Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, April 7, 2012

Keajaiban Siklus Matahari

Matahari dalam perjalanan evolusinya sebagai sebuah bintang menunjukkan sifat-sifat dinamis, baik di lapisan luar (fotosfer, kromosfer, korona) maupun lapisan dalam. Salah satu keajaiban perilaku evolusi matahari adalah fenomena siklus aktivitas 11 tahun.

Siklus merupakan perulangan peristiwa yang biasa terjadi di alam. Siang berganti malam, akibat rotasi bumi pada porosnya. Musim silih berganti akibat kemiringan poros rotasi bumi terhadap bidang orbitnya mengitari matahari (ekuator bumi membentuk sudut 23,5 derajat terhadap bidang ekliptika). Dan matahari ternyata juga memiliki siklus aktivitas.

Berbagai perioda siklus matahari telah diidentifikasi, baik dalam jangka puluhan maupun ratusan tahun. Salah satu yang mudah diamati adalah siklus aktivitas 11 tahun. Fenomena ini bahkan sudah diketahui oleh para pengamat matahari sejak abad ke-17, mengingat metoda yang digunakan sangatlah sederhana, yaitu menghitung jumlah bintik secara rutin setiap hari.

Adalah seorang Galileo Galilei yang membuat terobosan besar dalam sejarah pengamatan astronomi. Setelah merampungkan teleskop buatan sendiri tahun 1610, salah satu benda langit yang menjadi sasaran adalah matahari. Ia takjub lantaran permukaan matahari dihiasi bintik-bintik hitam secara acak dan berkelompok. Bila diamati dari hari ke hari ternyata jumlah bintik dalam suatu kelompok berubah, demikian pula jumlah kelompok bintik secara keseluruhan.

Sayangnya, Galileo tidak melakukan observasi setiap hari dalam kurun waktu panjang. Karena itu ia bukanlah penemu salah satu misteri akbar yang menjadi bagian dari evolusi Matahari, yaitu pemunculan bintik mengikuti suatu pola tertentu atau siklus. Entah secara kebetulan, dalam kurun waktu tahun 1645 - 1715, pemunculan bintik sangat sedikit. Rentang waktu matahari dalam kondisi 'tidak aktif' ini disebut sebagai Mauder Minimum. Hal ini pula yang mungkin menyebabkan fenomena siklus aktivitas matahari tidak diketahui sebelum tahun 1715.

Satu hal yang menarik, aktivitas matahari minimum itu ternyata menyebabkan suhu seluruh muka bumi sangat dingin sepanjang tahun. Sungai di kawasan lintang rendah yang biasanya tidak membeku pun jadi beku, dan salju menutupi di berbagai belahan dunia. Tak berlebihan bila masa itu disebut Little Ice Age. Ada bukti-bukti abad es ini pernah terjadi jauh di masa lampau. Akankah bumi mengalami abad es kembali di masa yang akan datang? Pemahaman perilaku siklus matahari diharapkan dapat menjawab teka-teki ini.

Siklus Matahari

Pengamatan matahari secara sistematis mulai dilakukan di Observatorium Zurich tahun 1749, atau lebih dari seabad setelah pengamatan Galileo. Selama berpuluh-puluh tahun observatorium ini menjadi pelopor dalam pengamatan Matahari. Dari ketekunan dan jerih payah selama puluhan tahun ini, akhirnya terungkap pemunculan bintik mengikuti suatu siklus dengan perioda sekira 11 tahun.

Meski fenomena itu sudah diketahui ratusan tahun silam, perilaku atau sifat-sifat siklus aktivitas matahari 11 tahun masih merupakan topik penelitian yang relevan dilakukan oleh para peneliti pada saat ini. Entah dalam upaya untuk memahami fisika matahari maupun mengaji pengaruhnya bagi lingkungan tata surya. Khususnya, pengaruh aktivitas itu terhadap lingkungan bumi, yang lebih pupuler dengan sebutan cuaca antariksa (space weather).

Satu abad kemudian, yaitu tahun 1849, observatorium lainnya (Royal Greenwich Observatory, Inggris) memulai pengamatan Matahari secara rutin. Dengan demikian, data dari kedua observatorium tersebut saling melengkapi. Ada kalanya sebuah observatorium tidak mungkin melakukan pengamatan karena kondisi cuaca ataupun teleskop dalam perawatan.

Siklus 11 tahun aktivitas matahari merupakan suatu keajaiban alam. Bagaimana sebenarnya proses pembangkitan siklus 11 tahun itu, hingga kini masih menjadi topik penelitian menarik bagi para ahli. Dari berbagai studi yang telah dilakukan, terungkap pembangkitan siklus itu berkaitan dengan proses internal matahari. Terjadi pada suatu lapisan di bawah fotosfer yang disebut lapisan konvektif.

Lapisan konvektif mempunyai ketebalan sekira 30 dari jari-jari matahari. Namun, lapisan ini memunyai peranan penting dalam proses penjalaran energi yang dibangkitkan oleh inti matahari sebelum dipancarkan keluar dari fotosfer. Di antara inti dan lapisan konvektif terdapat lapisan radiatif.

Satu-satunya teori yang bisa menjelaskan fenomena siklus 11 tahun secara tepat adalah teori "Dinamo Matahari" (Solar Dynamo). Seorang pakar bidang ini, Prof. Hirokazu Yoshimura dari Departemen Astronomi, Universitas Tokyo, telah melakukan studi intensif proses dinamo matahari melalui simulasi 3D menggunakan komputer. Begitu ketatnya menjaga kerahasiaan penelitian yang tengah dilakukan, laboratorium tempat ia bekerja senantiasa tertutup rapat. Salah seorang staf Matahari Watukosek-LAPAN, Maspul Aini Kambry, boleh jadi satu-satunya orang Indonesia yang sering berdiskusi di dalam laboratoriumnya ketika ia mengambil program doktor.

Melalui kerja sama penelitian, mereka berhasil membuktikan adanya siklus 55 tahun (55 years grand cycle) berdasarkan hasil simulasi dinamo matahari, yang dikonfirmasi melalui analisis observasi bintik menggunakan data dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ). Penemuan yang dituangkan dalam tesis doktor M.A. Kambry, sempat diekspos salah satu koran terkemuka Jepang, Yomiuri Shimbun, setelah dipresentasikan dalam suatu simposium astronomi (tenmon gakkai) di Jepang, 13 tahun silam. (forumsains.com, astronomi.us)

NASA Tangkap Gambar Angin Tornado Raksasa Mars

Gambar angin tornado Mars yang diambil oleh Mars Reconnaissance Orbiter dengan kamera HiRISE (High Resolution Imaging Science Experiment) pada 14 Maret 2012. Image credit: NASA
Jika pada beberapa waktu lalu, astronomi.us menulis artikel tentang angin puting beliung yang terjadi di Mars, namun kali ini Mars kembali dilanda badai angin tornado yang lebih dahsyat dari sebelumnya. Mars Reconnaissance Orbiter baru-baru ini berhasil menangkap gambar angin tornado yang terjadi di Mars. Angin tornado tersebut sangat besar dengan tinggi mecapai 20 km (12 mil) dan berada di Region Amazonis Plantitia di Utara Mars.  Kamera HiRISE (High Resolution Imaging Science Experiment) mengambil gambar tersebut pada 14 Maret 2012.

Angin tersebut disebabkan oleh suhu udara di permukaan tanah planet Mars yang meningkat dengan cepat, bertemu dengan udara dingin diatasnya kemudian berputar membentuk angin dan menghisap debu yang ada di bawahnya. (universetoday.com, astronomi.us)

Friday, April 6, 2012

Tornado Raksasa di Matahari Terekam Satelit NASA

Tornado dahsyat di Matahari. Image credit: NASA
Satelit NASA secara mengejutkan menangkap gambar adanya tornado raksasa yang bergerak di permukaan matahari. Menyeramkannya, tornado ini melebihi besar Bumi.

Menurut keterangan NASA, tornado ini bisa menjangkau ratusan ribu kilometer ke luar angkasa. Sementara proses pembentukan tornado di permukaan matahari ini tampak stabil, kecepatan gerak tornado ini mencapai 482.800km/jam.

Fenomena langka yang belum bisa dijelaskan secara penuh oleh para ilmuwan ini direkam Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA selama periode 30 jam di awal bulan ini. SDO sedang berada dalam misi lima tahun untuk mengawasi aktivitas matahari.

Tornado ini memiliki suhu 8.000C dan pertama diketahui pada 1996. (inilah.com, astronomi.us)

Ilmuwan NASA Analisa Bagian Terang Asteroid Vesta

Bagian terang dari asteroid Vesta. Image credit: straitstimes.com
Para ilmuwan NASA kini sedang menganalisa titik terang pada sebuah asteroid raksasa, yang mungkin mewakili materi termurni dari objek angkasa tersebut. NASA baru saja merilis sejumlah gambar baru dari asteroid Vesta yang diambil melalui pesawat luar angkasa tak awak Dawn.

Di sejumlah gambar yang berhasil diabadikan, terlihat beberapa wilayah di permukaan asteroid terlihat lebih terang ketimbang yang lain. Demikian seperti dikutip dari ST.

Sampai saat ini para ilmuwan masih terus meneliti untuk menjelaskan apa yang membuat permukaan itu lebih terang ketimbang areal lainnya, yang diperkirakan komposisinya sama seperti pertama kali asteroid tersebut terbentuk; sekira empat miliar tahun yang lalu.

Dawn telah mempelajari Vesta sejak pesawat tersebut memasuki orbit sejak tahun lalu. Musim panas tahun ini Dawn juga berencana untuk meninggalkan Vesta untuk menuju asteroid lainnya, yakni Ceres, yang diperkirakan sampai pada tahun 2015. (inilah.com, astronomi.us)

Monday, March 26, 2012

Astronom Temukan Lubang Hitam Super Besar

Ilustrasi bintang yang bergerak di pusat galaksi yang memiliki lubang hitam supermassif.. Image credit: Lynette Cook
Tim peneliti yang dipimpin oleh astronom Universitas California, Berkeley, menemukan dua lubang hitam super besar, mengalahkan ukuran lubang hitam terbesar yang ada sekarang.

"Mereka seperti monster. Kami tidak menyangka menemukannya karena mereka lebih masif dari yang bisa diperkirakan dari karakteristik galaksinya," kata Chung Phei Ma, astrofisikawan Berkeley yang terlibat penelitian, kepada AP, Senin (6/12/2011).

Satu lubang hitam berada di galaksi NGC 3842, di kluster Leo, berjarak 320 juta tahun cahaya dari Bumi. Ukuran lubang hitam itu sekitar 9,7 juta kali massa Matahari.

Lubang hitam kedua yang ditemukan berada di galaksi NGC 4889, di kluster Coma. Berjarak 335 juta tahun cahaya dari Bumi, ukuran lubang hitam ini sekitar 10 juta kali massa Matahari.

Begitu besarnya, dua lubang hitam tersebut mengalahkan lubang hitam di galaksi elips Messier 87 yang memiliki ukuran 6,3 juta kali massa Matahari.

Sementara, menurut Nicholas McDonnel, pemimpin peneliti, dua lubang hitam terbesar yang ditemukan berukuran 2.500 kali lubang hitam di galaksi Bimasakti.

Ma menjelaskan, "Dua lubang hitam supermasif ini memiliki massa yang sama dengan quasar muda, dan mungkin merupakan missing link antara quasar dan lubang hitam supermasif yang kita lihat sekarang."

Lubang hitam adalah obyek yang punya daya tarik kuat sehingga cahaya pun tak bisa lepas darinya. Hampir setiap galaksi memiliki lubang hitam. Kuasar adalah obyek paling jauh dan paling terang di semesta.

Penemuan lubang hitam ini memberikan pertanyaan baru bagi para ilmuwan, bagaimana lubang hitam tumbuh. Ilmuwan mengatakan bahwa pertumbuhan lubang hitam mungkin dipengaruhi oleh ukuran galaksi. "Kita tahu bahwa galaksi yang besar adalah gabungan dari galaksi yang lebih kecil. Lubang hitam di pusat galaksi bisa bergabung menjadi yang lebih besar," kata ma, seperti dikutip Space.

"Tapi, lubang hitam juga bisa tumbuh besar dengan mengisap gas. Ini seperti menyatakan apakah anak tumbuh tinggi karena orangtua yang tinggi atau karena makan banyak bayam," ujar Ma.

Penelitian ini akan dipublikasikan di jurnal Nature, Kamis (8/12/2011). Ma mengatakan, penemuan lubang hitam yang lebih besar lagi masih dimungkinkan.(kompas.com, astronomi.us)

Gravitasi Lubang Hitam Bisa Melemparkan Planet

Citra hasil simulasi yang bakal terlihat di sekitar lubang hitam saat cahaya dibelokkan akibat tersedot gravitasi sangat kuat. Image credit: Alain Riazuelo/IAP/UPMC/CNRS
Simulasi komputer menunjukkan bahwa gravitasi lubang hitam bisa melemparkan planet keluar dari orbitnya.

Planet yang terlempar lumrahnya akan bergerak dengan kecepatan 11-16 juta km per jam. Namun, bisa saja kecepatan mencapai 48 juta km per jam.

"Planet-planet itu akan menjadi benda tercepat yang bergerak di galaksi kita," kata Avi Loeb, peneliti di Harvard Smithsonian Center for Astrophysics di Massachusets, Amerika Serikat, seperti dikutip BBC, Jumat (23/3/2012).

Perlu diketahui, dengan kecepatan itu, planet bergerak 450 kali lebih cepat daripada kecepatan revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dengan kecepatan itu, manusia bisa pergi dari London ke New York hanya dalam waktu kurang dari 1/2 detik, atau bisa pergi ke Bulan dalam waktu hanya 30 detik.

Bagaimana planet bisa terlempar?

Peristiwa ini bisa dialami oleh planet yang ada dalam sistem bintang ganda atau tata surya yang memiliki dua bintang.

Jika tata surya tersebut ada di dekat lubang hitam, maka lubang hitam akan memakan salah satu bintang. Sementara itu, bintang lain akan terlempar jauh dengan kecepatan super-tinggi.

Planet-planet pengorbit bintang yang dimakan itulah yang bisa terlempar.

Menurut para astronom, terlemparnya planet ini pernah diobservasi tujuh tahun lalu. Astronom mendeteksi adanya benda angkasa yang bergerak keluar dari Bimasakti dengan kecepatan 2,4 juta km per jam.(kompas.com, astronomi.us)

Saturday, March 24, 2012

Fenomena Bunyi Misterius dari Langit

Image credit: dailymail.com
Bunyi atau suara-suara misterius hampir pernah terdengar di seluruh planet kita ini. Dalam beberapa kasus bahkan suara aneh itu dapat memicu bunyi alarm mobil.

Suara gaduh yang terdengar belum lama ini dari Eropa hingga Kanada, terdengar seperti erangan dan klakson yang sangat kencang.

Di Jerman suara-suara misterius dari langit itu sempat direkam pada kamera video dan telah di-upload ke YouTube dengan suara alarm mobil yang terdengar sangat kencang.

Di internet telah heboh dengan sejumlah teori seputar dari mana datangnya suara aneh tersebut. Ada yang berpendapat bahwa Yesus telah kembali dan dunia akan segera berakhir.

Namun para ahli mengatakan, peristiwa itu dapat dijelaskan secara rasional.

Jean-Piere St. Maurice pakar Fisika dari Universitas Saskatchewan mengatakan bahwa peristiwa itu adalah kebisingan elektromagnetik yang dipancarkan dari aurora dan sabuk radiasi.

David Deming, ilmuwan dari Universitas Olkahoma, sebelumnya pernah menulis bahwa fenomena itu disebut Hum—‘suara misterius yang tidak dapat dilacak dan telah terdengar di sejumlah lokasi di seluruh dunia oleh sekitar dua puluh persen penduduk dunia.’

Menulis dalam Journal of Scientific Exploration, ia mengatakan bahwa sumber dari peristiwa Hum mencakup transmisi telepon dan ‘pesawat yang dioperasikan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk tujuan komunikasi kapal selam.’

Menurut NASA, Bumi memiliki 'sejumlah pancaran radio alami'.

Badan antariksa tersebut mengatakan, “Jika manusia memiliki antena radio bukan telinga, kita akan mendengar sebuah simponi luar biasa dari suara-suara aneh yang datang dari planet kita sendiri.”

“Suara itu terdengar seperti musik latar dari sebuah film fiksi ilmiah flamboyan namun bukan fiksi ilmiah. Pancaran alami radio Bumi adalah nyata, meskipun kebanyakan dari kita tidak menyadari namun fenomena itu ada di sekitar kita sepanjang waktu.”

Sebagai contoh, suara petir yang mengakibatkan rasa takut adalah terdengar dari pancaran radio, NASA menambahkan.

Gempa bumi juga dapat menghasilkan suara audible, menurut pakar gempa Brian W Stump dari Southern Methodist University, Dallas. (erabaru.net, astronomi.us)

Insinyur Gunakan Robot Untuk Perbaikan dan Pengisian Bahan Bakar ISS

Robot Dextre Kanada (tengah) dan Robot pengisian bahan bakar (RRM) NASA bersama-sama melakukan penelitian terobosan robotika ISS pada Maret 2012. Tangan robot Dextre digunakan untuk memahami alat kerja khusus pada RRM untuk percobaan gerak untuk menunjukkan pengendalian perbaikan dari jarak jauh dan pengisian bahan bakar dari satelit. Image Kredit: NASA
Tim gabungan isinyur dari Amerika dan Kanada telah mengambil satu langkah besar dalam dunia antariksa yaitu dengan menggunakan robot untuk melakukan perbaikan dan pengisian bahan bakar Robotic Refueling Mission (RRM) di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Eksperimen tersebut membuktikan bahwa robot yang dikendalikan dari jarak jauh dan di ruang vakum, bisa melakukan tugas-tugas dengan tingkat presisi tinggi yang memerlukan gerakan yang sangat halus dan tepat. Percobaan tersebut mempu memperpanjang usia satelit yang mengorbit di oatas Bumi dengan hanya mengirimkan robot untuk memperbaikinya.

Dikutip dari universetoday.com, Sabtu (24/03/2012) Tujuan dari eksperimen ini yaitu untuk menggantikan astronot yang berada di ISS sehingga astronot terebut bisa melakukan hal-hal penting atau percobaan ilmiah yang memerlukan intervensi dari manusia.

Selama tiga hari mulai 7 Maret hingga 9 Maret 2012, insinyur melakukan operasi bersama antara Misi Robotic Refueling Mission (RRM) dan Canadian Space Agency's (CSA) robotic "handyman" disebut sebagai robot Dextre yang secara resmi dijuluki Manipulator sebagai robot perbaikan.

"Ini adalah semua tentag kesuksesan. Dengan RRM, kita benar-benar membuka jalan bagi eksplorasi robot masa depan dan pelayanan satelit, "Ungkap Cassidy, Hardware Manajer RRM di NASA Goddard Spaceflighter Center di Greenbelt. (Adi Saputro/astronomi.us)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto