Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, September 9, 2011

Dahulu Bumi Pernah Punya Dua Bulan

Bulan. Credit: Luc Viatour
Bumi ini diperkirakan memiliki dua bulan miliaran tahun yang lalu. Bulan kedua itu hilang setelah menabrak bulan yang kita lihat saat ini. 

Pecahan-pecahannya mengganggu permukaan bulan yang saat itu masih mendingin. Teori ini menjelaskan perbedaan permukaan bulan yang menghadap Bumi dengan permukaan yang tidak menghadap Bumi. Permukaan bulan yang mengadap Bumi jauh lebih mulus daripada permukaan bulan di sisi lain.

"Kedua bulan terbentuk setelah puing-puing yang dilontarkan Mars menabrak Bumi di awal pembentukan," jelas para peneliti dari University of California, Santa Cruz. Bulan kedua lebih kecil daripada bulan saat ini. Ukurannya hanya sepertiga puluh bulan yang kita kenal. Posisinya, 60 derajat di depan atau belakang bulan.

Erik Asphaug, dari University of California, dan Martin Jutzi, dari University of Berne, menjelaskan bahwa kedua bulan berdampingan selama 10 juta tahun. "Waktu yang cukup lama untuk benar-benar jadi solid," kata Aspaug yang seorang ahli keplanetan. Gravitasi bumi secara perlahan menyebabkan lintasan kedua bulan berubah, ditambah lagi munculnya gravitasi matahari. Gangguan tersebut membuat lintasan bulan yang lebih kecil berubah.

Saat kedua bulan itu bertabrakan, bulan yang kecil hancur dan puing-puingnya menutupi setengah dari permukaan bulan yang besar. "Karena itulah salah satu permukaan bulan agak aneh," jelas kedua peneliti yang membuat simulasi komputer untuk mengetahui kejadian tabrakan.

Pada sisi yang tampak dari Bumi, permukaan bulan didominasi oleh dataran lava yang disebut "maria". Sisi mengantung potasium, berbagai unsur yang jarang ditemui di Bumi, dan fosfor--atau dikenal dengan istilah "KREEP". Sementara itu, permukaan bulan di sisi yang lain bergunung dengan kerak yang tebal.

Teori lain menyebutkan, maria merupakan hasil dari gravitasi Bumi. Asphaug dan Jutzi membantah teori tersebut dan mengatakan bahwa saat bulan kecil menabrak, mereka meluncurkan KREEP ke sisi bulan yang lain. "Tabrakan tidak menciptakan kawah yang besar, hanya sedikit lebih besar dari penabrak," papar Asphaug.

Kebetulan, dalam waktu dekat NASA akan mengirim sepasang satelit kembar untuk memetakan bulan dan mempelajari komposisi bagian dalam bulan. Teori Asphaug dan Jutzi akan dibuktikan. (Sumber: Nature, Popsci, Nationalgeographic.co.id)

Mengungkap Misteri Terbentuknya Alam Semesta / Jagat Raya

Oleh Amien Nugroho

Sebuah bola yang jatuh gedung bertingkat 20 ke tanah disebabkan oleh gaya gravitasi yang dibawa partikel graviton. Sementara itu, pesawat televisi bisa menerima siaran langsung dari studio yang berjarak ribuan mil disebabkan oleh gelombang elektromagnetik yang dibawa partikel foton.

Selain dua contoh gaya atau interaksi fundamental alami itu, dikenal pula dua gaya lain, yakni gaya (interaksi) kuat dan gaya lemah. Dengan memanfaatkan sekelompok partikel subatom yang disebut gluon, gaya kuat mengikat proton-proton dan neutron-neutron dalam inti atom. Adapun gaya lemah bertanggung jawab atas peluruhan zat radioaktif dan memegang kendali dalam penggabungan inti atom (fusi) yang memberi tenaga pada bintang dan matahari agar tetap bercahaya. Pembawa gaya lemah tak lain partikel W dan Z. Itulah empat gaya alam fundamental yang secara alami ada di sekitar, meski sering tak kita sadari.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivAndOw30LXp5WewiXSHOaZznFY1JiQr-yvPnI0sNxzNeJcSMw5N4zyWgetljtsWLa6ICMYR3cHNAH6VzJYY8NUr74Y4n1FPNYtWl-e7Q-MOraMJ8zCXVjX97R97XM8Q_8EoVUhEiY6Ec/s1600/across-the-universe.jpg
Universe

Albert Einstein-lah yang kali pertama menggabungkan keempat gaya dalam teori umum, yakni Teori Segala Sesuatu (Theory of Everything). Pertama, dia menggabungkan gaya gravitasi dan elektromagnetik karena secara matematika kedua interaksi itu bersifat sama, yaitu berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Einstein menghabiskan lebih dari 30 tahun sisa hidupnya untuk berkutat dalam masalah itu. Namun dia gagal.

Namun mimpi Einstein tak berlalu begitu saja. Banyak fisikawan top dunia berupaya mewujudkan impian menggabungkan gaya di alam semesta ini menjadi gaya tunggal. Langkah paling kondang adalah upaya trio fisikawan terkemuka, Steven Weinberg, Sheldon W Glashow, dan Abdus Salam. Ketiganya dianugerahi Nobel bidang fisika tahun 1970 atas karya mereka memadukan gaya lemah dan gaya elektromagnetik menjadi gaya elektro lemah (electroweak theory). Tahun 1984, giliran Carlo Rubbia dan Simon van der Meer yang bekerja di Pusat Riset Nuklir Eropa (CERN) di Genewa, Swiss, memperoleh Nobel karena eksperimen mereka yang membuktikan keberadaan partikel W dan Z yang merupakan partikel pembawa gaya lemah.

Setelah teori elektro lemah diperteguh dengan hasil eksperimen Rubbia, para fisikawan top dunia makin bersemangat menyusun teori yang lebih komprehensif dengan memasukkan gaya kuat. Teori yang memadukan ketiga gaya alam fundamental — gaya lemah, gaya kuat, dan elektromagnetik — disebut Grand Unified Theory atau Teori Paduan Agung. Teori yang khusus membahas gaya kuat dinamakan kromodinamika kuantum (quantum chromodynamics).

Banyak versi Teori Paduan agung diajukan, antara lain grup simetri yang disebut SU(5). Pembuktian kesahihan teori itu antara lain berasal dari peluruhan proton yang sejauh ini dianggap stabil. Namun hingga saat ini belum ada konfirmasi akhir tentang proton yang meluruh dengan sendirinya atau secara spontan. Peluruhan proton itu menjadi mungkin dengan turut campurnya partikel hipotetik, yaitu partikel bermassa 10 pangkat 34 kali massa proton dan mempunyai momentum sudut spin intrinsik 0 atau 1 serta mempunyai warna yang sama dengan warna antiquark.
Teori Kemanunggalan Teori Segala Sesuatu memiliki banyak versi, antara lain Teori Supersimetri dan Superstring. Namun jelas, Teori Segala Sesuatu mempunyai arti sebagai teori “kemanunggalan agung” yang menggabungkan semua teori fisika menjadi hanya sebuah teori terpadu-manunggal yang biasanya diekspresikan dalam bentuk persamaan matematika tunggal yang agung.

Supersimetri boleh dikatakan merupakan penjelasan lebih lanjut dari Teori Paduan Agung dengan menambah satu gaya lagi, yakni gravitasi, pada ketiga gaya. Dalam teori itu, kakas atau gaya gravitasi yang dibawa partikel graviton digabungkan dengan ketiga gaya alami tersebut yang dibawa ermion dan boson. Semua partikel pembawa gaya merupakan boson, yakni partikel yang memiliki spin intrinsik bilangan bulat (0, 1, 2 dan seterusnya). Adapun fermion adalah partikel yang membentuk semua yang ada (partikel materi) di semesta ini dan memiliki spin intrinsik ž bilangan ganjil (1/2, 3/2, 5/2, dan seterusnya). Dalam supersimetri, partikel boson paling besar adalah foton, graviton gluon, partikel W dan Z. Adapun partikel fermion dasar adalah quark (yang membangun proton dan neutron), neutrino, elektron dan keluarganya (tau serta mu).

Jika dalam supersimetri suatu partikel dianggap merupakan sebuah titik, dalam superstring partikel digambarkan sebagai sebuah dawai (string) yang berpilin. Teori itu lahir tanpa sengaja akhir tahun 60-an, ketika Leonard Susskind dari Stanford University menguraikan persamaan matematika Gabriele Veneziano (Itali) untuk interaksi kuat. Menurut teori itu, segalanya di alam semesta ñ semua partikel elementer dan interaksi dan bahkan ruang-waktu itu sendiri ñ dipandang sebagai dawai sepanjang kurang dari 10 pangkat -33 cm, namun memiliki tegangan sangat besar. Dawai itu bergetar dan berputar dalam suatu semesta multidimensi.

Satu dimensi tambahan ñ selain dimensi panjang, lebar, kedalaman, dan waktu ñ secara matematis diperlukan untuk menghindari tachyons (partikel yang bergerak lebih cepat daripada cahaya) dan ghosts (partikel yang dihasilkan dari probabilitas negatif). Dimensi-dimensi tambahan itu lantas termampatkan dan berpilin dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil yang tak dapat diamati. Partikel elementer yang berbeda berhubungan dengan dawai yang berosilasi dengan tingkatan berbeda pula. (Jika bagian ini terasa absurd, pada Anda, saya ucapkan, “Welcome to the jungle.”) Teori itu memungkinkan penggabungan medan gravitasi dan ketiga interaksi lain. Namun sampai sekarang belum ada satu pun teori yang betul-betul dapat diandalkan untuk menggabungkan keempat jenis interaksi itu, karena belum ada teori yang secara meyakinkan mampu menjelaskan keberadaan gravitasi kuantum.
Teori Relativitas Umum Salah satu postulat Teori Relativitas Umum Einstein menyatakan, singularitas (suatu keadaan ketika kelengkungan ruang-waktu menjadi tak-hingga dan konsep mengenai ruang-waktu, dan tentu juga hukum-hukum fisika, kehilangan arti atau tak berlaku lagi) dapat terjadi, tetapi tak mampu menjawab pertanyaan kapan singularitas terjadi. Teori itu pun oleh para fisikawan dianggap belum lengkap, karena belum bisa digabungkan dengan asas ketidakpastian Heinsenberg yang merupakan pilar utama dari teori besar lain, yakni mekanika kuantum.

Mekanika kuantum yang dikembangkan pada permulaan abad ke-20 dipakai untuk menjelaskan perilaku sistem-sistem teramat kecil, seperti atom dan partikel elementer lain. Mekanika kuantum memprakirakan suatu elektron tidak memiliki posisi tertentu, tetapi mempunyai kebolehjadian tertentu untuk ditemukan di suatu posisi. Pada sebuah atom, elektron-elektron tersebar dalam suatu daerah tertentu di sekeliling inti atom dengan rapat kebolehjadian yang berhingga, bahkan di inti sekalipun.

Teori klasik memprakirakan rapat kebolehjadian menemukan elektron di inti atom adalah tak hingga. Keadaan itu mirip prakiraan relativitas umum klasik yang menyatakan terdapat singularitas saat Bing Bang (Dentuman Besar). Karena itu, bila relativitas umum dan mekanika kuantum digabungkan menjadi sebuah teori gravitasi kuantum akan diketahui kemunculan singularitas adalah sebuah cacat yang sangat mengganggu.

Indikasi awal itu merupakan masalah utama adalah dari temuan runtuhnya bintang menjadi lubang hitam (black hole) yang ternyata tidak “benar-benar hitam” jika prinsip ketidakpastian Heisenberg diperhitungkan. Alih-alih lubang hitam akan memancarkan partikel dan radiasi dengan laju pancar yang terus meningkat sampai lubang hitam tersebut benar-benar lenyap dalam suatu denyar ledakan yang mahahebat, lenyapnya (penguapan) lubang hitam tetap tidak menandakan bahwa runtuhnya gravitasi akan membawanya menuju ke suatu akhir waktu yang sebenarnya.

Dalam Teori Relativitas Umum klasik yang tak melibatkan prinsip ketidakpastian, keadaan awal semesta merupakan sebuah titik yang berapat tak hingga. Akan sangat sulit menentukan syarat batas bagi semesta di titik singularitas itu. Namun bila mekanika kuantum diperhitungkan, akan terdapat kemungkinan terganggunya singularitas dan ruang-waktu akan membentuk permukaan empat dimensi yang tertutup dan tak berbatas seperti permukaan bumi kita, tetapi dengan tambahan dua dimensi ekstra. Itu berarti semesta benar-benar berdiri sendiri dan memang tak membutuhkan syarat batas tertentu. Dan, tentu tak perlu pula memunculkan asumsi ada singularitas. Maka dapatlah dinyatakan syarat batas semesta adalah ketiadaan syarat batas.

Tags: Proses terbentuknya alam semesta / jagat raya, Teri terbentuknya alam semesta / jagat raya, Bagaimana alam semesta / jagat raya terbentuk

NASA Tunda Peluncuran GRAIL ke Bulan

GRAIL. Credit: google
FLORIDA - NASA mengumumkan penundaan keberangkatan pesawat ruang angkasa untuk misi ke Bulan. Gravity Recovery And Interior Laboratory (GRAIL) kemungkinan akan diberangkatkan Sabtu, 10 September 2011.

Sebenarnya NASA berencana untuk meluncurkan GRAIL hari ini, namun mereka justru menemukan masalah pada sistem pendorong roket Delta II. Sementara itu salah seorang pejabat NASA menjelaskan jika bahan bakar Delta 2 juga belum diisi kembali setelah percobaan peluncuran pertama, Kamis lalu. Demikian seperti dikutip Space.com, Jumat (9/9/2011).

NASA menyatakan jika GRAIL akan lepas landas dari Cape Canaveral Air Force Station (CCAFS) dengan menaiki roket Delta II yang akan diberangkatkan Sabtu mendatang.

Ini berarti misi ke Bulan kali ini tidak sesuai dengan harapan yang sebelumnya disampaikan oleh beberapa ahli. Sebelumnya para ahli menyatakan hanya ada dua kesempatan untuk melakukan peluncuran yaitu di hari Kamis, tepatnya pada pukul 08:37 dan 09:16 waktu setempat. Jika peluncuran itu berhasil dan sesuai dengan kesempatan yang ada, maka GRAIL akan dipastikan mendarat di Bulan saat Tahun Baru nanti.

Nampaknya GRAIL yang memiliki misi untuk memetakan inti dari gravitasi yang ada di sekitar Bulan secara rinci, akan lebih lama tiba di Bulan. Ini dikarenakan penundaan peluncuran yang tidak sesuai dengan kesempatan yang ada dan mungkin akan tiba di Bulan jauh melebihi target yang sudah ditentukan. (Sumber: okezone.com)

NASA Rilis Video Serangan 9/11 dari Luar Angkasa

Foto kejadian 11 Sepetember dari luar angkasa. Credit: huffingtonpost.com
NASA merilis video yang diambil dari luar angkasa selama serangan 11 September (9/11) di World Trade Center New York. Seperti apa?

Pada pagi serangan itu, warga Amerika Frank Culbertson sedang berada di International Space Station (ISS) bersama dua kosmonot Rusia lain. Selama mengorbit Bumi, mereka melintasi New York dan merekam video kepulan asap mendebarkan dari Manhattan itu.

Culbertson yang baru-baru ini diwawancarai untuk memperingati 10 tahun 9/11 ini mangaku masih bisa mengingat reaksi awal pada berita tersebut. Ia mengaku sedang membaca novel Tom Clancy saat itu dan ia merasa seolah tersedot dalam buku itu.

“Seperti yang kami dengar dan digambarkan, kejadian ini menjadi sangat nyata,” ujarnya seperti dilaporkan HuffPost. "Saat melihat ke jendela, kami merekam video saat menara kedua runtuh dan saya tak mengerti apa yang sedang terjadi," lanjutnya.

“Namun, saya tahu, kejadian itu sangat menyeramkan karena ada awan puing raksasa menyelimuti Manhattan. Kemudian semuanya menjadi menyakitkan karena seperti melihat luka di satu sisi negaramu,” paparnya. Berikut video tersebut. (Sumber: inilah.com)

Danau Purba Ditemukan di Planet Mars

Lubang besar di Mars. Credit: esa.int
LONDON - Sebuah satelit milik European Space Agency (ESA) telah mengabadikan gambar sebuah lengkungan dalam permukaan Mars yang diperkirakan merupakan bekas danau purba.

Batuan sedimen berwarna gelap yang berjejer di delta pada ujung lubang Eberswalde menunjukkan bahwa dulunya pernah ada arus yang mengalir pada permukaan planet Mars yang berbatu. Demikian seperti yang dikutip dari The Register, Rabu (7/9/2011).

Foto yang ditampilkan oleh Mars Express ESA, yang fokus pada lubang Eberswalde menunjukkan bahwa kemungkinan adanya air di Mars. Pihak NASA sendiri akan mengirimkan kendaraan Rover-nya tahun ini untuk menyelidiki salah satu dari lubang-lubang raksasa tersebut, seperti The Gale Crater.

Air saat ini memang masih ada di Mars, membeku berupa es atau berada di atmosfir supertipis planet tersebut. Akan tetapi para ilmuwan percaya kalau dulu pernah ada danau dan laut di Planet Merah tersebut.

"Saluran-saluran di lubang tersebut terlihat cukup jelas dari atas. Dulunya wilayah tersebut mungkin adalah sebuah danau," ujar pihak ESA.

"Struktur delta ini, yang pertama kali diidentifikasi oleh pesawat Mars Global Surveyor milik NASA, memiliki karakter sebuah danau. Seperti halnya saluran-saluran dengan batuan yang berwarna lebih gelap," pungkas mereka. (Sumber: okezone.com)

Jumlah Astronot NASA Terus Menurun

Ilustrasi Astronot NASA. Credit: google
FLORIDA - Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh National Research Council (NRC), merekomendasikan NASA sebagai perwakilan Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang masa misi antar jemput ke luar angkasa.

NRC mengimbau pembentukan staf khusus yang diproyeksikan memenuhi kebutuhan untuk misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hal ini dilakukan mengingat bahwa saat ini NASA belum menyediakan kru yang fleksibel dan handal untuk memenuhi misi tersebut.

"Setelah berhenti dari program pesawat ruang angkasa dan adanya ketidakpastian selama masa transisi ke ISS, NASA dituntut untuk tetap mempertahankan kemampuan para astronotnya," jelas Joe Rothenberg, Wakil ketua komite NRC dan mantan pejabat senior NASA.

"NASA harus memastikan pemeliharaan fasilitas pelatihan yang memadai untuk mempertahankan kemampuan dari satuan astronotnya," tambahnya, seperti dikutip TG Daily, Kamis (8/9/2011).

Jumlah astronot NASA saat ini mengalami pengurangan yang cukup signifikan. Data dari tahun 2006 menyatakan bahwa jumlah astronot NASA berjumlah 150 orang, sementara laporan terakhir di tahun 2011 tercatat hanya ada 61 orang saja. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa astronot yang pensiun.

NRC berkeinginan untuk meningkatkan jumlah staf khusus yang profesional dan terlatih agar mampu menjalankan misi ke ISS dengan aman, armada yang dimiliki NASA juga akan dipertahankan guna melancarkan misi tersebut.

Para astronot NASA juga diharapkan memiliki kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya, karena misi ke ISS saat ini lebih rumit. Selain itu para astronot juga harus akrab dengan peralatan atau modul dari Stasiun Luar Angkasa Eropa, Jepang dan Rusia. Astronot NASA diminta mahir dalam menggunakan software stasiun luar angkasa, sehingga mereka bisa melakukan kegiatan pengoperasian stasiun luar angkasa, operasi lengan robot stasiun ruang angkasa dan menjalankan berbagai tugas lainnya dengan baik.

Laporan ini menyimpulkan untuk merekomendasikan bahwa NASA harus mempertahankan fasilitas kru yang berhubungan dengan misi antar-jemput, termasuk armada satuan astronot yaitu 'T-38N Talon yang merupakan pesawat latihan.

Tanggap darurat di lingkungan pesawat juga harus dibuktikan oleh astronot dimana mereka juga harus bekerjasama dengan para kru dengan cepat dan mengurangi terjadinya kegagalan misi ke luar angkasa. Astronot di kursi belakang pesawat diminta melakukan tugas-tugas penting seperti komunikasi, navigasi dan tanggap darurat secara efektif. (Sumber: okezone.com)

NASA Siapkan Operasional ISS Tanpa Awak

Astronot Mike Fossum sedang melakukan kegiatan perawatan rutin di dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), 25 Agustus 2011. Stasiun luar angkasa ini kemungkinan akan ditinggalkan beroperasi tanpa awak mulai November mendatang. Credit: NASA
Badan Penerbangan dan Antariksa AS sedang mempersiapkan rencana untuk mengoperasikan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tanpa awak seandainya kru astronot baru belum bisa dikirim, sementara kru lama sudah harus dipulangkan.

"Kemungkinan kita akan membiarkan stasiun ini tanpa awak, mudah-mudahan hanya untuk periode yang singkat. Kami sudah mulai mengerjakan detail apa saja yang harus dilakukan untuk mulai memadamkan lampu-lampu di stasiun ini dalam beberapa minggu mendatang," tutur astronot AS Mike Fossum yang menjadi teknisi penerbangan di ISS, Selasa (6/9/2011) waktu AS.

Peluncuran awak baru ke ISS, yang dijadwalkan pada 22 September, kemungkinan besar ditunda hingga awal November, menyusul kecelakaan yang menimpa kapal luar angkasa pengangkut kargo Progress milik Rusia, 24 Agustus. Setelah AS menghentikan program pesawat ulang-aliknya, Juli lalu, hanya pesawat Soyuz milik Rusia-lah satu-satunya kendaraan yang bisa mengantar-jemput kru ke ISS.

Roket yang digunakan untuk membawa pesawat Soyuz, yang mampu membawa kru pengganti ke ISS, hampir sama persis dengan roket pembawa Progress yang meledak itu sehingga pihak Rusia memutuskan membatalkan seluruh jadwal penerbangan ke luar angkasa sampai penyebab kecelakaan tersebut diketahui pasti.

Sementara para kru yang saat ini berada di ISS sudah memiliki jadwal pasti untuk pulang ke Bumi. Saat ini terdapat enam awak di stasiun luar angkasa bernilai 100 miliar dollar AS tersebut. Tiga orang dijadwalkan pulang minggu depan, sementara tiga kru terakhir, termasuk Fossum, harus pulang pada pertengahan November.

Jika rencana pengiriman kru pengganti awal November tertunda kembali, stasiun luar angkasa itu akan dibiarkan tanpa awak selama beberapa waktu. Tim pengendali di darat di Johnson Space Center, Houston, AS, sudah mulai mempertimbangkan berbagai opsi untuk mengonfigurasi ratusan peralatan di dalam ISS dan mengoptimalkan operasi eksperimen ilmiah secara otomatis selama stasiun itu kosong tanpa awak.

"Tim di Houston baru berada pada tahap awal untuk memutuskan semuanya, mulai dari saluran ventilasi yang akan tetap kami biarkan berfungsi, lampu mana saja yang akan dibiarkan tetap menyala, bagaimana kondisi setiap eksperimen yang akan kita tinggalkan. Pokoknya semuanya, semua lampu, semua katup, semua pintu. Banyak yang harus dikerjakan," ungkap Fossum.

Sejak 2 November 2000, selalu ada kru yang mengawaki stasiun luar angkasa tersebut tanpa gangguan berarti. Dibutuhkan enam awak untuk mengoperasikan berbagai sistem di ISS, termasuk berbagai eksperimen ilmiah di dalam laboratoriumnya.

NASA sudah memiliki rencana evakuasi darurat apabila terjadi kebakaran atau tabrakan dengan benda angkasa lain di stasiun tersebut. Namun, badan itu belum memiliki rencana cadangan apabila stasiun terpaksa ditinggalkan para awaknya dalam waktu yang cukup lama. (Sumber: kompas.com)

Wednesday, September 7, 2011

VIDEO: Asteroid Apophis Menghantam Bumi 2036

Ilustrasi asteroid Apophis menghantam Bumi. Credit: google
Beberapa asteroid yang berdekatan dengan Bumi bisa saja akan menghantam Bumi dan selalu memiliki benang merah dengan Bumi. Asteroid Apophis yang berdiameter 270 meter diperkirakan ini akan mendekati Bumi pada jarak 37.000 hingga 38.000 km pada 2029. Pada 2036, Apophis kemungkinan kembali dan menabrak Bumi pada 13 April 2036. Berikut ini adalah videonya


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto