Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, July 7, 2012

Kawah Odysseus Tethys yang Mempesona

Bulan Saturnus, Tethys. Image credit: NASA/JPL/Space Science Institute
Pada 28 Juni lalu, wahana antariksa Cassini melintasi Tethys, Salah satu bulan Saturnus. Cassini melintas Tethys pada jarak sekitar 1.062 km (662 mil). Hampir seluruh permukaan dari Tethys tertutup dengan es. Pada permukaan Tethys, ada salah satu kawah yang memiliki ukuran yang sangat besar yang disebut dengan kawah Odysseus yang berdiameter 450 km (280 mil) di belahan utara Tethys. Kawah ini sendiri mengambil dua perlima dari luas Tethys.

Dikutip astronomi.us dari universetoday.com, Sabtu (07/07/2012), Kemungkinan kawah Odysseus terbentuk saat sebagian permukaan Tethys masih dalam kondisi cair. Hal itu dapat meredam efek dari tumbukan asteroid. Jika asteroid tersebut menabrak Tethys saat planet tersebut telah membeku, maka bulan Saturnus tersebut akan pecah menjadi bagian-bagian kecil akibat hebatnya dampak tumbukan asteroid. Gambar di bawah adalah gambar terbaru Cassini yang mengambil gambar kawah Odysseus Tethys pada jarak 68.5 km (42.5 mil).

Terlihat pada gambar terlihat adanya jejak tumbukan. Hal itu menunjukkan bahwa beberapa bagian Bulan saat itu sudah mengeras dan tidak sepenuhnya masih cair.
Permukaan Tethys. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL/Space Science Institute

Permukaan Tethys. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL/Space Science Institute

Cassini mengambil gambar kawah Odysseus dari dekat. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: NASA/JPL/Space Science Institute


Tethys mengorbit Saturnus pada jarak 295.660 km (183.100 mil) lebih dekat 62.000 mil daripada jarak Bulan dengan Bumi. Tethys juga terkena efek Tidal (pasang surut) seperti Bulan kita. Pertemuan panas diantara keduanya membantu melindungi Tethys dari suhu dingin dan solid daripada bulan Saturnus lainnya. Hasilnya Tethys memiliki sedikit kawah dibandingkan Bulan Saturnus lain seperti Rhea dan Dione. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Saturday, June 30, 2012

Foto: Nebula NGC 6357, Nebula Perang dan Kedamaian

Nebula NGC 6357. Image credit: astrosurf.com
NGC 6357 merupakan sebuah nebula yang dekat dengan NGC 6334 yang menyebar di konstelasi Skorpio (Scorpius). Nebula ini juga diberi nama "War and Peace Nebula" oleh para ilmuwan yang bekerja di Midcourse Space Experiment disebabkan oleh bentuknya yang pada bagian timur menyerupai Merpati dan sisi Timur menyerupai tengkorak.

Nebula ini memiliki banyak bintang muda dan awan gas yang bercahaya, serta formasi debu yang aneh yang dibentuk oleh radiasi ultraviolet dan angin surya. Nebula NGC 6357 pertama kali ditemukan oleh John Herschel dari Afrika Selatan pada tahun 1837. (Adi Saputro/ astronomi.us)

"UFO" di Laut Baltik Kacaukan Peralatan Ilmuwan

Obyek bulat yang diyakini sebagai pesawat alien jatuh. Credit: oceanexplorer.se
Naluri keilmuwan para ahli Swedia tak rela membiarkan, temuan lingkaran misterius berdiameter 18,26 meter yang terbaring di dasar Laut Baltik, hanya berakhir dengan dugaan: diduga kapal, gunung bawah laut, meteorit, bahkan UFO. Atau memberi peluang bagi sebagian orang untuk menyamakannya dengan psawat induk Millenium Falcon dari Film Star Wars.

Tim yang terdiri dari ahli kelautan, insinyur, dan penyelam profesional dibentuk. Dilengkapi robot dan peralatan sonar, mereka berniat mendekati obyek tersebut, melihatnya dari dekat, untuk menguak identitasnya.

Namun, di tengah proses itu, keanehan terjadi. Saat mencoba mendekat dalam radius 200 meter dari obyek, semua peralatan yang dibawa tim penyelam mendadak mati.

Penyelam profesional yang menjadi bagian dari tim Ocean X, Stefan Hogerborn menceritakan, saat mengeksplorasi anomali bawah laut itu, kamera dan telepon satelit tak bisa digunakan, ketika kapal berada tepat di atas obyek. Peralatan itu baru bisa bekerja begitu dibawa menjauh.

"Semua peralatan elektronik mati, juga telepon satelit, saat kami berada di dekat obyek," kata dia. "Saat kami menjauh, sekitar 200 meter, baru peralatan itu bisa digunakan," kata dia seperti dimuat Daily Mail. Saat kembali mendekati lokasi obyek itu, peralatan kembali mati.

Penyelam lain, Peter Lindberg mengaku timnya telah mengalami hal-hal di luar dugaan. "Juga skeptis terkait banyaknya teori soal benda itu," kata dia.

Awalnya, dia menjelaskan, tim sudah bersiap jika benda tersebut ternyata hanya tebing atau gundukan lumpur di bawah laut. "Namun, sepertinya tak sesederhana itu. Bagi saya, ini petualangan yang harus dilalui."

Kalimat Lindberg diamini anggota tim lain, Dennis Asberg. "Saya 100 persen yakin dan percaya bahwa kami menemukan sesuatu yang sangat, sangat, sangat unik," kata dia. "Apakah ini meteorit atau asteroid, gunung bawah laut, kapal selam era Perang Dingin, atau UFO. Itu bisa apapun."

Ditemukan tahun lalu

Obyek itu sejatinya ditemukan Mei 2011 lalu melalui peralatan sonar, namun karena keterbatasan dana, niat untuk menguak benda aneh berbentuk mirip cakram metalik terhambat.

Selama mendekati obyek itu, tim melihat jejak sepanjang 986 kaki, yang dideskripsikan sebagai landasan pacu atau jalan menurun yang diduga diratakan oleh obyek itu.

Sementara tim Ocean Explorer bersemangat, ahli lainnya skeptis dan mempertanyakan keakuratan teknologi sonar. Di masa lalu, teknologi itu sering membuat bingung gara-gara menampilkan penampakan unik dan asing, yang ternyata adalah formasi batu alami.

Untuk diketahui, Laut Baltik adalah harta karun untuk para pemburu kapal karam. Sebab, sekitar 100.000 kapal diperkirakan berbaris di lantai laut yang dingin.

Selain mengungkap kebenaran, tim Ocean Explorer juga mengincar keuntungan dari proyek ini. Lepas dari kemungkinan ada harta karun di dalam obyek misterius itu, mereka telah membuat kapal selam bagi turis yang ingin melakukan perjalanan di dasar laut, melihat secara langsung hal yang menggemparkan itu. (vivanews, astronomi.us)

Ilmuwan Berhasil Ciptakan Rekor Suhu Terpanas di Dunia

Matahari
Laboratorium fisika partikel di Amerika Serikat dilaporkan berhasil menciptakan rekor dunia untuk pembuatan suhu tertinggi buatan manusia.

Dilansir UPI, Sabtu 30 Juni 2012, Relativistic Heavy Ion Collider (RHIC) di Brookhaven National Laboratory di New York, AS, menabrakkan ion emas yang mendekati kecepatan cahaya dengan energi intens, hingga akhirnya menciptakan suhu di sekitar 4 triliun derajat Celsius atau 250 ribu kali lebih panas dibanding matahari.

Energi neutron dan proton yang ada di dalam inti emas 'meleleh', kemudian melepas quark serta gluon dasar yang membentuk plasma primordial bebas friksi yang hanya ada saat Big Bang terjadi. "Ada banyak hal keren dari materi super panas ini," kata fisikawan Steven Vigdor.

Sementara itu, Conseil Europene pour la Recherche Nuclaire (CERN), sebuah dewan yang didirikan untuk mendiskusikan pembangunan fasilitas penelitian fisika nuklir di Eropa, juga sedang mencoba menabrakkan ion timah di Large Hadron Collider (LHC) miliknya untuk mengulang penciptaan Big Bang.

Namun, mereka belum menerbitkan pengukuran suhu resminya. Sehingga membuat pencapaian RHIC menjadi rekor dunia untuk suhu terpanas saat ini. (vivanews.com, astronomi.us)

Friday, June 29, 2012

Video: Kapsul Shenzhou 9 Berhasil Kembali ke Bumi

Pada hari Jum'at 29 Juni 2012, kapsul Shenzhou 9 yang membawa 3 astronot China termasuk di dalamnya astronot wanita pertama China, Liu Yang berhasil kembali ke Bumi dengan selamat. proses kembalinya mereka diliput langsung oleh stasiun TV China CCTV. Ingin tahu seperti apa?? berikut ini videonya.
(Adi Saputro/ astronomi.us)

Kapsul Shenzhou 9 China Sukses Kembali ke Bumi

Kapsul Shenzhou 9 berhasil mendarat dengan selamat di Bumi pada hari Jum'at 29 Juni 2012. Image credit: space.com
Kapsul Shenzhou 9 yang mengangkut 3 astronot China termasuk di dalamnya astronot wanita pertama China, Liu Yang berhasil kembali ke Bumi pada hari Jum'at 29 Juni 2012 pukul 10:00 a.m waktu Beijing. Ketiga astronot kembali ke Bumi setelah sukses menjalankan serangkaian misi dan eksperimen di luar angkasa selama 13 hari.

Dikutip astronomi.us dari space.com, Jum'at (29/06/2012), Pendaratan kapsul Shenzhou 9 diliput secara live oleh stasiun televisi CCTV yang menunjukkan kapsul tersebut memasuki atmosfer Bumi menyerupai meteor, kemudian mengeluarkan parasut untuk mendarat.

Misi ketiga astronot sukses dengan berhasil melakukan proses docking manual dengan laboratorium luar angkasa China Tiangong 1. Hal itu dilakukan dalam rangka mempersiapkan China membuat stasiun luar angkasa sendiri pada tahun 2020.

China tidak bergabung dengan negara-negara yang menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun China memiliki proyek ambisius membuat stasiun luar angkasanya sendiri pada tahun 2020 nanti. Selain itu China juga berencana mengambil sampel Bulan dengan robot dan mendaratkan manusia di sana.

Misi Shenzhou 9 sendiri telah berlangsung beberapa kali yaitu pada tahun 2003, 2005, 2008, dan yang terbaru 2012 ini. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Perusahaan Antariksa Swasta Buat Teleskop Pemburu Asteroid

Posisi di mana teleskop Sentinel akan ditempatkan mengorbit Matahari. Klik gambar untuk memperbesar. Image credit: B612 Foundation
Sekumpulan ilmuwan dan astronom berkumpul dan bekerja sama membuat teleskop swasta pertama di dunia. Tujuannya adalah untuk memburu dan melacak asteroid yang dapat mengancam Bumi.

Proyek pembuatan teleskop itu sendiri diberi nama Proyek Sentinel. Proyek itu sendiri diresmikan oleh B612 Foundation pada hari Kamis (28/06/2012) ini. B612 Foundation merupakan sebuah grup non profit yang terdiri dari ilmuwan dan peneliti yang telah lama meneliti dan mempelajari asteroid dan batuan luar angkasa lainnya.

Proyek Sentinel akan mengembangkan teleskop pengamat yang akan di tempatkan di orbit mengelilingi Matahari. Tujuannya adalah untuk membuat "peta" dinamis yang komprehensif dari sistem tata surya kita. Peta yang akan dihasilkan nanti akan memberi informasi tentang lintasan asteroid yang mengorbit dekat Bumi sehingga akan diketahui asteroid apa saja yang akan dapat mengancam Bumi.

"Alasan kami melakukan hal ini karena kita bisa. Organisasi swasta sekarang dapat menjalankan proyek yang menakjubkan yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh pemerintah," ungkap Ed Lu, Ketua dan CEO B216 yang sekaligus merupakan mantan astronot NASA yang pernah terbang dengan roket Soyuz serta tinggal di ISS seperti yang dikutip astronomi.us dari space.com, Kamis (28/06/2012).

" Bukan sesuatu yang gila jika kita memikirkan teleskop besar yang didanai oleh swasta. Bahkan ada teleskop di Bumi yang telah didanai swasta. Bedanya adalah teleskop ini bukan berada di Bumi, tapi mengorbit Matahari," tambahnya.

Beberapa perusahaan sudah memberikan proposal penawaran untuk melaksanakan pembuatan teleskop Sentinel, seperti Ball Aerospace. Perusahaan yang berpusat di Colorado ini sebelumnya telah dipercaya NASA untuk membuat komponen pada misi Kepler dan teleskop inframerah Spitzer.

Berdasarkan perjanjian antariksa NASA yang ditandatangani oleh B612, perusahaan antariksa swasta akan menyediakan komunikasi Deep Space Network, pelacakan serta dukungan teknis bagi NASA. (Adi Saputro/ astronomi.us)

Thursday, June 28, 2012

Video: Lubang Hitam Galaksi Bima Sakti Memakan Awan Gas

Galaksi Bima Sakti memiliki lubang hitam Supermasif di tengahnya dan lubang hitam itu memakan awan gas yang ada di sekitarnya dengan lahap. Ingin tahu seperti apa? berikut ini videonya.
(Adi Saputro/ astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto