Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, June 29, 2012

Perusahaan Antariksa Swasta Buat Teleskop Pemburu Asteroid

Posisi di mana teleskop Sentinel akan ditempatkan mengorbit Matahari. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: B612 Foundation
Sekumpulan ilmuwan dan astronom berkumpul dan bekerja sama membuat teleskop swasta pertama di dunia. Tujuannya adalah untuk memburu dan melacak asteroid yang dapat mengancam Bumi.

Proyek pembuatan teleskop itu sendiri diberi nama Proyek Sentinel. Proyek itu sendiri diresmikan oleh B612 Foundation pada hari Kamis (28/06/2012) ini. B612 Foundation merupakan sebuah grup non profit yang terdiri dari ilmuwan dan peneliti yang telah lama meneliti dan mempelajari asteroid dan batuan luar angkasa lainnya.

Proyek Sentinel akan mengembangkan teleskop pengamat yang akan di tempatkan di orbit mengelilingi Matahari. Tujuannya adalah untuk membuat "peta" dinamis yang komprehensif dari sistem tata surya kita. Peta yang akan dihasilkan nanti akan memberi informasi tentang lintasan asteroid yang mengorbit dekat Bumi sehingga akan diketahui asteroid apa saja yang akan dapat mengancam Bumi.

"Alasan kami melakukan hal ini karena kita bisa. Organisasi swasta sekarang dapat menjalankan proyek yang menakjubkan yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh pemerintah," ungkap Ed Lu, Ketua dan CEO B216 yang sekaligus merupakan mantan astronot NASA yang pernah terbang dengan roket Soyuz serta tinggal di ISS seperti yang dikutip astronomi.us dari space.com, Kamis (28/06/2012).

" Bukan sesuatu yang gila jika kita memikirkan teleskop besar yang didanai oleh swasta. Bahkan ada teleskop di Bumi yang telah didanai swasta. Bedanya adalah teleskop ini bukan berada di Bumi, tapi mengorbit Matahari," tambahnya.

Beberapa perusahaan sudah memberikan proposal penawaran untuk melaksanakan pembuatan teleskop Sentinel, seperti Ball Aerospace. Perusahaan yang berpusat di Colorado ini sebelumnya telah dipercaya NASA untuk membuat komponen pada misi Kepler dan teleskop inframerah Spitzer.

Berdasarkan perjanjian antariksa NASA yang ditandatangani oleh B612, perusahaan antariksa swasta akan menyediakan komunikasi Deep Space Network, pelacakan serta dukungan teknis bagi NASA. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Thursday, June 28, 2012

Video: Lubang Hitam Galaksi Bima Sakti Memakan Awan Gas

Galaksi Bima Sakti memiliki lubang hitam Supermasif di tengahnya dan lubang hitam itu memakan awan gas yang ada di sekitarnya dengan lahap. Ingin tahu seperti apa? berikut ini videonya.
(Adi Saputro/ astronomi.us)

Wednesday, June 27, 2012

Foto Menakjubkan Saturnus dan Bulannya

Planet Saturnus dan Bulannya. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech/Space Science Institute
Wahana Cassini NASA yang telah lama mengamati planet Saturnus berhasil mengambil foto beberapa bulan milik Saturnus yang sedang mengorbit planet tersebut

Bulan Saturnus yang tampak pada gambar di atas antara lain Tethys yang memiliki keliling 660 mil atau 1062 km tampak pada sebelah kanan kecil di bawah cincin, Enceladus yang memiliki panjang keliling 313 mil (504 km) sebelah kiri di bawah cincin, dan Pandora yang terlihat samar-samar di paling tepi sebelah kiri gambar berupa menyerupai titik abu-abu kecil di atas cincin. Pandora sendiri memiliki panjang keliling 50 mil atau 81 km.

Foto di atas diambil oleh wahana Cassini pada 7 Desember 2011 dan diambil dari jarak 1.3 juta mil (2,1 juta km) dari Saturnus. Skala foto sekitar 77 mil (24 km) per piksel. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Tuesday, June 26, 2012

Modul Shenzhou 9 Sukses Merapat dengan Tiangong 1

Shenzhou 9 berhasil bergabung dengan Tiangong 1. Image credit: sen.com
Pada hari Minggu kemarin, tiga astronot China berhasil melengkapi tahapan proses docking manual Shenzhou 9 dengan Tiangong 1 dan itu merupakan suatu langkah baru yang sangat positif bagi kemajuan dunia antariksa China.

"Kesuksesan misi docking manual ini merupakan satu langkah yang sangat besar," ucap Wu Ping juru bicara dari program luar angkasa China.

Dikutip astronomi.us dari spacedaily.com, Selasa (26/06/2012), Astronot veteran Liu Wang menggunakan joystik untuk bermanuver dan menggerakkan modul untuk melakukan proses docking tersebut.

Sebenarnya China bisa melakukan proses docking otomatis itu dari Bumi, namun China merasa perlu melakukan proses docking manual ini untuk mengatasi jika suatu saat terjadi kegagalan proses kontrol otomatis dari Bumi.

Pemerintah China menganggap program luar angkasa sebagai simbol tingginya teknologi di suatu negara sehingga mereka tidak segan mengeluarkan biaya hingga 3 miliar dollar untuk pendanaan proyek Shenzhou 7 sampai 10. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Astronot Akan Pasang Panel Pelindung Anti Meteorit di ISS

Panel pelindung meteorit ISS. Image credit: spacedaily.com
Untuk melindungi Stasiun Luar Angkasa ISS dari meteorit mikro, astronot akan memasang panel pelindung di badan ISS. rencana tersebut diungkapkan oleh Yury Malanchenko pada hari Jum'at 22/06/2012 lalu.

Tiga Astronot yaitu Yury Malanchenko, Sunita Williams, dan Hoshide Akihiko dijadwalkan akan diberangkatkan untuk misi ini pada 15 Juli 2012 mendatang. "Kami akan melakukan space walk pada bulan Agustus, aku akan memimpin misi itu bersama dengan kosmonot Rusia Gennady Padalka", ucap Malanchenko pada wartawan di Moskow seperti yang dikutip astronomi.us dari spacedaily.com, Selasa (26/06/2012).

Panel pelindung tersebut dirancang khusus untuk melindungi bodi ISS dari objek kecil termasuk serpihan atau puing luar angkasa. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Sunday, June 24, 2012

Video: Ilustrasi Pendaratan Curiosity di Mars

Ingin tahu seperti apa proses pendaratan wahana yang membawa kendaraan penjelajah Mars Curiosity di kawah Gale Mars? Anda harus melihat video ini. Video ini dibuat oleh NASA dan menggambarkan seperti apa proses pendaratannya. Karena Curiosity ralatif besar dan berat, maka NASA tidak menggunakan air bag untuk menurunkannya, akan tetapi menggunakan roket skycrane. Tentunya itu lebih beresiko dan berbahaya daripada biasanya. Namun hal itu akan terbayar jika Curiosity berhasil mendarat dengan selamat di Mars pada sekitar bulan Agustus nanti.

Video ini dibuat menyerupai trailer film-film canggih Hollywood dan sangat menarik untuk disaksikan. Berikut ini videonya:

Seperti Bumi, Mars Juga Pernah Miliki Air di Dalam Mantelnya

Delta sungai di Mars. Image credit: SA/DLR/FU Berlin (G. Neukum)
Para peneliti dari Carnegie Institute menemukan bahwa di dalam mantel Mars pernah ada air dalam jumlah banyak. Kesimpulan itu diambil setelah meneliti meteorit yang berasal dari planet tersebut. Temuan itu menambah pengetahuan tentang bagaiamana air di dalam mantel Mars dapat menuju ke permukaan planet itu.

Bumi kita memiliki air di permukaannya, namun air juga terdapat di dalam kerak dan mantelnya. Kandungan air di lapisan mantel atas Bumi dan sebelum kerak berada diantara 50 dan 300 ppm (parts per million). Jumlah ini pun hampir mirip seperti yang ditemukan ilmuwan di planet Mars berdasarkan penelitian terhadap dua buah batu meteorit yang disebut shergottites yang terlempar akibat tumbukan asteroid pada 2,5 juta tahun lalu.

"Kami menganalisa dua meteorit yang memiliki sejarah yang sangat berbeda," ungkap Erik Hauri, peneliti utama dari carnegie Institute seperti yang dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Minggu (24/06/2012). "Salah satu meteorit tersebut telah tercampur dengan unsur-unsur lain selama proses pembentukannya, semantara yang satu lagi tidak. Kami menganalisa kadar air mineral apatit dan menemukan adanya sedikit perbedaan antara kedua batu meteorit tersebut . Hasil penelitian menunjukkan bahwa air mengambil peranan dalam pembentukkan planet tersebut dan planet Mars mampu menyimpan air di dalam perutnya," tambahnya.

"Air di dalam mantel Mars membuat bergerak ke permukaan melalui aktivitas vulkanik," ungkap salah satu peneliti.

Seperti Bumi, Mars mendapatkan air dari elemen-elemen di tata surya seperti asteroid, meteorit dan sebagainya. Bumi masih memiliki air di permukaan. Hal tersebut sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Mars. Air di planet tersebut hilang atau membeku, dan kedua planet baik Bumi atau Mars memiliki jumlah air yang ralatif sama di dalam mantelnya.

"Penelitan ini tidak hanya menjelaskan dari mana asal air di Mars, tapi juga manjelaskan mekanisme penyimpanan hidrogen pada semua planet terestrial pada saat pembentukannya," ucap mantan ilmuwan posdictoral Carnegie  Institute Francis McCubbin yang memimpin penelitian ini.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal geologi edisi Juli. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Saturday, June 23, 2012

Ilmuwan Temukan Es di Kawah Shackleton Bulan

Kawah Shackleton di Bulan. Image credit: NASA
Jika manusia ingin menjadikan Bulan sebagai tempat kediaman, mungkin daerah kutub Bulan menjadi salah satu pilihan tempat yang cocok sebab pada poros Bulan ada daerah yang menerima sinar Matahari secara tetap dan itu bisa dimanfaatkan sebagai sumber tenaga serta daerah gelap yang sama sekali tidak mendapat sinar Matahari dimana di situ terdapat es yang keduanya bisa dijadikan sumber untuk berdirinya sebuah koloni manusia.

Area di sekitar kawah Shackleton merupakan tempat yang utama sebab para ilmuwan memperkirakan bahwa di sana terdapat ngarai sebagai tempat penampungan air yang membeku. Namun observasi yang kurang dalam beberapa dekade terakhir ini menyebabkan ilmuwan merasa ragu apakah benar-benar ada es di kawah tersebut yang sekaligus sebagai kutub selatan Bulan.

Seperti dikutip astronomi.us dari space-travel.com, Sabtu (23/06/2012), Saat ini ilmuwan dari MIT, Brown University, NASA's Goddard Space Flight Center, dan beberapa lembaga penelitian lainnya sedang memetakan kawah Shackleton dengan detail untuk menemukan bukti adanya sejumlah kecil es di dasar kawah.

Dengan menggunakan laser pengukur ketinggian pada wahana Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) , tim peneliti akan dapat mengukur faktor refleksi alami dari kawah. Dan hasilnya dasar kawah lebih terang dari pada disekitarnya dan ilmuwan menyimpulkan adanya es di dasar kawah Shackleton.

Penamaan kawan Shackleton sendiri diambil dari nama penjelajah Antartika Ernest Shackleton. Kawah ini memiliki diameter 12 mil (19,3 km) dan kedalaman sekitar 2,6 mil (4,1 km). Interior kawah sendiri tidak rata dan itu menyebabkan sulit untuk dijelajahi. (Adi Saputro/ astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto