Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Tuesday, May 22, 2012

VIDEO: Melihat Gerhana Matahari dari Luar Angkasa

Mungkin bagi Anda melihat gerhana Matahari dari Bumi merupakan hal yang sudah biasa. Tapi bagaimana jika kita melihat gerhana Matahari dari luar Angkasa, pasti terasa akan sangat berbeda. Untuk diketahui jika kita melihatnya dari Bumi, sebaiknya kita menggunakan alat pelindung mata agar mata kita tidak rusak, sebab sangat berbahaya jika kita melihatnya dengan mata telanjang.

Dibawah ini adalah beberapa gambar dan video gerhana Matahari yang diambil dari luar angkasa dengan menggunakan beberapa satelit dan teleskop:
Bayangan bulan saat gerhana Matahari menutupi sebagian kecil daerah di Bumipada 20-21 Mei 2012. Image credit: Planetary Habitability Laboratory at UPR Arecibo, NASA, EUMETSAT, NERC Satellite Receiving Station, University of Dundee.
Misi gabungan NASA dengan JAXA, Hinode, mengambil foto gerhana Matahari pada 20 Mei 2012. Image credit: Hinode/JAXA/NASA
Video gerhana Matahari yang diambil oleh satelit Hinode dan Terra:

Melihat dari Dekat Kawah Aristarchus di Bulan

Lokasi kawah Aristarchus. KLIK gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA

Kawah Aristarchus di Bulan. KLIK gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Pada bulan November 2011, pesawat ruang angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) terbang melewati kawah Aristarchus bulan, yang membentang 25 mil (40 km) dan berkedalaman lebih dari 2 mil (3,5 km). Foto dan video dari kawah hasil bidikan LRO dirilis tanggal 25 Desember 2011.

Kawah Aristarkhus yang sangat besar dan reflektif mudah dilihat dengan mata telanjang. Alasan utama untuk kecerahan kawah ini adalah bahwa kawah ini masih relatif muda, sekitar 450 juta tahun, dan angin matahari belum punya waktu untuk menggelapkan bahan yang tergali oleh proses "pelapukan" ruang angkasa (space weathering). Tabrakan yang menyebabkan terciptanya kawah aristarchus, terjadi setelah terciptanya kawah Copernicus, tetapi sebelum munculnya kawah Tycho.

Rincian yang ditampilkan dalam foto-foto dan video baru-baru ini adalah hasil dari penerbangan yang sangat rendah yang dilakukan oleh LRO. Pesawat ruang angkasa itu hanya 26 km (16,2 mil) di atas permukaan bulan; sekitar dua kali lebih rendah dari normal. Ketinggian ini hanya sedikit lebih dari dua kali tinggi pesawat komersial yang terbang di atas bumi! Kawah ini menawarkan beberapa pemandangan, fantastis, dan menarik secara ilmiah.

Dataran tinggi Aristarchus adalah salah satu tempat yang secara geologis paling beragam di bulan: dataran  yang secara misterius terangkat, rille atau alur raksasa yang diukir oleh pencurahan besar lava, daerah abu vulkanik, dan semua itu dikelilingi oleh batuan basal yang besar dan masif.

Wilayah dataran tinggi Aristarkhus telah menjadi situs dari banyak transient luna phenomena, dengan total 122 laporan hingga tahun 2007. Fenomena ini termasuk perubahan warna pada permukaan. Pada tahun 1971 saat Apollo 15 melayang 110 kilometer di atas dataran tinggi Aristarkhus, kenaikan signifikan partikel alpha terdeteksi.. Partikel-partikel ini diyakini disebabkan oleh peluruhan Radon-222, suatu gas radioaktif dengan waktu paruh hanya 3,8 hari. Misi Lunar Prospector kemudian mengkonfirmasi bahwa emisi Radon-222 berasal dari kawah ini.

NASA meluncurkan Lunar Reconnaissance Orbiter pada 2009 dalam sebuah misi dengan biaya $ 504.000.000 untuk memetakan secara rinci permukaan bulan. Satelit ini seukuran mobil Mini Cooper dan membawa tujuh instrumen untuk mempelajari permukaan bulan. (space.com, versesofuniverse.blogspot.com, astronomi.us)

Supernova SN2010jl, Supernova Paling yang Pernah DItemukan

Supernova SN2010jl. KLIK gambar untuk memperbesar. Image credit: chandra.harvard.edu
Observasi yang dilakukan dengan NASA's Chandra X-ray Observatory, memberikan bukti baru bahwa gelombang kejut yang dihasilkan oleh supernova mampu menembus kumpulan gas yang berada disekitar bintang yang meledak. Penemuan ini dapat membantu para astronom mengatahui mengapa beberapa ledakan supernova lebih kuat dari pada supernova yang lain.

Pada 3 November 2010, sebuah supernova ditemukan di galaksi UGC 5189A yang terletak 160 juta tahun cahaya dari Bumi dengan enggunakan data dari All Sky Automated Survey Telescope di Hawai.

Gambar komposit dari UGC 5189A menunjukkan data sinar-X dalam warna ungu dan data optik dari telekop Hubble dalam warna merah, hijau, dan biru. SN 2010jl adalah bagian atas galaksi dengan cahaya sinar- X yang sangat terang.

Dikutip dari spacedaily.com, Selasa (22/05/2012), Tim peneliti menggunakan NASA's Chandra X-ray Observatory untuk mengobservasi supernova ini pada bulan Desember 2010 dan Oktober 2011. Supernova ini adalah satu supernova yang paling terang dari supernova lain yang pernah dideteksi dengan sinar-X.

Dengan cahaya optik, SN 2010jl  10 kali lebih terang dari pada tipe supernova lain yang berasal dari hasil ledakan bintang masif. Dan ini masuk ke dalam kelompok supernova paling terang yang saat ini diketahui dengan survey optik. Penjelasan berbeda diusulkan untuk menjelaskan energi supernova ini termasuk interaksi gelombang ledakan supernova dengan kepadatan materi disekitar bintang yang akan meledak. Radioaktif dihasilkan dari ketidakstabilan dari supernova itu (dipisu oleh konversi sinar gamma menjadi partikel dan anti anti partikel), dan emisi dari inti bintang dengan medan magnet kuat yang tidak biasa.

Data yang diambil dari NASA's Chandra X-ray Observatory menunjukkan bahwa sinar-X dari gelombang ledakan supernova tersebut diserap oleh kumpulan gas disekitarnya. Dan kumpulan gas tersebut berasal dari bintang masih sebelum ia meledak. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Monday, May 21, 2012

VIDEO: Melihat Hujan Meteor Lyrid dari Luar Angkasa

Pada saat hujan meteor Lyrid terjadi pada 21 April 2012 lalu, astronot Don Pettit merekam hujan meteor tersebut dari ISS (International Space Station). Tampak pada video tersebut, cahaya dari meteor saat memasuki atmosfer Bumi. Berikut ini videonya:

Bayi Galaksi Saat Alam Semesta Masih "Muda" Berkembang Cepat

Galaksi jauh. Image credit: NASA
Galaksi yang terbentuk pada saat alam semesta masih berusia muda, mampu tumbuh dengan cepat dan ini masih menjadi misteri, sebab pada dasarnya di dalam galaksi terdapat formasi bintang dan planet yang membentuk tata surya-tata surya.

Dikutip dari spacedaily.com, Senin (21/05/2012), Beberapa ratus ribu tahun setelah Big Bang, alam semesta begitu panas, penuh dengan gas dan partikel. Namun kemudian alam semesta mengembang secara cepat dan kepadatannya menjadi berkurang dan suhunya menurun. Namun dibeberapa tempat kepadatannya tidak merata. Kepadatan di daerah tersebut menjadi meningkat karena gravitasi, dan dari situlah terbentuknya bintang-bintang pertama kemudian menjadi galaksi. Galaksi-galaksi tua ini terdiri dari bintang-bintang yang hanya tersusun dari hidrogen dan helium, tidak memiliki unsur-unsur yang lebih berat.

Bintang sendiri dihasilkan dari energi fuse hidrogen dan helium yang kemudian menjadi berbagai elemen-elemen yang lebih berat. Saat tidak ada lagi energi yang dapat diekstraksi, bintang mati dan debu antariksa beserta gas, keluar dari bintang tersebut.

Awan besar ini dikondensasi dan didaur ulang menjadi bintang baru dalam rangkaian cosmic cycle. Bintang baru yang terbentuk akan mempunyai komposisi elemen yang lebih berat daripada hanya hidrogen dan helium. Seperti yang diketahui, elemen yang lebih berat seperti karbon dan oksigen, dibutuhnkan untuk terbentuknya planet dan kehidupan. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Dari Mana Manusia Bisa Tahu Adanya Galaksi?

Pertanyaan:
untuk mencapai bintang lain manusia butuh beratus ratus thn waktu perjalanan. lalu darimana manusia mengetahui adanya galaxy yg terdiri dari bermiliar miliar bintang????

Jawaban:
manusia bisa melihat galaksi lain diluar galaksi bima sakti dengan bantuan teleskop, krna itu manusia bisa tau ada galaksi, soal galaksi bimasakti, manusia masih belum tau bentuk pastinya, krna kita semua berada di dlm bimasakti, kita sulit utk bisa melihat galaksi kita sendiri, oleh krna itu, bntuk galaksi bimasakti masih dlm status "diperkirakan"  semoga bisa membantu,...

(http://id.answers.yahoo.com)

Note:
*kami mengumpulkan pertanyaan dan jawaban astronomi dari beberapa forum di internet dan kami tidak menjamin serta tidak melakukan evaluasi terhadap kebenaran dari jawaban pertanyaan tersebut.

Sunday, May 20, 2012

Galaksi Centaurus A, Hasil Penggabungan Dua Galaksi Elips

Galaksi Centaurus A / NGC 5128. Image credit: ESO
Galaksi Centaurus A yang juga dikenal dengan nama NGC 5128 merupakan galaksi elips dengan lubang hitam supermasif di tengahnya. Jaraknya 12 juta tahun cahaya dari Bumi di sebelah selatan konstelasi Centaurus (the Centaur) dan merupakan sebuah "galaksi radio" di alam semesta.

Dikutip dari spacedaily.com, Minggu (20/05/2012), Astronom berpikir bahwa inti yang bercahaya, radio emisi, dan pancaran jet yang berasal dari Centaurus A, dihasilkan dari lubang hitam ditengahnya yang memiliki massa 100 juta kali Matahari kita. Kepadatan materi dibagian tengah galaksi melepaskan sejumlah energi yang besar dan jatuh ke arah lubang hitam.

Gambar dari Wide Field Imager (WFI) memungkinkan kita untuk mengetahui lebih jauh tentang galaksi ini yang memiliki bentuk memanjang dan redup di bagian luarnya. Cahaya terang dari gambar tersebut merupakan cahaya bintang tua yang sudah mulai mendingin. Bentuk galaksi ini menjadi aneh dan tidak biasa untuk suatu galaksi elips, sebab disana terdapat begitu banyak dark matter (materi gelap) yang menyebar merata dan mengaburkan pandangan ke pusat dari galaksi.

Terlihat bentuk menyerupai pita dan itu terdiri dari sejumlah besar gas, debu, dan bintang muda. Cahaya dari gugus bintang muda muncul di tepi kanan dan kiri bawah dari pita bersamaan dengan cahaya merah yang bersal dari awan hidrogen pembentuk bintang. Sementara itu beberapa awan debu yang terisolasi, nanpak seperti siluet di belakangnya. Semua ini termasuk radio emisi yang dihasilkan, membuktikan bahwa Centaurus A merupakan penggabungan dua galaksi. Pita yang berdebu kemungkinan adalah sisa-sisa dari galaksi spiral yang terkoyak oleh proses tarikan gravitasi dari galaksi elips raksasa.

Galaksi Centaurus A ini telah mulai diamati oleh astronom dengan mempelajari panjang gelombang radio sampai sinar gamma. Pengamatan radio dan sinar X sangat penting untuk mempelajari interaksi diantara energi yang keluar dari pusat lubang hitam supermasif dengan daerah di sekitarnya. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Mengetahui Cara Kerja GPS (Global Positioning System)

GPS (Global Positioning System). Image credit: gpsnavigationsystem-s.com
Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.

Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS.

GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.

Cara Kerja

Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.

Bagian Kontrol
Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.

Bagian Angkasa
Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi ‘waktu/jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode ‘pseudo-random’. Masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari terbenam/terbit).

Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum.

Bagian Pengguna
Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.

Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.

Karena alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
  • Kondisi geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
  • Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
  • Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
  • Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
  • Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
  • Gedung-gedung. Tidak hanya ketika di dalam gedung, berada di antara 2 buah gedung tinggi juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
  • Sinyal yang memantul, misal bila berada di antara gedung-gedung tinggi, dapat mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
(wikipedia.org, astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto