Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Saturday, September 10, 2011

Wah, Ternyata Emas Berasal Dari Luar Angkasa

LONDON - Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan bukti bahwa beberapa logam berharga, antara lain emas dan platinum, berasal dari angkasa luar miliaran tahun lalu.

Para peneliti dari Universitas Bristol, Inggris mengambil kesimpulan berdasarkan penelitian terhadap endapan berusia empat miliar tahun di Greenland. Mereka menemukan isotop yang berada di dalam endapan jelas berbeda dengan isotop yang berasal dari Bumi.

Menurut mereka, perbedaan ini memperkuat teori yang menyebutkan logam-logam berharga yang kita gunakan sekarang ini sampai ke bumi melalui pelepasan sebuah meteor besar ketika meteor baru berusia 200 juta tahun. Logam emas dan logam-logam berat lain kemudian tenggelam ke dalam inti bumi yang meleleh pada masa-masa awal.

”Namun asal-muasal pertama dari emas yang kini menjadi barang perhiasan dalam bentuk cincin, kalung dan lain-lain bahkan lebih eksotis,” lapor wartawan BBC, Risto Pyykkö.

Menurut ilmuwan, logam emas terbentuk akibat benturan antar bintang-bintang neutron, ledakan paling dasyat yang pernah terjadi di alam semesta. (Sumber: yahoo.co.id)

Friday, September 9, 2011

7 Skenario Astronom Menemukan Alien

Ilustrasi alien. Credit: bloggers.com
Ini masih jadi misteri besar: apakah selain manusia, ada mahluk cerdas lain di jagad raya ini. Pencarian mahluk ekstraterresterial (ET) bahkan dimulai sejak 50 tahun lalu, ketika ilmuwan Universitas Cornell, Frank Drake mengarahkan teleskop radio ke arah bintang, mengharap bisa menangkap transmisi dari alien.

Tak hanya itu, menurut astrofisikawan, Stephen Hawking, pada 4 Februari 2008, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah mengirimkan pesan ke luar angkasa. Isinya, lagu 'Across the Universe' milik The Beatles. Namun, tak pernah ada jawaban. Tak ada bukti sahih yang mendukung keberadaan manusia luar angkasa.

Namun, penemuan baru-baru ini membuat harapan menemukan ET kembali membuncah. Astronom, Univeristas Yale mengestimasi ada  300 sextillion bintang di angkasa, ini berarti tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya.

Sementara  Lisa Kaltenegger dari Harvard University mengatakan, para ilmuwan yakin, separuh bintang di galaksi memiliki planet yang ukurannya dua sampai 10 kali ukuran Bumi. 'Bumi super' atau 'super Earths' itu mungkin menopang kehidupan. Sementara peneliti lain menemukan mikroba yang hidup di arsenik.

"Bukti yang mengarah semakin kuat," kata Carl Pilcher, Direktur Institut Astrobiologi NASA.  "Saya berpikir siapapun melihat bukti ini akan berkata, pasti ada kehidupan di luar sana."

Alih-alih menemukan kembaran manusia, ilmuwan saat ini masih dalam tahap mendekat ke penemuan tanda-tanda kehidupan yang mikroskopis. Meski harapan itu masih ada.

Berikut ini skrenario penemuan mahluk alien yang dilakukan para astronom:

1. Mars. Planet merah ini memiliki air di bawah tanah yang merupakan salah satu kunci kehidupan. Para ilmuwan menduga, kemungkinan besar ada mikroba yang hidup di bawah tanah, meski robot pencari yang menyisir Mars belum menemukan satu pun.

2. Europa. Satelit Planet Yupiter ini memiliki radiasi di permukaannya yang bisa membunuh nyawa mahluk hidup. Namun di bawah lautan beku di sana ada kemungkinan beberapa jenis mikroba hidup di sana -- di bagian yang cair.

3. Enceladus (baca: en-sell-ah-dus). Satelit mini Planet Saturnus ini memiliki bulu supersonik gas dan debu yang ditembakkan dari permukaannya. Ini adalah indikasi, enceladus memiliki zat cair yang berfungsi menopang kehidupan.

4. Titan. Bulan terbesar Planet Saturnus ini memiliki cairan seluas samudera. Namun, ada dugaan itu adalah cairan methan.

5. Planet ekstrasolar atau di luar tata surya. Para astronot menggunakan teleskop yang bisa mendeteksi keberadaan atmosfer di permukaan planet-planet tersebut, dari sini bisa dicari tahu keberadaan proses fostosintesis atau proses biologis lainnya.

6. Di Bumi. Mencari alien di Bumi? Jangan salah, para ilmuwan juga menyisir Bumi untuk mencari keberadaan mahluk asing -- yang mungkin terbawa ke Bumi dari meteorit atau komet yang menyelonong masuk. Para ilmuwan menggali potensi temuan kehidupan asing di dasar laut atau di bawah es Antartika, yang tak biasa dan bisa jadi berasal dari luar angkasa.

7. Dari sinyal radio. Usaha Frank Drake masih berlanjut. Sejumlah ilmuwan masih setia menyisir langit, mencari transmisi alien dari luar angkasa. (Sumber: vivanews.com)

Pencemaran di Kennedy Space Center

Pesawat ulang alik. Credit: howstuffworks.com
Setelah misi pesawat ulang alik NASA berakhir, ditandai dengan pendaratan Atlantis 21 Juli yang lalu, rupanya masih tersisa masalah dalam rehabilitasi lingkungan di fasilitas area peluncuran pesawat Kennedy Space Center, Florida yang telah tercemari.

Berdasarkan laporan Florida Today, setelah lima dekade digunakan sebagai area peluncuran, tanah berpasir di lintasan Kennedy Space Center terkontaminasi oleh unsur-unsur kimia. Pembersihan sisa-sisa pencemaran tersebut butuh dana sebesar US$96 juta (sekitar Rp823 miliar) dalam waktu 30 tahun mendatang, termasuk US$6 juta untuk tahun ini.

Zat pencemar terbanyak yang ditemukan pada kandungan tanah adalah trikloroetilena (trichloroethylene/TCE), yaitu zat yang dipakai untuk membersihkan mesin roket. TCE menyapu bersih kelebihan hidrokarbon, yang tertinggal tatkala proses pembakaran bahan bakar roket. Praktiknya NASA baru berhenti membuang TCE ke tanah pada pertengahan 1970.

Secara keseluruhan, diperkirakan ada 267 jenis pencemar di area peluncuran itu, tapi 141 di antaranya telah dibersihkan, dan yang lain berada di berbagai tahap penilaian atau remediasi. Terdapat pelarut, arsenik, dan nikel dalam tanah di sekitar Landasan 39B. NASA kini sedang mengembangkan cara baru dalam upaya pembersihannya.

Selain pencemaran tanah, polusi udara di area tersebut juga tinggi. Bahkan dikatakan, peluncuran pesawat ke luar angkasa berpotensi mengubah keadaan atmosfer serta memperburuk pemanasan global. (Popsci.com, Nationalgeographic.co.id)

Siap-siap: Ribuan Bom Waktu di Bima Sakti

Galaksi Bima Sakti. Credit: NASA
Galaksi Bima Sakti mungkin menyimpan ribuan bom waktu. Setidaknya begitulah berdasarkan penelitian baru yang menyatakan bahwa setiap bintang tua akan melambat putarannya dan menciptakan supernova. Ledakan ini akan memecah galaksi kita di mana terdapat sistem tata surya kita di dalamnya.

"Akan tetapi kami belum menemukan satu bintang yang termasuk dalam kateogri bom waktu tersebut," ungkap astrofisika, Rosanne Di Stefano. Jenis supernova yang sedang diteliti oleh Rosanne adalah supernova la yang akan terjadi jika bintang kerdil tidak lagi stabil. Sebenarnya, massa dari bintang kerdil yang disebut massa Chandrasekhar, tidak cukup untuk menciptakan supernova, namun ada dua hal yang dapat membuat ledakan besar itu tercipta, yaitu sumbangan gas dari bintang lain dan fusi dari dua bintang kerdil.

Rosanne mengatakan bahwa putaran dari bintang kerdil mungkin dapat memcahkan teka-teki. Proses rotasi ke atas dan ke bawah akan menunda waktu peledakan. Akan tetapi, saat rotasi melambat, maka gravitasi akan mengakibatkan terciptanya ledakan tersebut. "Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rotasi sebuah bintang kerdil," kata Rosanne. Proses rotasi dapat menambah waktu untuk "bom" tersebut. Hal ini akan memungkinkan bintang lain berkembang menjadi bintang kerdil.

Di galaksi ini, peneliti memperkirakan supernova la terjadi tiga kali tiap seribu tahun. Jika bintang kerdil membutuhkan jutaan tahun untuk meledak, maka akan ada puluhan pra-ledakan dalam beberapa ribu tahun cahaya dari Bumi.

"Sampai sekarang kami hanya tahu bintang kerdil dengan massa Chandrasekhar dan kami belum menemukan massa super Chandrasekhar, akan tetapi kami akan memburu mereka," tambah Rasmus Voss dari Radboud University Nijmegen, Belanda. (Science Daily, Nationalgeographic.co.id)

Dahulu Bumi Pernah Punya Dua Bulan

Bulan. Credit: Luc Viatour
Bumi ini diperkirakan memiliki dua bulan miliaran tahun yang lalu. Bulan kedua itu hilang setelah menabrak bulan yang kita lihat saat ini. 

Pecahan-pecahannya mengganggu permukaan bulan yang saat itu masih mendingin. Teori ini menjelaskan perbedaan permukaan bulan yang menghadap Bumi dengan permukaan yang tidak menghadap Bumi. Permukaan bulan yang mengadap Bumi jauh lebih mulus daripada permukaan bulan di sisi lain.

"Kedua bulan terbentuk setelah puing-puing yang dilontarkan Mars menabrak Bumi di awal pembentukan," jelas para peneliti dari University of California, Santa Cruz. Bulan kedua lebih kecil daripada bulan saat ini. Ukurannya hanya sepertiga puluh bulan yang kita kenal. Posisinya, 60 derajat di depan atau belakang bulan.

Erik Asphaug, dari University of California, dan Martin Jutzi, dari University of Berne, menjelaskan bahwa kedua bulan berdampingan selama 10 juta tahun. "Waktu yang cukup lama untuk benar-benar jadi solid," kata Aspaug yang seorang ahli keplanetan. Gravitasi bumi secara perlahan menyebabkan lintasan kedua bulan berubah, ditambah lagi munculnya gravitasi matahari. Gangguan tersebut membuat lintasan bulan yang lebih kecil berubah.

Saat kedua bulan itu bertabrakan, bulan yang kecil hancur dan puing-puingnya menutupi setengah dari permukaan bulan yang besar. "Karena itulah salah satu permukaan bulan agak aneh," jelas kedua peneliti yang membuat simulasi komputer untuk mengetahui kejadian tabrakan.

Pada sisi yang tampak dari Bumi, permukaan bulan didominasi oleh dataran lava yang disebut "maria". Sisi mengantung potasium, berbagai unsur yang jarang ditemui di Bumi, dan fosfor--atau dikenal dengan istilah "KREEP". Sementara itu, permukaan bulan di sisi yang lain bergunung dengan kerak yang tebal.

Teori lain menyebutkan, maria merupakan hasil dari gravitasi Bumi. Asphaug dan Jutzi membantah teori tersebut dan mengatakan bahwa saat bulan kecil menabrak, mereka meluncurkan KREEP ke sisi bulan yang lain. "Tabrakan tidak menciptakan kawah yang besar, hanya sedikit lebih besar dari penabrak," papar Asphaug.

Kebetulan, dalam waktu dekat NASA akan mengirim sepasang satelit kembar untuk memetakan bulan dan mempelajari komposisi bagian dalam bulan. Teori Asphaug dan Jutzi akan dibuktikan. (Sumber: Nature, Popsci, Nationalgeographic.co.id)

Mengungkap Misteri Terbentuknya Alam Semesta / Jagat Raya

Oleh Amien Nugroho

Sebuah bola yang jatuh gedung bertingkat 20 ke tanah disebabkan oleh gaya gravitasi yang dibawa partikel graviton. Sementara itu, pesawat televisi bisa menerima siaran langsung dari studio yang berjarak ribuan mil disebabkan oleh gelombang elektromagnetik yang dibawa partikel foton.

Selain dua contoh gaya atau interaksi fundamental alami itu, dikenal pula dua gaya lain, yakni gaya (interaksi) kuat dan gaya lemah. Dengan memanfaatkan sekelompok partikel subatom yang disebut gluon, gaya kuat mengikat proton-proton dan neutron-neutron dalam inti atom. Adapun gaya lemah bertanggung jawab atas peluruhan zat radioaktif dan memegang kendali dalam penggabungan inti atom (fusi) yang memberi tenaga pada bintang dan matahari agar tetap bercahaya. Pembawa gaya lemah tak lain partikel W dan Z. Itulah empat gaya alam fundamental yang secara alami ada di sekitar, meski sering tak kita sadari.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivAndOw30LXp5WewiXSHOaZznFY1JiQr-yvPnI0sNxzNeJcSMw5N4zyWgetljtsWLa6ICMYR3cHNAH6VzJYY8NUr74Y4n1FPNYtWl-e7Q-MOraMJ8zCXVjX97R97XM8Q_8EoVUhEiY6Ec/s1600/across-the-universe.jpg
Universe

Albert Einstein-lah yang kali pertama menggabungkan keempat gaya dalam teori umum, yakni Teori Segala Sesuatu (Theory of Everything). Pertama, dia menggabungkan gaya gravitasi dan elektromagnetik karena secara matematika kedua interaksi itu bersifat sama, yaitu berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Einstein menghabiskan lebih dari 30 tahun sisa hidupnya untuk berkutat dalam masalah itu. Namun dia gagal.

Namun mimpi Einstein tak berlalu begitu saja. Banyak fisikawan top dunia berupaya mewujudkan impian menggabungkan gaya di alam semesta ini menjadi gaya tunggal. Langkah paling kondang adalah upaya trio fisikawan terkemuka, Steven Weinberg, Sheldon W Glashow, dan Abdus Salam. Ketiganya dianugerahi Nobel bidang fisika tahun 1970 atas karya mereka memadukan gaya lemah dan gaya elektromagnetik menjadi gaya elektro lemah (electroweak theory). Tahun 1984, giliran Carlo Rubbia dan Simon van der Meer yang bekerja di Pusat Riset Nuklir Eropa (CERN) di Genewa, Swiss, memperoleh Nobel karena eksperimen mereka yang membuktikan keberadaan partikel W dan Z yang merupakan partikel pembawa gaya lemah.

Setelah teori elektro lemah diperteguh dengan hasil eksperimen Rubbia, para fisikawan top dunia makin bersemangat menyusun teori yang lebih komprehensif dengan memasukkan gaya kuat. Teori yang memadukan ketiga gaya alam fundamental — gaya lemah, gaya kuat, dan elektromagnetik — disebut Grand Unified Theory atau Teori Paduan Agung. Teori yang khusus membahas gaya kuat dinamakan kromodinamika kuantum (quantum chromodynamics).

Banyak versi Teori Paduan agung diajukan, antara lain grup simetri yang disebut SU(5). Pembuktian kesahihan teori itu antara lain berasal dari peluruhan proton yang sejauh ini dianggap stabil. Namun hingga saat ini belum ada konfirmasi akhir tentang proton yang meluruh dengan sendirinya atau secara spontan. Peluruhan proton itu menjadi mungkin dengan turut campurnya partikel hipotetik, yaitu partikel bermassa 10 pangkat 34 kali massa proton dan mempunyai momentum sudut spin intrinsik 0 atau 1 serta mempunyai warna yang sama dengan warna antiquark.
Teori Kemanunggalan Teori Segala Sesuatu memiliki banyak versi, antara lain Teori Supersimetri dan Superstring. Namun jelas, Teori Segala Sesuatu mempunyai arti sebagai teori “kemanunggalan agung” yang menggabungkan semua teori fisika menjadi hanya sebuah teori terpadu-manunggal yang biasanya diekspresikan dalam bentuk persamaan matematika tunggal yang agung.

Supersimetri boleh dikatakan merupakan penjelasan lebih lanjut dari Teori Paduan Agung dengan menambah satu gaya lagi, yakni gravitasi, pada ketiga gaya. Dalam teori itu, kakas atau gaya gravitasi yang dibawa partikel graviton digabungkan dengan ketiga gaya alami tersebut yang dibawa ermion dan boson. Semua partikel pembawa gaya merupakan boson, yakni partikel yang memiliki spin intrinsik bilangan bulat (0, 1, 2 dan seterusnya). Adapun fermion adalah partikel yang membentuk semua yang ada (partikel materi) di semesta ini dan memiliki spin intrinsik ž bilangan ganjil (1/2, 3/2, 5/2, dan seterusnya). Dalam supersimetri, partikel boson paling besar adalah foton, graviton gluon, partikel W dan Z. Adapun partikel fermion dasar adalah quark (yang membangun proton dan neutron), neutrino, elektron dan keluarganya (tau serta mu).

Jika dalam supersimetri suatu partikel dianggap merupakan sebuah titik, dalam superstring partikel digambarkan sebagai sebuah dawai (string) yang berpilin. Teori itu lahir tanpa sengaja akhir tahun 60-an, ketika Leonard Susskind dari Stanford University menguraikan persamaan matematika Gabriele Veneziano (Itali) untuk interaksi kuat. Menurut teori itu, segalanya di alam semesta ñ semua partikel elementer dan interaksi dan bahkan ruang-waktu itu sendiri ñ dipandang sebagai dawai sepanjang kurang dari 10 pangkat -33 cm, namun memiliki tegangan sangat besar. Dawai itu bergetar dan berputar dalam suatu semesta multidimensi.

Satu dimensi tambahan ñ selain dimensi panjang, lebar, kedalaman, dan waktu ñ secara matematis diperlukan untuk menghindari tachyons (partikel yang bergerak lebih cepat daripada cahaya) dan ghosts (partikel yang dihasilkan dari probabilitas negatif). Dimensi-dimensi tambahan itu lantas termampatkan dan berpilin dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil yang tak dapat diamati. Partikel elementer yang berbeda berhubungan dengan dawai yang berosilasi dengan tingkatan berbeda pula. (Jika bagian ini terasa absurd, pada Anda, saya ucapkan, “Welcome to the jungle.”) Teori itu memungkinkan penggabungan medan gravitasi dan ketiga interaksi lain. Namun sampai sekarang belum ada satu pun teori yang betul-betul dapat diandalkan untuk menggabungkan keempat jenis interaksi itu, karena belum ada teori yang secara meyakinkan mampu menjelaskan keberadaan gravitasi kuantum.
Teori Relativitas Umum Salah satu postulat Teori Relativitas Umum Einstein menyatakan, singularitas (suatu keadaan ketika kelengkungan ruang-waktu menjadi tak-hingga dan konsep mengenai ruang-waktu, dan tentu juga hukum-hukum fisika, kehilangan arti atau tak berlaku lagi) dapat terjadi, tetapi tak mampu menjawab pertanyaan kapan singularitas terjadi. Teori itu pun oleh para fisikawan dianggap belum lengkap, karena belum bisa digabungkan dengan asas ketidakpastian Heinsenberg yang merupakan pilar utama dari teori besar lain, yakni mekanika kuantum.

Mekanika kuantum yang dikembangkan pada permulaan abad ke-20 dipakai untuk menjelaskan perilaku sistem-sistem teramat kecil, seperti atom dan partikel elementer lain. Mekanika kuantum memprakirakan suatu elektron tidak memiliki posisi tertentu, tetapi mempunyai kebolehjadian tertentu untuk ditemukan di suatu posisi. Pada sebuah atom, elektron-elektron tersebar dalam suatu daerah tertentu di sekeliling inti atom dengan rapat kebolehjadian yang berhingga, bahkan di inti sekalipun.

Teori klasik memprakirakan rapat kebolehjadian menemukan elektron di inti atom adalah tak hingga. Keadaan itu mirip prakiraan relativitas umum klasik yang menyatakan terdapat singularitas saat Bing Bang (Dentuman Besar). Karena itu, bila relativitas umum dan mekanika kuantum digabungkan menjadi sebuah teori gravitasi kuantum akan diketahui kemunculan singularitas adalah sebuah cacat yang sangat mengganggu.

Indikasi awal itu merupakan masalah utama adalah dari temuan runtuhnya bintang menjadi lubang hitam (black hole) yang ternyata tidak “benar-benar hitam” jika prinsip ketidakpastian Heisenberg diperhitungkan. Alih-alih lubang hitam akan memancarkan partikel dan radiasi dengan laju pancar yang terus meningkat sampai lubang hitam tersebut benar-benar lenyap dalam suatu denyar ledakan yang mahahebat, lenyapnya (penguapan) lubang hitam tetap tidak menandakan bahwa runtuhnya gravitasi akan membawanya menuju ke suatu akhir waktu yang sebenarnya.

Dalam Teori Relativitas Umum klasik yang tak melibatkan prinsip ketidakpastian, keadaan awal semesta merupakan sebuah titik yang berapat tak hingga. Akan sangat sulit menentukan syarat batas bagi semesta di titik singularitas itu. Namun bila mekanika kuantum diperhitungkan, akan terdapat kemungkinan terganggunya singularitas dan ruang-waktu akan membentuk permukaan empat dimensi yang tertutup dan tak berbatas seperti permukaan bumi kita, tetapi dengan tambahan dua dimensi ekstra. Itu berarti semesta benar-benar berdiri sendiri dan memang tak membutuhkan syarat batas tertentu. Dan, tentu tak perlu pula memunculkan asumsi ada singularitas. Maka dapatlah dinyatakan syarat batas semesta adalah ketiadaan syarat batas.

Tags: Proses terbentuknya alam semesta / jagat raya, Teri terbentuknya alam semesta / jagat raya, Bagaimana alam semesta / jagat raya terbentuk

NASA Tunda Peluncuran GRAIL ke Bulan

GRAIL. Credit: google
FLORIDA - NASA mengumumkan penundaan keberangkatan pesawat ruang angkasa untuk misi ke Bulan. Gravity Recovery And Interior Laboratory (GRAIL) kemungkinan akan diberangkatkan Sabtu, 10 September 2011.

Sebenarnya NASA berencana untuk meluncurkan GRAIL hari ini, namun mereka justru menemukan masalah pada sistem pendorong roket Delta II. Sementara itu salah seorang pejabat NASA menjelaskan jika bahan bakar Delta 2 juga belum diisi kembali setelah percobaan peluncuran pertama, Kamis lalu. Demikian seperti dikutip Space.com, Jumat (9/9/2011).

NASA menyatakan jika GRAIL akan lepas landas dari Cape Canaveral Air Force Station (CCAFS) dengan menaiki roket Delta II yang akan diberangkatkan Sabtu mendatang.

Ini berarti misi ke Bulan kali ini tidak sesuai dengan harapan yang sebelumnya disampaikan oleh beberapa ahli. Sebelumnya para ahli menyatakan hanya ada dua kesempatan untuk melakukan peluncuran yaitu di hari Kamis, tepatnya pada pukul 08:37 dan 09:16 waktu setempat. Jika peluncuran itu berhasil dan sesuai dengan kesempatan yang ada, maka GRAIL akan dipastikan mendarat di Bulan saat Tahun Baru nanti.

Nampaknya GRAIL yang memiliki misi untuk memetakan inti dari gravitasi yang ada di sekitar Bulan secara rinci, akan lebih lama tiba di Bulan. Ini dikarenakan penundaan peluncuran yang tidak sesuai dengan kesempatan yang ada dan mungkin akan tiba di Bulan jauh melebihi target yang sudah ditentukan. (Sumber: okezone.com)

NASA Rilis Video Serangan 9/11 dari Luar Angkasa

Foto kejadian 11 Sepetember dari luar angkasa. Credit: huffingtonpost.com
NASA merilis video yang diambil dari luar angkasa selama serangan 11 September (9/11) di World Trade Center New York. Seperti apa?

Pada pagi serangan itu, warga Amerika Frank Culbertson sedang berada di International Space Station (ISS) bersama dua kosmonot Rusia lain. Selama mengorbit Bumi, mereka melintasi New York dan merekam video kepulan asap mendebarkan dari Manhattan itu.

Culbertson yang baru-baru ini diwawancarai untuk memperingati 10 tahun 9/11 ini mangaku masih bisa mengingat reaksi awal pada berita tersebut. Ia mengaku sedang membaca novel Tom Clancy saat itu dan ia merasa seolah tersedot dalam buku itu.

“Seperti yang kami dengar dan digambarkan, kejadian ini menjadi sangat nyata,” ujarnya seperti dilaporkan HuffPost. "Saat melihat ke jendela, kami merekam video saat menara kedua runtuh dan saya tak mengerti apa yang sedang terjadi," lanjutnya.

“Namun, saya tahu, kejadian itu sangat menyeramkan karena ada awan puing raksasa menyelimuti Manhattan. Kemudian semuanya menjadi menyakitkan karena seperti melihat luka di satu sisi negaramu,” paparnya. Berikut video tersebut. (Sumber: inilah.com)


Loading
Posisi Wahana New Horizon Menuju Pluto