Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Sunday, September 18, 2011

VIDEO: Perjalanan Tiga Astronot dari ISS ke Bumi


Trio astronot Ron Garan (Amerika), Andrey Borisenko (Rusia), dan Alexander Samokutyaev (Rusia) berada di International Space Station (ISS) sejak 6 April 2011 dan pada 16 September kemarin ketiganya berhasil mendarat dengan selamat di Bumi tepatnya di Kazakhstan. Sebelumnya perjalanan pulang mereka sempat tertunda lebih dari seminggu akibat kegagalan pesawat kargo mencapai ISS. Berikut adalah video perjelanan mulai dari pelepasan di ISS hingga mereka sampai di Bumi dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Soyuz TMA 21.

Saturday, September 17, 2011

VIDEO: Planet Kepler 16-b dengan Dua Matahari

Planet Kepler 16-b. Credit: NASA/dailymail
Para ilmuwan menemukan sebuah planet dingin yang dinamai Kepler-16b, yang besarnya kurang lebih sama dengan Planet  Saturnus dan jaraknya 200 tahun cahaya dari Bumi.

Para peneliti Amerika Serikat, seperti dikutip Daily Mail,  menggunakan hasil observasi pesawat luar angkasa Kepler yang mendeteksi planet yang mengalami kejadian matahari terbenam ganda setiap petangnya.

"Penemuan ini sangat luar biasa," kata Alan Boss dari Carnegie Institution for Science Department of Terrestrial Magnetism. "Satu lagi, apa yang awalnya kita anggap hanya ada dalam fiksi sains, terbukti nyata."

Sepasang bintang, dua matahari yang saling memutari satu sama lain, telah terlihat sebelumnya. Dulu, ilmuwan baru dalam tahap menduga, ada planet yang berada di antara mereka. Hasil pengamatan Kepler lah yang mengkonfirmasi keberadaannya untuk kali pertama.

Boss mengatakan, gravitasi yang dihasilkan tarikan dua bintang jauh berbeda dibandingkan yang diakibatkan hanya satu bintang. Yang membuat temuan ini unik adalah, dua matahari saling menggelapkan satu sama lain.

Menurut Boss dan timnya, Planet Kepler 16-b jauh berbeda dengan Tatooine dalam Fim Star Wars yang digambarkan sebagai planet bergurun dan berbatu. Kepler-16 adalah planet gas yang dingin. Karena dua mataharinya kecil dari pada yang berada dekat Bumi, suhu permukaan Kepler 16-b diduga minus 73 sampai minus 100 derajat Celcius.

Juga tak mirip Tatooine, kecil kemungkinan Kepler-16 memiliki atau bisa mendukung kehidupan. "Kepler 16-b adalah yang pertama, contoh ambigu dari circumbinary planet, planet yang mengorbit di dua bintang sekaligus," kata peneliti, Josh Carter. Berikut ini videonya:

Sumber: vivanews.com

Astronom Temukan Lubang Hitam Raksasa Pada Galaksi Kerdil

Astronom mendeteksi keberadaan lubang hitam raksasa pada galaksi bermassa rendah. Credit: A. Koekemoer, Space Telescope Science Institute.
Teleskop Hubble mengejutkan para astronom dengan membuat penemuan baru. Teleskop Hubble menemukan lubang hitam raksasa pada galaksi yang sangat kecil.

"Ini seperti masalah ayam atau telur: yang mana yang ada lebih dulu, lubang hitam raksasa atau galaksi? Studi ini menunjukkan bahwa setiap galaksi dengan massa rendah bisa memiliki lubang hitam raksasa", ujar Jonathan Trump, peneliti postdoctoral di University of California. Trump adalah pembuat studi ini yang juga mempublikasikannya pada jurnal Astrophysical.

Dikutip dari universetoday.com, Sabtu (17/09/2011), bahwa hal ini sekaligus merupakan teka-teki kosmik. Seperti yang telah diketahui  bahwa galaksi besar merupakan tempat lubang hitam raksasa dan banyak diantaranya yang termasuk kelompok AGN (Active galactic nucleus). Tapi teka-teki sesungguhnya adalah mengapa beberapa galaksi kecil ada yang memiliki lubang hitam raksasa dan ada yang tidak? dengan melihat lebih dekat pada galaksi kerdil yang berjarak sekira 10 miliar tahun cahaya, astronom mencoba kembali ke masa lalu saat alam semesta berada pada seperempat usianya dari usia saat ini.

"Saat melihat 10 miliar tahun yang lalu, kami melihat galaksi berada pada usia remaja. Jadi ini sangat kecil, galaksi muda", ungkap Trump.

Informasi yang lebih lengkap diperoleh dari Cosmic Assembly Near-infrared Deep Extragalactic Legacy Survey (CANDELS) yang memberikan data tentang panjang gelombang cahaya yang digunakan untuk memisahkan spektrum dari setiap sektor dari galaksi dan mengidentifikasi emisi dari lubang hitam tersebut.

"Ini adalah syudi pertama yang mampu menyelidiki hal yang kecil, Tingkat keterangan cahaya yang rendah, awal lubang hitam dimasa lalu", ungkap Sandra Faber, profesor astronomi dan astrifisika pada UC Santa Cruz dan CANDELS principal investigator. "Sampai sekarang observasi jarak galaksi memiliki kesamaan dan memperkuat temuan bahwa lubang hitam yang jauh hanya terdapat pada galaksi besar. Apa yang terjadi pada galaksi kerdil ini?, tambahnya.

Kemungkinan mereka adalah cikal bakal dari galaksi besar yang kita lihat sekarang. "Beberapa mungkin tetap kecil, dan beberapa tumbuh  menjadi besar seperti Bima Sakti", kata Trump. Namun teori ini memiliki beberapa penjelasan. Menurut Faber, "Untuk menjadi galaksi yang besar, galaksi kerdil akan tumbuh pada tingkat yang jauh lebih cepat daripada prediksi standar. Jika mereka tetap kecil, maka galaksi kerdil di dekatnya juka harus memiliki pusat lubang hitam. Disana mungkin ada kumpulan lubang hitam kecil pada galaksi kerdil yag belum kita ketahui sebelumnya".

Galaksi kerdil dengan lubang hitam raksasa ini bukanlah galaksi yang tenang akan tetapi tetap aktif membentuk bintang baru yang juga sekaligus sebagai bahan "makanan" lubang hitam. Baca disini.

Teleskop Hubble tidak hanya meneliti galaksi-galaksi kecil tapi juga mengumpulkan informasi tentang objek lain, dengan dipadukan dengan data yang didapat dari X-ray Chandra Observatory NASA. (Adi Saputro/Astronomi.us)

Alam Semesta Kita Pernah Menerobos Alam Semesta Lain

Para ilmuwan mengatakan telah menemukan bukti bahwa pola empat lingkaran konsentris yang ditemukan dalam peta radiasi berlatar belakang gelombang mikro kosmik adalah “goresan alam semesta”. Credit: epochtimes.co.id
Para ilmuwan baru-baru ini menyatakan mereka menemukan bukti bahwa alam semesta di mana kita berada pada masa silam pernah mengalami “diterobos” oleh alam semesta paralel lain.

Menurut laporan Daily Mail, Inggris, Universitas London Institut Fisika dan Astronomi Stephen Feeney dan setelah melakukan studi terhadap latar belakang gelombang mikro kosmik (radiasi yang tersisa dari big bang) alam semesta, telah memperoleh kesimpulan mengejutkan. Tim mengatakan mereka telah menemukan bukti pola empat  lingkaran konsentris yang ditemukan dalam latar belakang gelombang mikro kosmik, adalah “goresan alam semesta”. Ini menandakan alam semesta di mana kita berada setidaknya telah empat kali memasuki alam semesta paralel lainnya.

Penemuan ini berdasarkan teori pemuaian abadi alam semesta yang ada sekarang ini, juga dikenal sebagai teori Multi Alam Semesta. Teori ini berpendapat ruang yang luas dari alam semesta terbentuk oleh sangat banyak alam semesta independen, yang masing-masing alam semesta dapat memiliki sub-alam semesta dengan jumlah tidak terbatas. Alam semesta di mana kita hidup hanyalah salah satu jagad raya di alam semesta tak terhitung jumlahnya. Para ilmuwan percaya bahwa tabrakan antara alam semesta yang berbeda dapat meninggalkan jejak tertentu dalam radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik alam semesta.

Temuan tersebut saat ini masih kontroversial. Penerbitan makalah penelitian ini mendapat respon dan masukan dari sejumlah astronom yang menganggap apa yang dilihatnya dalam peta radiasi dengan latar belakang kosmik gelombang mikro terlalu dini untuk suatu kesimpulan.

Tim Feeney sendiri juga mengakui: “Dalam sebuah peta radiasi berlatar belakang gelombang mikro kosmik dari sedemikian besar database untuk mencari data statistik memang tidak selalu dapat diandalkan Namun jika dikonfirmasi untuk memiliki data yang dapat diandalkan untuk masa depan, membuktikan telah terjadi tabrakan antar alam semesta, maka kita bukan saja akan memiliki informasi alam semesta kita sendiri bahkan juga memperoleh informasi tentang alam semesta lain.”

Struktur lingkaran konsentris yang ditemukan Vahe Gurzadyan dari Institut Fisika Yerevan Armenia melalui analisis probe WMAP struktur data. Credit: epochtimes.co.id
Siklus kosmik tak pernah berhenti

Baru sebulan lalu, Vahe Gurzadyan dari Institut Fisika Yerevan Armenia dan seorang ahli fisika teoritis di Universitas Oxford, Inggris, Roger Penrose menerbitkan makalah penelitian bahwa bukti yang ditunjukkan satelit eksplorasi dari WMAP milik NASA Amerika Serikat menunjukkan waktu terjadinya radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik alam semesta jauh lebih awal daripada big bang (ledakan besar).  

Ini menunjukkan waktu pembentukan alam semesta jauh lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Penrose dan Gurzadyan mengatakan jejak yang ditinggalkan big bang sebelumnya, disimpan di dalam alam semesta pada latar belakang gelombang mikro kosmik (CMB). Latar belakang gelombang mikro kosmis dewasa ini masih dalam kondisi 300.000 tahun setelah big bang, sehingga menyimpan informasi alam semesta awal. Bahkan, Penrose dan Gurzadyan kali ini menemukan adanya pola lingkar konsentris didalam latar belakang gelombang mikrokosmis.

Penrose menjelaskan, bahwa pola lingkar konsentris dalam CMB  ini menandakan bahwa alam semesta adalah siklus abadi yang berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa setiap siklus diakhiri dengan sebuah big bang atau ledakan  yang menghasilkan “aeon” baru, yang merupakan siklus baru alam semesta, terus menerus bersirkulasi seperti itu. Aeon itu pada gilirannya lahir dalam big bang yang muncul dari ujung Aeon sebelumnya, dan seterusnya, menciptakan siklus potensial tak terbatas tanpa awal dan akhir.

Penrose menamai teorinya sebagai Conformal Cyclic Cosmology, dia percaya, alam semesta bukan berasal dari big bang tetapi melalui sebuah siklus abadi yang berkesinambungan. Setiap kali kiamat dimulai lagi dari awal, dengan konsistensi tingkat tinggi. Berhubung perkembangannya dan proses terbentuknya benda, alam semesta menjadi kurang bersatu. Jika waktu yang cukup panjang telah berlalu, semua materi pada  akhirnya akan tersedot ke dalam lubang hitam.

Stephen Hawking telah membuktikan bahwa lubang hitam akhirnya hilang dalam hembusan ledakan radiasi. Proses ini akan meningkatkan kesatuan alam semesta yang pada akhirnya kembali ke tingkat awal alam semesta. Big bang yang terjadi pada 13,7 miliar tahun yang lalu, bukanlah awal dari segalanya, ia hanya yang terbaru dalam serangkaian big bang. Dan ketika alam semesta menjadi lelah, mereka akan membangun dunia kembali melalui big bang. (Sumber: epochtimes.co.id)

Satelit UARS Diperkirakan Akan Jatuh ke Bumi

Satelit UARS. Credit: gats-inc.com
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA memperingatkan satelit ruang angkasanya yang sudah tidak beroperasi akan jatuh ke bumi pada akhir September 2011 ini. Satelit yang akan jatuh itu bernama Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) dengan berat 6,5 ton.

UARS dinonaktifkan pada 2005. Satelit ini bertugas mengamati cuaca dan iklim. NASA memperkirakan, satelit ini akan terjun ke bumi akhir pekan di bulan September atau awal pekan di bulan Oktober mendatang.

Meskipun sebagian satelit UARS akan terbakar karena gesekan dengan atmosfer, diperkirakan masih ada bagian-bagian yang akan jatuh sampai di permukaan bumi. NASA memperingatkan penduduk bumi akan risiko tertimpa puing-puing UARS.

Pejabat NASA mengatakan ada peluang 1 per 3.200 yang akan jatuh ke bumi dan akan melukai penduduk. Sekenario yang diharapkan satelit ini jatuh di atas permukaan lautan, sehingga tak menyebabkan korban manusia.

"Bumi sangat besar, sedangkan satelit ini kecil. Peluang menimpa manusia sangat-sangat kecil yang tergantung cuaca matahari, variasi gravitasi bumi, dan orientasi lain satelit. Bagaimanapun, jatuhnya UARS di dekat NASA harus bisa diprediksi lebih tepat," kata pejabat NASA sebagaimana dikutip space.com.

Badan ruang angkasa untuk pertama kali mengumumkan kemungkinan jatuhnya satelit ini minggu lalu. Oleh sebab itu, para ahli harus bisa menjelaskan jalur dan memastikan orbit UARS saat ini.

"Pada 12 September 2011, orbit UARS adalah 145 mil dengan 165 mil (235 km dengan 265 km," tulis pejabat NASA dalam keterangannya.

Satelit ini memiliki panjang 10,7 meter dan lebar 4,5 meter. Lokasi jatuhnya satelit ini masih dianalisis, namun area penyebaran jatuhnya material diperkirakan mencapai 800 km.

Pejabat NASA mengatakan setidaknya ada 26 bagian satelit yang akan sampai ke permukaan bumi. Masyarakat diimbau tidak memegang puing-puing UARS. Aparat penegak hukum juga diminta menyatakan semua puing-puing UARS ini tidak boleh disimpan dan dijual oleh siapapun karena merupakan properti dari pemerintah Amerika.

UARS dibangun dengan biaya US$750 juta. Diluncurkan pada 1991 untuk penelitian ozon dan susunan kimia lain yang ada di atmosfer bumi. Sejak itu, standar internasional yang berhubungan dengan penghentian satelit diambil.

Saat ini peluncuran satelit maupun pengembaliak ke bumi harus aman. Namun, tidak ada prosedur standar operasi untuk mengembalikannya ke bumi. (Sumber: vivanews.com)

Friday, September 16, 2011

Pembuatan Modul Orion Resmi Dimulai

Modul Orion akan menjalani test pertama di luar angkasa pada 2013. Credit: NASA
Modul pesawat ruang angkasa NASA yang direncanakan akan mengangkut astronot mulai dirakit di NASA's Michoud Assembly facility (MAF) di New Orleans. Elemen pertama dari Orion crew cabin telah selesai dibuat oleh insinyur dari Lockheed Martin yang bekerja di MAS pada 9 September 2011 lalu.

Orion Multi-Purpose Crew Module di Michoud Assembly Facility (MAF). Credit: NASA
Gambaran dari Orion Multipurpose Crew Vehicle. Credit: NASA
STS yang direncanakan akan membawa modul Orion. Credit: NASA

Dilansir dari universetoday.com. Jum'at (16/09/2011), setelah selesai dirakit di MAF, modul Orion akan dikirim ke fasilitas peluncuran pesawat luar angkasa di Kennedy Space Center untuk perakitan tahap akhir dan penggabungan beberapa bagian untuk peluncuran. Modul Orion ini rencananya akan diterbangkan ke luar angkasa dengan menggunakan roket baru NASA yang saat ini baru dalam tahap perancangan. Modul Orion diperkirakan akan menjalani tes terbang pada 2013 mendatang. Sedangkan untuk pengiriman awak dengan modul ini akan dilakukan pada tahun 2021 sampai roket STS selesai dibuat dan diuji coba, ungkap William gerstenmaier, Administrator NASA untuk Eksplorasi dan Operasional (HEO). (Adi Saputro/astronomi.us)

Thursday, September 15, 2011

Ledakan Supernova Diperkirakan Terjadi Pada Bintang Induk

Cosmic ray supernova. Credit: supernova-explosion.blogspot.com
Asal usul dari supernova tipe “1a” atau yang disebut juga “bintang zombie” diyakini merupakan sejenis bintang induk yang tak terduga, menurut penelitian baru yang dipublikasikan “Science” pada 12 Agustus.

Temuan itu mengungkapkan bahwa keluarnya aliran gas dari asal usul supernova merupakan karakteristik dari angin bintang yang diemisikan oleh bintang raksasa merah. Raksasa merah adalah bintang raksasa dengan massa rendah yang sedang mengalami tahap akhir evolusi bintang.

Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi melebih ledakan nuklir kataklismik (nova). Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat terang, sehingga mereka dapat digunakan sebagai standar intensitas cahaya untuk menentukan jarak dalam alam semesta, dan juga untuk mengukur energi gelap ruang angkasa.

Sebelumnya, para astronom tidak yakin tentang penyebab ledakan ini, dan apakah mereka semua memiliki asal-usul yang sama atau tidak.

Teori populer menyatakan bahwa bintang induk dari ledakan ini adalah bintang kerdil putih dalam sistem biner dengan bintang penuntun, yang bisa jadi merupakan bintang kerdil putih lain.

“Karena kami tidak mengetahui apa yang sebenarnya meledak, sehingga kami tidak begitu paham mengapa mereka semua tampak begitu mirip,” ujar penulis studi, Josh Simon dari Obervatorium Carnegie dalam sebuah siaran pers.

“Itu menimbulkan kemungkinan bahwa supernova tipe 1a yang terjadi 7 miliar tahun lalu, yakni satu-satunya yang memungkinkan kita untuk mengukur gaya tolak-menolak yang kita sebut energi gelap, mungkin berbeda dengan beberapa cara yang hampir tidak kentara dari yang terjadi sekarang,” tambahnya.

Ilmuwan ingin memahami seperti apa sistem bintang induk itu sebelum ledakan, untuk menentukan asal-usul terangnya, serta untuk memastikan tidak ada kesalahan berikutnya dalam menghitung energi gelap.

Tim ilmuwan internasional telah mempelajari 41 supernova tipe 1a dengan mengukur kecepatan fluks (berkas cahaya yang menembus luas permukaan) dalam awan gas natrium. Mereka menemukan bahwa sebagian besar supernova ini menunjukkan gas natrium yang mengalir menjauh dari ledakan dan menuju Bumi.

“Jika sistem bintang mula-mula terdiri dari dua bintang kerdil putih sebelum supernova, maka di sana seharusnya tidak ada natrium apapun,” kata Nidia Morrell dari Observatorium Carnegie dalam rilisnya.

“Kenyataannya bahwa kami mendeteksi natrium yang menunjukkan bahwa salah satu bintang-bintang itu seharusnya bukan bintang kerdil putih,” tambahnya.

Simon menjelaskan bahwa kecepatan yang rendah dan sempitnya fitur menyatakan bahwa material yang dekat dengan supernova dikeluarkan sebelum ledakan.

“Khususnya, gas dengan karakteristik ini adalah ciri dari angin bintang yang dihembuskan oleh bintang induk raksasa merah, bukan bintang kerdil putih,” ujar Simon menyimpulkan.  (Andrés Córdova / The Epoch Times / pls). (Sumber: epochtimes.co.id)

NASA Berencana Buat Roket terbesar di Dunia

NASA berencana untuk bangun roket terbesar di dunia. Credit: okezone.com
WASHINGTON - NASA memperlihatkan rencana pembangunan roket terbesar di dunia, yang dirancang untuk penerbangan ke Bulan dan Mars.

Seperti yang dikutip dari Mashable, Kamis (15/9/2011), NASA telah memperlihatkan sebuah animasi dari sebuah Space Launch System (SLS) setinggi 320 kaki, yang mungkin dapat menjadi roket terbesar setelah Saturn V yang memiliki tinggi 363 kaki. Menurut pihak NASA, roket baru tersebut dirancang untuk melakukan penerbangan di orbit rendah Bumi, lalu kemudian ke Bulan, asteroid dan bahkan sampai Mars.

Menurut pihak NASA, versi awal dari roket tersebut akan mampu mengangkat 77 ton kargo ke orbit rendah Bumi, dengan menggunakan teknologi hasil pengembangan dari jaman roket Apollo. "Hal inilah yang membuat proyek tersebut menjadi tidak begitu mahal, dan yang terpenting pihak Kongres Amerika Serikat (AS) sudah menganggarkan 9 persen dari budget musim panas NASA untuk proyek ini.

Dua roket pendorong yang berada di sisi roket utama masih menggunakan teknologi yang sama seperti pesawat ulang-alik, hanya saja sedikit lebih tinggi. Selain itu lima mesin berbahan bakarhidrogen/oksigen roket ini juga sama seperti mesin yang digunakan oleh pesawat ulang alik. Selain itu juga digunakan mesin J-2X, mesin yang juga digunakan oleh roket-roket yang melakukan penerbangan era tahun 60 dan 70-an.

Meski belum ada misi khusus yang direncanakan untuk roket baru ini, tapi pihak NASA mengatakan bahwa mereka akan menguji coba roket tersebut pada tahun 2017, dan mulai meluncurkan secara resmi pada tahun 2021.

Salah satu tujuan dari penerbangan roket ini adalah menuju asteroid pada tahun 2025. Namun untuk kurun waktu tersebut tentunya banyak yang akan terjadi dalam sektor pendanaan. Lalu akan bakal ada juga persaingan yang kuat dari sektor swasta.

Saat ini NASA menginginkan untuk terus mengembangkan kemampuan dari roket yang belum bernama tersebut. Mungkin juga agensi luar angkasa AS tersebut akan menggelar kompetisi bagi para desainer dan insinyur untuk mengembangkan roket raksasa dengan berat 130 ton tersebut. (Sumber: okezone.com)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto