Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Wednesday, November 14, 2012

Foto dan Video Gerhana Matahari Total Australia 14 November 2012

Tanggal 14 November 2012 ini, gerhana Matahari total terjadi hanya beberapa saat setelah Matahari terbit dan dapat dilihat dengan jelas di daerah Clifton Beach, Australia. Berikut ini foto-foto dan video gerhana Matahari Total 14 November 2012 dari Australia:





Berikut ini videonya:


(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, November 13, 2012

Hargai Jasa Van Allen, NASA Rubah Nama Satelit Peneliti Radiasi Bumi

Ilustrasi satelit kembar Van Allen Probes. Image credit: NASA
Dua satelit kembar yang digunakan untuk meneliti radiasi di sabuk Van Allen yaitu Radiation Belt Storm Probes (RBSP) kini telah berubah nama menjadi Van Allen Probes sebagai bentuk penghargaan kepada James Van Allen yang berhasil menemukan adanya sabuk radiasi yang mengelilingi Bumi pada tahun 1958.

"James Van Allen merupakan seorang pelopor sejati dalam bidang astrofisika," kata John Grunsfeld, astronot dan administrator dari NASA’s Science Mission Directorate di Washington. "Penelitian Van Allen membuka jalan bagi eksplorasi ruang angkasa saat ini dan masa depan. Dua satelit pengorbit ini diberi nama Van Allen bukan hanya untuk menghormati jasa Van Allen akan tetapi juga menghargai ilmu pengetahuan," tambahnya.

Selama karirnya, Van Allen menjadi peneliti utama dan investigator untuk 24 satelit dan beberapa misi keplanetan dimulai dengan satelit pertama Amerika yaitu Explorer 1, kemudian dilanjutkan dengan Pioneer 10 dan Pioneer 11. Van Allen yang bekerja di APL pada masa Perang Dunia II juga berhasil menemukan bulan baru milik Saturnus pada tahun 1979 dan radiasi disekitar planet tersebut.

Radiasi di sabuk Van Allen dipengaruhi oleh bada Matahari dan Coronal Mass Ejections yang terkadang beraktivitas tinggi. Ketika itu terjadi, hal itu bisa membahayakan sistem komunikasi, satelit GPS dan kegiatan penerbangan secara umum.(UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Monday, November 12, 2012

Teleskop Hubble Abadikan Foto Galaksi Tua NGC 5010

Galaksi NGC 5010. Image credit: NASA
Teleskop Hubble berhasil mengambil gambar sebuah galaksi indah berwarna kuning dan kemerahan yang disebut dengan galaksi NGC 5010. Galaksi tersebut berada sekitar 140 juta tahun cahaya di konstelasi Virgo (The Virgin) dan pada bagian tengahnya menyerupai sebuah "ledakan" yang biasa kita lihat di film-film Hollywood.

Galaksi ini sedang berada dalam masa transisi dari galaksi spiral menjadi galaksi elips seperti yang akan terjadi pada galaksi Bima Sakti kita. Astronom menyebut galaksi NGC 5010 sebagai galaksi lenticular yang memiliki dua bentuk fitur yaitu spiral dan elips.

Galaksi ini tampak tertampil miring ke samping dari sudut pandang kita sehingga memungkinkan teleskop Hubble untuk mengintip bagian dalam galaksi ini dan ternyata bagian dalamnya gelap, berdebu, dan terdapat sisa dari lengan spiralnya.

Sebagian besar bintang yang terdapat pada galaksi NGC 5010 merupakan bintang merah yang berusia tua. Boleh dibilang di galaksi ini sudah hampir tidak ada bintang yang baru lahir sebab sebagian besar bahan bakar debu dan gas sudah habis digunakan oleh galaksi ini da lama kelamaan galaksi ini akan menjadi semakin merah dan lama kelamaan akan mati. (SD, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

14 November 2012 Gerhana Matahari Total Bisa Dilihat di Australia

Gerhana Matahari total. Image credit: orbiterchspacenews.blogspot.com
Pada 14 November 2012 nanti fenomena alam yang jarang terjadi yaitu gerhana Matahari total akan terjadi dan masyarakat di pantai timur laut Australia akan berkesempatan untuk mendapatkan "kursi terbaik" untuk melihatnya.

Pada 14 November 2012, tepat satu jam setelah Matahari terbit, Bulan akan melintas tepat di depan Matahari dan bayangan Bulan akan menutupi kota Cairns di Australia selama kurang lebih 2 menit dengan tinggi Matahari hanya 14 derajat di ufuk timur. Ahli gerhana NASA, Fred Espenak dan ilmuwan lainnya akan melihat gerhana ini dan menjadikannya sebagai saat untuk mengungkap salah satu misteri fisika yaitu misteri pemanasan korona atau mystery of coronal heating. Dalam bahasa yang sederhana mereka ingin mengetahui mengapa atmosfer luar Matahari yang disebut korona begitu panas. Suhu permukaan Matahari hanya 6000 derajat Celcius sedangkan suhu korona mencapai satu juta derajat Celcius bahkan lebih. Nah inilah yang menjadi misteri.

Tiga wahana NASA yakni SOHO dan dua pengorbit STEREO saat ini digunakan untuk memantau dan mempelajari korona Matahari.

Setelah gerhana Matahari total berakhir, bayangan Bulan akan terus melintasi selatan samudera Pasifik. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Sunday, November 11, 2012

Video Planet HD 40307 g Planet yang Miliki Cuaca dan Iklim Mirip Bumi

Ilustrasi planet dan sistem tata surya HD 40307. Image credit: G. Anglada/Celestia
Baru-baru ini astronom menemukan sebuah sistem tata surya yang berada di konstelasi Pictor sekitar 43 tahun cahaya dari Bumi. Tata surya tersebut berpusat pada sebuah bintang kerdil tua yang disebut HD 40307. Bintang tersebut dikelilingi oleh 6 planet yang salah satunya bernama HD 40307 g yang berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang cermat oleh para astronom, diyakini di sana terdapat air berwujud cair dan perubahan iklim dan cuaca serta memiliki angin persis seperti di Bumi sehingga dikatakan planet ini kembaran Bumi dan layak huni. Penasaran dan ingin tahu seperti apa sistem tata surya HD 40307 dan planet HD 40307 g? berikut ini videonya:

Astronom Temukan Planet HD 40307 g Layak Huni Mirip Bumi dan Mengandung Air

Ilustrasi sistem tata surya bintang HD 40307. Image credit: G. Anglada/Celestia
Astronom berhasil menemukan enam planet baru mirip Bumi yang mengorbit bintang HD 40307 yang berjarak 43 tahun cahaya di selatan konstelasi Pictor. Bintang HD 40307 merupakan sebuah bintang katai tua atau kerdil yang berwarna oranye. Salah satu dari enam planet yang ditemukan berada pada zona layak huni atau yang sering disebut dengan habitable zone. Astronom juga myakini bahwa di planet tersebut juga terdapat air berwujud cair.

Keenam planet yang ditemukan tersebut ditemukan dengan menggunakan instrumen HARPS (High Accuracy Radial velocity Planet Searcher) yang berada pada teleskop ESO 3.6m di La Silla, Chile. Teleskop tersebut mampu mendeteksi goyangan kecil dari sebuah bintang yang disebabkan oleh tarikan gravitasi dari planet yang mengorbitnya. Dengan dipimpin oleh Mikko Tuomi dari University of Hertfordshire Centre for Astrophysics Research, Inggris, tim peneliti mempelajari data yang dihasilkan oleh HARPS dan telah mengidentifikasi tiga eksoplanet di sistem bintang HD 40307. Planet yang ditunjukkan dengan huruf e, f, dan g disebut dengan Super Earth dan planet dengan simbol huruf g membuat para astronom begitu bersemangat untuk menelitinya sebab setelah mereka melakukan pengamatan dan perhitungan secara rinci tentang orbitnya, mereka yakin bahwa di sana terdapat air dalam wujud cair dan orbitnya juga layak huni.

Selain itu planet g ini berada cukup relatif jauh dari bintangnya sehingga tidak akan terkena efek tidal, sehingga di planet tersebut juga ada perubahan cuaca, musim, iklim dan hembusan angin seperti di Bumi.

Daftar eksoplanet mirip Bumi yang layak huni versi PHL. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: PHL

Perbandingan sistem tata surya kita dengan sistem tata surya HD 40307. Image credit: paper Tuomi et al
"Bintang HD 40307 juga merupakan bintang kerdil yang tua dan tenang sehingga tidak akan mempengaruhi kondisi di planet secara signifikan," ungkap Guillem Anglada-Escude selaku penulis penelitian ini. "Jika sinyal Doppler dari planet g di sistem bintang HD 40307 memang benar-benar sinyal yang berasal dari planet HD 40307 g, maka planet ini mampu mendukung dan menjadi tempat adanya air berwujud cair di permukaannya dimana planet yang ada air berwujud cair tidak akan ditemukan di planet yang terkena efek tidal," tambah Tuomi.

Saat ini planet HD 40307 g telah ditambahkan ke dalam daftar eksoplanet layak huni (Planetary Habitability Laboratory’s Habitable Exoplanets Catalog) oleh PHL (Planetary Habitability Laboratory’s) yang berada di University of Puerto Rico di Arecibo. Planet HD 40307 g menduduki tempat ke empat dalam katalog tersebut berdasarkan kesamaannya dengan Bumi. Profesor Abel Mendez Torres dari PHL mengatakan bahwa "temperatur rata-rata planet HD 40307 g sekitar 9 derajat Celcius dengan suhu permukaan sekitar -17 sampai 52 derajat Celcius dan hal ini masih bisa ditoleransi. Planet HD 40307 g mengorbit bintangnya pada jarak 0.6 AU dengan lama hari orbit 200 hari. Pada jarak seperti ini diperkirakan planet tersebut menerima 62-67% dari radiasi yang di dapat Bumi dari Matahari.

Sementara itu planet lain yang mengorbit bintang HD 40307 yang disimbolkan dengan huruf b, c, d, dan e jaraknya diperkirakan setara dengan jarak planet Merkurius ke Matahari.

Namun yang perlu diketahui bahwa planet HD 40307 g masih merupakan planet kandidat yang masih perlu diteliti dan pencitraan langsung planet tersebut menjadi satu hal yang masih kita tunggu. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Thursday, November 8, 2012

Lubang Hitam Bima Sakti Pancarkan Sinar-X dengan Lumonitas Tinggi

Foto false color dari daerah di pusat galaksi Bima Sakti. Pada area tengah, terrdapat titik kecil yang memancarkan sinar-X dan itu adalah lubang hitam. Image credit: NASA/MIT/F. Baganoff dkk
Belum diketahui secara pasti apa penyebabnya, Lubang hitam (black hole) di pusat galaksi Bima Sakti (milky way) mengeluarkan sinar-X dengan lumonitas tinggi, sekali dalam sehari. Memang biasanya ledakan yang menyebabkan munculnya sinar-X sering terjadi di lubang hitam Bima Sakti yang disebut dengan Sagitarius A tersebut. Namun akhir-akhir ini seperti yang pernah diamati oleh teleskop Chandra-X Ray Observatory pada bulan Februari 2012 lalu, ledakan sinar-X semaki kuat yaitu 150 kali lebih terang dari lumonitas normal lubang hitam.

Apa penyebabnya? para ilmuwan sendiri tidak begitu yakin dengan pendapatnya. Nampaknya ledakan tersebut tidak akan mengalami perlambatan meskipun secara keseluruhan usia lubang hita yang semakin lanjut akan diikuti dengan penurunan aktivitas.

Di awal tahun 2012 lalu ada peneliti yang mengatakan bahwa ledakan sinar-X di lubang hitam Bima Sakti mungkin berasal dari asteroid atau bahkan planet yang berkeliaran dan berjarak terlalu dekat dengan lubang hitam, sehingga mereka "dimakan". Sebab pada dasarnya jika lubang hitam selesai "memakan" asteroid atau planet maka ia akan mengeluarkan gas sinar-X.
Proses lubang hitam yang "memakan" asteroid dan merubahnya menjadi pancaran sinar-X. Image credit: NASA/CXC/M.Weiss
Nampaknya para astronom juga setuju dengan pendapat itu. "karena alasan apapun, Sagitarius A makan lebih banyak," kata Michael Nowak, ilmuwan dan peneliti dari IT dan penulis di jurnal astrofisika. "Satu teori yang makin dipercaya adalah jika asteroid begitu dekat dengan lubang hitam, lubang hitam akan meregang dan menghancurkan asteroid tersebut hingga berkeping-keping dan memakannya sampai akhirnya akan memancarkan radiasi sehingga akan timbul dedakan yang besar," tambahnya.

para astronom mendeteksi lubang hitam melalui energi cahaya yang dilepaskan saat lubang hitam menelan materi yang ada didekatnya . Pusat galaksi dan quasar yang baru lahir merupakan temat di mana terdapat lubang hitam yang sangat aktif. Dengan bertambahnya usia lubang hitam, mereka akan cenderung melambat dan mengkonsumsi materi lebih sedikit.

"Setiap orang bisa menggambarkan lubang hitam seperti vakum cleaner di mana ia bisa mnyedot debu yang dilaluinya," kata Frederick K. Beganoff dari MIT. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, November 6, 2012

Cassini Temukan Bagian Atmosfer Titan yang Bercahaya

Atmosfer Titan tampak bercahaya dalam gelap yang diambil oleh wahana Cassini. Image credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Atmosfer Titan dan kabut hidrokarbon. Image credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Titan memang sebuah Bulan yang unik sekaligus penuh dengan kejutan. Dengan lapisan nitrogen dan metana sepuluh kali lebih tebal daripada Bumi, Titan menawarkan hal yang "lebih" jika dibandingkan dengan Bulan lainnya di tata surya kita. Titan juga tempat satu-satunya yang memiliki cairan dalam jumlah besar selain Bumi yang berupa metana dalam jumlah sangat besar.

Wahana NASA yang mengorbit planet Saturnus, Cassini berhasil menemukan bagian dari atmosfer Titan yang menerima cahaya. Terlihat pada dua gambar di atas yang telah berhasil di proses. Gambar sebelah kiri menunjukkan Titan menerima cahaya Matahari yang dipantulkan oleh planet Saturnus yang biasa disebut "Saturnshine" dan gambar sebelah kanan merupakan gambar Titan dengan mengecualikan pantulan cahaya Matahari yang ada. Cahaya redup dari atmosfer Titan tidak hanya datang dari atas atmosfer akan tetapi juga hingga lapisan bawah atmosfer (300 km/ 190 mil). Cahaya di atmosfer Titan tersebut merupakan reaksi kimia sebagai akibat dari interaksi partikel bermuatan dari Matahari dengan medan magnet Saturnus.

"ternyata Titan bersinar dalam gelap meskipun samar-samar," kata Robert Barat, penulis utama dari jurnal Geophysical Research Letters and a Cassini imaging team scientist dari NASA’s Jet Propulsion Laboratory (JPL). "Hal ini mirip lampu neon di mana elektron yang dihasilkan oleh ledakan listrik pada atom neon menyebabkan ia bersinar. Di sini kita melihat cahaya yang memancar ketika ledakan partikel mengisi molekul nitrogen di atmosfer Titan. Cahaya tersebut mirip cahaya di atmosfer Bumi seperti yang sering terlihat dari ISS," tambahnya. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto