Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, October 24, 2013

Galaksi z8_GND_5296 Pecahkan Rekor Sebagai Galaksi Terjauh dan Tertua di Alam Semesta

Foto galaksi z8_GND_5296. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: V. Tilvi (Texas A&M), S. Finkelstein (UT Austin), the CANDELS team, and HST/NASA
Dengan menggunakan data yang didapat dari teleskop Hubble dan teleskop Keck I di Keck Observatory, Hawai, astronom mengkonfirmasi bahwa mereka menemukan galaksi yang memecahkan rekor baru sebagai galaksi terjauh dan tertua yang pernah ditemukan di alam semesta. Galaksi yang disebut z8_GND_5296 terbentuk sekitar 700 juta tahun setelah Big Bang. Apa yang diamati oleh astronom saat ini adalah wujud dari galaksi itu pada 13,1 miliar tahun yang lalu.

"Hal yang paling penting dari apa yang kita lakukan adalah kita bisa belajar tentang apa yang ada diawal alam semesta," ungkap Steven Finkelstein dari University of Texas. "karena kecepatan cahaya adalah konstan, cahaya membutuhkan waktu untuk sampai ke sini, kita tidak bisa melihat seperti apa bentuk galaksi ini sekarang.Apa yang kita lihat adalah bentuk galaksi ini pada 13 miliar tahun yang lalu yang merupakan 95% dari usia alam semesta ini" tambahnya.

Ada kemungkinan bahwa teleskop Hubble sudah menemukan galaksi lain yang lebih jauh lagi, namun galaksi z8_GND_5296 adalah galaksi paling jauh dan tertua saat ini yang sudah dikonfirmasi melalui pengamatan dengan instrumen lainnya, ungkap para ilmuwan. Survei CANDELS (Cosmic Assembly Near-infrared Deep Extragalactic Legacy) Hubble sejauh ini telah menemukan sekitar 100.000 galaksi dan mengobservasi 43 diantaranya.

Astronom menggunakan hidrogen untuk mengukur jarak galaksi. Tim meneliti garis emisi hidrogen dari 43 galaksi yang diobservasi dan yang terlihat adalah garis emisi hidrogen dari galaksi z8_GND_5296. Galaksi z8_GND_5296 mampu membentuk bintang 150 kali lebih cepat dari galaksi Bima Sakti. Tidak menutup kemungkinan rekor galaksi terjauh dan tertua akan terpecahkan kembali dimasa depan. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Setelah Misi 4,5 Tahun, Teleskop Planck Akhirnya Pensiun

Teleskop Planck. Image credit: stanford
Teleskop Planck yang sudah menjalankan misi ilmiah selama 4,5 tahun akhirnya dipensiunkan oleh ESA (European Space Agency). Teleskop tersebut dipensiunkan karena memang sudah waktunya untuk pensiun dan misi penelitiannya juga sudah selesai. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari teleskop Planck, terdapat fakta bahwa alam semesta ini lebih tua 80 juta tahun dari perkiraan sebelumnya.

Tim pengendali misi teleskop Planck di Darmstadt, Jerman pada 23 Oktober 2013 lalu mengirim perintah terakhir pada teleskop itu untuk mengambil posisi pada orbit yang aman di sekitar Matahari setelah terlebih dulu menghabiskan sisa bahan bakarnya untuk kemudian berhibernasi permanen. Hal itu mirip dengan apa yang dilakukan pada teleskop Herschel.
Persebaran gelombang kosmik di alam semesta saat alam semesta baru berusia 380 ribu tahun setelah Big Bang sebagaimana yang diamati oleh teleskop Planck. Image credit: ESA
Teleskop Planck diluncurkan pada Mei 2009 untuk meneliti evolusi dari alam semesta dengan mengamati sisa-sisa dari radiasi ledakan dentuman besar Big Bang 14 miliar tahun yang lalu. Nama Planck diambil dari nama fisikawan Jerman abad ke-20, Max Planck sebagai pencetus dari teori kuantum. Teleskop tersebut dilengkapi dengan instrumen yang bisa mengukur suhu radiasi Cosmic Microwave Background (CMB). Teleskop Planck dibuat atas kerjasama ESA dangan JPL NASA untuk pembuatan alat instrumennya. (NS, SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Cassini Abadikan Foto Paling Nyata dari Daratan, Danau, dan Laut di Titan

Foto false color Titan yang diambil wahana Cassini. Terungkap perbedaan yang mencolok antara daratan dengan danau dan lautnya. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech/University of Arizona/University of Idaho
Wahana pengorbit Saturnus, Cassini sukses mengabadikan foto daratan, danau, dan laut yang ada di bulan milik Saturnus, Titan. Pada foto tersebut tampak laut dan danau yang terdiri dari metana dan etana yang memberikan petunjuk kepada kita bahwa apa yang terjadi di sana mirip dengan siklus hidrologi yang terjadi di Bumi.

Foto tersebut diambil tanggal 10 Juli-12 September 2013, saat daerah di dekat kutub utara Titan sedang berada pada musim panas dan sinar Matahari bisa masuk menembus atmosfernya yang tebal sehingga bisa sampai menyinari permukaannya. Dari situ Cassini bisa mengintip bentuk formasi daratan dan danau yang ada di permukaan Titan untuk kemudian mengabadikannya dalam sebuah foto inframerah. "Kutub Utara Titan ternyata lebih menarik daripada yang kita duga sebelumnya," ucap Jason Barnes selaku ilmuwan dari University of Idaho, Moskow.

Menurut para ilmuwan, danau Titan terbentuk sebagai akibat dari menurunnya level ketinggian tanah akibat dari letusan gunung berapi. "Sejak laut dan danau ditemukan di titan, kami selalu bertanya mengapa kebanyakan dari mereka ada di daerah dengan lintang tinggi seperti dekat kutub Utara," ungkap juru bicara tim pencitraan Cassini, Elizabeth Turtle.

Wahana Cassini diluncurkan pada tahun 1997 dan sejak tahun 2004 mulai menjelejahi sistem planet Saturnus. Dan selama sembilan tahun ini Cassini telah banyak mengamati perubahan musim baik dari planet Saturnus itu sendiri maupun beberapa bulannya. "Wilayah danau Utara Titan adalah salah satu bagian yang paling mirip dengan Bumi dan yang paling menarik di tata surya," ungkap Linda Spilker ilmuwan Cassini dari JPL. "Danau Titan berubah seiring dengan perubahan musim, dan misi panjang Cassini memberikan kita kesempatan untuk melihat perubahan musim di Titan. Saat ini Matahari bersinar terang di bagian Utara dan kita mendapatkan pemandangan yang indah, kita bisa mulai membandingan beberapa data yang sudah ada tentang apa yang terjadi dengan danau di dekat kutub Utara itu," tambah Linda.

Sebagai tambahan informasi, wahana Cassini merupakan wahana yang dibuat atas kerjasama NASA, ESA, dan Italian Space Agency. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

NASA, Wahana LADEE Sudah Sampai di Bulan

Ilustrasi wahana LADEE mengorbit Bulan. Image credit: NASA
NASA secara resmi mengabarkan bahwa wahana LADEE yang diluncurkan pada 8 September 2013 lalu, saat ini sudah tiba di Bulan. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh wahana tersebut agar mampu menempatkan diri pada koordinat orbit yang ditentukan. Pada 1 Oktober 2013, NASA melakukan sedikit manuver koreksi untuk mengatur wahana LADEE agar berada pada jalur yang tepat dan selaras dengan Bulan. Tanggal 6 Oktober 2013, wahana LADEE melakukan manuver pertamanya yang disebut dengan LOI-1 (Lunar Orbit Insertion 1). Manuver pertama ini sangat penting dan riskan sebab jika sedikit saja salah maka akan sangat sulit bagi NASA untuk mengembalikan LADEE untuk mencapai orbit Bulan dan untungnya manuver itu berjalan sukses. Tanggal 9 Oktober wahana LADEE melakukan LOI-2 dan juga berjalan sukses, dan manuver terakhir LOI-3 berhasil membawa wahana LADEE pada jarak 235-250 km di atas permukaan Bulan.

Setibanya di Bulan, NASA langsung melakukan pengecekan dan memastikan wahana itu dapat beroperasi penuh. Pertengahan November nanti wahana LADEE akan turun ke orbit lebih rendah lagi untuk memulai misi penelitian pertamanya. Welcome to the moon LADEE !!! (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Foto Pilihan, Insinyur NASA Melipat Panel Surya Wahana MAVEN

Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/Jim Grossmann
Di dalam ruang Payload Hazardous Servicing Facility di Kennedy Space Center tempat dimana wahana MAVEN di rakit, insinyur NASA bersiap untuk melipat panel surya yang ada di kanan dan kiri MAVEN untuk bersiap menjalani spin test.(Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, October 23, 2013

Selain Saturnus, Planet Jupiter, Uranus, dan Neptunus Juga Punya Cincin

Selain Saturnus, ternyata ada beberapa planet di tata surya kita yang juga memiliki cincin. Planet Jupiter memiliki cincin yang sangat tipis dan gelap yang sering disebut dengan cincin Jovian. Cincin Jovian pertama kali diamati oleh wahana Voyager 1 pada tahun 1979. Cincin Jupiter terdiri dari empat lapisan utama dan kebanyakan terdiri dari debu.
Cincin Jupiter (Cincin Jovian). Image credit: wikipedia
Uranus bahkan memiliki sembilan cincin di sekitarnya yang juga sangat gelap. Cincin Uranus ditemukan pada 10 Maret 1977 oleh astronom James L. Elliot, Edward W. Dunham, dan Douglas J. Mink. Cincin Uranus berumur relatif muda yakni 600 juta tahun dan sebagian besar terdiri dari debu yang berasal dari tumbukan  beberapa satelit alam yang pernah dimiliki planet tersebut.
Cincin Uranus. Image credit: wikipedia
Planet Neptunus juga memiliki cincin. Cincin Neptunus pertama kali ditemukan oleh astronom Patrice Bouchet, Reinhold Hafner dan Jean Manfroid pada tahun 1984 di Chili. Neptunus memiliki lima cincin yang mayoritas terdiri dari senyawa organik yang sangat gelap yang kemungkinan dihasilkan oleh proses radiasi tetapi ada juga beberapa bagian yang terang
Cincin Neptunus. Image credit: wikipedia
Untuk lebih jelas tentang cincin planet, akan dibuat artikel tersendiri. (Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Robot Curiosity Buktikan Beberapa Meteorit Bumi Benar Berasal dari Mars

Meteorit Tissint yang dikonfirmasi oleh ilmuwan berasal dari planet Mars. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: Natural History Museum
Berdasarkan data-data terbaru yang didapat oleh robot penjelajah Mars Curiosity, didapat petunjuk bahwa beberapa mateorit yang jatuh di Bumi memang benar-benar berasal dari Mars. Ilmuwan mengukur banyaknya isotop argon-36 yang ada di atmosfer Mars yang kemudian dibandingkan dengan jumlah isotop argon-38 yang lebih berat, ilmuwan menyatakan bahwa kedua komposisi itu ada pada meteorit Mars yang ditemukan di Bumi. Menurut mereka perbandingan isotop diantara kedua argon itu adalah 4.2. Seperti yang terdapat pada batu meteorit Mars yang dijuluki "Black Beauty" ini.
Meteorit Black Beauty. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Jika Mars tidak kehilangan atmosfernya, maka rasio perbandingan argon adalah 5.5 mirip dengan Matahari dan Jupiter. Tapi karena atmosfer Mars menghilang, argon dengan isotop yang ringan menjadi hilang dan yang tersisa hanya isotop argon yang lebih berat. Sebelum wahana Curiosity dikirim ke Mars, dengan meneliti sampel dari meteorit Mars, ilmuwan telah sejak lama menempatkan rasio argon diantara 3.6 dan 4.5. namun kini dengan menggunakan instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) yang melekat pada Curiosity, mereka bisa mendapatkan proporsi yang lebih tepat. Dengan mengetahui komposisi argon dan proporsinya, secara tidak langsung ilmuwan juga bisa mengetahui sejarah atmosfer di planet itu sebab argon merupakan suatu penanda yang sangat jelas hilangnya atmosfer di Mars karena komposisi kimianya tidak dapat bereaksi atau bertukar dengan apapun yang ada baik di permukaan maupun di dalam interior planet Mars itu sendiri.

Curiosity sejatinya tidak bisa mengukur atau menyelidiki sejauh mana Mars kehilangan atmosfernya, tapi pada misi NASA berikutnya yang akan diluncurkan pada 18 November 2013 dengan menggunakan wahana MAVEN (Mars Atmosphere and Volatile Evolution Mission) semua hal tentang atmosfer Mars akan terungkap. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Cukup Bayar Rp.842 Juta, Anda Bisa ke Luar Angkasa dengan Balon Udara (Plus Foto)

Dengan membayar Rp.842,6 juta, kita bisa ke luar angkasa dengan balon udara. Image credit: World View Enterprises, Inc
Saat ini kita tidak perlu menjalani pelatihan seperti astronot untuk bisa pergi ke luar angkasa. Cukup dengan membayar $ 75.000 atau setara dengan Rp.842,6 juta, perusahaan Amerika World View Enterprises yang berbasis di Tucson, Arizona, Amerika Serikat akan membawa Anda ke luar angkasa dengan menggunakan balon udara. Anda akan diajak untuk terbang di atas atmosfer Bumi pada ketinggian 30 km selama 2 jam dan melihat betapa indahnya planet Bumi tempat kita tinggal ini.

Nantinya penumpang akan berada dalam sebuah kapsul khusus yang dirancang oleh Paragon Space Development Corp untuk kemudian diangkat dengan balon udara. Jika waktu sudah berakhir, maka Anda akan dibawa turun perlahan dengan balon udara itu juga. Berwisata dengan balon udara lebih menyenangkan daripada dengan pesawat sebab penumpang akan bisa merasakan suasana yang lebih dekat dibandingkan dengan roket atau pesawat. Apa yang ditawarkan oleh World View Enterprises lebih murah dari kompetitornya yang lain. Sebagai perbendingan, perusahaan Virgin Galactic juga menawarkan paket wisata ke luar angkasa dengan biaya $ 250.000 (Rp.2,8 miliar) per orang untuk dibawa berwisata ke ketinggian 100 km di atas atmosfer Bumi dengan menggunakan pesawat. Sedangkan perusahaan XCOR mematok harga $ 95.000 (Rp.1 miliar) per orang untuk dibawa ke ketinggian yang sama. Bagaimana apakah Anda tertarik ??

Berikut ini foto-fotonya:






Note: image credit: World View Enterprises, Inc

(SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto