Jam atom. Image credit: NIST |
Jam nuklir menggunakan inti atom sebagai jarum halus. Sebuah inti atom bergerak turun-naik untuk dua tingkat energi tertentu jika ditembak oleh cahaya laser pada frekuensi yang sangat spesifik. Frekuensi ini pada akhirnya dipakai sebagai penanda detak waktu. Dengan cara ini, jam nuklir akan 60 kali lebih akurat ketimbang jam atom.
Tetapi jam nuklir masih sebatas gagasan. Hingga saat ini pengukur waktu paling akurat adalah jam atom, yang hanya meleset sebanyak 4 detik sejak alam semesta terbentuk 13,7 miliar tahun lalu. Jam ini menggunakan lompatan elektron sebagai jarum halus. Sayangnya, elektron sering terganggu oleh aliran listrik dan medan magnet yang akhirnya mempengaruhi akurasi.
Konsep jam nuklir mulai dirintis oleh Corey Campbell dari Georgia Institute of Technology. Mereka memakai atom torium yang dikendalikan oleh laser. Akibatnya, gerakan inti atom hanya melenceng sebanyak 1 detik setiap 200 miliar tahun.
"Tingkat ketelitiannya sangat tinggi sehingga kesalahan bisa diabaikan," komentar ahli metrologi dari National Metrology Institute of Germany, Ekkehard Peik, mengomentari penelitian tersebut.
Sebelum konsep jam superakurat ini diterapkan di dunia nyata, ilmuwan harus mencari frekuensi paling tepat untuk menggerakkan inti atom torium. (tempo.co, astronomi.us)