Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, August 27, 2011

FOTO: Hyperion, Bulan Saturnus Mirip "Spons"

Foto Hyperion yang diambil oleh Cassini pada 25 Agustus 2011. Credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Jika kita lihat lebih dekat, bulan milik Saturnus yg bernama Hyperion tampak seperti spons raksasa. Seperti pada foto-foto di bawah yang diambil oleh pesawat luar angkasa Cassini pada 25 Agustus 2011 yang berada sangat dekat dengan Hyperion yaitu sekitar 24 ribu km sehingga didapatkan gambar yang begitu jelas.

Salah satu sisi dari Hyperion. Credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Foto Hyperion. Credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Foto Hyperion. Credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute

Dikutip dari universetoday.com, Sabtu (27/08/2011), "Hyperion sendiri adalah bulan Saturnus yang sangat kecil yang memiliki diameter hanya 270 km yang mengorbit diantara Titan dan Lapetus", kata Carolyn Porco, pimpinan dari Cassini imaging. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Foto Pertama Bumi yang Diambil dari Luar Angkasa

Foto pertama Bumi dari orbit Bulan pada tanggal 23 Agustus 1966 yang diambil Oleh NASA's Lunar Orbiter I. Credit: NASA
Tahukah Anda seperti apa foto pertama Bumi yang diambil dari luar angkasa? Foto Bumi yang pertama di ambil dari luar angkasa yaitu pada tanggal 23 Agustus 1966 oleh NASA's Lunar Orbiter, sebuah pesawat pengintai tanpai awak yang mengambil gambar Bumi dari orbit Bulan. Tapi jangan bayangkan foto itu sebagus fiti Bumi saat ini, karena memang teknologi yang digunakan belum seperti kamera jaman sekarang.

Foto Bumi lainnya yang juga diambil oleh Lunar Orbiter I. Credit: NASA
Sebelumnya skitar tahun 40, 50, dan 60-an, gambar Bumi juga sudah pernah diambil dari luar angkasa, tapi saat itu gambar yang diambil bukan Bumi dalam bentuk utuh (bola) melainkan hanya salah satu permukaan bagiannya saja.

Kamera yang dipasang di Lunar Orbiter I untuk mengambil gambar Bumi. Credit: Courtesy of George Eastman House, International Museum of Photography and Film
Dikutip dari sciencedaily.com, Sabtu (27/08/2011), Lunar Orbiter sendiri awalnya digunakan untuk memetakan keadaan bulan untuk mencari tempat yang tepat untuk mendaratkan astronot di bulan pada misi Apollo. Kamera yang digunakan utnuk mengambil foto bumi yaitu sebuah kamera onboard yang memiliki dua lensa kembar yang dapat mengambil foto secara simultan. Kamera ini didesain oleh Eastman Kodak dan dipergunakan untuk Departemen Pertahanan Amerika. (Adi Saputro/Astronomi.us)

NASA Temukan Bintang Kerdil dengan Suhu Terdingin

Bintang kerdil terdingin. Credit: NASA/JPL-Caltech/UCLA
Bintang kerdil coklat dengan temperatur terdingin telah ditemukan oleh NASA. Temperaturnya mirip dengan temperatur ruangan, 25 derajat Celcius.

Si kerdil itu ditemukan teleskop Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) pada jarak bintang yang berjarak 9 hingga 40 tahun cahaya. "Bintang kerdil yang kami temukan sebelumnya memiliki temperatur seperti oven," ungkap anggota WISE, Davy Kirkpatrick. "Sekarang kami telah menemukan bagian dingin dari sebuah rumah," tambahnya.

Michael Cushing yang juga anggota dari WISE mengatakan, "Hal ini membuktikan bahwa masih banyak tetangga Bumi yang belum terjelajah menggunakan WISE."

Dengan menggunakan huruf para astronom mengklasifikasikan bintang sesuai dengan tingkat panasnya, O, B, A, F, G, K, M, L, T, dan Y. O adalah yang terpanas dan Y bintang yang paling dingin. Matahari terletak di posisi G dan untuk bintang kerdil coklat yang baru saja ditemukan terklasifikasi sebagai bintang Y.

Bintang kerdil sebenarnya adalah bintang yang gagal. Namun, dalam prosesnya mereka tidak mempunyai massa yang cukup untuk membakar thermonuclear, sehingga mereka akhirnya meredup dan menjadi dingin. (Sumber: NASA)

Sumber: nationalgeographic.co.id

Inilah Penyebab Jatuhnya Pesawat Kargo Progress M-12M Milik Rusia

Ilustrasi roket Soyuz membawa kargo antariksa Progress. Credit: AFP
Kendaraan kargo tanpa awak Rusia gagal mencapai orbit dan jatuh di kawasan Siberia beberapa menit setelah diluncurkan, Rabu (24/8/2011), pukul 17.00 waktu setempat tak lama setelah diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Kecelakaan ini tercatat merupakan yang pertama dalam 14 tahun terakhir.

Kargo bernama Progress M-12M yang diluncurkan dengan roket Soyuz U itu semula hendak menuju International Space Station (ISS) membawa bahan makanan dan oksigen bagi keenam astronot yang ada di sana, demikian laporan badan antariksa Rusia, Roskosmos.

"Berdasarkan informasi awal, pada detik ke-325, ada masalah operasi pada sistem propulsi yang mengakibatkan emergency shutdown ini. Pesawat kargo M-12M tidak berada di orbit yang seharusnya," demikian pernyataan Roskosmos.

Laporan agensi berita Interfax menyebutkan bahwa kargo tepatnya jatuh di kawasan Altai, Siberia, dekat perbatasan antara Mongolia dan China. Ledakan saat pesawat jatuh terdengar dari jarak jauh, tetapi tak ada laporan masalah yang muncul.

Ahli antariksa Rusia mengatakan, jatuhnya kargo itu seharusnya tidak mengganggu suplai bahan makanan dan oksigen di ISS. Suplai yang dibawa dalam penerbangan ulang alik terakhir Atlantis diperkirakan masih cukup untuk 3 bulan.

"Tapi karena pesawat ulang alik Amerika Serikat tak lagi terbang ke ISS, Mission Control mungkin akan mengurangi porsi kru ISS karena masalah suplai," kata Sergei Pusanov, ahli antariksa Rusia, pada Interfax.

Hingga saat ini, Rusia masih mencoba menganalisis sebab pasti jatuhnya M 12M. Lokasi sejauh ini diisolasi sebab kekhawatiran akan bahan bakar yang bisa bersifat toksik. Foxnews, Kamis (25/8/2011), melaporkan bahwa warga yang paling dekat dengan lokasi jatuhnya pesawat kargo ini mulai merasakan sakit.

Kecelakaan pesawat kargo ini cukup ironis sebab terjadi tak lama setelah misi pesawat ulang alik selesai dan dunia sangat bergantung pada Rusia. Seperti diketahui, penerbangan astronot ke ISS kini mengandalkan pesawat antariksa Soyuz milik Rusia. Rusia sendiri dalam 9 bulan telah mengalami 5 kegagalan, walau tak melibatkan Soyuz. Desember lalu, Rusia mengalami hal memalukan setelah 3 satelit navigasi untuk Glonnas gagal mengorbit dan jatuh ke Hawaii. Pada Februari lalu, Rusia menaruh satelit militer Geo-IK-2 di orbit yang salah. Minggu lalu, satelit telekomunikasi Express-AM4 juga gagal mencapai orbit.

Akibat jatuhnya M-12M, penerbangan berawak ke ISS mungkin akan ditunda hingga sebab-sebab jatuhnya kargo ini bisa ditemukan. Jika masalah lama tak terpecahkan, mungkin astronot ISS harus kembali ke Bumi, meninggalkan ISS dalam kondisi kosong. Kemampuan Rusia menyelesaikan masalah ini akan menjadi pembuktian bagi Rusia akan kelayakannya menangani misi antariksa. (Sumber: kompas.com

Friday, August 26, 2011

China dan Rusia Bekerjasama Jelajahi Mars

Planet Mars. Credit: wikimedia.org
GUANGZHOU - Oktober ini badan antariksa Rusia dan China akan bekerjasama untuk meluncurkan misi pertama menjelajahi Planet Mars. Tujuannya untuk mencari adanya tanda-tanda kandungan air di Planet Merah tersebut.

Kerjasama yang sudah dijalin antara China dan Rusia untuk melakukan peluncuran ke Mars sebenarnya sudah berjalan sejak Oktober 2009. Namun, saat itu ada beberapa kendala sehingga mereka harus menunggu kesempatan berikutnya yang diprediksi akan berjalan di bulan Oktober mendatang.

Pengumuman ini secara resmi telah dipublikasian beberapa waktu lalu melalui sebuah artikel koran People's Daily. Untuk melancarkan misi ini, ada tiga lembaga yang membantu pengorbitan ke Mars, antara lain NASA Mars Odyssey (NMO), Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) dan European Space Agency (ESA).

Misi baru ini sepenuhnya didasarkan pada penemuan yang dibuat selama beberapa dekade terakhir, yang mengungkapkan bahwa ada aliran air yang mengalir di permukaan Mars. Namun beberapa ilmuwan menegaskan jika Planet Mars tidak memiliki air selama lebih dari satu miliar tahun. Demikian seperti dikutip Softpedia, Jumat (26/8/2011).

Nantinya dalam melakukan penjelajahan ke Mars, kedua negara mengirimkan masing-masing robot penjelajah. China mengirimkan Yinghuo-1space yaitu kendaraan penjelajah luar angkasa yang akan diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan. Di dalam Yinghuo-1space nantinya akan ada Phobos Explorer, robot buatan Rusia yang dirancang untuk melakukan investigasi pada salah satu bulan kecil di Planet Mars.

Seperti diketahui Russian Federal Space Agency (RosCosmos) telah lama berupaya melakukan pendaratan purwarupa untuk melakukan penyelidikan di Mars dalam waktu yang sangat lama, namun sejauh ini berakhir dengan kegagalan, karena menemukan beberapa masalah kompleks seperti prosedural dan manuver.

Di sisi lain, China National Space Administration (CNSA) juga mendorong untuk melakukan misi penjelajahan tunggal ke Planet Merah, rencananya akan dimulai tahun 2013. Penjelajahan China tersebut bertujuan untuk menyamai rekor Rusia dan Amerika Serikat (AS) dalam menjelajahi ruang angkasa.

Bahkan China berniat untuk melebihi pencapaian mereka. Mengingat bahwa Roscosmos selalu menggunakan teknologi lama dan AS tidak lagi bersedia untuk menginvestasikan uang dalam jumlah besar untuk eksplorasi ruang angkasa. (Sumber: okezone.com)

Lubang Hitam yang Lama Tidur Kini Bangkit Kembali

Ilustrasi aktifnya kembali Lubang Hitam yang dinamai Swift J1644 57. Credit: universetoday.com
PENNYSYLVANIA - Sejak Maret lalu, Astronom mengamati sumber baru yang ada di langit pada malam hari dengan menggunakan sinar-X. Mereka melihat kemunculan kembali sebuah lubang hitam yang memakan bintang kecil di sekelilingnya.

Ketika menemukan tanda-tanda awal dari aktivitas lubang hitam tersebut, para astronom berpikir jika itu merupakan salah satu dari banyaknya peristiwa kosmik. Namun data dari satelit Swift milik NASA menunjukan bahwa ada pembakaran dengan intensitas dan kecerahannya yang bertambah.

Para ahli menyatakan jika sumber baru yang terletak di gugus bintang Draco diharapkan dapat terlihat melalui pancaran sinar-X yang mampu bersinar dengan baik hingga tahun depan. Sebagai sumber radiasi standar jelas ini jarang terjadi, biasanya hanya berkedip sejenak lalu menghilang beberapa hari. Demikian seperti dikutip Softpedia, Jumat (26/8/2011).

Rincian makalah baru mengenai kemunculan kembali sebuah lubang hitam sudah dipublikasi dalam jurnal Nature edisi 25 Agustus. Para peneliti juga memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana fungsi sumber radiasi baru yang diberi nama Swift J1644 57.

"Luar biasa, Swift masih memproduksi sinar-X dan akan memancarkan cahaya yang cukup terang, sehingga dapat diamati hingga tahun depan. Perilaku seperti ini jarang kami temukan sebelumnya," jelas David Burrows, profesor astronomi dari Pennsylvania State University.

Burrows menentukan sumber sinar-X di lubang hitam yang terletak pada sebuah galaksi yang sangat jauh. Objek ini terletak sekira 3,9 miliar tahun cahaya jauhnya.

Para astronom sekarang percaya bahwa lubang hitam di inti galaksi kembali aktif ketika bintang-bintang kecil melintas dekatnya dan akan dimakan.

"Dengan pengembangan penemuan ini, kami mampu melakukan pelacakan mundur ke waktu sebelumnya, guna memastikan bahwa ada aliran yang terbentuk pada saat yang sama di mana Swift akan menjadi sumber sinar-X," simpul ahli. (Sumber: okezone.com)

NASA Persiapkan Misi Kembali ke Bulan

Ilustrasi Pesawat Ruang Angkasa GRAIL di atas Bulan. Credit: Google
FLORIDA - NASA secara resmi mengumumkan akan kembali mendarat di Bulan pada program terbarunya yang dinamai Gravity Recovery And Interior Laboratory (GRAIL). Misi ini akan segera diluncurkan pada 8 September mendatang.

Peluncuran kembali NASA ke Bulan akan segera direalisasikan dalam waktu dekat, tepatnya 8 September 2011. Roket akan diluncurkan dari Cape Canaveral Air Force Station di Florida.

GRAIL adalah pesawat ruang angkasa yang memiliki interior kembar. Misi ini mengemban tugas selama sembilan bulan guna mengeksplorasi satelit alami Bumi tersebut secara rinci. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Kedua pesawat ruang angkasa kembar ini akan menentukan struktur interior bulan dari kerak hingga inti bulan, sehingga akan memperbaharui pemahaman manusia tentang evolusi bulan thermal.

Seperti dikutip The Hindu, Jumat (26/8/2011), pesawat ruang angkasa kembar, yaitu GRAIL A dan B, akan terbang dengan rute memutar menuju orbit Bulan dalam kurun waktu 3,5 bulan.

GRAIL A akan mencakup wilayah Bulan dengan luas sekira 2,6 juta mil (4,2 juta km), sedangkan 2,7 juta mil (4,3 juta km) lainya akan dijelajahi oleh GRAIL B.

"GRAIL akan menyingkap misteri pembentukan bulan dan juga membantu kita memahami bagaimana bulan, Bumi dan planet berbatu lain dapat berkembang," kata Maria Zuber, peneliti utama GRAIL dari Institut Teknologi Massachusetts.

Periode peluncuran GRAIL akan dimulai pada 8 September mendatang dan diperkirakan akan kembali pada 19 Oktober tahun 2012. (Sumber: okezone.com)

Pergeseran Jupiter Pengaruhi Ekosistem Tata Surya

Jupiter. Credit: mascipul.blogspot.com
CALIFORNIA - Sejak awal pembentukan matahari sekira 4,6 miliar tahun lalu, planet-planet di tata surya mengalami pergeseran posisi secara berkala. Sebuah penelitian baru memperlihatkan pengaruh pergeseran Planet Jupiter terhadap tata surya.

Seperti diketahui Jupiter adalah planet terbesar yang mengorbiti Matahari. Sejak awal pembentukan di tata surya, Jupiter selalu mengalami banyak pergeseran. Pergeseran Jupiter banyak mempengaruhi beberapa planet lain seperti Mars dan Saturnus.

Sebuah fakta menunjukan bahwa pergeseran Jupiter menyebabkan pertumbuhan dari Planet Mars mengalami penghentian.

Planet Raksasa ini juga berpengaruh besar terhadap sabuk Asteroid, yang mengorbit pada Matahari di antara orbit Mars dan Jupiter. Namun kasus tersebut adalah masalah yang sangat kompleks, karena efek ini harus disimpulkan secara rinci.

Dalam rangka untuk menjelaskan alasan mengapa Jupiter bermigrasi, serta efek dari proses migrasi ini, peneliti telah menerbitkan sebuah model komputer baru, untuk menjelaskan hal tersebut.

Makalah ilmiah ini muncul di jurnal Nature, edisi 14 Juli. Para ahli tersebut mengatakan bahwa mereka menciptakan model komputer baru yang memperlihatkan dari awal tata surya terbentuk, tujuannya untuk memberikan pemahaman lebih baik mengenai bagaimana gerakan planet membentuk sistem konfigurasi saat ini.

Seperti dikutip Softpedia, Jumat (26/8/2011), Kevin Walsh, penulis makalah ini menjelaskan bahwa Jupiter awalnya terbentuk sekira 3,5 Astronomical Unit (AU / satuan astronomi menyatakan jarak) dari matahari. Tak lama setelah terbentuk, Jupiter mulai bergerak menuju bagian lain dari tata surya, hingga mencapai orbit yang sekarang ditempati oleh Mars. Saat itu Mars belum terbentuk.

"Kami berteori bahwa Jupiter berhenti bermigrasi ke arah matahari karena adanya Planet Saturnus," cetus Avi Mandell, rekan dari penulis penelitian ini.

Kedua planet saling bergerak di dalam tata surya, tapi pada satu titik migrasi, keduanya berhenti. Selanjutnya kedua planet ini mulai bergerak lebih jauh. Awalnya Jupiter masuk orbit stabil pada 5 AU, sementara Saturnus pindah lebih jauh dan masuk ke orbit 7 AU. Namun pada akhirnya, Jupiter terus bergerak lebih jauh, hingga ke orbit saat ini yang berjarak 9,5 AU dari Matahari. (Sumber: okezone.com)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto