh gelombang penampakan UFO di Washington D.C.

Beberapa di antaranya ada pula yang muncul di Gedung Putih. Apakah ini pertanda makhluk asing siap mendarat atau mungkinkah itu lampu langit yang ada hubungannya dengan cuaca?

Penampakan tersebut berlangsung antara 12 hingga 25 Juli 1952. Obyek tak dikenal itu disaksikan beberapa kalangan seperti pilot pesawat, militer dan pengendali lalu lintas udara. Pada beberapa kesempatan F94 Starfire dikirim untuk mencegat penyusup tersebut, namun UFO itu dengan cepat menghilang ketika pesawat terbang mendekat. Obyek itu digambarkan dalam berbagai bentuk, seperti bola api orange, gugusan cahaya merah hingga cahaya cerah menyala. Presiden Truman sendiri secara pribadi tertarik dan telah menuntut penjelasan dari angkatan udara.

Pada 28 Juli di tahun yang sama, dua mayor jenderal USAF telah melakukan konferensi pers di Pentagon. Mereka menjelaskan bahwa penampakan UFO diakibatkan oleh inversi temperatur, dimana lapisan udara hangat terjebak di bawah udara dingin. Peristiwa ini dapat menimbulkan fatamorgana, baik visual maupun radar. Cahaya yang jauh di permukaan dapat tercermin di langit, sehingga memberi kesan benda terbang berkilau.

Hal ini tidak memuaskan sebagian orang, karena beraroma menutup-nutupi dan berpendapat bahwa pilot dan operator radar identik dengan inversi temperatur. Namun ketika piring terbang dikatakan gagal mendarat di halaman Gedung Putih, beberapa penampakan lain akhirnya mereda dari kesadaran masyarakat dalam sejarah UFO.

sumber 

Kawah Gale Planet Mars Terlihat Dalam 3-D

Pemandangan sudut gundukan tanah di Kawah Gale yang menunjukkan lapisan bebatuan berbeda. (NASA/JPL-Caltech/University of Arizona)
Gambar dari Kawah Gale pada Planet Mars ini terlihat dengan menggunakan Visible-Light Information dari Mars Reconnaissance Orbiter-NASA dan Mars Express Orbiter-Badan Antariksa Eropa.

Kawah bebatuan yang telah bertahan ini mencatat bagaimana lingkungan sejarah awal planet merah tersebut.

Sejumlah instrumen pada beberapa orbiter telah mendeteksi adanya kandungan mineral pekat dan garam sulfat dalam lubang kawah. Jumlah mineral pekat lebih besar pada latar depan, dan perbedaan-perbedaan ini menunjukkan kemungkinan telah terjadinya perubahan pada lingkungan kuno di Mars.

Adanya bukit-bukit kecil dalam gambar dapat memberikan petunjuk kearah siklus air yang pernah mengalir di Mars. Berbagai variasi sinar matahari telah mempengaruhi suhu tanah dan tingkat penguapan.

Para astronom yakin bahwa karena meningkatnya temperatur, air dalam garam sulfat pada lereng bukit menguap, sementara garam-garam menyerap air ketika suhu turun.

Mars Reconnaisance Orbiter juga telah mendeteksi fitur permukaan yang berubah-ubah seiring dengan perubahan musim di beberapa perbukitan, seperti di Kawah Newton.

Kemungkinan air yang mengalir ini adalah asin, menurut penelitian baru yang diumumkan oleh NASA.

Misi Armageddon 2025

Ancaman: Sebuah ilustrasi saat
asteroid menghantam Bumi (Getty Images)
NASA berencana mengirim orang ke salah satu asteroid pada 2025 dalam versi realitas dari film Armageddon.

Astronot akan memulai misinya selama enam bulan untuk mendarat dalam bongkahan batu raksasa yang ukurannya sekitar sebuah gedung dan mengambil sampel yang nantinya dapat memberitahu kita tentang asal-usul tata surya.

Rencana ini akan menjadi misi berawak pertama dalam menjelajahi ‘deep space’ yang jauhnya sekitar lima juta mil atau 20 kali perjalanan ke bulan.

Upaya ini merupakan satu fondasi untuk memulai perjalanan ke Mars dan mengingatkan kita akan film blockbuster, Armageddon 1998, di mana Bruce Willis berupaya meledakan sebuah asteroid yang bergerak pada jalur lintas yang mengancam Bumi.

Misi NASA ke asteroid didukung penuh oleh penguasa Amerika dan akan dikenang sebagai sebuah prestasi yang mirip dengan misi Apollo 11, Neil Armstrong ke bulan pada 1969.

Sebuah roket raksasa mirip Saturn V akan dibutuhkan untuk melakukan misi ini—di mana strukturnya lebih tinggi dari Big Ben dan yang telah digunakan dalam misi ke bulan pada 1970.

Para awak harus bertahan selama tiga bulan di ruang angkasa untuk dapat menempuh sebuah asteroid sebelum menghabiskan waktu lima hari di sana dan kembali.

Selama kurun waktu tersebut mereka akan terancam oleh radiasi ruang angkasa yang dapat menyebabkan mereka terserang penyakit dan resiko kanker.

NASA berharap dapat mendarat di salah satu asteroid pada tahun 2025. (AP)
Setelah tiba di sana, pesawat dapat mendarat pada asteroid atau kalau memungkinkan para astronot akan melakukan perjalanan dengan menggunakan tali pengaman untuk mengambil beberapa sampel.

Dalam sebuah forum NASA belum lama ini, para astronot mengatakan perjalanan seperti ini akan penuh dengan kesulitan-kesulitan.

“Panjang waktu perjalanan outbound dan inbound akan sangat menantang,” ujar Andy Thomas, seorang veteran astronot.

“Misi ini akan sangat, sangat berresiko. Akan lebih beresiko dari misi Apollo.”

NASA telah membidik beberapa asteroid dalam rencana untuk misi ini.

Target asteroid yang dituju dalam berbagai ukuran mulai dari 20 kaki hingga seukuran satu blok perkantoran kecil.

Ada sekitar 7.000 asteroid yang diketahui berada dekat Bumi, namun hanya setengah lusin yang akan terjangkau pesawat antariksa pada 2025.

Pada awalnya NASA berharap dapat menjangkau sebuah asteroid pada 2020, ketika sebuah teleskop dapat mendeteksi sebuah asteroid sepanjang 197 kaki yang dikenal sebagai 2009 OS5.

Peta Antartika Dapat Prediksi Peningkatan Laut

Peta Antartika terbaru (sumber : Google)
ANTARTIKA - Penelitian yang didanai NASA telah menemukan formasi es baru yang bergerak di Antartika. Peta ini dibuat untuk memprediksi peningkatan laut di masa depan.

"Peta, yang dibuat dengan menggunakan pengamatan radar yang terintegrasi dari konsorsium satelit internasional ini menunjukkan gletser mengalir ribuan kilometer dari jantung benua ke area pantai. Ini merupakan hal penting untuk melakukan prediksi peningkatan permukaan laut di masa depan sebagai efek perubahan iklim," jelas pihak NASA.

"Kami melihat aliran yang menakjubkan dari jantung benua yang belum pernah dijelaskan sebelumnya," ujar Eric Rignot dari Laboratorium NASA Jet Propulsion.

Seperti dikutip TG Daily, Sabtu (20/8/2011), tim menggunakan miliaran titik data yang ditangkap oleh satelit Eropa, Jepang, dan Kanada, untuk melihat kondisi awan, cahaya matahari dan tekstur tanah yang tertutup gletser di masa lalu.

Data dari seluruh satelit kemudian disatukan berdasarkan bentuk dan kecepatan formasi glasial (interval waktu pada zaman es yang berkaitan dengan suhu dingin), termasuk Antartika bagian Timur yang sebelumnya belum terpetakan, dengan luas permukaan mencapai 77 persen dari benua tersebut.

Tim terkejut saat peta itu selesai dibuat. Mereka menemukan bukit baru yang terbelah dengan luas permukaan hingga 5,4 juta mil persegi yang bergerak dari timur ke barat.

Mereka juga menemukan formasi pergerakan es sampai 800 kaki per tahun menuju ke Samudera Antartika dengan pergerakan yang berbeda dari model masa lalu dalam migrasi es.

"Jalur peta ini secara mendasar menjelaskan bahwa es bergerak ke sepanjang permukaan tanah," kata Thomas Wagner, krysopherik Program ilmuwan NASA di Washington.

"Ini merupakan pengetahuan penting untuk memprediksi kenaikan permukaan laut di masa depan," tutup Wagner.

sumber 


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto