Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Friday, December 14, 2012

Cassini Abadikan Foto Kembaran Sungai Nil di Titan

Citra foto sungai hidrokarbon di Titan
yang diambil oleh wahana Cassini.
Klik gambar untuk memperbesar.
Image credit: NASA/JPL–Caltech/ASI
Wahana luar angkasa NASA yang mengorbit planet Saturnus berhasil mengambil citra foto sungai hidrokarbon di Bulan terbesar planet Saturnus, Titan. Sungai hidrokarbon tersebut memiliki panjang 250 mil (400 km) dan berhulu pada laut besar di dekat kutub utara Titan. Foto tersebut merupakan foto resolusi tinggi pertama yang berhasil diambil dari sebuah sungai besar yang berada di luar Bumi. Ilmuwan sendiri membandingkan sungai hidrokarbon tersebut dengan sungai Nil di Bumi sebab bentuknya berliku-liku dan lembah sungai yang mengikuti arah dari patahan batuan di dalam lapisan tanah.

Patahan tersebut bukan diartikan sebagai patahan lempeng tektonik seperti di Bumi tapi masih memiliki hubungan dengan dengan proses pembentukan laut itu sendiri. Para ilmuwan yakin bahwa sungai tersebut penuh dengan cairan sebab pada foto tampak sangat gelap di dalamnya dan cairan ini bukan berupa air melainkan hidrokarbon dengan kandungan etana dan metana. Sungai hidrokarbon tersebut mengarah ke Kraken Mare yaitu laut tersbesar di titan yang memiliki luas 154.000 mil persegi (400.000 km persegi). Wahana Cassini sendiri merupakan wahana tak berawak sekaligus pengorbit milik NASA yang diluncurkan pada tahun 1997 dan sampai di Orbit Saturnus tahun 2004. Cassini masih akan terus beroperasi setidaknya sampai 2017. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Gabungkan Data Berbagai Teleskop, Astronom Rilis Foto Galaksi NGC 3627

Foto galaksi NGC 3627 hasil penggabungan foto dari beberapa teleskop berbasis Bumi dan antariksa dan menghasilkan foto dengan kualitas dan resolusi tinggi. Image credit: http://chandra.harvard.edu/photo/2012/ngc3627/
Astronom berhasil menggabungkan beberapa foto dan cahaya melalui teleskop berbasis Bumi atau Ground-based Telescope dan teleskop antariksa atau Space-Based Telescope dan berhasil menemukan 37 lubang hitam (black hole) supermasif yang berada pada galaksi yang dekat dengan Bima Sakti.

Diantara yang ditemukan yaitu lubang hitam di galaksi NGC 3627. Seperti terlihat pada gambar di atas. Astronom menggabungkan data sinar X dari Chandra X-ray Observatory, data sinar inframerah dari teleskop Spitzer, dan data optik dari Teleskop Hubble dan VLT (Very Large Telescope) dan dari penggabungan tersebut didapatkan sebuah foto yang sangat cantik dari galaksi NGC 3627.

Terlihat pada foto galaksi di atas, gas dan debu berputar perlahan di sekitar lubang hitam yang berada di pusatnya dan membentuk sebuah cakram / piringan pipih. Sebagian materi jatuh ke dalamnya , memanas dan melepaskan sejumlah besar energi yang terlihat berupa sinar terang yang memancar.
Galaksi NGC 3627 terletak sekitar 30 juta tahun cahaya dari Bumi dan galaksi tersebut memiliki lubang hitam supermasif yang aktif di pusatnya.

Wednesday, December 12, 2012

NASA Akan Jatuhkan Dua Satelit Kembar ke Permukaan Bulan

Ilustrasi dua wahana satelit GRAIL sedang mengorbit Bulan. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA
Dua wahana satelit pengorbit Bulan yang disebut dengan Gravity Recovery and Interior Laboratory (GRAIL) akan dijatuhkan oleh NASA ke permukaan Bulan dikarenakan bahan bakar pada kedua wahana tersebut hampir habis. Apabila semua berjalan sesuai dengan rencana, NASA akan menjatuhkan kedua satelit kembar tersebut pada 17 Desember 2012 mendatang.

Untuk proses tersebut, NASA tidak akan sembarangan menjatuhkan, akan tetapi NASA akan menjatuhkan pada tempat yang dapat dipantau dan dilihat oleh wahana LRO (Lunar Reconnaissance Orbiter). Maria Zuber selaku Principal Investigator pada misi ini mengatakan bahwa pihaknya harus melakukan sekitar 3 manuver setiap hari agar wahana GRAIL tidak jatuh sendiri ke permukaan Bulan. Dua wahana kembar tersebut di turunkan tingkat ketinggiannya dari yang semula 55 km di atas permukaan Bulan menjadi 23 km dan pada awal minggu ini kembali diturunkan menjadi 11 km.

Dua wahana GRAIL tersebut telah menyumbangkan banyak data bagi NASA yaitu data mengenai gravitasi Bulan dan Interior atau struktur bagian dalam Bulan. Pada awal Bulan kemarin GRAIL mengirimkan data berupa peta terlengkap gravitasi di permukaan Bulan. Awalnya misi GRAIL hanya akan berlangsung selama 90 hari, akan tetapi kemudian diperpanjang karena NASA memerlukan beberapa data tambahan.

Peluncuran GRAIL dengan roket Delta II. Image credit: NASA

Wahana GRAIL sendiri diluncurkan pada 10 September 2011 dengan menumpang roket Delta II dari Cape Canaveral Air Force Station. (UT, SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, December 11, 2012

Asteroid 2012 XE54 dan 4179 Toutatis Akan Lintasi Bumi 12 Desember 2012

Ilustrasi asteroid 4179 Toutatis atau asteroid kentang yang dibuat oleh Goldstone radar imagery. Image credit: NASA
Dua buah asteroid akan melintasi Bumi pada 12 Desember 2012 nanti. Asteroid tersebut adalah asteroid yang baru ditemukan yaitu 2012 XE54 dan asteroid kentang atau 4179 Toutatis. Melintasnya dua asteroid tersebut tidak akan berakibat buruk pada Bumi karena asteroid 2012 XE54 akan melintas pada jarak yang cukup aman yaitu 226.000 km (141.000 mil) dan asteroid 4179 Toutatis akan melintas pada jarak yang lebih jauh yakni 6,9 juta km (4,3 juta mil) dan itu 18 kali jarak Bumi ke Bulan.

Ilmuwan dari Institute Teknologi Pasquale Tricarico memperkirakan bahwa asteroid 2012 XE54 berukuran 28 meter tersebut akan melewati bayangan Bumi sehingga akan menyebabkan terjadinya gerhana asteroid dan ini mirip dengan gerhana Bulan total yang biasa kita lihat. (UT, Adi Saputro/ astronomi.us)

Thursday, December 6, 2012

Penyebab Terjadinya Prominensa (Lidah Api) Matahari

Prominensa Matahari. Image credit: Google
Matahari memiliki medan magnet yang tidak merata di setiap bagiannya. Berbeda dengan Bumi yang padat sehingga medan magnetnya konstan. Meski Matahari tetap memiliki kutub utara dan selatan, namun akibat rotasi serta medan magnet yang ada dimana-mana dan tidak stabil, mengakibatkan terjadinya sunspot. Bila terdapat sunspot, berarti ada medan magnet Matahari yang masuk atau atau keluar dengan membawa plasma. Karena terbentuknya di beberapa tempat, mengakibatkan terjadinya tabrakan dan jadilah prominensa. Saat prominensa ini putus atau saling bertabrakan lagi, akan terbentuk flare.

Sunspot atau lebih dikenal dengan bintik hitam Matahari, memiliki diameter sekitar 50,000 km, yang artinya lebih besar daripada diameter Bumi. Suhu pada sunspot lebih dingin dibandingkan yang bagian lain yaitu kurang lebih 3800 K. Hal itu yang menyebabkan sunspot berwarna gelap. Jumlah sunspot pada Matahari tidak konstan setiap saat. Kenampakan sunspot pada umumnya dalam orde minggu atau bahkan kurang.

Bentuknya yang mirip loop atau pita yang dikibaskan, membuat prominensa lebih dikenal dengan nama lidah api Matahari. Meski berada di fotosfer, namun panjangnya bisa melewati korona. Prominensa terpanjang yang pernah teramati oleh SOHO pada tahun 1997 mencapai 350,000 km, atau sebanding dengan 28 kali diameter Bumi. Kala hidup prominensa ini bisa mencapai 5 bulan. Dari hasil pengamatan, sepertiga dari prominensa muncul 3 minggu setelah terbentuknya sunspot. Berbeda dengan sunspot yang bergerak menuju ekuator, prominensa bergerak menuju kutub.

Ledakan Matahari yang terjadi akibat energi yang tersimpan dalam medan magnetik dilepaskan secara tiba-tiba dalam waktu singkat, dinamakan flare. Energi yang dilepaskan ini setara dengan jutaan kali bom atom Hiroshima. Bahkan pengaruhnya sampai ke atmosfer dan medan magnetik Bumi. (Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Satelit NASA Ambil Foto Seluruh Belahan Bumi Pada Malam Hari

Benua Amerika pada malam hari. Image credit: NASA
Benua Asia pada malam hari. Image credit: NASA
Benua Afrika, Eropa, dan Timur tengah pada malam hari. Image credit: NASA
Kurang lebih selama dua bulan satelit Suomi NPP mengumpulkan foto Bumi pada malam hari dan hal itu dimungkinkan dengan adanya instrumen Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS). VIIRS mampu menangkap dan mendeteksi cahaya dengan menggunakan filter untuk dapat mengambil cahaya dari lampu-lampu kota, aurora, api kebakaran hutan, pantulan sinar Bulan dan sebagainya. Namun pada beberapa foto yang ditampilkan, cahaya aurora dan api kebakaran hutan telah di filter sehingga tidak tampak dan penampakan hanya difokuskan pada lampu kota saja.

Satelit Suomi NPP merupakan satelit baru yang awalnya dikembangkan untuk kegiatan meteorologi untuk melihat awan di malam hari. Satelit ini terbukti mampu menghasilkan foto Bumi di malam hari dengan sangat baik dengan resolusi yang lebih tinggi.

VIIRS mampu membedakan mana cahaya kebakaran hutan, aurora, lampu kota dan sebagainya dengan mudah. Sensor cahayanya sangatlah peka. Satelit ini mengorbit Bumi dua kali dalam sehari pada ketinggian 824 km (612 mil) di atas permukaan Bumi. Dan dari luar angkasa pada malam hari Bumi tampak terlihat seperti Black Marble (marmer/ pualam hitam) yang indah. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Wednesday, December 5, 2012

12 Desember 2012 Puncak Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid. Image credit: NASA
Pada tanggal 12-13 Desember 2012 mendatang akan menjadi puncak dari hujan meteor Geminid. Hujan meteor Geminid nanti sangat istimewa karena tidak akan ada cahaya Bulan sehingga langit cukup gelap dan memudahkan kita untuk melihat hujan meteor Geminid tersebut.

Pada saat puncak hujan meteor Geminid, maka akan muncul sekitar 50 meteor setiap jamnya dan hujan meteor ini merupakan salah satu hujan meteor paling ramai selain hujan meteor Leonid. Kita tidak perlu teleskop untuk melihatnya. Cukup berdiri di tanah lapang, dan melihat ke atas arah timur.

Hujan meteor Geminid berbeda dengan hujan meteor lainnya karena berasal dari pecahan asteroid. Nama asteroidnya adalah 3200 Phaethon. Asteroid ini mengorbit Matahari dan meninggalkan debu ketika bergerak. Ketika Bumi memasuki wilayah debu, atmosfer Bumi akan membakarnya. (UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)

Tuesday, December 4, 2012

Satelit Voyager 1 dan 2, Misi NASA Terpanjang dalam Sejarah

Posisi Voyager 1 saat ini. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL-Caltech/The Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory
Satelit Voyager 1 dan Voyager 2 NASA merupakan dua satelit kembar yang diluncurkan pada akhir tahun 1977 untuk mengeksplorasi planet di luar tata surya kita. Dua wahana satelit tersebut saat ini sedang dalam perjalanan menuju ke luar dari tata surya dan hampir mencapai pintu ruang antarbintang. Voyager 2 diluncurkan pada 20 Agustus 1977 dan Voyager 1 diluncurkan pada 5 September 1977.

Saat ini kedua wahana tersebut masih dalam keadaan sehat dan beroperasi dengan baik dengan mengirimkan data ke JPL (Jet Propulsion Laboratory) NASA di Pasadena. Untuk mengoperasikan kedua satelit tersebut, JPL mengirimkan sinyal berkecepatan cahaya dan membutuhkan waktu sekitar 13 jam untuk sampai ke Voyager 2 dan 16 jam untuk mencapai Voyager 1.

Misi NASA Terpanjang

Pada Agustus 2011 lalu, Voyager 2 berhasil memecahkan rekor misi NASA terpanjang sebelumnya selama 12.758 hari yang diraih oleh wahana Pioneer 6 Probe yang diluncurkan pada 16 Desember 1965 dan memberikan sinyal terakhir pada 8 Desember 2000.

Saat ini Voyager 1 berjarak 11 miliar mil (18,4 miliar km) dari Bumi dan bergerak ke utara sedangkan Voyager 2 berjarak 9 miliar mil (15 miliar km) dan bergerak ke selatan. Dalam 5 tahun terakhir Voyager 1 dan 2 mengirimkan data dan informasi mengenai lapisan luar heliosphere. Pada 5 tahun pertama, Satelit Voyager telah meneliti dari dekat planet Jupiter, Saturnus dan cincinnya, bulan-bulan yang dimilikinya, planet Uranus, Neptunus dan lain sebagainya.

Pesan dan Rekaman

Kedua satelit baik Voyager 1 maupun 2, membawa piringan emas fonograf yang berisi berbagai macam konten seperti foto dan rekaman suara alam seperti suara petir, hewan, ucapan salam dalam 55 bahasa dan budaya dan sebagainya.

Pihak NASA mengatakan bahwa kedua satelit Voyager masih memiliki cukup tenaga untuk terus berkomunikasi dengan Bumi hingga tahun 2020 atau bahkan hingga 2025. (SP, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto