Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Thursday, October 31, 2013

Planet Kepler-78b, Planet Pertama yang Dikonfirmasi Memiliki Struktur Batuan Mirip Bumi

Ilustrasi planet kepler-78b mengorbit bintangnya hanya 8,5 jam saja. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: David A. Aguilar (CfA)
Astronom berhasil menemukan sebuah planet yang memiliki struktur batuan mirip seperti Bumi. Planet tersebut adalah Kepler-78b. Planet Kepler-78b juga mempunyai ukuran yang tidak jauh berbeda dengan Bumi yakni sekitar 1,7 kali massa Bumi dan 1,2 kali radius Bumi. Planet Kepler-78b mengorbit bintangnya dengan sangat cepat yaitu sekitar 8,5 jam saja. Itu membuat planet ini sangat tidak layak untuk mendukung adanya kehidupan dikarenakan suhunya terlalu panas. Namun banyak hal baru yang bisa diambil dari planet ini. Kepler-78b menjadi planet pertama yang dikonfirmasi memiliki ukuran dan massa yang hampir mirip dengan Bumi, dari situ ilmuwan bisa mengetahui tingkat kepadatan dan material penyusun planet tersebut. Diperkirakan mayoritas material penyusun Kepler-78b terdiri dari batu dan besi. Bintang dari planet ini sedikit lebih kecil dari Matahari kita dan berjarak 400 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Cygnus.
Perbandingan ukuran planet Kepler-78b dengan Bumi. Image credit: David A. Aguilar (CfA)
Planet Kepler-78b pertama kali diamati oleh teleskop pemburu planet, Kepler. Kemudian dengan menggunakan teleskop berbasis Bumi, astronom mempelajari periode kecepatan orbitnya. Tim astronom yang dipimpin oleh Andew Howard dari University of Hawaii melakukan pengamatan lebih intensif lagi dengan teleskop di Keck Observatory dan tim lainnya yang dipimpin oleh Francesco Pepe dari University of Geneva mengamatinya menggunakan teleskop di Observatorium La Palma di kepulauan Canary.

Direncanakan penelitian Kepler-78b akan dipresentasikan pada pertemuan Kepler Science Conference tanggal 4-8 November di Ames, Iowa, Amerika Serikat. Lebih dari 400 astrofisikawan dari Australia, China, Amerika, dan negara Amerika latin akan mengikuti konfrensi tersebut. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, October 29, 2013

Mau Kirim Robot Penjelajah ke Europa, NASA Dihadang Tajamnya Tombak Es

Satelit alam Jupiter, Europa. Image credit: NASA
Tahun 2021 nanti NASA akan mengirimkan wahana pengorbit ke bulan Jupiter, Europa, untuk mencari tahu lebih detil seperti apa kondisi dipermukaannya sebelum mengirimkan robot pendarat ke sana. Europa dirasa sangat penting untuk diteliti sebab ilmuwan memperkirakan bahwa bulan Jupiter ini memiliki kemungkinan untuk mendukung terciptanya bentuk kehidupan. Salah satunya karena Europa memiliki samudera air berwujud cair di bawah permukaannya. Permukaan Europa sendiri sebagian besar ditutupi oleh es dan sebagian kecil tidak.

Untuk mengirimkan robot penjelajah ke sana tampaknya bukan pekerjaan yang mudah sebab ilmuwan menduga bahwa Europa memiliki permukaan yang sangat ekstrem. Pada permukaannya terdapat duri-duri es raksasa yang menyerupai tombak yang sangat tajam dan menghadap ke atas. Duri-duri es tersebut sangat membahayakan bagi wahana pendarat. Konon duri-duri es yang ada di Europa sedikit mirip dengan Penitentes yang ada di Chile. Penitentes adalah fitur es yang sangat tajam menyerupai duri atau tombak yang sangat tajam dan runcing. Diperkirakan penitentes yang ada di Europa dan berukuran sekitar lima meter tingginya yang tersebar di sekitar khatulistiwa Europa.
Penitentes di Chile yang menurut para ilmuwan juga terdapat di Europa namun dengan ukuran yang lebih besar. Image credit: huffpost
Penitentes memiliki ujung yang tajam dan runcing seperti yang ada di Chile. Image credit: huffpost
Sebagai misi awal, NASA akan mengirimkan wahana yang disebut Europa Clipper Cruise untuk mempelajari lebih detil permukaan dari Europa untuk memudahkan mengirimkan robot pendarat pada misi berikutnya. "Ini seperti tantangan game," ungkap ilmuwan planet Don Blankenship dari University of Texas yang terlibat dalam perencanaan NASA untuk mengirimkan wahana peneliti ke Europa. (DSC, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, October 28, 2013

Dahsyatnya Sungai Api di Matahari, Suhunya 1 Juta Derajat Celcius

Sungai api di Matahari. Suhunya mencapai 1.000.000 derajat Celcius. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA SDO
Pada bulan September lalu, wahana SDO (Solar Dynamics Observatory) NASA berhasil mengabadikan foto dahsyatnya lidah Matahari atau korona yang ke luar dari permukaan bintang tata surya kita itu. Saking dahsyatnya sampai-sampai di tepi korona itu tercipta sesuatu yang bisa disebut sebagai jurang atau sungai api walaupun sebenarnya Matahari bukan terbuat dari api tapi lebih seperti plasma yakni partikel elektron yang terpanaskan dengan suhu ekstrem yang menghasilkan gas yang berinteraksi dengan medan magnet. Bagian yang tampak seperti sungai api itu, panasnya sekitar 1 juta derajat Celcius. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Jepang Akan Luncurkan Wahana Pengebom Asteroid

Ilustrasi wahana Hayabusa2. Image credit: JAXA
Tidak puas dengan misi wahana Hayabusa I yang hanya mengumpulkan debu asteroid, Lembaga Antariksa Jepang, JAXA, ignin meluncurkan sebuah wahana yang mampu mengebom permukaan asteroid. Tujuannya bukan untuk menghancurkan asteroid tersebut tapi untuk mengambil sampel batuan dari interior asteroid. Itu semua akan diwujudkan oleh wahana Hayabusa2 yang dilengkapi dengan meriam asteroid.

Uji coba meriam itu dikabarkan berjalan sukses dan rencananya Hayabusa2 akan diluncurkan pada tahun 2014 mendatang menuju ke asteroid 1999 JU3 dalam empat tahun perjalanan. Sesampainya di dekat asteroid, wahana tersebut akan menembakkan peluru logam ke permukaan asteroid untuk kemudian menyedot serpihannya dan ditempatkan dalam sebuah kapsul. Hayabusa2 kemudian menembakkan kapsul tersebut untuk dikirim ke Bumi dan dianalisa. Diperkirakan misi itu akan berlangsung hingga tahun 2020. Berikut ini ilustrasinya:





(SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Nebula Bumerang, Tempat Paling Dingin di Alam Semesta

Nebula Bumerang. Tempat paling dingin di alam semesta. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Astronom dengan menggunakan teleskop ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array)di Chile mengambil foto terbaru dari nebula Bumerang (Boomerang Nebula) yang diyakini oleh astronom sebagai tempat sekaligus obyek paling dingin di alam semesta. Nebula Bumerang memiliki suhu sekitar minus 272 derajat Celcius. Astronom menjuluki nebula ini sebagai nebula 'hantu' disebabkan oleh bentuknya yang memang mirip seperti hantu :-).

Pada nebula ini tampak kabut putih ke luar dari pusatnya yang menyerupai jam pasir dan itu sebenarnya adalah debu berukuran milimeter yang tersinari oleh bintang yang ada di pusatnya. Nebula ini sendiri berjarak 5000 tahun cahaya dari Bumi dan terletak di konstelasi Centaurus. Nebula ini disebut juga sebagai planetary nebula (nebula planet) yang sebenarnya merupakan suatu fase akhir dari kehidupan bintang yang menyerupai Matahari kita yang sudah kehilangan sebagian massanya dan membentuk bintang katai (kerdil) putih yang memancarkan sinar ultraviolet kuat sehingga membuat gas yang ada di nebula menjadi ikut bersinar. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, October 24, 2013

Galaksi z8_GND_5296 Pecahkan Rekor Sebagai Galaksi Terjauh dan Tertua di Alam Semesta

Foto galaksi z8_GND_5296. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: V. Tilvi (Texas A&M), S. Finkelstein (UT Austin), the CANDELS team, and HST/NASA
Dengan menggunakan data yang didapat dari teleskop Hubble dan teleskop Keck I di Keck Observatory, Hawai, astronom mengkonfirmasi bahwa mereka menemukan galaksi yang memecahkan rekor baru sebagai galaksi terjauh dan tertua yang pernah ditemukan di alam semesta. Galaksi yang disebut z8_GND_5296 terbentuk sekitar 700 juta tahun setelah Big Bang. Apa yang diamati oleh astronom saat ini adalah wujud dari galaksi itu pada 13,1 miliar tahun yang lalu.

"Hal yang paling penting dari apa yang kita lakukan adalah kita bisa belajar tentang apa yang ada diawal alam semesta," ungkap Steven Finkelstein dari University of Texas. "karena kecepatan cahaya adalah konstan, cahaya membutuhkan waktu untuk sampai ke sini, kita tidak bisa melihat seperti apa bentuk galaksi ini sekarang.Apa yang kita lihat adalah bentuk galaksi ini pada 13 miliar tahun yang lalu yang merupakan 95% dari usia alam semesta ini" tambahnya.

Ada kemungkinan bahwa teleskop Hubble sudah menemukan galaksi lain yang lebih jauh lagi, namun galaksi z8_GND_5296 adalah galaksi paling jauh dan tertua saat ini yang sudah dikonfirmasi melalui pengamatan dengan instrumen lainnya, ungkap para ilmuwan. Survei CANDELS (Cosmic Assembly Near-infrared Deep Extragalactic Legacy) Hubble sejauh ini telah menemukan sekitar 100.000 galaksi dan mengobservasi 43 diantaranya.

Astronom menggunakan hidrogen untuk mengukur jarak galaksi. Tim meneliti garis emisi hidrogen dari 43 galaksi yang diobservasi dan yang terlihat adalah garis emisi hidrogen dari galaksi z8_GND_5296. Galaksi z8_GND_5296 mampu membentuk bintang 150 kali lebih cepat dari galaksi Bima Sakti. Tidak menutup kemungkinan rekor galaksi terjauh dan tertua akan terpecahkan kembali dimasa depan. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Setelah Misi 4,5 Tahun, Teleskop Planck Akhirnya Pensiun

Teleskop Planck. Image credit: stanford
Teleskop Planck yang sudah menjalankan misi ilmiah selama 4,5 tahun akhirnya dipensiunkan oleh ESA (European Space Agency). Teleskop tersebut dipensiunkan karena memang sudah waktunya untuk pensiun dan misi penelitiannya juga sudah selesai. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari teleskop Planck, terdapat fakta bahwa alam semesta ini lebih tua 80 juta tahun dari perkiraan sebelumnya.

Tim pengendali misi teleskop Planck di Darmstadt, Jerman pada 23 Oktober 2013 lalu mengirim perintah terakhir pada teleskop itu untuk mengambil posisi pada orbit yang aman di sekitar Matahari setelah terlebih dulu menghabiskan sisa bahan bakarnya untuk kemudian berhibernasi permanen. Hal itu mirip dengan apa yang dilakukan pada teleskop Herschel.
Persebaran gelombang kosmik di alam semesta saat alam semesta baru berusia 380 ribu tahun setelah Big Bang sebagaimana yang diamati oleh teleskop Planck. Image credit: ESA
Teleskop Planck diluncurkan pada Mei 2009 untuk meneliti evolusi dari alam semesta dengan mengamati sisa-sisa dari radiasi ledakan dentuman besar Big Bang 14 miliar tahun yang lalu. Nama Planck diambil dari nama fisikawan Jerman abad ke-20, Max Planck sebagai pencetus dari teori kuantum. Teleskop tersebut dilengkapi dengan instrumen yang bisa mengukur suhu radiasi Cosmic Microwave Background (CMB). Teleskop Planck dibuat atas kerjasama ESA dangan JPL NASA untuk pembuatan alat instrumennya. (NS, SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Cassini Abadikan Foto Paling Nyata dari Daratan, Danau, dan Laut di Titan

Foto false color Titan yang diambil wahana Cassini. Terungkap perbedaan yang mencolok antara daratan dengan danau dan lautnya. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech/University of Arizona/University of Idaho
Wahana pengorbit Saturnus, Cassini sukses mengabadikan foto daratan, danau, dan laut yang ada di bulan milik Saturnus, Titan. Pada foto tersebut tampak laut dan danau yang terdiri dari metana dan etana yang memberikan petunjuk kepada kita bahwa apa yang terjadi di sana mirip dengan siklus hidrologi yang terjadi di Bumi.

Foto tersebut diambil tanggal 10 Juli-12 September 2013, saat daerah di dekat kutub utara Titan sedang berada pada musim panas dan sinar Matahari bisa masuk menembus atmosfernya yang tebal sehingga bisa sampai menyinari permukaannya. Dari situ Cassini bisa mengintip bentuk formasi daratan dan danau yang ada di permukaan Titan untuk kemudian mengabadikannya dalam sebuah foto inframerah. "Kutub Utara Titan ternyata lebih menarik daripada yang kita duga sebelumnya," ucap Jason Barnes selaku ilmuwan dari University of Idaho, Moskow.

Menurut para ilmuwan, danau Titan terbentuk sebagai akibat dari menurunnya level ketinggian tanah akibat dari letusan gunung berapi. "Sejak laut dan danau ditemukan di titan, kami selalu bertanya mengapa kebanyakan dari mereka ada di daerah dengan lintang tinggi seperti dekat kutub Utara," ungkap juru bicara tim pencitraan Cassini, Elizabeth Turtle.

Wahana Cassini diluncurkan pada tahun 1997 dan sejak tahun 2004 mulai menjelejahi sistem planet Saturnus. Dan selama sembilan tahun ini Cassini telah banyak mengamati perubahan musim baik dari planet Saturnus itu sendiri maupun beberapa bulannya. "Wilayah danau Utara Titan adalah salah satu bagian yang paling mirip dengan Bumi dan yang paling menarik di tata surya," ungkap Linda Spilker ilmuwan Cassini dari JPL. "Danau Titan berubah seiring dengan perubahan musim, dan misi panjang Cassini memberikan kita kesempatan untuk melihat perubahan musim di Titan. Saat ini Matahari bersinar terang di bagian Utara dan kita mendapatkan pemandangan yang indah, kita bisa mulai membandingan beberapa data yang sudah ada tentang apa yang terjadi dengan danau di dekat kutub Utara itu," tambah Linda.

Sebagai tambahan informasi, wahana Cassini merupakan wahana yang dibuat atas kerjasama NASA, ESA, dan Italian Space Agency. (NS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto